You are on page 1of 7

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI

Oleh
Afita Novira Tsania
162010101055

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JEMBER
2018
A. JUDUL PRAKTIKUM
Indra Pendengaran dan Penglihatan

B. PROSEDUR PRAKTIKUM
Cara Rinne :
1. Getarkan kedua ujung garpu tala dengan dipukulkan pada telapak tangan atau mendekatkan
kedua ujung garpu tala kemudian secara mendadak dilepaskan (seperti mencubit). Jangan
sekali-kali dipukulkan ke pinggir meja atau benda yang keras.
2. Tempelkan dengan sedikit tekanan gagang dari garpu tala pada prosesus mastoideus pada
sisi telinga yang diperiksa sampai orang coba memberi tanda tidak mendengar.
3. Segera pindahkan garpu tala ke sisi lubang telingba lebih kurang 1,5 cm dengan kedua
ujungnya mengarah ke atas pada bidang frontal dan dengarkan getarannya.
Hasilnya : Rinne positip (+) bila orang coba masih mendengar suara setelah dipindahkan
ke sisi lubang telinga.
4. Catatlah waktu (dalam detik) saat pemindahan garpu tala sampai orang coba memberi
tanda tidak mendengar lagi. Lakukan ini pada telinga kanan dan kiri pada semua garpu tala
(5 frekuensi).
5. Lakukanlah pemeriksaan pada telinga yang sakit atau tiruan dengan menyumbat salah satu
telinga dengan kapas yang dibasahi air dan lakukan tes Rinne ini pada telinga yang
disumbat tersebut (cukup dengan salah satu garpu tala).

Cara Schwabach :
1. Garpu tala yang digetarkan ditempelkan pada prosesus mastoideus sisi telinga yang
diperiksa, sampai orang tersebut memberi tanda sudah tidak mendengar lagi.
2. Segera garpu tala dipindahkan ke prosesus mastoideus pemeriksa (dengan telinga normal).
Hasil :
 Bila pemeriksa masih mendengar suara getaran, disebut Schwabach memendek
(orang coba mendengar dalam waktu lebih pendek dari pemeriksa).
 Bila pemeriksa sudah tidak mendengar suara getaran, ada kemungkinan
Schwach normal atau memanjang. Untuk memastikannya dilakukan dengn
membalik tes yaitu dari pemeriksa ke orang coba.
3. Lakukanlah pemeriksaan pada telinga yang sakit atau tiruan dengan menyumbat salah satu
telinga dengan kapas yang dibasahi air. Di sini pemeriksaan dilakukan hanya dengan
menggunakan satu frekwensi garpu tala.

Cara Weber :
1. Garpu tala yang bergetar ditempelkan pada vorteks atau dahi (pada garis median) orang
coba.
2. Tanyakan apakah terdengan sama keras pada kedua telinga.
Hasilnya :
 jika terdengan sama keras berarti tidak ada lateralisasi
 jika terdengar sama keras berarti ada lateralisasi, dinyatakan pada sisi yang
mendengar lebih keras.
3. lakukan pemeriksaan pada telinga yang sakit atau tiruan dengan menyumbat denga kapas
yang dibasai air. Disini pemeriksaan dilakukan hanya dengan menggunakan satu garpu
tala.

Dalam praktikum ini yang disumbat dengan kapas hanya 1 (satu) lubang teling saja,
misal telinga kanan orang coba (jangan berpindah selama praktikum)

C. HASIL PRAKTIKUM
1. Rinne

Frekwensi KANAN (detik) KIRI (detik)


Garpu tala
Tidak disumbat Disumbat Kapas Tidak Disumbat
2048 29 s (+) 20,2 s (+) 21,6 s (+)
1024 35 s (+) 28,9 s (+) 32,2 s (+)
512 36,82 s (+) 26,03 s (+) 23,07 s (+)
256 35,1 s (+) 30,1 s (+) 31.9 s (+)
128 33 s (+) 27,6 s (+) 29,3 s (+)
Keterangan : Positip (+) bila AC > BC
Negatip (-) bila BC > AC

2. Schwabach
a. Dari probandus ke pemeriksa : (-)
b. Dari pemeriksa ke probandus : (-)
Keterangan : (+) = masih mendengar
(-) = tidak mendengar lagi
c. Kesimpulan : Equal

