You are on page 1of 28

PENDAHULUAN

Penjualan barang atau jasa adalah sumber pendapatan perusahaan. Dalam melaksanakan
penjualan kepada para konsumen, perusahaan dapat melakukannya secara tunai atau secara
kredit. Sudah pasti perusahaan akan lebih menyukai jika transaksi penjualan dapat dilakukan
secara tunai, karena perusahaan akan segera menerima kas dan kas tersebut dapat segera
digunakan kembali untuk mendatangkan pendapatan selanjutnya. Di pihak lain para konsumen
umumnya lebih menyukai bila perusahaan dapat melakukan penjualan secara kredit, karena
pembayaran dapat ditunda. Dalam kenyataannya, penjualan kredit menimbulkan adanya piutang
atau tagihan. Transaksi kredit paling sedikit melibatkan dua pihak kreditur (pihak yang menjual
barang atau jasa dan memperoleh piutang) dan debitur (pihak yang melakukan pembelian dan
berutang).
Makalah ini membahas tentang Akuntansi Keuangan yang didalamnya mencakup :
1. Piutang Dagang & Piutang Wesel.
2. Penghapusan Piutang tak tertagih.
3. Perhitungan Bunga Wesel & Tanggal jatuh tempo.
4. Perhitungan Nilai jatuh tempo Diskonto ke Bank.
5. Jumlah yang diterima dari Wesel yang di diskontokan.

Yang lebih jelasnya akan dijabarkan pada bagian pembahasan.

PEMBAHASAN
PIUTANG DAGANG & PIUTANG WESEL
1. Pengertian Piutang

Piutang adalah suatu aktiva yang timbul karena perusahaan menjual barangnya atau memberikan jasanya
kepada para pelanggan dan menerima janji bahwa pelanggan akan memberikan sejumlah uang kepada perusahaan
pada suatu waktu dimasa yang akan datang. (Harngren dan Harison,1997 : 42)

Piutang timbul karena adanya penjualan secara kredit kepada perusahaan lain.

2. Jenis-Jenis Piutang

Pada umumnya piutang di klasifikasikan menjadi piutang dagang / piutang usaha, piutang wesel dan
piutang lain-lain.

a. Piutang dagang / piutang usaha


Piutang dagang adalah perluasan kredit jangka pendek kepada pelanggan. Perjanjian kreditnya merupakan
persetujuan informal antara penjual dan pembeli yang didukung oleh dokumen-dokumen perusahaan, seperti faktur
pesanan. Biasanya piutang dagang tidak melibatkan bunga, meskipun bunga atau biaya jasa dapat saja ditambahkan
bilamana pembayarannya tidak dilakukan dalam periode tertentu (Jay M. Smith dan K. Fred Skousen,1987 : 287)

b. Piutang wesel
Piutang wesel adalah surat berharga yang berisi perintah dari si penarik (pembuat surat) kepada si wajib bayar (yang
berutang) untuk membayar sejumlah uang seperti yang tertera dalam surat tersebut pada waktu yang telah di
tentukan di masa yang akan datang. Jangka waktu pada piutang wesel pada umumnya paling sedikit 60 hari.

c. Piutang lain-lain
Piutang lain-lain meliputi piutang non usaha seperti pinjaman kepada pejabat perusahaan, pinjaman kepada
karyawan maupun pinjaman kepada pihak lain yang tidak berkaitan dengan usaha (Slamet Sugiri, 2009 : 43)
Piutang lain-lain terdiri atas macam-macam tagihan yang tidak termasuk dalam piutang dagang maupun piutang
wesel (Al Haryono Jusup, 2005 : 53)

3. Perbedaan masing-masing jenis piutang

Piutang Piutang wesel Piutang lain-lain


dagang/usaha
Jangka waktu kurang Jangka waktu Jangka waktu
dari 1 tahun bermacam-macam lebih dari satu
2/10, n/30 tetapi pada tahun atau
umumnya paling termasuk dalam
sedikit 60 hari piutang jangka
panjang.
Dimasukkan dalam Bagian yang jatuh Pada umumnya
aktiva lancar temponya dalam termasuk dalam
waktu 1 tahun piutang jangka
diperlakukan panjang.
sebagai aktiva
lancar, sedangkan
yang lebih dari satu
tahun piutang
jangka panjang
Berkaitan dengan Mensyaratkan Tidak berkaitan
operasi utama adanya jaminan dengan operasi
perusahaan sehingga sehingga jika saat sehari-hari dan
harus dapat ditagih jatuh tempo tidak biasanya
dapat melunasi dilaporkan
maka jaminan dineraca sebagai
tersebut dapat kelompok aktiva
dijual tidak lancar.

