Gaya Magnet

Gaya magnet yang ditimbulkan oleh dua muatan m1(muatan uji) dan m2(muatan sumber)
adalah

1 𝑚1 𝑚2
𝐹⃑ = 𝒓
𝜇 𝑟2

𝑟2 − 𝑟1
𝒓=
|𝑟2 − 𝑟1|

(𝑥2 𝑖 + 𝑦2 𝑗 + 𝑧2 𝑘) − (𝑥1 𝑖 + 𝑦1 𝑗 + 𝑧1 𝑘)
=
|((𝑥2 𝑖 + 𝑦2 𝑗 + 𝑧2 𝑘)2 − (𝑥1 𝑖 + 𝑦1 𝑗 + 𝑧1 𝑘)2 )|1/2
(𝑥2 − 𝑥1 )𝑖 + (𝑦2 − 𝑦1 )𝑗 + (𝑧2 − 𝑧1 )𝑘
=
|(𝑥2 − 𝑥1 )2 + (𝑦2 − 𝑦1 )2 + (𝑧2 − 𝑧1 )2 |1/2

Kuat Medan Magnet

Kita anggap bahwa m1 (muatan uji) adalah instumen alat yang di ketahui besarannya dan
digunakan untuk mengetahui kuat medan magnet ada muatan sumber (m1,m2,m3,...mn).
Pesamaannya adalah :

𝐹⃑ 1 𝑚2
⃑⃑ =
𝐻 = 𝒓
𝑚1 𝜇 𝑟 2

Momen Magnet Dipole

Apabila dua buah kutub +m dan –m yang besarnya sama tepisah sejauh 2l, maka momen
dipole yang muncul adalah

𝑀 = 2𝑙 𝑚𝒓

Potensial Magnetik

Kita ingin menentukan pontensial disekita suatu momen dipole. Kita akan hitung potensial
pada jarak r dari pusat momen dipole (titik tengah antara dua muatan) yang membentuk sudut
θ dengan sumbu momen dipole (sumbu vertikal).

𝑟1 = 𝑟 + ∆𝑟1 𝑟2 = 𝑟 − ∆𝑟2

∆𝑟1 = 𝑙 cos 𝜃1 ∆𝑟2 = 𝑙 cos 𝜃2

Jika jarak titik pengamatan sangat besar dibandingkan dengan d maka kita dapat melakukan
apoximasi 𝜃1 ≈ 𝜃2 ≈ 𝜃3 sehingga
 ∆𝑟1 = 𝑙 cos 𝜃 ∆𝑟2 = 𝑙 cos 𝜃

Potensial di titik P yang dihasilkan oleh muatan –m adalah

1𝑚
𝐴1 = −
𝜇 𝑟1

Potensial di titik P yang dihasilkan oleh muatan –m adalah

1𝑚
𝐴2 = −
𝜇 𝑟2

Potensial total dititik P akibat muatan –m dan +m menjadi

𝐴 = 𝐴1 + 𝐴2

1𝑚 1𝑚
= − +
𝜇 𝑟1 𝜇 𝑟2

𝑚 1 1
= ( − )
𝜇 𝑟2 𝑟1
𝑚 𝑟1 𝑟2
= ( − )
𝜇 𝑟1 𝑟2 𝑟1 𝑟2

𝑚 (𝑟 + ∆𝑟1 ) − (𝑟 − ∆𝑟2 )
= ( )
𝜇 𝑟1 𝑟2

𝑚 ∆𝑟1 + ∆𝑟2
= ( )
𝜇 𝑟1 𝑟2

𝑚 𝑙 cos 𝜃 + 𝑙 cos 𝜃
= ( )
𝜇 𝑟1 𝑟2

𝑚 2 𝑙 cos 𝜃
𝐴 =
𝜇 𝑟1 𝑟2

Untuk jarak r yang sangat besar dibandingkan dengan l, kita dapat mengaplikasikan 𝑟1 ≈ 𝑟,
𝑟2 ≈ 𝑟, 𝑟1 × 𝑟2 ≈ 𝑟 × 𝑟 = 𝑟 2 dengan demikian

𝑚 2 𝑙 cos 𝜃
𝐴 =
𝜇 𝑟2

1 2 𝑙 𝑚 cos 𝜃
=
𝜇 𝑟2

1 cos 𝜃
= 𝑀
𝜇 𝑟2
Anomali Magnet

Menghitung potensial pada suatu volume dengan menganggap suatu distribusi dipole yang
kontinu yang dihasilkan oleh suatu vektor momen dipole pesatuan volume. Potensial skalar di
titik P adalah

cos 𝜃
𝐴 = 𝑀(𝑟)
𝑟2
𝒓
= 𝑀(𝑟)
𝑟2
1
= − 𝑀(𝑟)𝛻 ( )
𝑟
Potensial untuk semua titik bagian luar

