You are on page 1of 25

PANDUAN SKP 3 (HIGH ALERT) OBAT-

OBATAN DENGAN PENGAWASAN

TAHUN 2018

JI. Jend Sudirman No. 502 KM 4,5 kel 20 ilir D IV


Kec IT Palembang 30138, Telp (0711) 419680

1
Panduan High Alert ( obat-obat dengan Pengawsan)
HIGH ALERT MEDICATIONS

(OBAT-OBATAN DENGAN PENGAWASAN)

Pendahuluan

1. High alert medications memiliki resiko yang lebih tinggi dalam menyebabkan komplikasi, efek samping, atau
bahaya. Hal ini dapat disebabkan adanya rentang dosis terapeutik dan kemanan yang sempit atau karena insidens
yang tinggi akan terjadinya kesalahan.
2. Metode untuk meminimalisasi kesalahan ini meliputi beberapa strategi seperti:
a. Membatasi akses terhadap highalert medications
b. Menggunakan label dan tanda “peringatan” untuk high alert medications
c. Menstandarisasi prosedur instruksi/peresepan, penyimpanan, persiapan dan pemberian high alert
medications
d. Melakukan prosedur pengecekan ganda untuk obat-obat tertentu
3. Obat-obatan jenis baru dan informasi keselamatan tambahan lainnya akan ditinjau ulang

Tujuan

1. Menyediakan panduan untuk rumah sakit mengenai kebijakan manajemen dan pemberian obat-obatan yang
tergolong dalam kategori high alert medication / obat-obatan dengan pengawasan
2. Meningkatkan kewaspadaan akan high alert medication sehingga meningkatkan keselamatan pasien
3. Memberikan pelayanan kesehatan dengan kualitas tinggi dan meminimalisasi terjadinya kesalahan-kesalahan
medis menurunkan potensi resiko terhadap pasien

Definisi

High alert medicationsadalah obat-obatan yang memiliki resiko lebih tinggi untuk menyebabkan/ menimbulkan
adanya komplikasi/membahayakan pasien secara signifikan jika terdapat kesalahan penggunaan (dosis, interval, dan
pemilihannya)

Prinsip
1. Kurangi atau eliminasi kemungkinan terjadinya kesalahan
a. Mengurangi jumlah high alert medication yang disimpan di suatu unit
b. Mengurangi konsentrasi dan volume obat yang tersedia
c. Hindarkan penggunaan high alert medications sebisa mungkin
2. Lakukan pengecekan ganda
3. Minimalisasi konsekuensi kesalahan
a. Misalnya: kesalahan fatal terjadi dimana injeksi vial 50 ml berisi lidokain 2 % tertukar dengan manitol
(kemasan dan cairan obat serupa). Solusinya: sediakan lidokain 2 % dalam vial 10 ml, sehingga kalaupun
terjadi salah pemberian, jumlah lidokain yang diinjeksikan kurang berdampak fatal

2
Panduan High Alert ( obat-obat dengan Pengawsan)
b. Pisahkan obat-obat dengan nama atau label yang mirip
c. Minimalisasi instruksi verbal dan hindarkan penggunaan singkatan
d. Batasi akses terhadap high alert medications
e. Gunakan tabel dosis standar (daripada menggunakan dosis perhitungan berdasarkan berat badan /fungsi
ginjal, dimana rentan terjadi kesalahan)

Berikut adalah obat-obatan yang termasuk dalam kategori high alert medications:

Tabel Obat-obatan dalam kategori High Alert Medications

Kategori/Kelas Obat-obatan Jenis Obat

Agonis adrenergik IV Epinefrin, fenilefrin, norepinefrin, isoproterenol

Antagonis adrenergik IV Propranolol, metoprolol, labetalol

Agen anestesi (umum, inhalasi dan IV) Propofol, ketamine

Anti-aritmia IV Lidokain, amiodaron

Anti-trombotik, termasuk:
a. Antikoagulan - Warfarin, LMWH (low-molecular-weight heparin),
unfractionated heparin IV
b. Inhibitor faktor Xa - Fondaparinux
c. Direct thrombin inhibitors - Argatroban, bivalrudin, dabigatran etexilate,
lepirudin
d. Thrombolitik - Alteplasw, reteplase, tenecteplase
e. Inhibitor glikoprotein IIb/IIIa - Eptifibatide, abciximab, tirofiban

Larutan/solusio kardioplegik

Agen kemoterapi (parenteral dan oral)

Dextrosa hipertonik (≥20 %)

Larutan dialysis (peritoneal dan hemodialysis)


Obat-obatan epidural atau intratekal

Obat hipoglikemik (oral)

Obat inotropik IV Digoksin, milrinone

Insulin (SC dan IV) Insulin regular, aspart, NPH, glargin

Obat-obatan dengan bentuk liposomal Amfoterisin B liposomal

Agen sedasi moderat/sedang IV Dexmedetomidine, midazolam

Agen sedasi moderat/sedang oral, untuk anak Chloral hydrate, ketamine, midazolam

3
Panduan High Alert ( obat-obat dengan Pengawsan)
Opioid/narkose:
a. IV
b. Transdermal
c. Oral (termasuk konsentrat cair, formula rapid
dan lepas lambat)
Agen blok neuromuscular Suksinilkolin, rokuronium, vekuronium, atrakurium,
pankuronium
Preparat nutrisi parenteral

Agen radiokontras IV

Aqua bidestilata, inhalasi dan irigasi (dalam kemasan ≥


100 ml)
NaCl untuk injeksi, hipertonik, dengan konsentrasi > 0.9
%
Konsentrat KCl untuk injeksi

Epoprostenol IV

Injeksi Magnesium Sulfat (MgSO4)

Digoksin IV

Metotreksat oral ( penggunaan non-onkologi)


Opium tincture

Oksitosin IV

Injeksi natrium nitropruside

Injeksi kalium fosfat

Prometazine IV

Kalsium intravena

Vasopresin (IV atau intraoseus)

Antikonvulsan Benzodiazepine

4. Vial yang mengandung konsentrat elektrolit (misalnya KCl) tidak boleh disimpan di lingkup atau area perawatan
pasien
5. Obat-obatan yang digunakan dalam emergensi (misalnya: kondisi mengancam nyawa yang bersifat gawat darurat)
tidak diwajibkan untuk mengikuti Pedoman dan Prosedur Penggunaan high alert medications

4
Panduan High Alert ( obat-obat dengan Pengawsan)
Prosedur

Lakukan prosedur dengan aman dan hati-hati selama memberikan instruksi, mempersiapkan, memberikan obat dan
menyimpan high alert medications

1. Peresepan
a. Jangan berikan instruksi hanya secara verbal mengenai high alert medications
b. Instruksi harus mencakup minimal:
i. Nama pasien dan nomor rekam medis
ii. Tanggal dan waktu instruksi dibuat
iii. Nama obat, dosis, jalur pemberian dan tanggal pemberian setiap obat
iv. Kecepatan dan atau durasi pemberian obat
c. Dokter harus mempunyai diagnosis, kondisi, dan indikasi penggunaan setiap high alert medications secara
tertulis
d. Sistem instruksi elektronik akan memberikan informasi terbaru secara periodik mengenai standar pelayanan,
dosis, dan konsentrasi obat (yang telah disetujui oleh Panitia Farmasi dan Terapi) serta informasi yang
dibutuhkan untuk mengoptimalisasi keselamatan pasien
e. Jika memungkinkan, peresepan high alert medications haruslah terstandarisasi dengan menggunakan
instruksi tercetak

2. Persiapan dan Penyimpanan


a. High alert medications disimpan di lemari yang memiliki kunci
b. Semua tempat penyimpanan harus diberikan label yang jelas dan dipisahkan dengan obat-obatan rutin
lainnya. Jika high alert medications harus disimpan di area perawatan pasien, kuncilah tempat penyimpanan
dengan diberikan label “Peringatan; high alert medications” pada tutup luar penyimpanan
c. Jika menggunakan kotak untuk menyimpan high alert medications, berilah label pada kotak
d. Infus intravena high alert medicationsharus diberikan label yang jelas dengan menggunakan huruf/tulisan
yang berbeda dengan sekitarnya

