You are on page 1of 5

REZA

2.3 Macam-Macam Air

• Air gravitasi: berada di pori makro tanah, diikat sangat lemah oleh partikel tanah, dengan cepat turun
ke lapisan yang lebih dalam, tidak dapat dimanfaatkan tanaman

• Air kapiler: terdapat di pori mikro tanah, melapisi butiran tanah, diikat longgar oleh partikel tanah,
dapat dilepaskan oleh perakaran, dapat diserap akar

• Air higroskopis: air yang menempati posisi sangat dekat dengan partikel tanah, diikat sangat kuat, akar
tidak mampu memutus ikatan, tidak dapat diserap akar

FARIS
(improve slide sblm peranan) Air merupakan sumber kehidupan, tanpa air tidak ada makhluk
yang dapat hidup. Begitu juga tanaman,salah satu unsur terbesar tanaman adalah air yaitu berkisar
anatara 90% untuk tanaman muda, sampai kurang dari 10% untuk padi-padian yang menua sedangkan
tanaman yang mengandung minyak , kandungan airnya sangat sedikit. penyiraman harus dilakukan
teratur agar tidak kekurangan. Jika tidak disiram, tanaman akan mati kekeringan. Air merupakan bahan
untuk fotosintesis, tetapi hanya 0,1% dari total air yang digunakan untuk fotosintesis. Air yang
digunakan untuk transpirasi tanaman sebanyak 99 %, dan yang digunakan untuk hidrasi 1 %, termasuk
untuk memelihara dan menyebabkan pertumbuhan yang lebih baik. Selama pertumbuhan tanaman
membutuhkan sejumlah air yang tepat

peranan air bagi tumbuhan di bawah ini :


a. Struktur Tumbuhan. Air merupakan bagian terbesar pembentuk jaringan dari semua makhluk hidup
(tak terkecuali tumbuhan). Antara 40% sampai 60% dari berat segar pohon terdiri dari air, dan bagi tumbuhan
herba jumlahnya mungkin akan mencapai 90%. Cairan yang mengisi sel akan mampu menjaga substansi itu
untuk berada dalam keadaan yang tepat untuk berfungsi metabolisma.
b. Sebagai Penunjang. Tumbuhan memerlukan air untuk penunjang jaringan-jaringan yang tidak
berkayu. Apabila sel-sel jaringan ini mempunyai cukup air maka sel-sel ini akan berada dalam keadaan kukuh.
Tekanan yang diciptakan oleh kehadiran air dalam sel disebut tekanan turgor dan sel akan menjadi mengembang,
dan apabila jumlah air tidak memadai maka tekanan turgor berkurang dan isi sel akan mengerut dan terjadilah
plasmolisis.
c. Alat Angkut. Tumbuhan memanfaatkan air sebagai alat untuk mengangkut materi disekitar tubuhnya.
Nutrisi masuk melalaui akar dan bergerak ke bagian tumbuhan lainnya sebagai substansi yang terlarut dalam air.
Demikian juga karbohidrat yang dibentuk di daun diangkut ke jaringan-jaringan lainnya yang tidak
berfotosintesis dengan cara yang sama.
d. Pendingin. Kehilangan air dari tumbuhan oleh transpirasi akan mendinginkan tubuhnya dan menjaga
dari pemanasan yang berlebihan. Masuknya Air dalam TumbuhanTumbuhan umumnya menyerap/ mengisap
air tanah oleh sistem akarnya, meskipun pada beberapa tumbuhan sederhana seperti lumut kerak dan lumut daun
mampu menyerap air dari sekitarnya secara langsung. Air memasuki akar melalui bulu-bulu akar yang sangat
halus yang berada seitar 6 mm setelah tudung akar. Sistem bulu akar ini memperluas permukaan aktif yang
mampu menyerap air, dan secara terus menerus diperbaharui sesuai dengan pertumbuhan akar menembus tanah.

neni
Berdasarkan kebutuhan air, umumnya ada tiga jenis tanaman, yaitu:

Jenis Suka Air, memerlukan air yang cukup banyak untuk dapat hidup dengan baik,
contohnya jenis Adiantum, Begonia, Calathea, Dracaena, Dieffenbachia, Monstera, Peperomia serta
jenis pakis-pakisan.