1
𝐴 = − ∫ 𝑀(𝑟). 𝛻 ( ) 𝑑𝑥
𝑥 |𝑟0− 𝑟|

Resultan medan magnet diperoleh dengan persamaan

𝐹(𝑟) = −∇𝐴(𝑟)

Maka menghasilkan

1
𝐹(𝑟0 ) = ∇ ∫ 𝑀(𝑟). 𝛻 ( ) 𝑑𝑣
𝑉 |𝑟0− 𝑟|

Jika M adalah suatu vektor konstan dengan arah 𝛼 = 𝑙𝑖 + 𝑚𝑗 + 𝑛𝑘 maka operasi :

𝜕 𝜕 𝜕 𝜕
𝑀. ∇ = 𝑀 = 𝑀 (𝑙 +𝑚 +𝑛 )
𝜕𝛼 𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑧

𝜕 𝑑𝑉
𝐴 = −𝑀 ∫ ( )
𝜕𝛼 𝑉 |𝑟0 − 𝑟|

Medan magnet Fr muncul dikarenakan adanya medan magnet bumi Fe, maka total magnet F
adalah

𝐹 = 𝐹𝑒 + 𝐹(𝑟0 )

Fe dan F(r0) tidak mesti sama. Jika F(r0) <Fe (tidak ada magnet sisa) maka 𝐹 ≈ 𝐹𝑒 . Komponen
aah F(r0) dalam arah Fe adalah FD

𝜕2 𝑑𝑉
𝐹𝐷 = 𝑀 2
∫ ( )
𝜕𝑓 𝑉 |𝑟0 − 𝑟|

𝜕𝐴 𝜕2 𝑑𝑉
𝐹𝐷 = −𝑓1 . ∇𝐴 = − =𝑀 ∫ ( )
𝜕𝑓 𝜕𝛼𝜕𝑓 𝑉 |𝑟0 − 𝑟|
Dimana f1 = faktor satuan dalam arah Fe

Jika magnetisasi utamanya diinduksi oleh Fe, maka 𝑀 = 𝑘 𝐻 ---> 𝑀 = 𝑘 𝐹𝑒

𝜕2 𝑑𝑉
𝐹𝐷 = 𝑘 𝐹𝑒 2
∫ ( )
𝜕𝑓 𝑉 |𝑟0 − 𝑟|

Kita telah menurunkan hubungan F dan A.

𝐹 = ∇𝐴

∇. 𝐹 = ∇. (−∇𝐴) = −∇2 𝐴 = 4𝜋𝜇𝜌

𝜌 adalah kuat kutub persatuan volume pada suatu titik 𝜌 = −∇. 𝑀 sehingga

∇2 𝐴 = 4𝜋𝜇∇. 𝑀(𝑟)

Dalam medium non magnetik M = 0

∇2 𝐴 = 0

Persamaan poisson Pembuktian

𝑔𝛼
1 1 𝑚 𝑄1 = 1
𝐴 = −𝑀. ∇ ( ) = −𝑚∇ ( ) . 𝛼1 = ( ) 𝑔𝛼 −𝛾𝜌 ( )
𝑟 𝑟 𝛾𝜌 𝑟

𝑀 = 𝑚. 𝛼1 Masukkan ke

1
Dimana 𝛼1 = 𝑓1 = vektor arah 𝐴 = −𝑚∇ ( ) . 𝛼1
𝑟
𝜕𝐴 1 1 𝑔𝛼
𝑔𝛼 = − = −∇𝐴. 𝑓1 = −𝛾𝜌 ( ) . 𝛼1 = −𝑚∇ ( ) .
𝜕𝑓 𝑟 𝑟 −𝛾𝜌 (1)
𝑟
Maka untuk menghitung medan magnetnya adalah
𝑚
=( ) . 𝑔𝛼
𝑚 𝛾𝜌
𝐹 = −∇𝐴 = − ( ) (∇𝑔𝛼)
𝛾𝜌
𝑚
= −( ) ∇(∇𝐴. 𝑓1 )
𝛾𝜌
𝑚
= 𝛻𝐴𝑓
𝛾𝜌
𝑑𝐴
Dimana 𝐴𝑓 = 𝑑𝑓

Jika M adalah vertikal maka komponen vertikalnya adalah

 𝑚 𝑚 𝜕𝑔
𝑍 = ( ) 𝐴𝑍𝑍 = ( ) ( )
𝛾𝜌 𝛾𝜌 𝜕𝑧

Model dipping dike bawah permukaan

Profil untuk model dike, L∞, F, Z profil untuk I=60°,β=45°,ε=45°,b=2d, D=3,5d.