3. Pemberian Obat
a. Perawat harus selalu melakukan pengecekan ganda (double-check) terhadap semua high alert
medicationssebelum diberikan kepada pasien
b. Pengecekan Ganda Terhadap High Alert Medications
i. Tujuan: identifikasi obat-obatan yang memerlukan verifikasi atau pengecekan ganda oleh petugas
kesehatan lainnya (sebagai oragng kedua) sebelum memberikan obat dengan tujuan meningkatkan
kesehatan dan akurasi
ii. Kebijakan:
- Pengecekan ganda diperlukan sebelum memberikan high alert medicationstertentu/spesifik dan di
saat pelaporan pergantian jaga atau saat melakukan transfer pasien
- Pengecekan ganda ini akan dicatat pada rekam medis pasien atau pada catatan pemberian
medikasi pasien
- Pengecekan pertama harus dilakukan oleh petugas yang berwenang untuk menginstruksikan,
meresepkan , atau memberikan obat-obatan, antara lain: apoteker/asisten apoteker,
perawat/bidan, dan dokter

5
Panduan High Alert ( obat-obat dengan Pengawsan)
- Pengecekan kedua akan dilakukan oleh petugas yang berwenang atau perawat/bidan lainnya
(petufgas tidak boleh sama dengan pengecek pertama)
- Kebutuhan minimal untuk melakukan pengecekan ganda/pengecek pertama)
- Kebutuhan minimal untuk melakukan pengecekan ganda/verifikasi oleh orang kedua dilakukan
pada kondisi-kondisi seperti berikut:
 Setiap akan memberikan injeksi obat
 Untuk infus:
 Saat terapi inisial
 Saat terdapat perubahan konsentrasi obat
 Saat pemberian bolus
 Saat pergantian jaga perawat atau transfer pasien
 Setiap terjadi perubahan dosis obat
 Pengecekan tambahan dapat dilakukan sesuai dengan instruksi dari dokter

iii. Berikut adalah high alert medications yang memerlukan pengecekan ganda:

High alert medications yang Memerlukan Pengecekan Ganda untuk semua Dosis Termasuk Bolus

Obat-obatan

Kemoterapi
Heparin
Insulin
Infus Magnesium sulfat pada pasien obstetric
Infus kateter saraf epidural dan perifer
*Abciximab
Argatroban
Bivalirudin
*Eptifibatide
Lepirudan
Citrate ACD-A
Kalsium klorida 8 gram/1000 ml (untuk CRRT)
*obat-obatan yang sebaiknya tidak diberikan sebagai bolus dari kantong infus/vial

Obat-obatan yang Memerlukan Pengecekan Ganda jika Terdapat Perubahan Kantong Infus

Obat-obatan
Infus benzodiazepine
Kemoterapi
Infus opioid
Infus epidural
Infus kateter saraf perifer

6
Panduan High Alert ( obat-obat dengan Pengawsan)
Obat-obatan yang Memerlukan Pengecekan Ganda jika Terdapat Perubahan Dosis/Kecepatan
Pemberian

Obat-obatan
Epoprostenol
Kemoterapi
Trepostinil
Infus benzodiazepine
Infus opioid, epidural
Heparin

iv. Prosedur:
 Untuk dosis inisial atau inisiasi infus baru
- Petugas kesehatan mempersiapkan obat dan hal-hal di bawah ini untuk menjalani
pengecekan ganda oleh petugas kedua:
 Obat-obatan pasien dengan label yang masih intak
 Rekam medis pasien, catatan pemberian medikasi pasien atau resep/instruksi tertulis
dokter
 Obat yang hendak diberikan lengkap dengan labelnya
- Petugas kedua akan memastikan hal-hal berikut ini:
 Obat telah disiapkan dan sesuai dengan instruksi
 Perawat pasien harus memverifikasi bahwa obat yang hendak diberikan telah sesuai
dengan instruksi dokter
 Obat memenuhi 5 persyaratan
 Membaca label dengan suara lantang kepada perawat untuk memverifikasi kelima
persyaratan ini:
a. Obat tepat
b. Dosis atau kecepatan tepat, tremasuk pengecekan ganda mengenai penghitungan
dan verifikasi pompa infus
c. Rute pemberian tepat
d. Frekuensi/interval tepat
e. Diberikan kepada pasien yang tepat
- Pada beberapa kasus, harus tersedia juga kemasan/vial obat untuk memastikan bahwa obat
yang disiapkan adalah obat yang benar, misalnya: dosis insulin
- Ketika petugas kedua telah selesai melakukan pengecekan ganda dan kedua petugas yakin
bahwa obat telah sesuai, lakukanlah pencatatan pada rekam medis/catatan pemberian
medikasi pasien
- Petugas kedua harus menulis “dicek oleh” dan diisi dengan nama pengecek
- Pengecekan ganda akan dilakukan sebelum obat diberikan kepada pasien
- Pastikan infus obat berada pada jalur/selang yang benar dan lakukanpengecekan selang
infus mulai dari larutan/cairan infus, pompa hingga tempat insersi sedang
- Pastikan pompa infus terprogram dengan kecepatan pemberian yang tepat, termasuk
ketepatan data berat badan pasien
 Untuk pengecekan saat pergantian jaga perawat atau transfer pasien:

7
Panduan High Alert ( obat-obat dengan Pengawsan)
- Petugas kedua kedua akan memastikan hal-hal berikut ini:
 Obat yang diberikan harus memenuhi lima persyaratan
 Perawat berikutnya akan membaca label dengan lantang kepada perawat sebelumnya
untuk memverifikasi kelima persyaratan (seperti yang telah disebutkan di atas)
- Saat pengecekan telah selesai dan kedua perawat yakin bahwa obat telah sesuai, lakukanlah
pencatatan pada bagian “pengecekan oleh perawat” di rekam medis pasien

c. Sesaat sebelum memberikan obat, perawat mengecek nama pasien, memberitahukan kepada pasien
mengenai nama obat ynag diberikan, dosis dan tujuannya(pasiendapat juga berperan sebagai pengecek,
jika memungkinkan)
d. Semua pemberian high alert medications intravena dan bersifat kontinu harus diberikan melalui pompa infus
IV. Pengecualian dapat diberikan pada pasien resiko tinggi mengalami kelebihan cairan ( volume over-load).
Setiap selang infus harus diberi label dengan nama obat yang diberikan di ujung distal selang dan pada
pintu masuk pompa (untuk mempermudah verifikasi dan meminimalkan kesalahan).
e. Pada situasi emergensi , dimana pelabelan dan prosedur pengecekan ganda dapat menghambat /menunda
penatalaksanaan dan berdampak negative terhadap pasien, perawat atau dokter pertama-tama harus
menentukan dan memastikan bahwa kondisi klinis pasien benar-benar bersifat emergensi dan perlu
ditatalaksana segera sedemikian rupa sehingga pengecekan ganda dapat ditunda. Petugas yang
memberikan obat harus menyebutkan dengan lantang semua terapi obat yang diberikan sebelum
memberikannya kepada pasien
f. Obat yang tidak digunakan dikembalikan kepada farmasi/apotek, dan dilakukan peninjauan ulang oleh
apoteker apakah terjadi kesalahan obat yang belum diberikan
g. Dosis ekstra yang digunakan ditinjau ulang oleh apoteker untuk mengetahui indikasi penggunaan dosis
ekstra

HIGH ALERT MEDICATIONS

1. Alkaloid Vinca (Vincristine, vinblastine, vinorelbine)


a. Semua dosis vikristin dan vinblastine disiapkan dan disimpan dalam larutan 10 ml NaCl 0.9% (injeksi)
b. Vinorelbine disiapkan dan disimpan dalam larutan 20 ml NaCl 0.9% (injeksi)
c. Spuit harus diberi label dengan peringatan:
i. ‘fatal jika diberikan intratekal’
ii. ‘hanya untuk penggunaan IV’
iii. ‘perlu pengecekan ganda’
d. Setiap spuit harus disertai tuitup dan harus tetap intak hingga waktu pemberian obat tiba