I. PIUTANG DAGANG

Hal-hal yang berkaitan dengan piutang dagang adalah :


1. Pengakuan Piutang Dagang

Piutang dagang diakui/dicatat pada saat :

a. Perusahaan memperoleh piutang dagang tersebut melalui adanya penjualan kredit.


b. Terjadinya retur dan potongan penjualan.
c. Adanya pelunasan.

Misal :

PT. ABC pada tanggal 14 Januari 2013 menjual barang dagangan kepada PT. Sentosa seharga Rp. 20.000.000
dengan termin 2/10, n/30. Pada tanggal 16 Januari 2013 ada beberapa barang yang cacat sehingga dikembalikan
kepada PT. ABC. Bila dihitung barang yang dikembalikan tersebut sebesar 1.000.000. Pada tanggal 24 PT. ABC
menerima pelunasan dari PT. Sentosa sebesar saldo tagihannya. Jurnal yang dibutuhkan untuk mencatat transaksi-
transaksi tersebut adalah sebagai berikut :

Januari 14 Piutang dagang 20.000.000


Penjualan 20.000.000
(Untuk mencatat adanya piutang karena penjualan kredit)

Januari 16 Retur penjualan 1.000.000


1.000.000
(Untuk mencatat adanya retur penjualan)

Januari 24 Kas 18.620.000


Potongan penjualan 380.000 (2 % x 19.000.000)
Piutang dagang 19.000.000
(Untuk mencatat adanya pelunasan piutang)
Catatan : Potongan biasanya diberikan oleh produsen kepada distributor/grosir atau dari grosir kepada pengecer dan
jarang diberikan dari pengecer ke konsumen.

2. Penilaian Piutang Dagang

Menurut Prinsip Akuntansi Indonesia piutang dagang harus dicatat dan dilaporkan dalam neraca sebesar nilai kas
bersih (neto) yang bisa direalisasikan yaitu jumlah piutang setelah dikurangi Cadangan Kerugian Piutang Tak
Tertagih (CKP) .

Contoh penyajian di neraca :

Aktiva Lancar

Piutang dagang Rp. 10.000.000


(-) Cadangan kerugian piutang (CKP) Rp. 1.000.000 -
Nilai realisasi bersih Rp. 9.000.000

Penghapusan piutang / Kerugian Piutang

Piutang dagang yang dimiliki oleh perusahaan belum tentu seluruhnya dapat ditagih. Hal ini disebabkan karena
debitur tidak mau membayar utangnya, tidak mampu membayar atau dinyatakan bangkrut, tidak diketahui
keberadaannya dsb. Piutang usaha yang tidak dapat ditagih biasanya dinamakan kerugian piutang dan dalam
akuntansi dicatat dalam akun kerugian piutang.

Terdapat dua metode yang digunakan untuk mencatat adanya kerugian piutang yaitu :
a. Metode cadangan (Allowance method)

Adalah metode yang digunakan oleh suatu perusahaan yang menyisihkan piutang dagangnya sebagai cadangan
piutang ragu-ragu atau cadangan piutang tak tertagih (Allowance for bad debts/provisions for doubtful accounts).

Metode ini digunakan apabila kerugian piutang cukup besar jumlahnya. Tiga hal yang penting berkaitan dengan
metode cadangan yaitu :

 Piutang yang tidak tertagih ditaksir jumlahnya terlebih dahulu, dan diakui sebagai biaya pada periode penjualan,
bila piutang tak tertagih berasal dari tahun 2012 maka kerugian piutang diakui pada tahun 2012 juga.
 Taksiran kerugian piutang dicatat dengan mendebet kerugian piutang dan mengkredit cadangan kerugian piutang
melalui jurnal penyesuaian.
 Piutang yang benar-benar tidak dapat ditagih dicatat dengan mendebet rekening cadangan kerugian piutang dan
mengkredit rekening piutang usaha pada saat suatu piutang itu dihapus dari pembukuan.

