Professional Documents
Culture Documents
Nama :
Lukman Firmansyah
Marcelio D.A
M. Cikhal Anwar
Rachmat Wardana
1. Pengertian
Mencuri adalah mengambil harta milik orang lain yang tidak ada hak untuk memilikinya,
yang dilakukan tanpa sepengetahuan pemiliknya, dan secara sembunyi-sembunyi. Hukumnya
adalah haram dan termasuk dosa besar.
Merampok adalah mengambil harta milik orang lain secara paksa dengan menggunakan
kekerasan, ancaman senjata dan terkadang disertai penganiayaan dan pembunuhan yang
dilakukan di tempat-tempat yang ramai. Sama dengan menyamun hal ini termasuk dosa besar
karena merupakan suatu kejahatan merampas harta orang lain yang disertai ancaman jiwa, oleh
karena hukumnya adalah haram.
2. Hukuman Islam/pemerintah
Dalam Hukuman islam
Rasulullah saw menjelaskan secara rinci perihal tingkatan potong tangan kepada pelaku
pencurian yang lebih dari satu kali, sebagaimana sabdanya yang diriwayatkan oleh Syafi’iy.
e. Jika mencuri untuk kelima kali dan seterusnya, dihukum ta’zir dan dipenjara sampai mereka
bertaubat
Secara umum, perbuatan menyamun, merampok, dan merompak kenakan had dibunuh
atau disalib, atau dipotong tangan dan kaki secara menyilang, atau diasingkan dari teampat
kediamanannya.
Secara rinci had bagi para penyamun, perampok, dan perompak adalah sebagai berikut :
a. Dihukum mati dan disalib, jika merampas harta disertai dengan pembunuhan.
b. Dipotong tangan dan aki secara silang, jika hanya merampas harta tanpa disertai pembunuhan.
c. Dihukum mati (qisas), jika membunuh korban tanpa merampas hartanya.
d. Dipenjara atau diasingkan dari tempat tinggalnya, jika dalam aksinya belum sempat merampas
harta dan atau tidak membunuh korbannya.
Pencurian dengan kekerasan atau sering disebut sebagai perampokan diatur dalam pasal
365 ayat 1, 2, 3, dan 4 KUHP. Adapun isi dari ketentuan tersebut adalah :
Diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun pencurian yang didahului,
disertai, atau diikuti dengan kekerasan atau ancaman kekerasan, terhadap orang dengan maksud
untuk mempersiapkan atau mempermudah pencurian, atau dalam hal tertangkap tangan, untuk
memungkinkan melarikan diri sendiri atau peserta (pelaku) lainnya, atau untuk menguasai
barang yang dicuri.
Pasal 365 ayat 1 ini menjelaskan bahwa sebelum melakukan perbuatan pencurian, pelaku
telah mempersiapkan segala sesuatunya, termasuk melakukan tindakan kekerasan kepada korban
agar pencurian itu dengan mudah dilakukan.
Pencurian yang dilakukan dengan cara menyekap seseorang agar korban tidak bisa
melawan lalu karena korban tidak mampu melawan maka pelaku akan dengan mudah mengambil
barang-barang yang dibawa oleh korban, seperti dompet, gelang, kalung dan perhiasan lain yang
melekat ditubuh korban
Jika perbuatan dilakukan pada waktu malam dalam sebuah rumah atau
pekarangan tertutup yang ada rumahnya,
di jalan umum atau dalam kereta api yang sedang berjalanJika perbuatan
dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan bersekutu
Jika masuk ke tempat melakukan kejahatan dengan merusak atau memanjat atau
dengan memakai anak kunci palsu, perintah palsu atau pakaian jabatan palsu
Pasal 365 ayat 2 ini menjelaskan bahwa pencurian dilakukan di malam hari di
dalam sebuah rumah atau tempat lainnya, yang pencurian itu dilakukan oleh
seorang diri atau lebih dan untuk mempermudah pencurian itu dilakukan dengan
cara merusak pintu rumah, memanjat rumah dan melukai pemilik rumah, lalu
korban mengalami luka berat.
Jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak memberi harapan untuk sembuh sama
sekali atau yang menimbulkan bahaya maut.
Tidak mampu terus menerus untuk menjalankan tugas jabatan atau pekerjaan
pencarian
Kehilangan salah satu pancaindera
Mencapat cacat berat
Menderita sakit lumpuh
Terganggunya daya pikir selama empat minggu lebih
Gugur atau matinya kandungan seorang perempuan
Pencurian yang dilakukan oleh satu atau dua orang pada jam 12 malam di suatu rumah
milik orang lain, dan untuk masuk ke dalam rumah dilakukan dengan cara merusak pintu
rumah, lalu biar pemilik rumah tidak teriak, pelaku menyekap dan melukai, menganiaya,
memukul pemilik rumah serta orang orang yang ada di rumah tersebut.
Jika perbuatan mengakibatkan kematian, maka diancam dengan pidana penjara paling
lama lima belas tahun
Pasal 365 ayat 3 ini menitik-beratkan soal akibat yang dialami korban, yakni jika korban
pencurian sebagaimana pasal 365 ayat 1 dan 2 mengalami kematian maka ancaman
hukumannyya menjadi lebih berat dari sembilan dan dua belas tahun menjadi lima belas tahun.
Diancam dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau selama waktu
tertentu atau paling lama dua puluh tahun, jika perbuatan mengakibatkan luka berat atau
kematian dan dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan bersekutu, disertai pula oleh salah satu
hal yang diterangkan dalam pasal 365 ayat 1 dan 3.
Pasal 365 ayat 4 ini menjadi lebih berat ancaman hukumannya karena perbuatan
pencurian itu dilakukan oleh dua orang atau lebih dan korbannya lebih dari satu orang,
diantaranya ada korban yang luka berat dan ada juga yang mati. Dan pencurian itu juga
dilakukan sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 365 ayat 2 angka 1 dan 3. Orang yang
melakukan perbuatan pencurian sebagaimana dimaksud dalam pasal 365 ayat 4 ini diancam
dengan hukuman mati atau penjara seumur hidup.
Dasar sangsi dalam al-quran yatiu allah berfirman didalam surat al-maidah ayat 38 yang
artinya “Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya
(sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari allah. Dan aalh
maha perkasa lagi maha bijaksana” (Depag RI, 1985:165)
Dasar sangsi dalam hadits yang artinya “dari Ibnu Umar r.a katanya : Rasulullah pernah
memotong tangan seorang yang mencuri sebuah perisai yang bernilaisebayak tiga dirham” (HR.
Bukhori Muslim
4. Akibatnya
Menimbulkan Kerugian dan kekecewaan
Menimbulkan ketakutan