Dimana 𝑟12 = 𝑑2 + (𝑥 + 𝑑 cot 𝜀)2

𝑟22 = 𝐷2 + (𝑥 + 𝐷 cot 𝜀)2

𝑟32 = 𝑑2 + (𝑥 + 𝑑 cot 𝜀 − 𝑏)2

𝑟42 = 𝐷2 + (𝑥 + 𝐷 cot 𝜀 − 𝑏)2

𝑑
∅1 = tan−1 ( )
(𝑥 + 𝑑 cot 𝜀)

Dimulai dengan persamaan

𝑚
𝐴 = ( ) 𝑔𝛼
𝛾𝜌
𝜕𝐴
Dimana 𝑔𝛼 = − 𝜕𝑓 = −∇𝐴. 𝑓1 sehingga

𝑚
𝐴 = ( ) ∇𝐴. 𝑓1
𝛾𝜌

Dimana 𝑓1 = cos 𝐼𝑖 sin 𝛽𝑖 + sin 𝐼𝑘

𝑚
𝐹 = −∇A = ( ) 𝛻(∇𝐴. 𝑓1 )
𝛾𝜌
𝑚
= ( ) 𝛻(𝐴𝑥𝑥 cos 𝐼 sin 𝛽𝑖 + 𝐴𝑧 sin 𝐼)
𝛾𝜌

𝑘 𝑓𝑒
= ( ) (𝐴𝑥𝑥 cos 𝐼 sin 𝛽𝑖 + 𝐴𝑥𝑧 sin 𝐼)𝑖 + (𝐴𝑥𝑧 cos 𝐼 sin 𝛽𝑖 + 𝐴𝑧𝑧 sin 𝐼)𝑘
𝛾𝜌

Karena A memenuhi persamaan laplace, sehingga 𝐴𝑥𝑥 = −𝐴𝑧𝑧 maka dari persamaan graviti
𝜕𝑢 𝑧
𝑔 = − 𝜕𝑧 = 𝑧𝛾 ∫𝑥 ∫𝑧 𝜌 (𝑟 2 ) 𝑑𝑥 𝑑𝑧 maka kita peroleh

𝑥𝑧
𝑢𝑥𝑧 = 4𝛾𝜌 ∬ ( ) 𝑑𝑥 𝑑𝑧
𝑟4

(𝑧 2 − 𝑥 2 )
𝑢𝑧𝑧 = 2𝛾𝜌 ∬ ( ) 𝑑𝑥 𝑑𝑧
𝑟4
Kita ubah x dan z ke x’ dan z’ yang merupakan koordinat dari sebuah titik dike, maka r2
menjadi (𝑥 ′2 + 𝑧 ′2 ). Kemudian

𝑥′𝑧′
𝑢𝑥𝑧 = 4𝛾𝜌 ∫ ∫ ( 4 ) 𝑑𝑥′ 𝑑𝑧′
𝑥′ 𝑧′ 𝑟

𝑥′𝑑𝑥′
= 4𝛾𝜌 ∫ 𝑧′𝑑𝑧′ ∫
(𝑧′2 + 𝑥′2 )2

−1 𝑥 + 𝑧 ′ 𝑐𝑜𝑡𝜀 − 𝑏
= 2𝛾𝜌 ∫ 𝑧′𝑑𝑧′ ∫ ( ) [ ]
2(𝑧′2 + 𝑥′2 ) 𝑥 + 𝑧′𝑐𝑜𝑡𝜀

−1
= 2𝛾𝜌 ∫ 𝑧′𝑑𝑧′ ∫ ( 2 )
(𝑧′ + (𝑥 + 𝑧 𝑐𝑜𝑡𝜀 − 𝑏)2 ) − (𝑧′2 + (𝑥 + 𝑧 ′ 𝑐𝑜𝑡𝜀)2 )
′

−1
= 2𝛾𝜌 ∫ 𝑧′𝑑𝑧′ ∫
(𝑧 ′ 2 + (𝑥 2 + 2𝑥𝑧 ′ 𝑐𝑜𝑡𝜀 − 2𝑥𝑏 + 𝑧 ′ 2 𝑐𝑜𝑡 2 𝜀 − 2𝑏𝑧 ′ 𝑐𝑜𝑡𝜀 + 𝑏 2 )) −