2. Pemberian obat melalui intratekal


a. Lakukan pengecekan ganda setelah persiapan dosis obat intratekal untuk memastikan obat dan
pelabelan benar
b. Pelabelan meliputi peringatan:
‘perhatian: hanya untuk penggunaan intratekal’
‘perlu pengecekan ganda’
c. Obat-obatan kemoterapi intratekal akan disimpan dan disiapkan dalam sediaan spuit 10 m atau lebih
kecil

8
Panduan High Alert ( obat-obat dengan Pengawsan)
d. Tidak boleh ada obat-obatan sitostatik lainnya di sebelah tempat tidur pasien selama pemberian obat
kemoterapi intratekal
e. Lakukan pengecekan ganda

3. Agonis Adrenergik IV (epinefrin, fenilefrin, norepinefrin, isoproterenol)


a. Instruksi medikasi harus meliputi ‘kecepatan awal’
b. Saat titrasi obat, harus meliputi parameternya
c. Konsentrasi standar untuk infuse kontinu:
i. Epinefrin: 4 mg/250 ml
ii. Norepinefrin: 8 mg/250 ml
iii. Fenilefrin: 50 mg/250 ml
d. Pada kondisi klinis dimana diperlukan konsentrasi infuse yang tidak sesuai standar, spuit atau botol
infuse harus diberi label ;konsentasi yang digunakan adalah…’
e. Gunakan monitor kardiovaskular pada semua pasien dengan pemasangan vena sentral

4. Antagonis adrenergic (propranolol, esmolol, metoprolol, labetalol)


a. Konsentrasi standar esmolol:
i. vial 100 mg/10 ml
ii. ampul 2.5 g/10 ml7

5. Dopamin dan dobutamin


a. Sering terjadi kesalahan berupa obat tertukar karena namanya yang mirip, konsentrasi yang mirip, dan
indikasinya yang serupa. Gunakan label yang dapat membedakan nama obat (misalnya: DOBUtamin,
DOPamin)
b. Gunakan konsentrasi standar
c. Beri label pada pompa dan botol infuse berupa’nama obat dan dosisnya

6. Kalsium Intravena (sebagaigluceptate, gluconate, atau chloride)


a. CaCl tidak bolehdiberikan melalui IM karena bersifat sangat iritatif terhadap jaringan
b. Faktor yang dapat mempengaruhi konsentrasi kalsium dalam darah adalah kadar fosfor serum dan
albumin serum
c. Efek samping yang dapat terjadi:
i. Interaksi obat dengan digoksin (injeksi cepat kalsium dapat menyebabkan bradiaritmia,
terutama pada pasien yang mengkonsumsi digoksin)
ii. Antagonis terhadap CCB (calcium-channel blocker) dan peningkatan tekanan darah
iii. Hipokalsemia atau hiperkalsemia akibat pemantauan kadar kalsium yang tidak efisien
iv. Rasio kalsium-fosfor yang tidak tepat dalam larutan IV dan menyebakan presipitasi dan
kerusakan organ
v. Nekrosis jaringan akibat ekstravasasi kalsium klorida

d. Instruksikan pemberian kalsium dalam satuan milligram


e. Lakukan pengecekan ganda

9
Panduan High Alert ( obat-obat dengan Pengawsan)
7. Agen Kemoterapi (intravena, intraperitoneal, intraarterial, intrahepatik, dan intrapleural)
a. Dalam meresepkan obat kemoterapi, perlu dilakukan sertifikasidan verifikasi secara tepat sebelum
meresepkan dan memberikan obat
b. Instruksi kemoterapi harus ditulis di ‘formulir instruksi kemoterapi’ dan ditanda tangani oleh spesialis
onkologi
c. Tidak diperbolehkan memberikan instruksi obat kemoterapi hanya dalam bentuk verbal (harus tertulis)
d. Singkatan ‘u’ untuk ‘unit’ tidak diperbolehkan. Jangan menggunakan singkatan.
e. Jangan menggunakan pompa IV jika hanya perlu dosis bolus
f. Kapanpun memungkinkan, gunakan instruksi yang dicetak (print) dalam meresepkan obat.
g. Saat meresepkan obat kemoterapi IV, instruksi harus tertulis dengan dosis individual, bukan jumlah total
obat yang diberikan sepanjang program terapi ini
h. Instruksi lengkap mengenai pemberian obat ini harus mencakup:
i. Nama pasien dan nomor rekam medis
ii. Tanggal dan waktu penulisan instruksi
iii. Semua elemen yang digunakan untuk menghitung dosis inisial atau perubahan tatalaksana
kemoterapi harus dicantumkan dalam resep (tinggi badan, berat badan, dan atau luas
permukaan tubuh)
iv. Indikasi dan inform consent
v. Alergi
vi. Nama obat kemoterapi, dosis, rute pemberian dan tanggal pemberian setiap obat
vii. Jumlah siklus dan atau jumlah minggu pemberian regimen pengobatan, jika memungkinkan
i. Berikan label yang jelas dan kemasan berbeda-beda untuk membedakan dengan obat lainnya
j. Semua dosisobat harusdisertai dengantulisan: ‘ Perhatian : agen kemoterapi’
k. Adanya dosis obat yang hilang harus diselidiki segera ahli farmasi dan dosis pengganti sebaiknya tidak
diberikan sebelum disposisi dosis pertama diverifikasi
l. Obat kemoterapi akan diberikan berdasarkan pada instruksi dokter dan dilakukan sesuai dengan
prosedur yang berlaku
m. Berikan label pada setiap alat/benda spesifik milik pasien yang berhubungan dengan kemoterapi,
misalnya:’Peringatan:materi/bahan anti-neoplastik. Perlakukan dengan baik dan hati-hati’
n. Obat kemoterapi akan dikemas dengan 2 lapisan untuk meminimalisasi kemungkinan tercecer atau
tersebar
o. Semua obat kemoterapi yang telah dipersiapkan akan menjalani pengecekan ganda
p. Lakukan pengecekan dalam perhitungan dosis sebanyak 2 kali oleh 2 orang yang berbeda
q. Lakukan pengecekan pengaturan pompa kemoterapi sebelum memberikan obat
r. Hanya perawat yang memiliki kompetensi dalam pemberian kemoterapi yang boleh memberikan obat

8. Infus kontinu Heparin, Lepirudin, Argatroban, Warfarin IV


a. Protokol standar indikasi adalah untuk thrombosis vena dalam (Deep Vein Thrombosis – DVT), sakit
jantung, stroke, dan ultr-filtrasi
b. Singkatan ‘u’ untuk ‘unit’ tidak diperbolehkan. Jangan menggunakan singkatan
c. Standar konsentrasi obat untuk infuse kontinu:
i. Heparin: 25.000 unit/500 ml dekstrosa 5 % (setara dengan 50 unit/ml)
ii. Lepirudin: 50 mg/250 ml dan 100 mg/250 ml
iii. Argatroban: 250 mg/250 ml

10
Panduan High Alert ( obat-obat dengan Pengawsan)
d. Gunakan pompa infuse
e. Lakukan pengecekan ganda
f. Berikan stiker atau label pada vial heparin dan lakukan pengecekan ganda terhadap adanya perubahan
kecepatan pemberian
g. Untuk pemberian bolus, berikan dengan spuit (daripada memodifikasi kecepatan infus)
h. Obat-obatan harus diawasi dan dipantau
i. Warfarin harus diinstruksikan secara harian berdasarkan pada nilai INR/PT harian

9. Insulin IV
a. Singkatan ‘u’ untuk ‘unit’ tidak diperbolehkan. Jangan menggunakan singkatan
b. Infuse insulin: konsentrasi standar = 1 unit/ml, berikan label ‘high alert’, ikuti protocol standar ICU
c. Vial insulin yang telah dibuka memiliki waktu kadaluarsa dalam 30 hari setelah dibuka
d. Vial insulin disimpan pada tempat terpisah di dalam kulkas dan diberi label
e. Pisahkan tempat penyimpanan insulin dan heparin (karena sering tertukar)
f. Jangan pernah menyiapkan insulin dengan dosis U100 di dalam spuit 1 cc, selalu gunakan spuit
insulin (khusus)
g. Lakukan pengecekan ganda
h. Perawat harus memberitahukan kepada pasien bahwa mereka akan diberikan suntikan insulin
i. Distribusi dan penyimpanan vial insulin dengan beragam dosis:
Simpan dalam kulkas secara terpisah dan diberi label yang tepat
Semua vial insulin harus dibuang dalam waktu 30 hari setelah dibuka (injeksi jarum suntik). Tanggal
dibuka/digunakannyainsulin untuk pertama kali harus dicatat pada vial

