You are on page 1of 6

ANALISIS PENGARUH DWELLING TIME TERHADAP PENDAPATAN

(Studi pada PT. Terminal Petikemas Semarang tahun 2011-2015)

Raka Argiansyah Arya Narindra


Mochammad Al Musadieq
Supriono
Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya Malang
rakanarindra@gmail.com

ABSTRACT

This paper seek to analyze dwelling time that influence to the income of PT. Terminal Petikemas Semarang in
2011-2015 periods. Dwelling time has 3 steps of process such as Pre clearance, customs clearance, and post
clearance. This research used a explanatory research and quantitative method. The result of this research is
indicated that there is a positive significant impact of Pre clearance, customs clearance, and post clearance
to the port income. It means that the longer Pre clearance, customs clearance, and post clearance the higher
of charge stack that included in port income. It happened because of progressive charge where it was different
between period to another period.

Keywords: Dwelling time, Pre clearance, custom clearance, post clearance, Port income.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dwelling time berpengaruh terhadap pendapatan pada PT.
Terminal Petikemas Semarang pada tahun 2011-2015. Dwelling time terdiri atas 3 proses yakni Pre clearance,
customs clearance, dan post clearance. Penelitian ini menggunakan analisis explanatory research dengan
pendekatan kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya pengaruh positif signifikan dari Pre
clearance, customs clearance, dan post clearance terhadap Pendapatan pelabuhan. Pengaruh positif signifikan
yang dimaksud berarti semakin lama Pre clearance, customs clearance, dan post clearance maka biaya
penumpukkan akan semakin besar serta berujung pada meningkatnya pendapatan pelabuhan. Hal ini
dikarenakan penerapan tarif penumpukkan secara progresif dimana penumpukkan dari masa ke masa
mengalami peningkatan tarif perhari.

Kata Kunci: Dwelling time, Pre clearance, custom clearance, post clearance, Pendapatan Pelabuhan.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 41 No. 1 Desember 2016| 51


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
PENDAHULUAN
Arus Petikemas TPKS
Dwelling time merupakan waktu yang dihitung
mulai dari suatu peti kemas (kontainer) dibongkar 700000
dan diangkat (unloading) dari kapal sampai peti 600000
kemas tersebut meninggalkan terminal melalui 500000
400000

