Professional Documents
Culture Documents
Gambar 11. Balok degan sokongan samping pada ujung nya saja.
Tekuk torsi lateral adalah kondisi batas yang menentukan kekuatan sebuah balok.
Sebuah balok mampu memikul mom en maksimum hingga mencapai mom en plastis (Mp).
Tercapai atau tidaknya momen plastis, keruntuhan dari sebuah struktur balok adalah salah
satu dari peristiwa berikut:
1. Tekuk lokal dari flens tekan
2. Tekuk lokal dari web dalam tekan lentur
3. Tekuk torsi lateral
Ketiga macam keruntuhan tersebut dapat terjadi pada kondisi elastis maupun inelastis.
Gambar 12. menunjukkan perilaku dari sebuah balok yang dibebani momen konstan M
dengan bentang tak terkekang L. Empat kategori dari perilaku balok tersebut adalah :
1. Jika L cukup kecil (L Lpd) maka momen plastis, MP, tercapai dengan deformasi yang
besar. Deformasi yang besar ditunjukkan oleh kapasitas rotasi R. H, dengan R 3 adalah
faktor daktilitas. Kemampuan berdeformasi (kapasitas rotasi) adalah kemampuan menerima
regangan flens yang besar dengan stabil. Perilaku ini ditunjukkan oleh kurva 1 pada
Gambar 12
2. Jika L diperbesar sehingga Lpd < L < Lp , maka balok dapat mencapai MP namun
dengan kapasitas rotasi yang lebih kecil (R < 3). Hal ini dikarenakan kurang cukupnya
kekakuan flens dan/atau web untuk menahan tekuk lokal, atau kurangnya sokongan lateral
untuk menahan tekuk torsi lateral. Perilaku inelastis ini ditunjukkan oleh kurva 2 pada
Gambar 12.
3. Bila panjang bentang tak terkekang diperbesar lagi (Lp < L < Lr), maka M hanya mampu
mencapai Mr dengan kapasitas rotasi yang sangat terbatas. Tekuk lokal flens dan web
serta tekuk torsi lateral mencegah tercapainya Mp.
Besarnya kuat nominal momen lentur dari suatu penampang ditentukan sebagai berikut :
A. Kasus 1 Mn = Mp (R 3) .
Agar penampang dapat mencapai kuat nominal Mn = Mp, maka penampang haruslah
kompak untuk mencegah terjadinya tekuk lokal. Syarat penampang tersebut dapat
dilihat melalui tabel batasrasio kelangsingan untuk penampang kompak IWF,H-beam :
B. Kasus 2 Mn = Mp (R < 3) .
Agar penampang dapat mencpai momen plastis Mp, maka kapasitas rotasi R < 3 ,
dengan penampang haruslah kompak dan tidak terjadi tekuk lokal. Kekangan laterla
haruslah diberikan sehingga panjang bentang tak-terkekang L, tidak melebihi Lp ,
dimana Cb = 1 dan :
Penyelesaian:
Penyelesaian :
Gambar 10.
Akibat kondisi pembebanan yang bekerja, maka batang AB tidak hanya meimikul beban
merata saja, namun juga harus memikul beban lateral P1. Dalam hal ini batang AB harus
dipertimbangkan dalam desain penampang suatu elemen balok-kolom.
Berbeda dengan batang CD yang hanya didominasi oleh efek lentur saja, gaya dari beban P2
sudah dipikul oleh pengaku-pengaku (bracing) berbentuk X, sehingga batang CD
didesain sebagai suatu elemen balok tanpa pengaruh gaya aksial.
Batang CF dan DE akan memikul gaya aksial tekan maupun tarik saja.
Selain batang AB yang didesain sebagai elemen balok-kolom, batang-batang AC, BD, CE,
DF juga harus didesain sebagai suatu elemen balok-kolom, karena selain memikul gaya aksial
akibat reaksi dari balok-balok AB dan CD, batang-batang ini juga harus menerima transfer
momen yang diberikan oleh batang AB dan CD, sehingga efek lentur dan efek gaya
aksial yang bekerja tidak boleh diabaikan salah satunya.
Penyelesaian :