10. Konsentrat elektrolit: injeksi NaCl > 0.9 % dan injeksi Kalium (klorida, asetat, dan fosfat) ≥ 0.4 Eq/ml
a. Jika KCl diinjeksi terlalu cepat (misalnya pada kecepatan melebihi 10 mEq/jam) atau dengan dosis yang
terlalu tinggi, dapat menyebabkan henti jantung
b. KCl tidah boleh diberika sebagai IV push/bolus
c. Hanya disimpan di apotek, ICU, ICCU dan kamar operasi
d. Standar konsentrasi pemberian infuse NaCl: maksimal 3 % dalam 500 ml
e. Berikan label pada botol infuse: ‘larutan natrium hipertonik 3 % (Tulisan berwarna merah)
f. Protokol untuk KCl:
i. Indikasi infus KCl
ii. Kecepatan maksimal infus
iii. Konsentrasi maksimal yang masih diperbolehkan
iv. Panduan mengenai kapan diperlukannya monitor kardiovaskular
v. Penentuan bahwa semua infus KCl harus diberikan via pompa
vi. Larangan untuk memberikan laruta KCl multiple secara berbarengan (misalnya: tidak boleh
memberikan KCl IV sementara pasien sedang mendapat infus KCl di jalur IV lainnya)
vii. Diperbolehkan untuk melakukan substitusi dari KCl oral menjadi KCl IV, jika diperlukan
g. Lakukan pengecekan ganda

11. Infus narkose/opiate, termasuk infus narkose epidural


a. Opiate dan substansi lainnya harus disimpan dalam lemari penyimpanan yang terkunci di instalasi
farmasu dan di ruang perawatan pasien

11
Panduan High Alert ( obat-obat dengan Pengawsan)
b. Kapan pun memungkinkan, instruksi yang dicetak (print) sebaiknya tersedia dalam meresepkan
obat
c. Berikan label ‘high alert’: untuk infus kontinu dengan konsentrasi non-standar yang
diberikan/diantarkan ke unit rawat, jika diperlukan sewaktu-waktu
d. Konsentrasi standar:
i. Morfin: 1 mg/ml
ii. Meperidin: 10 mg/ml
iii. Hidromorfin: 0.2 mg/ml (lima kali lebih poten dibandingkan morfin)
iv. Fentanil (penggunaan OK): 10 mcg/ml
e. Konsentrasi tinggi: (berikan label ‘Konsentrasi ‘tinggi)
i. Morfin: 5 mg/ml
ii. Hidromorfin: 1 mg/ml (lima kali lebih poten dibandingkan morfin)
iii. Fentanil (penggunaan ICU): 50 mcg/ml
f. Instruksi penggunaan narkose harus mengikuti Kebijakan Titrasi
g. Pastikan tersedia nalokson atau sejenisnya di semua area yang terdapat kemungkinan
menggunakan morfin
h. Tanyakan pada semua pasien yang menerima opiate mengenai riwayat alergi
i. Hanya gunakan nama generik
j. Jalur pemberian epidural:
i. Semua pemberian infus narkose/opiate harus diberikan dnegan pompa infus yang
terprogram dan diberikan label pada alat pompa
ii. Gunakan tabung infus yang spesifik (misalnya: warna kuning bergaris) tanpa portal injeksi
iii. Berikan label pada ujung distal selang infus epidural dan selang infus IV untuk
membedakan
k. Jika diperlukan perubahan dosis, hubungi dokter yang bertanggung jawab
l. Lakukan pengecekan ganda

12. Agen sedasi IV (lorazepam, midazolam, propofol)


a. Setiap infuse obat sedasi kontinu memiliki standar dosis, yaitu:
i. Lorazepam: 1 mg/ml
ii. Midazolam: 1 mg/ml, efek puncak: 5 – 10 menit
iii. Propofol: 10 mg/ml
b. Lakukan monitor selama pemberian obat (oksimetri denyut, tanda vital, tersedia peralatan resusitasi)

13. Infus Magnesium Sulfat


a. Tergolong sebagai high alert medications pada pemberian konsentrasi melebihi standar, yaitu > 40
mg/ml dalam larutan 100 ml (4 g dalam larutan isotonic/normal saline)
b. Perlu pengecekan ganda (perhitungan dosis, persiapan dosis, pengaturan pompa infuse)

14. Agen blok neuromuscular (Suksinilkolin, rokuronium, vekuronium, atrakurium, pankuronium)


a. Harus disimpan di area khusus dan spesifik, seperti: kamar operasi, IGD
b. Berikan label yang terlihat jelas dan dapat dibedakan dengan obat-obatan lainnya. Farmasi akan
memberikan label pada semua vial untuk penyimpanan obat di luar kamar operasi

12
Panduan High Alert ( obat-obat dengan Pengawsan)
c. Penyimpanan harus dipisahkan dari obat-obatan lainnya, misalnya dengan kotak berwarna,
penyekatan, dan sebagainya
d. Semua infuse agen blok neuromuscular harus memiliki label yang bertuliskan:
i. ‘peringatan:agen paralisis’
ii. ‘dapat menyebabkan henti napas’
e. Lakukan pengecekan ganda
f. Untuk setiap container obat baru yang disediakan oleh farmasi (misalnya: vial, spuit dan sebagainya),
pengecekan ganda harus dicatat oleh kedua petugas di rekam medis pasien
g. Catatlah jika ada perubahan instruksi, termasuk perubahan kecepatan infuse dan pengaturan pompa
infuse
h. Kapanpun memungkinkan, instruksi yang dicetak (print) sebaiknya tersedia. Instruksi juga harus
menyatakan ‘pasien harus terpasang ventilator’
i. Jangan pernah menganggap obat ini sebagai ‘relaksan’
j. Harus dihentikan pemberiannya pada pasien yang di-ekstubasi dan tidak menggunakan ventilator lagi

15. Garam fosfat (natrium dan kalium)


a. Sebisa mungkin, berikan terapi pengganti fosfat melalui jalur oral
b. Berikan dalam bentuk natrium fosfat, kapanpun memungkinkan
c. Pemberian kalium fosfat berdasarkan level/kadar fosfat inorganic pasien dan faktor klinis
d. Dosis normal kalium fosfat: tidak melebihi 0,32 mmol/kgBB dalam 12 jam. Dosis dapat diulang hingga
serum fosfat > 2 mg/dl
e. Selalu berikan via pompa infuse

PEMBERIAN HIGH ALERT MEDICATIONS PADA PEDIATRIK DAN NEONATUS

1. High alert medications pada neonatus dan pediatric serupa dengan obat-obatan pada dewasa, dan obat-
obatan di bawah ini:
a. Regicide (semua jalur pemberian)
b. Chloral hydrate (semua jalur pemberian)
c. Insulin (semua jalur pemberian)
d. Digoksin (oral dan IV)
e. Infuse dopamine, dobutamin, epinefrin, norepinefrin
2. Pemberian chloral hydrate untuk sedasi:
a. Kesalahan yang sering terjadi:
Dosis tertukar karena terdapat 2 sediaan:250 mg/5 ml dan 500 mg/5 ml
Instruksi sering dalam bentuk satuan volume (ml), dan bukan dalam dosis mg
Pasien agitasi sering mendapat dosis multiple sebelum dosis yang pertama mencapai efek puncaknya
sehingga mengakibatkan terjadinya overdosis
b. Tidak boleh untuk penggunaan di rumah
c. Monitor semua anak yang diberikan chloral hydrate untuk sedasi pre-operatif sebelum dan setelah
prosedur dilakukan, buatlah rencana resusitasi dan pastikan tersedianya peralatan resusitasi
3. Prosedur pemberian obat:
a. Lakukan pengecekan ganda oleh 2 orang petugas kesehatan yang berkualitas (perawat, dokter,
farmasi)

