Professional Documents
Culture Documents
OLEH :
RAHMAD HARDIANSAH
SAGAF LUKMAN
RAHMI
PEMBAHASAN
A. Definisi
Bursitis adalah peradangan bursa, yang terjadi pada tempat perlekatan tendon atau otot
dengan tulang oleh sebab yang belum diketahui dengan pasti. Bursitis adalah peradangan pada
bursa yang disertai rasa nyeri. Bursa adalah kantong datar yang mengandung cairan sinovial,
yang memudahi pergerakan normal dari beberapa sendi pada otot dan mengurangi gesekan.Bursa
terletak pada sisi yang mengalami gesekan, terutama di tempat dimana atau otot melewati tulang.
Dalam keadaan normal, sebuah bursa mengandung sangat sedikit cairan. Tetapi jika terluka,
bursa akan meradang dan terisi oleh cairan. Bursa yang sering terkena adalah :
1. Bursa sub akromial dan bursa deltoid pada bahu yaitu bursa yang paling penting dalam tubuh,
inflamasi pada bursa ini menimbulkan perasaan nyeri akut serta pergerakan yang terbatas
terutama gerakan abduksi pada sendi bahu, dan nyeri menetap pada insersi deltoid terutama pada
malam hari. Sering kali sekunder akibat robeknya bungkus rotator yang terjadi tanpa di ketahui.
3. Bursitis Achilles yang terdapat pada perlekatan tendon Achilles dengan tulang kallaneus
(retrokalkaneal bursa) dan di antara bursa tersebut dan kulit (bursa sub kutaneous). Menimbulkan
rasa nyeri di daerah tersebut terutama pada kalkaneus posterior. Mudah untuk melakukan
suntikan kortikosteroid dan xilokain pada daerah pembengkakan di sini, tetapi harus hati-hati
tidak boleh ada bolus pada tendon untuk menghindari risiko rupture.
4. Heel spur bursitis. Menimbulkan rasa nyeri pada daerah tumit. Suntikan local kortikosteroid
dan atau lidokain sangat membantu.
5. Anserin bursitis, sering disalah tafsirkan sebagai osteortritis karena dijumpai pada wanita tua
bertubuh gemuk, yaitu berupa rasa nyeri, tegang (tender) dan kadang-kadang membengkak dan
terasa panas di daerah lutut bagian medial inferior, distal garis sendi.
6. Bursitis pre patellar (house maid’s knee dengan keluhan yang khas pada lutut, yaitu rasa nyeri
sewaktu berlutut, terasa kaku, bengkak dan berwarna merah pada bagian anterior lutut (patela).
Penyebab yang paling sering karena lutut sering bertumpu pada lantai. Berbeda dengan sinovitis
pada lutut yang menimbulkan pembengkakan di daerah belakang bagian pinggir lutut.
7. Bursitis olekranon, terdapat pada puncak siku (tip). Hal ini sering terjadi pada posisi dengan
menggunakan siku atau sering jalan tiarap. Walaupun inflamasinya jelas tetapi kadang-kadang
rasa nyeri hanya minimal. Juga dapat timbul pada artristis rheumatoid, gout, akibat trauma dan
infeksi. Pencegahan dilakukan dengan memakai alas karet busa untuk protektif. Kalau perlu
dapat diberi suntikan local kortikosteroid.
8. Bursitis kalkaneal, ada 3 bursa di sekeliling kalkanrus yang dapat mengalami inflamasi dan
menimbulkan rasa sakit yaitu :
a. Bursitis retro kalkaneal pada bagian anterior Achilles.
b. Bursitis post kalkaneal pada bagian posterior Achilles
c. Bursitis sub kalkaneal pada bagian inferior tulang kalkaneus. Bursitis yang berulang-ulang di
tempat ini dapat mengakibatkan tebdnitis pada Achilles dan dapat mengakibatkan rupture
tendon.
9. Bursitis pada ibu jari metakarpofangeal I, kelingking dan tumit. Hal ini terutama di sebabkan
ukuran sepatu yang tidak sesuai.