{ (𝑧 ′ 2 + (𝑥 2 + 2𝑥𝑧 ′ 𝑐𝑜𝑡𝜀 + 𝑧 ′ 2 𝑐𝑜𝑡 2 𝜀)) }

−1
= 2𝛾𝜌 ∫ 𝑧′𝑑𝑧′ ∫
(𝑧 ′ 2 + ((𝑥 − 𝑏)2 + 𝑧 ′ 2 𝑐𝑜𝑡 2 𝜀 − 2𝑏𝑧 ′ 𝑐𝑜𝑡𝜀 + 𝑏)) −

{ (𝑧 ′ 2 + (𝑥 2 + 2𝑥𝑧 ′ 𝑐𝑜𝑡𝜀 + 𝑧 ′ 2 𝑐𝑜𝑡 2 𝜀)) }

−1
= 2𝛾𝜌 ∫ 𝑧′𝑑𝑧′ ∫
(𝑧 ′ 2 (1 + cot 2 𝜀) + ((𝑥 − 𝑏)2 + 2𝑧′𝑐𝑜𝑡𝜀 + (𝑥 − 𝑏))) −
{ (𝑧 ′ 2 (1 + cot 2 𝜀) + 𝑥 2 + 2𝑥𝑧 ′ 𝑐𝑜𝑡𝜀) }

−1
= 2𝛾𝜌 ∫ 𝑧′𝑑𝑧′ ∫
(𝑧 ′ 2 𝑐𝑜𝑠𝑒𝑐 2 𝜀 + (𝑥 − 𝑏)2 + 2𝑧′𝑐𝑜𝑡𝜀 + (𝑥 − 𝑏)) −
{ (𝑧 ′ 2 𝑐𝑜𝑠𝑒𝑐 2 𝜀 + 𝑥 2 + 2𝑥𝑧 ′ 𝑐𝑜𝑡𝜀) }
𝐷
𝑧′ 𝑧′
= 2𝛾𝜌 {∫ − } 𝑑𝑧
𝑑 𝑧 ′ 2 𝑐𝑜𝑠𝑒𝑐 2 𝜀 + 2𝑥𝑧 ′ 𝑐𝑜𝑡𝜀 + 𝑥2 𝑧 ′ 2 𝑐𝑜𝑠𝑒𝑐 2 𝜀 + (𝑥 − 𝑏)2 + 2𝑧′𝑐𝑜𝑡𝜀 + (𝑥 − 𝑏)

Maka dihasilkan
 𝑟2 𝑟3
𝐴𝑥𝑥 = 2𝛾𝜌 sin 𝜀 (sin 𝜀 𝑙𝑛 ( )) + cos 𝜀(∅1 − ∅2 − ∅3 + ∅4 )
𝑟1 𝑟4
𝑟2 𝑟3
𝐴𝑧𝑧 = 2𝛾𝜌 cos 𝜀 (sin 𝜀 𝑙𝑛 ( )) + sin 𝜀(∅1 − ∅2 − ∅3 + ∅4 )
𝑟1 𝑟4

Subtitusi nilai dari penurunan persamaan 𝐹 = −∇A, sehingga

𝑘 𝑓𝑒
𝐹 = −∇A = ( ) (𝐴𝑥𝑥 cos 𝐼 sin 𝛽𝑖 + 𝐴𝑥𝑧 sin 𝐼)𝑖 + (𝐴𝑥𝑧 cos 𝐼 sin 𝛽𝑖 + 𝐴𝑧𝑧 sin 𝐼)𝑘
𝛾𝜌

Maka akan dihasilkan

𝑟2 𝑟3
𝑍 = 2𝑘𝑓𝑒 sin 𝜀 ((cos 𝐼 sin 𝛽 sin 𝜀 + sin 𝐼 cos 𝜀)𝑙𝑛 ( ) + (cos 𝐼 sin 𝛽 sin 𝜀 − sin 𝐼 cos 𝜀)
𝑟1 𝑟4

× (∅1 − ∅2 − ∅3 + ∅4 ))

𝑟2 𝑟3
𝐻 = 2𝑘𝑓𝑒 sin 𝜀 sin 𝛽 ((sin 𝐼 sin 𝛽 sin 𝜀 − cos 𝐼 sin 𝛽 cos 𝜀)𝑙𝑛 ( )
𝑟1 𝑟4

+ (cos 𝐼 sin 𝜀 sin 𝛽 + sin 𝐼 cos 𝜀) × (∅1 − ∅2 − ∅3 + ∅4 ))

𝑟2 𝑟3
𝐹 = 2𝑘𝑓𝑒 sin 𝜀 ((sin 2𝐼 sin 𝛽 sin 𝜀 − cos 𝜀 cos2 𝐼 sin2 𝛽 − sin2 𝐼)𝑙𝑛 ( )
𝑟1 𝑟4

+ sin 2𝐼 cos 𝜀 sin 𝛽 + sin 𝜀 (cos2 𝐼 sin2 𝛽 − sin2 𝐼) × (∅1 − ∅2 − ∅3 + ∅4 ))