You are on page 1of 4

Nama : Anindya Widianingtyas

NIM : 1513010013

Bell’s palsy

Pasien laki - laki berusia 30 tahun dibawa oleh istrinya ke klinik karena sudut mulut
sebelah kiri terlihat lebih tinggi, sementara kelopak mata kanan tidak dapat tertutup dengan
sempurna sejak 3 hari yang lalu. Kelainan ini disadari oleh penderita pada saat bangun tidur
pada pagi hari. Sebelumnya penderita merasakan ada nyeri pada liang telinga kanan namun
tidak terlalu mengganggu. Istrinya mengatakan bahwa pasien sering menyeka mulutnya
karena banyak mengeluarkan liur.

Pada pemeriksaan neurologis ditemukan lagophthalmos (+) pada kelopak mata kanan,
reflex korena kanan (-), hiperakusis (+) pada telinga kanan, kerutan pada kening tidak terlihat
pada sisi kanan pada waktu pasien diminta mengerutkan kening. Sudut mulut kanan
tertinggal pada waktu diminta memperlihatkan gigi. Rasa pengecap dibagian depan sisi kanan
lidah menurun. Tidak dijumpai kelainan sensoris pada kulit wajah, tidak dijumpai vesikel
pada kulit liang telinga, tidak ada massa pada kelenjar parotis kanan. Hasil pemeriksaan fisik
lain dalam batas normal.

Soal

1. Lakukan penegakan diagnosis okupasi!

2. Sebutkan tatalaksana kasus tersebut!


Penegakan Diagnosis Okupasi
1. Menentukan Dasar Diagnosis
a. Anamnesis
Riwayat Penyakit Sekarang
- Keluhan utama : sudut mulut sebelah kiri terlihat lebih tinggi,
sementara kelopak mata kanan tidak dapat tertutup dengan sempurna
- Onset : sejak 3 hari yang lalu
- Kuantitas : tidak menghilang sejak 3 hari (terus menerus)
- Kualitas : mengganggu aktivitas sehari – hari
- Faktor pemberat : saat beraktivitas, saat minum (karena bila minum air sering
keluar)
- Faktor peringan : setelah minum obat pereda nyeri beli diwarung

Riwayat Penyakit Dahulu : Pernah terdiagnosis varicella saat kanak – kanak


Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada
Riwayat Pengobatan :Obat pereda nyeri
Riwayat alergi/atopik : Tidak ada
Riwayat Pekerjaan : supir angkot selama 5 tahun
Riwayat Sosial Ekonomi : menggunakan BPJS

b. Pemeriksaan fisik dan Pemeriksaan penunjang : Sudah disertakan dalam skenario


c. Diagnosis klinis : Bell’s palsy dextra

2. Menentukan pajanan ditempat kerja


Fisik : paparan udara dingin

3. Menentukan langkah evidence based


Paparan udara dingin seperti angin kencang, AC, atau mengemudi dengan
kaca jendela yang terbuka diduga sebagai salah satu penyebab terjadinya Bell’s palsy.
Karena itu nervus fasialis bisa sembab, ia terjepit di dalam foramen stilomastoideus
dan menimbulkan kelumpuhan fasialis LMN.
Pada lesi LMN bisa terletak di pons, di sudut serebelo-pontin, di os petrosum
atau kavum timpani, di foramen stilomastoideus dan pada cabang-cabang tepi nervus
fasialis. Lesi di pons yang terletak di daerah sekitar inti nervus abdusens dan fasikulus
longitudinalis medialis. Karena itu paralisis fasialis LMN tersebut akan disertai
kelumpuhan muskulus rektus lateralis atau gerakan melirik ke arah lesi.

4. Menentukan apa pajanan cukup menimbulkan diagnosis klinis


a. Masa kerja : 5 tahun
b. Jumlah paparan : dari jam 6 pagi sampai 6 sore (12 jam)
c. Pemakaian APD : jendela jarang ditutup dan tidak menggunakan APD

5. Menentukan apa ada faktor individu yang berpengaruh


Memiliki riwayat penyakit varicella saat kanak – kanak

6. Menentukan apa ada faktor diluar pekerjaan yang berpengaruh


Tidak ada

7. Menentukan diagnosis okupasi


Penyakit akibat hubungan kerja, karena bersifat multikausal antara lain karena
paparan angin kencang dan riwayat penyakit dahulu varisela.
2. Tatalaksana kasus tersebut
Terapi Non-farmakologis

1. Kompres hangat daerah sisi wajah yang sakit selama 20 menit.

2. Massage wajah yang sakit kearah atas dengan menggunakan tangan dari sisi wajah
yang sehat

3. Latihan tiup lilin, berkumur, makan dengan mengunyah disisi yang sakit, minum
dengan sedotan, mengunyah permen karet.

4. Perawatan mata :

a. Beri obat tetes mata (golongan artifial tears) 3 kali sehari.

b. Memakai kacamata gelap sewaktu bepergian siang hari.

c. Biasakan menutup kelopak mata secara pasif sebelum tidur.

Terapi Farmakologis

- R/ Prednison tab 5 mg
S 1dd tab III (diminum 1kali sehari, sekali minum 3 tablet)
Selama 4 hari, selanjutnya tapp off
- R/ Asiklovir tab 400mg
S 5dd tab 1(diminum 5kali sehari, sekali minum 1 tablet)
selama 7-10 hari.

You might also like