TEU'S
pintu utama (World Bank, 2011). Dwelling time
memiliki 3 tahapan yang telah diklasifikasi oleh 300000
pihak terminal yakni pre clearance, customs 200000
clearance, dan post clearance. Dwelling time atau 100000
yang dalam bahasa Indonesia merupakan waktu 0
tunggu, menjadi salah satu faktor bagaimana siklus 2010 2011 2012 2013 2014 2015
perputaran penumpukkan yang berdampak pada
pendapatan pada suatu terminal. Gambar 1 : Volume arus petikemas di PT. Terminal
Saat ini, tingkat dwelling time yang dihadapi Petikemas Semarang
oleh beberapa pelabuhan di Indonesia cukup tinggi. Sumber: PT. Terminal Petikemas Semarang (2016)
Rata-rata dwelling time di Indonesia adalah kisaran
Gambar 1 menjelaskan bahwa adanya
5 hingga 7 hari. Hal ini sangat lama dibandingkan
peningkatan arus petikemas yang melalui PT.
dengan dwelling time di beberapa negara seperti
Terminal Petikemas Semarang dari tahun ke
Singapura yang hanya 1,5 hari, Hong Kong 2 hari,
tahunnya. Semakin meningkatnya permintaan
Australia 3 hari, Port Klang di Malaysia 4 hari, dan
masyarakat yang berdampak pada meningkatnya
Leam Chabang di Thailand 5 hari (Artakusuma,
aktivitas bongkar muat dari tahun ke tahun
2012).
memaksa pihak terminal harus bisa melakukan
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
rancangan yang mampu menciptakan siklus barang
lama dari dwelling time yakni, kapasitas lahan
yang stabil atau tidak tersendat.
penumpukan, fasilitas bongkar muat yang
Keberadaan dwelling time di sisi lain juga
digunakan oleh masing–masing operator terminal,
mempengaruhi pendapatan pelabuhan khususnya
tingkat kepadatan akan arus bongkar muat peti
pada sektor operasional. Hal ini disebabkan karena
kemas yang dilayani, dan sebagainya. Tingginya
dwelling time memiliki dampak pada masa
waktu tunggu bongkar muat pelabuhan di Indonesia
penumpukkan dan juga pengenaan biaya akan
berimbas ke sektor perekonomian negara. Industri
penggunaan alat-alat berat guna memindahkan peti
dalam negeri yang berkonsentrasi ekspor ke luar
kemas dari titik awal ke titik yang lain untuk
negeri akan cenderung menemui hambatan dalam
dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Penumpukan
hal tingkat produktivitasnya. Menteri Koordinator
dan penggunaan alat berat merupakan salah satu
bidang Perekonomian Sofyan Djalil mengatakan
faktor pemasukan yang diterima pelabuhan.
bahwa saat ini biaya logistik di Indonesia sangat
Berdasarkan peningkatan arus petikemas
tinggi. Hal tersebut dikhawatirkan menghambat
serta tingginya dwelling time di Indonesia
laju pertumbuhan ekonomi yang tahun ini
khususnya PT. Terminal Petikemas Semarang
ditargetkan 5,7% (www.industri.bisnis.com). Hal
maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan
ini juga dilihat dari volume arus petikemas yang
judul “Analisis Pengaruh Dwelling Time terhadap
masuk maupun keluar dari PT. Terminal Petikemas
Pendapatan”. Tujuan dari penelitian ini adalah
Semarang yang selalu mengalami peningkatan dari
untuk mengetahui dan menjelaskan adanya
tahun ke tahun.
pengaruh antara Dwelling Time dengan Pendapatan
pada PT. Terminal Petikemas Semarang.