Pendukung metode penghapusan tidak langsung (allowance method) merasa yakin bahwa beban piutang tak tertagih
harus dicatat pada periode yang sama seperti penjualan untuk mendapatkan perbandingan yang tepat atas beban dan
pendapatan serta untuk mendapatkan nilai tercatat yang tepat atas nilai piutang. Walaupun melibatkan estimasi
namun persentase piutang yang tidak akan tertagih dapat diramalkan dari pengalaman masa lalu, kondisi pasar
berjalan dan analisis dari saldo yang beredar. Banyak perusahaan membuat kebijakan kreditnya dengan menciptakan
piutang tak tertagih dalam persentase tertentu.

b. Metode penghapusan langsung (Direct write off method)

Adalah metode penghapusan piutang langsung dihapus dari saldo piutang perusahaan jika piutang tersebut telah
benar-benar tidak dapat ditagih setelah dilakukan upaya-upaya penagihan. Dalam metode ini perusahaan tidak perlu
melakukan taksiran atas kerugian piutang sehingga rekening cadangan kerugian piutang tidak digunakan.

Apabila suatu piutang diyakini tidak dapat ditagih lagi, maka kerugian atas piutang tersebut langsung didebetkan ke
dalam rekening kerugian piutang dan mengkredit rekening piutang dagang.

Dalam metode ini, rekening kerugian piutang hanya akan menunjukkan jumlah kerugian yang sesungguhnya
diderita dan piutang dagang akan dilaporkan dalam neraca sejumlahnya brutonya, selain itu kerugian seringkali
dilaporkan pada periode yang berbeda dari periode penjualannya sehingga tidak dapat memberikan gambaran
tentang nilai piutang bersih yang dapat direalisasi, oleh karena itu metode ini tidak diakui untuk pelporan keuangan
kecuali bila kerugian piutangnya jumlahnya tidak material/kecil.

Contoh soal :

Pada Juli 2011 PT. Hokindo melakukan penjualan kredit kepada PT. Agung sebesar Rp. 10.000.000. Hingga akhir
tahun 2011 terdapat piutang sebesar Rp. 500.000 yang belum dapat ditagih. Manajemen memperkirakan Rp.
100.000 tidak akan dapat ditagih. Pada bulan Juli 2012 bagian penagihan menyatakan bahwa piutang sebesar Rp.
50.000 dihapus dari pembukuan karena tidak mungkin dapat diterima pelunasannya dari PT. Agung. Secara tidak
terduga pada bulan Oktober 2012 PT. Agung melakukan pelunasan utangnya yang belum terbayar.

Diminta :

Buatlah jurnal penyesuaian dan jurnal yang dibutuhkan untuk mencatat transaksi diatas baik dengan metode
cadangan maupun dengan metode penghapusan langsung
!

Metode Cadangan Metode Penghapusan


Langsung
Pencatatan Taksiran Kerugian Piutang :
Dalam metode ini tidak
Kerugian Piutang 100.000 dilakukan taksiran atas kerugian
CKP 100.000 piutang

Pencatatan Penghapusan Langsung : Pencatatan Penghapusan


Langsung :
CKP 50.000
Piutang dagang 50.000 Kerugian
Piutang 50.000
Piutang
dagang 50.000

Penerimaan kembali piutang yang sudah Penerimaan kembali piutang


dihapus : yang sudah dihapus ;

Piutang dagang 50.000 Piutang


CKP 50.000 dagang 50.000
(Untuk mencatat kembali piutang yang Kerugian
sudah dihapus) Piutang 50.000
(Untuk mencatat kembali
Kas 50.000 piutang yang sudah dihapus)
Piutang dagang 50.000
(Untuk mencatat penerimaan kas) Kas 50.000
Piutang
dagang 50.000
(Untuk mencatat penerimaan
kas)

Metode Penaksiran Piutang Tak Tertagih /Kerugian Piutang

Terdapat tiga metode untuk menaksir piutang yang tidak tertagih yaitu :

1. Persentase Penjualan

Dalam metode ini perusahaan menetapkan persentase dari jumlah penjualan kredit untuk menaksir kerugian
perusahaan akibat adanya piutang yang tidak tertagih.
Persentase didasarkan pada kebijakan kredit perusahaan dan pengalaman pada waktu lalu.

Contoh :

PT. Hokindo menetapkan taksiran piutang yang tidak dapat ditagih adalah sebesar 1% dari penjualan kredit bersih.
Apabila jumlah penjualan kredit selama tahun 2011 adalah sebesar Rp. 100.000.000 maka kerugian piutang ditaksir
sebesar (1 % x 100.000.000 = 1.000.000).