13
Panduan High Alert ( obat-obat dengan Pengawsan)
b. Berikut adalah konsentrasi standar obat-obatan untuk penggunaan secara kontinu infuse intravena
untuk semua pasien pediatric yang dirawat. Berikan label ‘konsentrasi……’ untuk spuit atau bototl infuse
dengan konsentrasi modifikasi

Tabel Konsentrasi Standar Obat-obatan untuk Pediatric

Obat Konsentrasi Konsentrasi Konsentrasi


1 2 3
KCl 0.1 mEq/ml 0.2 mEq/ml
(10 mEq/100 ml) (20 mEq/100 ml),
Hanya untuk infus vena
sentral
Spesifik untuk pediatric
Dopamin 1600 mcg/ml 3200 mcg/ml
(400 mcg/250 ml) (800 mcg/250 ml)

Dobutamin 200 mcg/ml 4000 mcg/ml


(500 mcg/250 ml) (1 mg g/250 ml)

Epinefrin 16 mcg/ml 64 mcg/ml


(4 mg/250 ml) (16 mg/250 ml)

Norepinefrin 16 mcg/ml 32 mcg/ml 64 mcg/ml


(4 mg/250 ml) (8 mg/250 ml) (16mg/250 ml)

Insulin, regular 0.5 unit/ml 1 unit/ml

c. Hanya staf yang berpengalaman dan kompeten yang diperbolehkan memberikan obat
d. Simpan dan instruksikan hanya 1 (satu) konsentrasi
e. Harus memberikan instruksi dalam satuan milligram, tidak boleh menggunakan satuam milliliter
f. Jangan menginstruksikan penggunaan obat-obatan ini sebagai rutinitas/jika perlu. Jika
diperlukanpemberian obat secarapro re nata (jika perlu), tentukan dosis maksimal yang masih
diperbolehkan (misalnya: dosis maksimal 500 mg perhari)

14
Panduan High Alert ( obat-obat dengan Pengawsan)
LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RSSU
Nomor : 009/KEP/I/RSSU/II/2018
Tanggal : 12 September 2018

KEBIJAKAN PELAYANAN FARMASI

A. Kebijakan umum
1. Pelayanan farmasi rumah sakit adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan
rumah sakit yang utuh dan berorientasi kepada pelayanan pasien, dan penyediaan obat yang bermutu dan
terjangkau bagi semua lapisan masyarakat.
2. Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, dokter hewan kepada Apoteker, untuk
menyediakan dan menyerahkan obat bagi pasien sesuai peraturan yang berlaku.
3. Formularium adalah daftar obat standar yang dipakai oleh rumah sakit yang dipilih secara rasional dan
dilengkapi dengan penjelasan.
4. Perbekalan farmasi adalah obat, bahan baku obat, obat asli Indonesia, kosmetika dan alat kesehatan
5. Retur obat adalah pengembalian obat yang telah dihentikan pemakaiannya oleh dokter yang merawat dan
obat sisa yang belum terpakai, dimana obat tersebut masih dalam bentuk kemasan aslinya serta masih layak
untuk diresepkan kembali.

B. Kebijakan Khusus
1. Pengorganisasian Instalasi Farmasi
a. Instalasi Farmasi Rumah Sakit Sriwijaya dikepalai oleh seorang Apoteker sebagai Kepala Instalasi
Farmasi.
b. Apoteker Kepala Instalasi Farmasi mempunyai Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA), Surat Izin
Praktik Apoteker (SIPA) dan sertikfikat Kompetensi
c. Dalam tugas sehari-harinya, Kepala Instalasi Farmasi dibantu oleh Apoteker Pendamping (Aping) dan
Asisten Apoteker (AA) sebagai staf pelaksana
d. Asisten Apoteker yang bekerja di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Sriwijaya mempunyai Surat Izin Kerja
Tenaga Teknis Kefarmasian (SIKTTK) dan Surat Tanda Registrasi Tenaga Teknis Kefarmasian
(STRTTK)
e. Penilaian terhadap staf di Instalasi Farmasi dilakukan setiap akhir tahun (bulan desember). Untuk staf
pelaksana (Aping & AA), penilaian dilakukan oleh Kepala Instalasi Farmasi. Untuk Kepala Instalasi
Farmasi, penilaian dilakukan oleh Kepala Bidang Pelayanan dan Penunjang Medis

2. Pengelolaan Perbekalan Farmasi


a. Ruang Lingkup Pelayanan
1. Pelayanan farmasi yang diadakan oleh Rumah Sakit Ibu dan Anak YPK Mandiri meliputi pelayanan
untuk rawat jalan, rawat inap,Instalasi Gawat Darurat (IGD), Kamar Bersalin (KB), Kamar Operasi
(OK), rawat bayi dan rawat jalan
2. Waktu pelayanan farmasi untuk pelayanan rawat jalan, rawat inap, Instalasi Gawat Darurat (IGD),
Kamar Bersalin (KB), Kamar Operasi (OK), dan rawat bayi adalah 24 jam
3. Standar waktu pelayanan resep rawat jalan (terhitung setelah pasien melunasi biaya obat sampai
obat siap diserahkan) yaitu 30 menit untuk obat racikan, dan 10 menit untuk obat non racikan
4. Instalasi Farmasi menerapkan pelayanan resep manual yang ditulis oleh dokter yang merawat
pasien atau dokter jaga atas instruksi dokter yang merawat pasien

15
Panduan High Alert ( obat-obat dengan Pengawsan)
5. Obat yang dibawa oleh pasien baru rawat inap harus dilakukan verifikasi terlebih dahulu oleh
Instalasi Farmasi Rumah Sakit YPK Mandiri. Verifikasi tersebut meliputi keutuhan kemasan,
kadaluarsa dan obat boleh digunakan apabila berasal dari :
1. Rumah Sakit Ibu dan Anak YPK Mandiri dan maksimal 1 bulan sejak tanggal pembelian
2. Luar Rumah Sakit Ibu dan Anak YPK Mandiri apabila ketersediaan obat tersebut tidak ada
dalam formularium rumah sakit, dan obat tersebut harus dikonsumsi oleh pasien terus menerus
berdasarkan intruksi dokter yang merawat.
6. Instalasi Farmasi Rumah Sakit Ibu dan Anak YPK Mandiri tidak menerima obat sample/ contoh yang
masih dalam penelitian secara klinis dalam bentuk apapun
7. Pelaporan hasil stock opname dibuat oleh Kepala Instalasi Farmasi untuk diserahkan ke Sub Bagian
Akuntansi dan Keuangandan

b. Perencanaan
1. Semua obat yang beredar dan digunakan di Rumah Sakit Ibu dan Anak YPK Mandiri dilakukan
proses seleksi oleh Panitia Farmasi dan Terapi
2. Perencanaan pembelian perbekalan farmasi dilakukan dengan mempertimbangkan saldo barang,
lead time, vital atau tidaknya barang, kecepatan perputaran barang dan harga barang
3. Perencanaan pembelian perbekalan farmasi dibuat oleh Instalasi Farmasi dalam bentuk Usulan
Pengadaan Obat/Alkes yang diajukan ke Kepala Bidang Pelayanan dan Penunjang Medik dan
disetujui oleh Direktur Medis

c. Pengadaan
1. Pengadaan perbekalan farmasi dilakukan dengan pembelian dan konsinyasi (alkes dan barang
tertentu). Pembelian diutamakan melalui distributor utama, atau dapat melalui sub distributor. Untuk
kebutuhan darurat maka dapat melalui apotek lain
2. Untuk permintaan obat baru yang akan dipakai di Rumah Sakit Ibu dan Anak YPK Mandiri, harus
diusulkan melalui Prosedur Pengadaan Obat Baru agar jenis dan jumlah obat yang beredar di rumah
sakit dapat dikontrol secara efektif dan efisien.