KAJIAN PUSTAKA
Dwelling Time
Pada konteks kepelabuhanan, dwelling time
merupakan waktu yang dihitung mulai dari suatu
peti kemas (kontainer) dibongkar dan diangkat
(unloading) dari kapal sampai peti kemas tersebut
meninggalkan terminal melalui pintu utama (World
Bank, 2011). Secara umum, komponen waktu
tunggu (dwelling time) ini terbagi menjadi 3
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 41 No. 1 Desember 2016| 52
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
tahapan, yakni: pre clearance, customs clearance, yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
dan post clearance. regresi linier sederhana. Regresi linear sederhana
Pre Customs Clearance merupakan tahapan dapat digunakan untuk memprediksikan seberapa
awal dimana mulai proses penghitungan waktu jauh hubungan fungsional ataupun kausal satu
antara tibanya kapal dan penyerahan surat variabel independen dengan satu variabel dependen
Pemberitahuan Impor Barang (PIB) kepada pihak (Sugiyono, 2009:270). Analisis regresi linear
Bea Cukai untuk dilakukan pemeriksaan sederhana, selain digunakan untuk mengukur
selanjutnya. Customs clearance merujuk pada kekuatan hubungan antara dua variabel, juga dapat
waktu dari penyerahan PIB hingga penerimaan izin. menunjukan arah hubungan antara satu variabel
Tahapan ini lebih didominasi oleh dependen dan satu variabel independen. Persamaan
pertanggungjawaban pihak Bea Cukai yang umum regresi linier sederhana dalam penelitian ini
melakukan pengklasifikasian barang menjadi adalah:
beberapa jalur, pemeriksaan dokumen serta 𝑌 =𝑎+𝑏𝑋+𝑒
pemeriksaan fisik apabila diperlukan. Post customs Keterangan:
clearance merupakan waktu dimana mulai dari Y : Subyek dalam variabel dependen yang
penerimaan izin Bea Cukai hingga meninggalkan diprediksikan
lokasi pelabuhan. Tahapan ini status dari petikemas a : Konstanta, yaitu besarnya nilai Y ketika nilai
sudah telah selesai melakukan pemeriksaan serta X=0
sudah bisa untuk dikeluarkan dari tempat b : Perubahan nilai Y apabila terjadi perubahan
penumpukkan. nilai X.
“The sorter the dwell time the more efficient X : Variabel independen
the performed operation and vice versa” e : Kesalahan prediksi (error)
(MERCKX, 2005:5). Pernyataan tersebut
mengutarakan bahwa semakin singkatnya masa HASIL PENELITIAN
dwell time maka kinerja dari operasional akan Regresi Linear Sederhana
cenderung lebih efisien dan begitu juga sebaliknya. Analisis regresi linear sederhana digunakan
untuk menghitung besarnya pengaruh variabel
Pendapatan
Menurut Baridwan (2014:29) merumuskan bebas, yaitu Pre clearance, customs clearance, dan
pengertian pendapatan adalah suatu aliran masuk post clearance (X) terhadap variabel terikat yaitu
atau kenaikan lain aktiva suatu badan usaha atau Pendapatan Pelabuhan (Y). Hasil perhitungan
pelunasan utang (atau kombinasi dari keduanya) koefisien regresi dengan menggunakan software
selama suatu periode yang berasal dari penyerahan SPSS V.16 diperoleh persamaan model regresi
atau pembuatan barang, penyerahan jasa, atau dari yaitu Y = 3,255E10 + 1,933E9 X
kegiatan lain yang merupakan kegiatan lain yang Uji t
merupakan kegiatan utama adan usaha. Berdasarkan hasil perhitungan statistik uji t
Pendapatan pelabuhan merupakan segala dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh positif
aktivitas yang dimana yang mengakibatkan adanya yang signifikan dari dwelling time (X) terhadap
aliran masuk ataupun menciptakan peningkatan Pendapatan Pelabuhan (Y). Adanya pengaruh
pada aktiva oleh suatu bidang usaha khususnya positif tersebut dapat dikatakan bahwa apabila
pelabuhan. Sasono (2012:27) mengemukakan semakin lama dwelling time maka pendapatan
bahwa tarif jasa pelayanan jasa pelabuhan terdiri pelabuhan akan meningkat, khususnya pada sisi
dari tarif pelayanan jasa kapal, tarif pelayanan jasa biaya penumpukkan. Hal ini ditunjukkan oleh
barang, tarif pelayanan jasa penumpang, tarif koefisien dwelling time sebesar 1,933E9 dengan
pelayanan jasa alat, dan tarif pelayanan jasa nilai sig.t sebesar 0,04 kurang dari taraf signifikansi
kepelabuhanan lainnya. yang ditentukan (α=0,05). Berdasarkan Uji t yang
telah dilakukan, maka hipotesis yang menyatakan
METODE PENELITIAN bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara
Jenis penelitian yang digunakan adalah Dwelling Time (X) terhadap Pendapatan Pelabuhan
explanatory research dengan pendekatan (Y) dapat diterima.
kuantitatif. Explanatory research merupakan
penelitian yang bertujuan untuk menelaah Pembahasan
kausalitas antar variabel yang menjelaskan suatu Nilai rata-rata variabel Pre clearance,
fenomena tertentu (Zulganef, 2008:11). Analisis customs clearance, dan post clearance mulai bulan

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 41 No. 1 Desember 2016| 53


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Januari 2011 sampai dengan Desember 2015 adalah sedangkan proses bongkar muat bekerja 24 jam, dan
5,47 hari. Rata–rata Pre clearance, customs kurangnya infrastruktur yang memadai.
clearance, dan post clearance dari tahun 2011
sampai dengan tahun 2015 tampak fluktuasi Pendapatan Pelabuhan

Pendapatan (dalam
dikarenakan kondisi lingkungan serta volume 70
petikemas. Rata-rata Pre clearance, customs 60

Miliar)
50
clearance, dan post clearance pada tahun 2011 40
ialah 6.07 hari, pada tahun selanjutnya mengalami 30
sedikit peningkatan dengan nilai rata-rata 4.35. 20
10
Nilai rata-rata Pre clearance, customs clearance, 0
dan post clearance dari tahun 2013 sampai dengan