Jurnal untuk mencatat kerugian piutang tersebut adalah :


Des 31 Kerugian Piutang 1.000.000
CKP 1.000.000
(Untuk mencatat kerugian piutang tahun ini)
Apabila jumlah piutang yang dihapus (kerugian piutang sesungguhnya) berbeda cukup besar bila dibandingkan
dengan jumlah yang ditaksir, maka persentase untuk tahun berikutnya harus dirubah.

Jika pada rekening CKP sampai akhir tahun bersaldo kredit sebesar Rp. 250.000 maka saldo CKP setelah
penyesuaian adalah Rp. 1.250.000 (Rp. 1.000.000 + Rp. 250.000) begitu pula sebaliknya.

2. Persentase Saldo Piutang

Dalam metode ini saldo piutang pada akhir periode dapat digunakan sebagai dasar untuk menaksir piutang usaha
yang tidak dapat ditagih.
Contoh :
PT. Hokindo pada tanggal 31 Desember 2011 mempunyai saldo piutang usaha sebesar Rp.50.000.000. Taksiran
piutang usaha yang tak tertagih sebesar 5 % dari saldo piutang usaha yaitu sejumlah (5 % x 50.000.000 =
2.500.000). Untuk menghitung kerugian piutang harus memperhatikan saldo rekening CKP sebelum penyesuaian.
Jika salso CKP sebelum penyesuaian bersaldo nol maka jumlah kerugian piutang sebesar Rp. 2.500.000 dan jurnal
penyesuaiannya adalah:

Des 31 Kerugian Piutang 2.500.000


CKP 2.500.000
Setelah dibuat jurnal penyesuaian saldo rekening CKP sebesar Rp. 2.500.000 (5 % dari saldo piutang)

Jika rekening CKP sebelum penyesuaian bersaldo kredit sebesar Rp. 1.250.000 maka kerugian piutang sebesar Rp.
1.250.000 (Rp. 2.500.000 - Rp. 1.250.000). Jurnal penyesuaian yang dibuat sebagai berikut :

Des 31 Kerugian Piutang 1.250.000


CKP 1.250.000
Setelah dibuat jurnal penyesuaian saldo rekening CKP sebesar Rp. 2.500.000 (5 % dari saldo piutang)

Jika rekening CKP sebelum penyesuaian bersaldo debet sebesar Rp. 1.000.000 maka kerugian piutang sebesar Rp.
3.500.000 (Rp. 2.500.000 + Rp. 1.000.000). Jurnal penyesuaian yang dibuat sebagai berikut :

Des 31 Kerugian Piutang 3.500.000


CKP 3.500.000
Setelah dibuat jurnal penyesuaian saldo rekening CKP sebesar Rp. 2.500.000 (5 % dari saldo piutang)

3. Analisa Umur Piutang

Dalam metode ini, perusahaan membuat daftar umur piutang pelanggan dengan membuat kelompok umur piutang
berdasarkan masa lewat waktu dari jatuh tempo piutang dan juga menetapkan persentase taksiran kerugian piutang
yang didasarkan pada kebijakan dan pengalaman masa lalu terhadap total masing-masing kelompok umur piutang.
Biasanya suatu piutang dagang yang umur jatuh temponya semakin lama, maka tingkat kemungkinan tak tertagihnya
juga semakin besar.
Contoh analisa umur piutang adalah sebagai berikut :
Untuk piutang yang belum jatuh tempo, 2 % tak tertagih. Untuk piutang yang jatuh tempo kurang dari 30 hari,
5 % tak tertagih. Yang jatuh tempo 31 hari sampai 60 hari, 10 % tak tertagih. Yang jatuh tempo 61 hari sampai 90
hari, 25 % tak tertagih. Piutang yang jatuh tempo diatas 90 hari, 50 % tak tertagih.

Analisa Umur Piutang


PT. Hokindo
Per 31 Desember 2011
(dalam rupiah)
No Pelanggan Jumlah Belum Jumlah Hari Waktu Jatuh Tempo
Jatuh Lewat
Tempo
1-30 31-60 61-90 > 90
1 A 25.000 15.000 10.000
2 B 18.000 7.000 11.000
3 C 42.000 35.000 6.000 1.000
4 D 10.000 10.000
5 E 25.000 25.000
6 F 20.000 12.000 8.000
7 G 25.000 15.000 5.000 5.000
Total 165.000 104.000 50.000 6.000 5.000

Berdasarkan tabel analisa umur piutang, maka kita dapat menentukan besarnya jumlah piutang tak tertagih sebagai
berikut :