d. Produksi dan Pengemasan Kembali


1. Kegiatan produksi di Rumah Sakit Ibu dan Anak YPK Mandiri dilakukan apabila dibutuhkan sediaan
dengan kemasan yang lebih kecil.
2. Sediaan bahan baku yang akan dilakukan pengemasan kembali adalah sediaan murni dengan
kadar tertentu
3. Pelabelan untuk produk pengemasan kembali harus berisikan komposisi, tanggal pembuatan,
tanggal kadaluarsa dan nama atau paraf petugas yang mengerjakan

e. Penerimaan
1. Penerimaan perbekalan farmasi yang dikirim olehdistributordilakukan di Instalasi Farmasi atau
gudang farmasi oleh staffarmasi setiap hari Senin – Sabtu dari pukul 08.00 – 16.00 WIB, kecuali
dalam kondisi tertentu barang dating di luar jam tersebut dapat dilakukan penerimaan oleh staf
farmasi yang bertugas
2. Perbekalan farmasi yang diterima harus dalam kondisi baik, utuh, tidak cacat / rusak baik kemasan
maupun obatnya, dan dilakukan secara tepat dan sesuai faktur dan Surat Pesanan/Usulan
PengadaanObat/Alkes yang telah disetujui
3. Penerimaan donasi dilakukan di Instalasi Farmasi dan diterima oleh staf farmasi atas persetujuan
Kepala Instalasi Farmasi.

f. Penyimpanan
1. Penyimpanan perbekalan farmasi berdasarkan kondisi umum penyimpanan misalnya obat jadi,
obat produksi, bahan baku obat, dan alat kesehatan, serta kondisi khusus misalnya kriteria suhu

16
Panduan High Alert ( obat-obat dengan Pengawsan)
penyimpanan, bentuk sediaan dan sifat bahan obat. Pengeluaran perbekalan farmasi
menggunakan sistem kombinasi FIFO (First In First Out) dan FEFO (First Expired First Out) oleh
staf farmasi dan dicatat di kartu stok.
2. Pemantauan suhu penyimpanan dilakukan setiap hari untuk memastikan penyimpanan obat
sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. Pemantauan meliputi suhu lemari pendingin (Suhu
dingin yaitu 2º - 8º C) dan suhu ruang penyimpanan di rak / laci / lemari (Suhu kamar yaitu 25º -
30º C ).
3. Penyimpanan produk nutrisi baik parenteral (infus) maupun enteral (susu) disimpan pada suhu
dibawah 300 C dan terhindar dari cahaya.
4. Penyimpanan obat LASA(Looks a like Sounds a like drug) di Instalasi Farmasi dijauhkan antara
satu dengan yang lainnya dan diberi tanda khusus pada nama di wadah penyimpanan obat.
5. Di instalasi farmasi, lemari penyimpanan untuk narkotika merupakan lemari dua pintu yang bisa
dikunci dan kunci dipegang oleh 2 orang yang ditunjuk pada setiap shift. Psikotropika disimpan di
rak yang dibedakan dengan obat lainnya. Obat narkotika tertentu juga tersedia di dalam lemari
yang terkunci, yang terdapat di Kamar Operasi dan Instalasi Gawat Darurat
6. Obat - obat mudah meledak / terbakar (misalnya ; formalin, alkohol) disimpan di dalam lemari B3
yang ada di unit farmasi.
7. Larutan elektrolit pekat disimpan di dalam lemari yang terkunci, yang terpusat di Instalasi Farmasi
dan di Kamar Operasi, Instalasi Gawat Darurat, Kamar Bersalin. Contoh larutan KCl 7,46% ,
Meylon 8,4%, MgSO4 20%, MgSO4 40%, NaCl 3 % dan NaCl 0,9%. Untuk Nacl 0,9% tersimpan
juga di Poli-poli rawat jalan. Penggantian pemakaian elektrolit pekat akan dilakukan bersamaan
seperti penggantian stok depo/ruangan.
8. Larutan kontras disimpan di dalam lemari yang terkunci, yang terpusat di Instalasi Farmasi dan di
Radiologi. Contoh larutan kontras ialah Iopamiro.
9. Reagen untuk keperluan laboratorium langsung didistribusikan ke Instalasi Laboratorium setelah
diterima oleh staf farmasi dari distributor
10. Pemeriksaan kesesuaian stok antara stok fisik dengan sistem komputer (stock opname) dilakukan
1 kali dalam sebulan.
11. Pengecekan jumlah dan waktu kadaluarsa dilakukan setiap 1 bulan sekali.
12. Pemeriksaan tanggal kadaluarsa sediaan farmasi di Instalasi Farmasi dilakukan oleh staf farmasi
dan sediaan farmasi yang ada di Instalasi-instalasi lain/depo dilakukan oleh salah satu petugas di
instalasi lain tersebut agar sediaan farmasi yang beredar di Rumah Sakit Ibu dan Anak YPK
Mandiri belum melewati tanggal kadaluarsa dan untuk barang yang akan kadaluarsa 3 bulan
mendatang harus dikembalikan ke Instalasi Farmasi agar bisa diusahakan untuk proses retur ke
distributor.
13. Trolley Emergency tersedia di Instalasi Gawat Darurat, Ruang Perawatan lantai 1,Ruang
Perawatan lantai 2,Ruang Perawatan lantai 3, dan Kamar Operasi. Apabila di suatu tempat tidak
terdapat trolley emergency dan diperlukan, maka bisa memakai trolley emergency yang terdekat.
14. Pengecekan trolley emergency dilakukan setiap shift oleh salah satu petugas dimana trolley
emergency berada dengan mengisi daftar check list emergency trolley untuk memastikan bahwa
trolley emergency selalu terkunci dengan kunci bernomor seri.
15. Obat yang dapat digunakan untuk lebih dari 1 pasien di ruangan (obat multidose) yang terdapat
pada Daftar Obat Multi Dose diberikan label pada tiap obat yang diisi oleh perawat ruangan pada
saat obat tersebut dibuka (tanggal, bulan, dan tahun), agar dapat ditentukan tanggal yang sesuai
dengan rekomendasi obat tersebut, bila tak ada rekomendasi yang ditentukan masa pakai
maksimal adalah 28 hari.
16. Pemusnahan obat dilakukan terhadap semua obat yang telah kadaluarsa atau rusak sehingga
obat tersebut tidak dikonsumsi ataupun disalahgunakan untuk kepentingan tertentu. Pemusnahan
obat dilakukan menggunakan pihak ketiga disaksikan oleh apoteker dan wakil dari bagian
keuangan dan dibuat berita acara.

17
Panduan High Alert ( obat-obat dengan Pengawsan)
17. Penarikan perbekalan farmasi (RECALL) dilakukan apabila ada pemberitahuan resmi bahwa ada
penarikan suatu produk dengan nomor produksi tertentu dikarenakan:
a) Tidak sesuai dengan standar wajib yang telah ditentukan pemerintah
b) Adanya temuan yang dapat membahayakan keselamatan dan keamanan konsumen, atau
c) Adanya kasus/kejadian/peristiwa terhadap produk tersebut yang telah berakibat
membahayakan keselamatan konsumen
18. Perbekalan farmasi dalam status RECALL segera ditindak lanjuti oleh petugas farmasi dengan
memastikan bahwa produk tersebut tidak ada lagi di lingkungan Rumah Sakit Ibu dan Anak YPK
Mandiri dan berkoordinasi dengan pihak distributor atau produsen.