Agu-15
Apr-12
Jan-11
Jun-11

Des-13
Nov-11

Sep-12

Mei-14
Jul-13

Okt-14
Mar-15
Feb-13
tahun 2015 terus mengalami penurunan dengan
nilai rata-rata Pre clearance, customs clearance,
dan post clearance tahun 2013 ialah 4,73 hari, tahun Gambar 3: Pendapatan PT. Terminal Petikemas
2014 yaitu sebesar 5.75 hari, dan tahun 2015 Semarang
dengan nilai rata-rata 6.42 hari. Sumber: Data diolah oleh peneliti (2016)
Pre clearance, customs Pada gambar 3 terlihat bahwa Pendapatan
clearance, dan post clearance pelabuhan mengalami tren positif walaupun
10 sesekali mengalami penurunan yang cukup tinggi.
8 Nilai tertinggi terjadi pada bulan Mei 2015 dan nilai
6 terendah terjadi pada bulan Februari 2011. Rata-
Hari

4 rata Pendapatan Pelabuhan tahun 2011 sampai


2
dengan tahun 2015 adalah Rp. 43.113.866.216.
0
Pendapatan pelabuhan memang cenderung
Jan-11

Sep-11
Jan-12

Sep-12
Jan-13

Sep-13
Jan-14

Sep-14
Jan-15

Sep-15
Mei-11

Mei-12

Mei-13

Mei-14

Mei-15

dibandingkan dengan produktivitas pelabuhan


dimana semakin tingginya produktivitas yang
Gambar 2: Grafik Pre clearance, customs dimiliki akan memperoleh pendapatan yang
clearance, dan post clearance 2011-2015 sebanding. Pendapatan pelabuhan dari bulan ke
bulan memang cenderung mengalami fluktuatif
Sumber: Data diolah oleh peneliti (2016) yang sifatnya acak atau tidak menentu. Hal ini
dikarenakan tidak menentunya jumlah petikemas
Naik turunnya waktu pada Pre clearance, impor yang masuk melalui PT. Terminal Petikemas
customs clearance, dan post clearance tidak bisa Semarang. Agenda-agenda tertentu juga menjadi
ditetapkan oleh pihak pelabuhan. Hal ini salah satu faktor tidak menentunya pergerakan
disebabkan oleh beberapa faktor seperti tingginya aktivitas impor seperti Hari Lebaran dimana
volume impor yang menimbulkan antrian pada aktivitas bongkar muat harus dihentikan untuk
proses pemeriksaan, tidak berfungsinya sistem 24 beberapa hari yang menyebabkan produktivitas
jam pada proses pemeriksaan, kondisi cuaca, menurun, Tahun Baru China yang berakibat
kesiapan importir, dll. liburnya aktivitas dari China, dan agenda-agenda
Pada ketiga tahapan dwelling time tersebut lain. Produktivitas tersebut cenderung meningkat
rata-rata memiliki porsi masing-masing. Pada dari tahun ke tahun dikarenakan jumlah ekspor
tahapan pre clearance memiliki porsi tertinggi. Hal maupun impor yang melalui PT. Terminal
ini bukan dikarenakan rendahnya produktivitas Petikemas Semarang selalu mengalami
yang dimiliki oleh pihak pelabuhan melainkan peningkatan.
lamanya proses pemeriksaan pada tahap customs Berdasarkan uji t, nilai positif yang di
clearance sehingga petikemas yang telah ditumpuk dapatkan sesuai dengan teori yang dikemukakan
(pada tahap pre clearance) harus terpaksa oleh MERCKX. MERCKX berpendapat bahwa
mengantri jadwal pemeriksaan. Kurangnya totalitas dwelling time berpengaruh pada kapasitas
dari pihak bea cukai (dalam tahap custom penumpukkan serta biaya penumpukkan. Semakin
clearance) dalam melakukan tanggung jawabnya lama dwelling time pada suatu pelabuhan
menjadi kendala yang sering dieluhkan. Kendala- menyebabkan menurunnya kapasitas lahan
kendala tersebut antara lain; keterbatasan jumlah penumpukkan yang tersedia. Pihak pelabuhan
sumber daya manusia, tidak bekerja selama 24 jam dalam hal ini memiliki solusi yakni dengan
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 41 No. 1 Desember 2016| 54
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