Jenis menyukai air dalam jumlah sedang, memerlukan air yang cukup tapi tidak berlebih
untuk tumbuh dalam kondisi yang sehat, contohnya adalah Aglaonema, Anthurium, Philodendron, dan
lainnya

Jenis menyukai sedikit air, merupakan jenis tanaman yang dapat tumbuh dengan baik
dalam keadaan sedikit air, contohnya berbagai jenis tanaman sukulen, kaktus, Sansiviera,
Chryptanthus dan lainnya

rosy
Kekurangan air akan menyebabkan tanaman menjadi kerdil, perkembangannya menjadi
abnormal. Kekurangan yang terjadi terus menerus selama periode pertumbuhan akan
menyebabkan tanaman tersebut menderita dan kemudian mati. Sedang tanda-tanda pertama yang
terlihat ialah layunya daun-daun. Peristiwa kelayuan ini disebabkan karena penyerapan air tidak
dapat mengimbangi kecepatan penguapan air dari tanaman. Jika proses transpirasi ini cukup besar
dan penyerapan air tidak dapat mengimbanginya, maka tanaman tersebut akan mengalmi kelayuan
sementara (transcient wilting), sedang tanaman akan mengalami kelayuan tetap, apabila keadaan
air dalam tanah telah mencapai permanent wilting percentage. Tanaman dalam keadaan ini sudah
sulit untuk disembuhkan karena sebagaian besar sel-selnya telah mengalami plasmolisia
(Dwidjoseputro, 1984 dalam Harwati, 2007).
Selain itu, Sintesis klorofil dibatasi pada kekurangan air yang lebih besar. Defisit air pada
saat proses fotosintesa berlangsung, berakibat pada kecepatan fotosintesa. Defisit air akan
menurunkan kecepatan fotosintesa. Dari suatu penelitian disimpulkan bahwa perluasan daun
dibatasi oleh ketersediaan air sehingga menurunkan efisiensi fotosintesa
Kehilangan air dari tanaman oleh transpirasi merupakan suatu akibat yang tidak dapat
dielakkan dari keperluan membuka dan menutupnya stomata untuk masuknya CO2 dan kehilangan
air melalui transpirasi lebih besar melalui stomata daripada melalui kutikula. Indeks luas daun
yang merupakan ukuran perkembangan tajuk, sangat peka terhadap cekaman air, yang
mengakibatkan penurunan dalam pembentukan dan perluasan daun, peningkatan penuaan dan
perontokan daun, atau keduanya. Perluasan daun lebih peka terhadap cekaman air daripada
penutupan stomata. Selanjutnya dikatakan bahwa peningkatan penuaan daun akibat cekaman air
cenderung terjadi pada daun-daun yang lebih bawah, yang paling kurang aktif dalam fotosintesa
dan dalam penyediaan asimilat, sehingga kecil pengaruhnya terhadap hasil (Ali, 2013).
Martin, Tenorio dan Ayerbe (1994) dalam Ali (2013) menjelaskan bahwa cekaman air
yang terjadi pada paruh kedua dari siklus hidup tanaman ercis mengakibatkan penurunan nilai LAI
(leaf area index) setelah pembungaan. Hal ini menyebabkan rendahnya hasil biji ercis bila
dibandingkan dengan hasil pada musim tanam sebelumnya, dimana curah hujan selama paruh
pertama siklus hidupnya lebih besar. Kekurangan air dapat menghambat laju fotosintesa, karena
turgiditas sel penjaga stomata akan menurun. Hal ini menyebabkan stomata menutup. Penutupan
stomata pada kebanyakan spesies akan mengurangi laju penyerapan CO2 pada waktu yang sama
dan pada akhirnya akan mengurangi laju fotosintesa.
Pengaruh kekurangan air selama tingkat vegetatif adalah berkembangnya daun-daun yang
ukurannya lebih kecil, yang dapat mengurangi penyerapan cahaya. Kekurangan air juga
mengurangi sintesis klorofil dan mengurangi aktivitas beberapa enzim (misalnya nitat reduktase).
Kekurangan air justru meningkatkan aktivitas enzim-enzim hidrolisis (misalnya amilase) (Gardner
et al., 1991 dalam Solichatun et. al., 2005). Cekaman kekeringan dapat menurunkan tingkat
produktivitas (biomassa) tanaman, karena menurunnya metabolisme primer, penyusutan luas daun
dan aktivitas fotosintesis. Penurunan akumulasi biomassa akibat cekaman air untuk setiap jenis
tanaman besarnya tidak sama. Hal tersebut dipengaruhi oleh tanggap masing-masing jenis tanaman
(Solichatun et al., 2005).