g. Intruksi dan Peresepan


1. Permintaan obat-obat dari dokter untuk kebutuhan pasien dilakukan secara tertulis menggunakan
resep, permintaan obat/alkes persediaan ruangan/stok depo dilakukan menggunakan bon
permintaan obat
2. Komponen yang harus ada dalam peresepan meliputi, nama pasien, nomor rekam medis pasien,
tanggal resep, ruangan/unit asal resep, bentuk dan kekuatan sediaan, dosis dan jumlah obat,
stabilitas dan ketersediaan, aturan, cara dan tehnik penggunaan. Khusus untuk pasien anak-anak
sebaiknya disertai informasi berat badan.
3. Setiap resep dokter melalui proses skrining resep meliputi persyaratan administrasi atau
kelengkapan resep, farmasi dan klinis untuk mengidentifikasi dan mencegah terjadinya masalah
berkaitan dengan penggunaan obat dan alat kesehatan.
4. Dalam meresepkan dokter dapat menggunakan nama generik obat ataupun brand names (nama
patent)dari obat tersebut.
5. Diperlukan perhatian khusus untuk obat LASA(Look a like a sounds a like), yaitu untuk obat yang
termasuk dalam daftar obat LASA maka dalam penulisan nama di tempat persediaandibedakan,
yang satu menggunakan huruf besar semua maka yang lain menggunakan huruf kecil semua.
6. Farmasi melakukan konfirmasi kepada dokter penulis resep apabila ada resep yang tidak lengkap,
tidak terbaca, tidak jelas/lengkap intruksi pemakaian, dan diragukan legalitasnya kemudian
menulis di buku konfirmasi obat.
7. Resep dengan aturan pakai jika perlu/ PRN (pro re nata) harus disertai dengan indikasi pemberian.
8. Substitusi dilakukan setelah berkoordinasi dengan dokter penulis resep atau dokter spesialis yang
menangani pasien rawat inap apabila diindikasikan akan terjadi medication error atau
ketidaktersediaan perbekalan farmasi yang diperlukan di farmasi.
9. Permintaan obat melalui telepon (verbal) hanya dilayani untuk obat-obat yang bersifat emergency
dan tidak tersedia di unit tersebut dengan menginformasikan nama pasien, ruang perawatan dan
petugas yang meminta obat tersebut. Intruksi secara verbal dilakukan menurut prosedur
komunikasi SBAR dalam pelayanan obat.
10. Untuk obat-obat yang bersifat cito penulis resep harus mengkonfirmasikan kepada farmasi untuk
segera disiapkan dan diserahkan

h. Penyiapan
1. Semua resep pasien rawat jalan yang sudah dikonfirmasi kepada pasien disiapkan obat dan
kemasannya dengan baik dan benar.
2. Label untuk obat minum berwarna putih dan untuk pemakaian luar, injeksi berwarna biru dan alat
kesehatan berwarna hijau. Sedangkan elektrolit pekat diberi label warna kuning.
3. Obat disiapkan dalam area yang bersih dan bebas dari kontaminasi.

i. Distribusi dan Pemberian obat


1. Distribusi obat untuk ruangan yang ada di rumah sakit dilakukan oleh unit rawat inap. Ruangan
yang dilayani oleh instalasi farmasi adalah seluruh unit kerja yang membutuhkan penyediaan obat.

18
Panduan High Alert ( obat-obat dengan Pengawsan)
2. Distribusi obat untuk pasien rawat inap berdasarkan resep yang ditulis oleh dokter yang merawat
atau dokter jaga ruangan
3. Obat racikan untuk pasien rawat inap diberikan sesuai jumlah yang ditulis dalam resep dan tidak
berdasarkan one daily dose.
4. Penyerahan obat untuk pasien rawat jalan dilakukan oleh apoteker/asisten apoteker disertai
dengan pemberian informasi kepada pasien, yang meliputi indikasi, frekuensi penggunaan, cara
penggunaan, penyimpanan, dan sebagainya.
5. Pemberian obat di rawat inap dilakukan oleh perawat.
6. Retur obat pasien rawat jalan dapat dilakukan dengan alasan efek samping obat atau alergi obat
dengan disertai memo dari dokter dan kuitansi obat.
7. Semua obat pulang pasien rawat inap dapat diserahkan oleh perawat/bidan disertai pemberian
informasi obat yang dibutuhkan oleh pasien.
8. Retur obat dilakukan sebagai pengembalian obat non racikan dan alkes resep pasien rawat inap
yang dibeli di instalasi farmasi.
9. Retur obat atau alkes pasien rawat inap dilakukan berdasarkan data obat pasien yang ditulis oleh
perawat dan dokter karena terapi diubah / dihentikan dengan menggunakan bukti retur yang
ditanda tangani oleh perawat dan petugas farmasi, dan sesuai dengan persyaratan yang
ditentukan
10. Retur persediaan ruangan dilakukan sebagai pengembalian perbekalan farmasi yang tidak
digunakan / berlebihan atau perbekalan yang akan kadaluarsa 3 bulan mendatang. Perbekalan
diserahkan oleh petugas ruangan ke petugas farmasi.
11. Pemakaian stok ruangan obat narkotika di OK dan IGD, diganti melalui order obat oleh dokter dan
langsung disiapkan oleh farmasi. Perawat mengambil penggantian obat narkotika tersebut ke
instalasi farmasi dengan membawa kartu stok obat narkotika yang sudah dilengkapi jumlah obat
yang dipakai, nama pasien dan perawat yang memberikan obat tersebut. Farmasi menulis
penggantian dan menandatangani di kartu stok obat obat narkotika ruangan.
12. Penggantian pemakaian trolley emergency dilakukan sesegera mungkin setelah digunakan
dengan waktu maksimal 2 jam setelah pemakaian.

j. Lain-lain
1. Konseling untuk pasien rawat jalan diberikan oleh apoteker/asisten apoteker yang sedang
bertugas dan dilakukan di tempat penyerahan obat, sedangkan untuk pasien rawat inap
dilakukan di kamar pasien.
2. Pelayanan informasi obat bisa diberikan jika ada pertanyaan dari dokter, perawat, staf farmasi,
pasien dan lain-lain.
3. Permintaan informasi obat ditindaklanjuti oleh apoteker
4. Riwayat pengobatan pasien terdahulu dapat dilihat oleh staf farmasi melalui sistem.
5. Monitoring terhadap efek obat dilakukan bersama antara dokter, farmasi dan perawat.
6. Setiap adanya kecurigaan efek samping obat yang terjadi selama pengobatan dilaporkan sesuai
dengan prosedur yang berlaku.
7. Efek samping yang dilaporkan adalah reaksi efek samping yang selama ini belum pernah/tidak
pernah didapat/terjadi, dan reaksi efek samping yang dicurigai sebagai akibat interaksi obat,
misalnya anafilaktik, aritmia jantung, perforasi usus, diskrasia darah, pendarahan lambung,
edema laring, serangan epilepsi dan neuropati, kelainan congenital, efek toksik pada hati, gagal
ginjal, efek karsinogenik, sindroma Steven Johnson, semua jenis efek fatal.
8. Staf farmasi yang mengalami kontaminasi bahan berbahaya perlu mendapat pertolongan
secepat mungkin untuk meminimalkan efek berbahaya terhadap kesehatan.
9. Staf farmasi diharuskan mengetahui cara pertolongan pertama yang harus dilakukan jika ada
yang mengalami kontaminasi bahan berbahaya.
Laporan farmasi dibuat dengan tepat dan akurat tiap awal bulan. Laporan farmasidibuat dengan menarik
data dari sistem. Laporan mencakup jumlah R/, lembar Resep,dan pendapatan farmasi.

19
Panduan High Alert ( obat-obat dengan Pengawsan)
DAFTAR LARUTAN ELEKTOLIT PEKAT
DI RSIA YPK MANDIRI

1. KCl 7,46 %
2. MEYLON (Sodium Bicarbonat) 8.4 %
3. MgSO4 40 %
4. NaCl 3 %

DAFTAR OBAT-OBAT "LASA"


DI INSTALASI FARMASI RSIA YPK MANDIRI

No Nama Obat Bentuk Sediaan

A TABLET/KAPSUL/KAPLET
1 Actos 15 Tablet
2 Actos 30 Tablet
3 Acyclovir 400 Tablet
4 Acyclovir 200 Tablet
5 Adalat 5 Tablet
6 Adalat 10 Tablet
7 Adalat Oros 30 Tablet
8 Amlodipine 5 Tablet
9 Amlodipine 10 Tablet
10 Amoxyl 250 Kapsul
11 Amoxyl 500 Tablet
12 Biosanbe Kapsul
13 Biosan Tablet
14 Blopress Plus Tablet
15 Blopress 16 Tablet
16 Buscopan Plus Tablet
17 Buscopan Tablet
18 Cal- 95 Tablet
19 Calplex Tablet
20 Calnic Tablet
21 Calnic Plus Tablet
22 CaptopriL 12,5 Tablet
23 CaptopriL 25 Tablet
24 CatafLam 25 Tablet
25 CatafLam 50 Tablet
26 Cefixim 100 Kapsul
27 Cefixim 200 Kapsul
28 Cefspan 50 Kapsul
29 Cefspan 100 Kapsul
30 Cefspan 200 Tablet
31 Climadan 150 Kapsul