menerapkan tarif progresif pada setiap masanya Penelitian ini menggunakan Pre clearance, customs
agar diharapkan petikemas yang telah menumpuk clearance, dan post clearance (X) sebagai variabel
agar cepat dikeluarkan daripada dikenakan biaya bebas dan Pendapatan Pelabuhan (Y) sebagai
penumpukkan yang cenderung meningkat dari hari variabel terikat. Berdasarkan perhitungan pada
ke hari. Biaya penumpukkan ini merupakan salah analisis linier sederhana yang dilakukan pada
satu dari unsur total pendapatan keseluruhan. penelitian ini, maka dapat diketahui bahwa:
Berdasarkan hasil wawancara Rizal Ramli 1. Keberadaan Pre clearance, customs clearance,
selaku mantan Menteri Koordinator Bidang dan post clearance pada PT. Terminal
Kemaritiman Republik Indonesia mengatakan Petikemas Semarang berada pada kisaran 6 hari.
bahwa semakin lamanya dwelling time maka biaya Hal ini dianggap pada level yang wajar
penumpukkan yang dikeluarkan oleh pengusaha dikarenakan keterbatasan sumber daya yang
akan semakin besar (www.kompasiana.com). Hal ada. Hal ini sudah mengalami peningkatan dari
ini dikarenakan penerapan tarif yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya yang pernah mencapai
masa pertama hingga ketiga yang pada setiap masa titik 9 atau 10 hari. Akan tetapi pemerintah
memiliki perhitungan secara progresif yang masih berupaya menekan dwelling time untuk
berbeda. meningkatkan produktivitas pelabuhan tidak
Berdasarkan hasil observasi, peneliti hanya pada sisi penumpukkan melainkan pada
mendapatkan hasil yang serupa. Semakin lama sisi operasi kapal dan lapangan.
dwelling time yang ada memberikan dampak pada 2. Untuk mengetahui pengaruh variabel bebas
biaya operasional penumpukkan yang semakin yakni Pre clearance, customs clearance, dan
besar serta berujung pada pendapatan pelabuhan. post clearance (X) terhadap Pendapatan
Menurut laporan keuangan yang ada, biaya Pelabuhan (Y) peneliti menggunakan pengujian
operasional penumpukkan ini memberikan porsi t. Hasil pengujian menunjukkan bahwa Pre
sebesar kurang lebih 12% dari total pendapatan. Hal clearance, customs clearance, dan post
ini menduduki posisi ketiga setelah pendapatan clearance (X) mempunyai pengaruh yang
bongkar muat dan lift off/on. signifikan terhadap variabel Pendapatan
Pihak PT. Terminal Petikemas Semarang Pelabuhan (Y) sebesar 7%. Hal ini memiliki arti
juga berpendapat seperti halnya Merckx bahwa bahwa semakin lamanya dwelling time maka
dwelling time jelas mempengaruhi pendapatan pendapatan pelabuhan akan meningkat
pelabuhan. Akan tetapi pemerintah berupaya untuk khususnya dari sisi biaya penumpukkan.
menekan lamanya dwelling time di seluruh
Saran
pelabuhan Indonesia. Hal ini dikarenakan walaupun Berdasarkan kesimpulan diatas, maka berikut
dengan semakin lamanya dwelling time akan ialah beberapa saran yang diharapkan dapat
meningkatkan pendapatan pelabuhan khususnya bermanfaat bagi perusahaan maupun pihak-pihak
biaya penumpukkan tetapi hanya berimbas sebesar lain:
12% dari total pendapatan. Pendapatan pelabuhan 1. PT. Terminal Petikemas Semarang sebagai
di sisi lain memiliki porsi pemasukkan yang lebih perusahaan bongkar muat mampu bekerja
besar yakni sebesar 68% pada sektor bongkar muat dengan baik dengan pihak pihak yang
dari total pendapatan yang diperoleh. Pihak berkaitan guna memberi kelancaran arus
pelabuhan berasumsi bahwa dengan singkatnya petikemas serta menekan tingginya dwelling