B. Etiologi
Penyebabnya sering kali tidak diketahui, tetapi burnitis dapa disebabkan oleh :
a. Cedera
b. Gout
c. Pseudogout
d. Arthritis rematoid
e. Infeksi.
Yang paling mudah terkena bursitis adalah bahu, bagian tubuh lainnya yang juga terkena
bursitis adalah sikut, pinggul, lutut, jari kaki, dan tumit.
C. Tanda dan Gejala
Gejala utama pada bursitis pada umunya berupa pembengkakan lokal, panas, merah, dan
nyeri. Bursitis menyebabkan nyeri dan cenderung membatasi pergerakan, tetapi gejala yang
khusus tergantung kepada lokasi bursa yang meradang. Jika bursa di bahu meradang, maka jika
penderita mengangkat lengannya untuk memakai baju akan mengalami kesulitan dan merasakan
nyeri.
D. Pengobatan
Bursa yang terinfeksi harus dikeringakan dan diberikan obat antibiotik. Burnitis akut non-
infeksius biasanya diobati dengan istirahat sementara waktu sendi yang terkena tidak digerakkan
dan diberikan obat peradangan non-steroid (misalnya indometasin, ibuprofen atau naproksen).
Kadang diberikan obat pereda nyeri. Selain itu bisa disuntikkan campuran daru obat bius lokan
dan kortikosteroid langsung ke dalam bursa. Penyuntikan ini mungkin perlu dilakukan lebih dari
satu kali. Pada burnitis yang berat dibrikan kortikostiroid (misalnya perdnison) per-oral (ditelan)
selama beberapa hari. Setelah nyeri mereda, dianjurkan untuk melakukan latihan khusus guna
meningkatkan daya jangkau sendi. Bursitis kronis diobati dengan cara yang sama. Kadang
endapan kalsium yang besar di bahu bisa dibuang melalui jarun atau melalui pembadahan.
Kortikosteoid bisa langsung disumtikkan ke dalam sendi. Terapi fisik dilakukan untuk
mengemblikan fungsi sendi. Latihan bisa membantu mengembalikan kekuatan otot dan daya
jankau sendi. Bursitis sering kambuh jika penyebabnya ( misalnya, gout, arthritis rematoid atau
pemakaianberlebihan) tidak diatasi.
E. Pemeriksaan Penunjang
Ada pemeriksaan khusus untuk memastikan adanya bursitis yaitu dengan radiografi. Pada
daerah yang terserang biasanya menunjukkan adanya klasifikasi dalam bursa, tendon atau
jaringan lunak yang berdekatan.
F. Diagnosa Keperawatan
Kriteria hasil :
- Klien dapat melakukan aktifitas sehari-hari sesuai dengan tingkat kemampuan
- Klien dapat mengidentifikasikan faktor-faktor yang menurunkan toleriansi aktifitas.
INTERVENSI RASIONAL
1. Evaluasi laporan kelemahan, perhatikan ketidak mampuan untuk berpartisipasi dalam
aktifitas sehari-hari
R/ . Klien menunjukkan kelemahannya berkurang dan dapat melakukan aktifitasnya
2. Berikan lingkungan tenang dan periode istirahat tanpa gangguan
R/ Menghemat energi untuk aktifitas
B. Kurang perawatan diri yang berhubungan dengan keletihan, nyeri pada waktu bergerak.
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam klien mampu melakukan
perawatan terhadap dirnya secara mandiri.
Kriteria hasil :
• Klien mampu melaksanakan aktifitas perawatan diri pada tingkat yang konsisten dengan
kemampuan individual.
• Klien mampu mendemontrasikan perubahan teknik atau gaya hidup untuk memenuhi
kebutuhan perawatan diri.
INTERVENSI RASIONAL
1. Kajian keterbatasan klien dalam peraatan diri.
R/ Mungkin dapat melanjutkan aktifitas umum dengan melakukan adaptasi yang
dilakukan pada saaat ini.