20
Panduan High Alert ( obat-obat dengan Pengawsan)
32 Climadan 300 Kapsul
33 Dalacin C 150 Kapsul
34 Dalacin C 300 Kapsul
35 Diflucan 50 Kapsul
36 Diflucan 150 Kapsul
37 Dumocalcin Tablet
38 Dumocalcin Plus Tablet
39 Fluimucil 200 Cap Kapsul
40 Fluimucil 200 Granul Sachet
41 Glucophage 850 Tablet
42 Glucophage 500 Tablet
43 Glucophage XR 500 Tablet
44 Glucophage XR 750 Tablet
45 Imunos Plus Tablet
46 Imunos Tablet

No Nama Obat Bentuk Sediaan


47 Lanfix 100 Kapsul
48 Lanfix 200 Kapsul
49 Maltofer Fol Tablet
50 Maltofer Tablet
51 Milmor Plus Tablet
52 Milmor NF Tablet
53 Movicox 7.5 Tablet
54 Movicox 15 Tablet
55 Nexium 20 Kapsul
56 Nexium 40 Kapsul
57 Noperten 5 Tablet
58 Noperten 10 Tablet
59 Norvask 5 Tablet
60 Norvask 10 Tablet
61 Oligocare Tablet
62 Ovacare Tablet
63 Osteocare Tablet
64 Pregnacare Kapsul
65 Premaston Tablet
66 Pospargin Tablet
67 Progynova 1 Tablet
68 Progynova 2 Tablet
69 Prolic 150 Kapsul
70 Prolic 300 Kapsul
71 Provera 10 Tablet
72 Provera 100 Tablet
73 Seminac Tablet
74 Seminac Continus Tablet
75 Sporanox Kapsul
76 Sporacid Kapsul

21
Panduan High Alert ( obat-obat dengan Pengawsan)
77 Sporax Kapsul
78 Utrogestan 100 Tablet
79 Utrogestan 200 Tablet
80 Vibramycin 50 Kapsul
81 Vibramycin 100 Kapsul
82 ZithromaX 500 Tablet
83 Zibramax 500 Tablet

B SYRUP
1 Abbotic syrup 125 mg Syrup
2 Abbotic syrup 250 mg Syrup
3 Actifed Cough Supresant Syrup
4 Actifed Expectorant Syrup
5 Actifed Original Syrup
6 Alco drops Syrup
7 Alco Plus Syrup Syrup
8 Amoxan Forte Syrup
9 Amoxan 125 Syrup
10 Amoxicyllin 125 Syrup
11 Bisolvon Kids Syrup
12 Bisolvon Sol Syrup
13 Canil Syrup

No Nama Obat Bentuk Sediaan


14 Calnic Plus Candistin drops Syrup
15 Mycostatin dros Syrup
16 Cefat 125 Syrup
17 Cefat Forte Syrup
18 Mucera syrup anak Syrup
19 Mucera syru dewasa Syrup
20 Mucopect syrup anak Syrup
21 Mucopecy syrup dewasa Syrup
22 Praxion Syrup
23 Praxion Forte Syrup
24 Sanadryl DMP Syrup
25 Sanadryl expectorant Syrup
26 Ventolin Syrup
27 Ventolin expectorany Syrup

C SALEP/CREAM
1 Apolar Cream
2 Apolar N Cream
3 Benoson Cream
4 Benoson N Cream
5 Cinolon Cream
6 Cinolon N Cream
7 Dermovate Cream

22
Panduan High Alert ( obat-obat dengan Pengawsan)
8 Dermovell Cream
9 Myco - Z Cream
10 Kenacort Cream
11 Sanoskin Oxy Gel
12 Sanoskin Melladerm Plus Gel

D SUPPOSITORIA/RECTAL TUBE
1 Borraginol - N Suppositoria
2 Borraginol - S Suppositoria
3 Cygest 200 Suppositoria
4 Cygest 400 Suppositoria
5 Dumin Rectal 125 Rectal Tube
6 Dumin Rectal 250 Rectal Tube

E NASAL DROP/INHALER/SPRAY
1 Breathy Nasal drops Drops
2 Breathy Nasal spray Spray
3 Nasonex 60 Spray
4 Nasonex 140 Spray
5 Seretide 125 Inhaler
6 Seretide 50 Inhaler
7 Sterimar Baby Drops
8 Sterimar Original Drops
9 Ventolin Inhaler

F TETES MATA
1 Cendo Tobrozon Eye Drops
2 Cenco Xitrol Eye Drops

No Nama Obat Bentuk Sediaan


G INJEKSI/INFUS
1 Erpharom 1 g Vial
2 Erprazol Vial
3 Dextrose 10 % 500 ml Kolf
4 Dextrose 5 % 500 ml Kolf
5 Dextrose 5 % 100 ml Flacon
6 Diprivan Ampul
7 Fresofol Ampul
8 Safol Ampul
9 Hipnoz Ampul
10 Miloz Ampul
11 Induxin Ampul
12 Pospargin Ampul
13 Kalmethason vial Vial
14 Kalmetahson inj Ampul
15 Kalnex 250 mg Ampul

23
Panduan High Alert ( obat-obat dengan Pengawsan)
16 Kalnex 500 mg Ampul
17 Kalfoxim 0.5 g Vial
18 Kalfoxim 1 gdam Vial
19 KA-EN 1B 500 ml Kolf
20 KA-EN 3B 500 ml Kolf
21 Lametic 4 mg Ampul
22 Lametic 8mg Ampul
23 KCL 25 ml Flacon
24 MgSO4 25 ml Flacon
25 Marcain 0.5 % PDF 5 mg/ml Ampul
26 Marcain spinal 5 mg/ml Heavy Ampul
27 Meronem 0.5 g Vial
28 Meronem 1 g Vial
29 Meropenem 1 g Vial
30 Narfoz 4 mg Ampul
31 Narfoz 8 mg Ampul
32 Ondavel 4 mg Ampul
33 Ondavel 8mg Ampul
34 Terfacef Vial
35 Triject Vial

G LAIN-LAIN
1 Abbocath no.16 Alkes
2 Abbocath no.24 (Surflo) Alkes
3 Assucryl 1 Ref 43437H Benang
4 Assucryl 1 Ref 43977H Benang
5 Assucryl 2-0 Ref 4255 Benang
6 Assucryl 3-0 Ref MS4574 Benang
7 Andalan 200 IUD
8 Andalan 380 IUD
9 Catgut Chromic 2-0 Ref 338 N Benang
10 Chromic gut 913 H Benang
11 Contact Nipple Shield M/double Alkes
12 Contact Nipple Shield S/double Alkes
13 Extention tube JMS ET 1.1000 Alkes
14 Extention tube no. 2.5 ml/27 cm Alkes

No Nama Obat Bentuk Sediaan


15 Feeding tube 8 FR/100 cm Alkes
16 Feeding tube 3.5 FR/35 cm Alkes
17 Feeding tube 5 FR/100 cm Alkes
18 Feeding tube 5 FR/40 cm Alkes
19 Polypropilen 3-0 Alkes
20 Polypropilen 4-0 Alkes
21 Prolen 3-0 ethicon 8832 H Alkes
22 Prolen 3-0 ethicon W8025 Alkes
23 Prolen 4-0 ethicon W80007 Alkes

24
Panduan High Alert ( obat-obat dengan Pengawsan)
24 Tegaderm 25 x 10 Alkes
25 Tegaderm 10 x 12 Alkes
26 Tegaderm 6 x 7 Alkes
27 Tegaderm IV Dressing Alkes
28 Three way stop cock w/ext 10 Alkes
29 Three way stop/discofix ref 40951 Alkes

25
Panduan High Alert ( obat-obat dengan Pengawsan)

You might also like