dwelling time akan menciptakan perputaran arus time;
ekspor impor yang lebih baik/lancar sehingga 2. Importir sebagai pengguna jasa agar lebih
mampu meningkatkan volume ekspor impor. meningkatkan kinerja dalam penyelesaian
Meningkatnya volume ekspor impor jelas akan dokumen agar mampu mengurangi dwelling
meningkatkan penggunaan infrastruktur serta alat- time petikemas;
alat berat dalam aktivitas bongkar muat yang 3. Penambahan infrastruktur yang memadai
tercatat pada biaya operasi kapal serta operasi sehingga mampu mengoptimalkan
lapangan. produktivitas serta ketersediaan lahan yang
ada.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui DAFTAR PUSTAKA
variabel yang dapat mempengaruhi pendapatan Artakusuma, Afif. (2012).Analisis Import
pelabuhan pada PT. Terminal Petikemas Semarang. Container Dwelling Time Di Pelabuhan Peti
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 41 No. 1 Desember 2016| 55
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Kemas Jakarta International Container Sarjono, Haryadi. dkk. (2011). SPSS Vs LISREL:
Terminal (JICT) Tanjung Priok, Jakarta. Sebuah Pengantar, Aplikasi Untuk Riset.
Jurnal teknik Institut Teknologi Bandung. Jakarta: Salemba empat.
Aulia, Tamara. (2011). Pengaruh Kualitas
Pelayanan Terhadap Kepuasan Pengguna Sasono, Herman Budi. (2012). Manajemen
Jasa PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Pelabuhan Dan Realisasi Ekspor Impor.
Cabang Terminal Petikemas Di Makassar. Yogyakarta: CV Andi.
Skripsi Universitas Hassanudin Makassar.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Bisnis.
ASEAN Secretariat. (2015). ASEAN Economic Bandung: Alfabeta
Community Blueprint 2025. Jakarta: ASEAN
secretariat. Suliyanto. (2006). Metode Riset Bisnis.
Ball, Donald A. et all. Alih bahasa oleh Syahrizal Yogyakarta: Andi.
Noor. (2011). International Business (ed9).
Jakarta: Salemba Empat. World Bank. (2001). Why Cargo Dwell Time
Matters In Trade. Washington D. C.
Baridwan, Zaki. (2004). Intermediate Accounting
(ed8). Yogyakarta: BPFE. World Bank. (2011). Economic Premise.
Basuki, dkk. (2015) Analisis Risiko Kegiatan www.worldbank.org/economicpremise.
Bongkar Muat Sebagai Komponen Dwelling Diakses 3 Januari 2015.
Time Di Pelabuhan. Jurnal teknik perkapalan Zulganef. (2008). Metode Penelitian Sosial Dan
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya. Bisnis (ed1). Yogyakarta: Graha Ilmu
Fuaidah, Nadhifatul. (2014).Analisis Biaya
Transaksi Pada Pengeluaran Petikemas
Impor. Skripsi pada Universitas Brawijaya
Malang.
Gidado, Usman. (2015) Consequences Of Port
Congestion On Logistics And Supply Chain
In African Ports. Jurnal transportasi laut dan
kemaritiman, Vol.5, No.6.
Kontour, Ronny. (2003).Metode Penelitian.
Jakarta: CV Teruna Grafica
Kramadibrata, Soedjono. (2002). Perencanaan
Pelabuhan. Bandung: Institut Teknologi
Bandung.
MERCKX, Filip. (2005).The Issue Of Dwell Time
Charges To Optimize Container Terminal
Capacity. Jurnal Transportasi dan Ekonomi
Regional. Universitas Antwerp Belgia.

Rizkikurniadi, Fajar Prasetya. (2014). Studi


Pengurangan Dwelling Time Petikemas
Impor Dengan Pendekatan Simulasi.Tugas
akhir pada Institut Teknologi Sepuluh
November Surabaya.

Sanusi, Anwar. (2014). Metodologi Penelitian


Bisnis (ed4). Jakarta: Salemba Empat.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 41 No. 1 Desember 2016| 56


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

You might also like