alifia
Akibat kelebihan air secara umum bagi tanaman adalah sebagai berikut:
 Kelebihan air menyebabkan pori-pori tanah tidak ada oksigen, sementara tanaman memerlukan
oksigen untuk pernapasan dan pertumbuhannya
 Tanaman akan terlihat menguning, pertumbuhan terhambat dan kurus
 Tanaman akan mati
 Tanah menjadi gundul
 Beberapa spesies tanaman menjadi lebih toleran terhadap kondisi jenuh air dan akan mengambil
alih vegetasi daerah tersebut.
 Menurunkan potensi hasil antara 30-80% pada beberapa hasil pertanian di daerah padang rumput
yang curah hujannya ≥ 400 ml (McFarlane and Williamson, 2001 dalam Eliakim et. al., 2008).
Tanaman yang tergenang menunjukkan gejala klorosis khas kahat N. Kekahatan N terjadi
karena penurunan ketersediaan N maupun penurunan penyerapannya. Pada kondisi tergenang
ketersediaan N dalam bentuk nitrat sangat rendah karena proses denitrifikasi, nitrat diubah
menjadi N2, NO, N2O, atau NO2 yang menguap ke udara. Pada proses denitrifikasi, nitrat
digunakan oleh bakteri aerob sebagai penerima elektron dalam proses respirasi. Genangan
berdampak negatif terhadap ketersediaan N, tetapi ada pula keuntungan dari timbulnya genangan
yaitu peningkatan ketersediaan P, K, Ca, Si, Fe, S, Mo, Ni, Zn, Pb, Co. Genangan berpengaruh
terhadap proses fisiologis dan biokimiawi antara lain respirasi, permeabilitas akar, penyerapan
air dan hara, penyematan N. Selain itu menyebabkan kematian akar di kedalaman tertentu dan
hal ini akan memacu pembentukan akar adventif pada bagian di dekat permukaan tanah pada
tanaman yang tahan genangan (Eliakim et. al., 2008).
Pengaruh genangan pada tajuk tanaman: penurunan pertumbuhan, klorosis, pemacuan
penuaan, epinasti, pengguguran daun, pembentukan lentisel, penurunan akumulasi bahan kering,
pembentukan aerenkim di batang. Besarnya kerusakan tanaman sebagai dampak genangan
tergantung pada fase pertumbuhan tanaman. Fase yang peka genangan: fase perkecambahan, fase
pembungaan, dan pengisian. Genangan pada fase perkecambahan menurunkan jumlah biji yang
berkecambah (perkecambahan sangat memerlukan O2). Genangan yang terjadi pada fase
pembungaan dan pengisian menyebabkan banyak bunga dan buah muda gugur (Eliakim et. al.,
2008).

Biasanya kelebihan air ini terjadi pada pertengahan musim hujan. Ciri, sinar matahari
terhalangi mendung, suhu udara turun, kelembaban udara absolute (Ah) turun / rendah,
kelembaban udara relatip (Rh) tinggi, frekwensi hujan tinggi, dan sumber air tanah maupun air
permukaan melimpah. Dampak bagi tanaman antara lain Kelembaban (Rh) tinggi pada suhu
yang rendah merupakan kondisi ideal pertumbuhan spora jamur. Tanaman yang tidak sehat atau
bagian tanaman yang tua menjadi rentan serangan jamur. Genangan-genangan air pada bagian
batang, bonggol, dan daun (bagian-bagian yang kaya karbohidrat) cepat atau lambat akan diserbu
jamur

You might also like