3. Weber

Cara pemeriksaan Tanpa Penyumbatan Kanan disumbat

Weber Tidak terjadi lateralisasi Lateralisasi ke kanan

D. PEMBAHASAN
 Pada tes rinne didapatkan hasil yang positif karna probandus masih mendengar suara
setelah dipindahkan ke sisi lubang telinga (AC > BC), sehingga dapat menyingkirkan
kemungkian tuli konduktif. Pada telinga yang disumbat juga didapatkan waktu yang
lebih singkat. Hal ini membuktikan bahwa sumbatan pada telinga dapat mengganggu
hantaran suara untuk sampai di telinga
 Pada tes schwabach menunjukkan hasil yang equal. Hal ini menunjukkan bahwa tidak
ada tanda tanda tuli konduktif (schwabach memanjang) atau pun tuli sensorineural
(schwabach memendek) pada probandus
 Pada tes weber, tidak terjadi lateralisasi pada telinga yang tidak di sumbat. Hal ini
menunjukkan bahwa tidak ada tanda tanda tuli konduktif maupun tuli sensorineural
pada probandus. Berbeda halnya pada telinga yang disumbat, terjadi lateralisasi pada
telinga yang disumbat. Hal ini menggambarkan kelainan telinga konduktif pada tes
weber.

E. KESIMPULAN
Tuli konduksi : Rinne negatif, lateralisasi ke arah telinga yang sakit, schwabach memanjang
Tuli sensorineural : Rinne positif, lateralisasi ke arah telinga yang sehat, schwabach
memendek
PERTANYAAN :
1. Terangkan dasar-dasar dari teori tersebut diatas
2. Kemungkinan kelainan apa saja yang dapat ditemukan bila:
a) Rinne : positip, b) Weber : tidak ada lateralisasi, c) Scwabach : memanjang.
3. Bagaimana hasil pemeriksaan seandainya penderita dengan tuli saraf ?

JAWABAN :
1. Pemeriksaan dengan penala
1. Getarkan penala (mis. 32 Hz) dengan jari kita.
2. Mula-mula, dengarkan sendiri hingga suara hampir hilang sesudah itu kita letakkan
kedekat telinga orang yang akan diperiksa, bila masih didengarnya kita namakan positif
(+), bila tidak didengarnya lagi dinamakan negatif (-).
3. Lakukan lagi dengan garpu tala lainnya sehingga dapat kita data seperti contoh berikut:

Dengan melihat hasilnya kita dapat menentukan apakah penderita mengalami tuli
konduktif atau tuli perspektif. Dalam gambar ini ada tuli koduktif telinga kiri.

Pemeriksaan Rinne:
1. Getarkan penala (512 Hz).
2. Letakkan pada mastoid pasien.
3. Bila tidak didengar lagi, letakkan di depan lubang telinga pasien. Pada orang yang
pendengarannya normal, pasien masih mendengar suara di muka lubang telinga tersebut;
disebut Rinne positif (+).
Pemeriksaan Weber:
1. Getarkan penala (256-512 Hz)
2. Letakkan pada garis medial kepala (vortex, gigi, dll). Normal: suara didengar sama
pada bagian kanan dan kiri. Pada tuli konduktif suara didengar pada telinga yang sakit,
dinamakan Weber lateralisasi ke bagian yang sakit. Pada tuli perseptif suara didengar
pada telinga yang sehat dinamakan Weber lateralisasi ke bagian yang sehat.

Pemeriksaan Schwabach:
1. Getarkan penala (256-512 Hz)
2. Letakkan dahulu pada mastoid yang memeriksa.
3. Bila pemeriksa tidak mendengar lagi, letakkan pada mastoid pasien. Bila pasien masih
mendengarnya berarti pasien menderita tuli konduktif dan dinamakan Schwabach
memanjang. Bila pasien tidak mendengarnya lagi berarti pasien menderita tuli saraf dan
dinamakan Schwabach memendek.

2. a) Normal (namun, bisa juga Tuli sensorineural)


b) Normal
c) Tuli konduktif

3. a) Tes Rinne positif


b) Pada tes weber maka pasien akan mendengar lebih keras pada telinga yang sehat
(lateralisasi ke arah telinga yang sehat)
a) Tes schwabach memendek

You might also like