Status Piutang Saldo % tak tertagih Piutang tak tertagih


Belum JT Rp. 104.000.000 2% Rp. 2.080.000
Sudah JT :
1-30 Rp. 50.000.000 5% Rp. 2.500.000
31-60 Rp. 6.000.000 10 % Rp. 600.000
61-90 Rp. 5.000.000 25 % Rp. 1.250.000 +
Total Rp. 6.430.000
Des 31 Kerugian Piutang 6.430.000
CKP 6.430.000

3. Pengalihan Piutang Dagang

Pengalihan piutang adalah perusahaan mengalihkan piutang usaha yang dimilikinya kepada pihak lain (lembaga
keuangan, bank dan pegadaian piutang) dengan tujuan untuk mempercepat penerimaan kas dari piutangnya.

Alasan perusahaan menjual ataupun mengalihkan piutangnya karena :

a. Situasi dan kondisi perusahaan yang sedang mengalami kesulitan dalam memperoleh pinjaman dan tingginya
tingkat bunga sehingga piutang yang dimiliki perusahaan sedapat dan secepat mungkin harus dapat dirubah menjadi
kas.

b. Penagihan piutang seringkali memakan waktu yang cukup lama dan terkadang juga memerlukan biaya sehingga
perusahaan bersedia menerima kas yang lebih kecil jumlahnya dari jumlah yang seharusnya diterima dari piutang,
asalkan kas dapat diterima lebih cepat.

Adapun jenis pengalihan piutang antara lain :

 Penjualan piutang

Piutang usaha dapat dijual kepada bank atau lembaga keuangan lainnya. Pada saat menjual piutang perusahaan harus
memberitahu perusahaan debitur (yang berutang) agar membayar utangnya kepada pembeli piutang. Resiko tidak
tertagihnya piutang ditanggung oleh pihak pembeli piutang. Pembeli piutang biasanya akan menahan sebagian dari
harga beli piutang untuk menjaga kemungkinan adanya retur penjualan, potongan penjualan dan lain-lain yang akan
mengurangi hasil penagihan piutang.

Misal :
Pada tanggal 10 Agustus 2011 PT. Hokindo menjual piutang usahanya yang bernilai Rp. 2.500.000 kepada Bank
BCA. Harga jual piutang usaha tersebut adalah Rp. 2.250.000. CKP pada tanggal 10 Agustus 2011 sebesar Rp.
150.000. Untuk berjaga-jaga Bank BCA menahan 10 % dari harga jual piutang usaha. Maka :
Piutang yang diperkirakan dapat ditagih adalah : Rp. 2.350.000 (Rp. 2.500.000 – Rp. 150.000)
Rugi atas penjualan piutang usaha Rp. 100.000 (Rp. 2.350.000 – Rp. 2.250.000)
Pembayaran yang ditahan oleh Bank adalah Rp. 225.000 (10 % x Rp. 2.250.000)

Kas Rp. 2.025.000


Kas ditahan Rp. 225.000
Piutang usaha yang dijual Rp. 2.250.000

 Penggadaian/penjaminan piutang

Piutang usaha dapat dijaminkan untuk memperoleh pinjaman uang dari bank atau lembaga keuangan
lainnya.Penagihan piutang usaha yang dijaminkan tetap dilakukan oleh perusahaan peminjam. Hasil penagihan
tersebut kemudian digunakan untuk membayar pinjaman ke Bank. Jika pinjaman sudah lunas sisa piutang usaha
menjadi milik peminjam.

Misal :
Pada tanggal 1 Mei 2005 PT. Hokindo memperoleh pinjaman dari Bank BCA dengan jaminan piutang usaha sebesar
Rp. 2.000.000. Pinjaman yang diterima 90 % dari piutang yang dijaminkan dipotong biaya administrasi Rp. 25.000.
Bunga pinjaman 18 % setahun. Jumlah pinjaman Rp. 1.800.000 (90 % x Rp. 2.000.000). Pinjama yang diterima Rp.
1.775.000 (Rp. 1.800.000 – Rp. 25.000).Jurnal yang dibuat :

Kas Rp. 1.775.000


Biaya adm Rp. 25.000
Utang Bank Rp. 1.800.000
(Untuk mencatat pinjaman ke Bank)

Piutang usaha yang dijaminkan Rp. 2.000.000


Piutang usaha Rp. 2.000.000
(Untuk mencatat piutang usaha yang dijaminkan ke Bank)

Pada saat menerima pembayaran piutang usaha yang dijaminkan tersebut, jurnal yang dibuat adalah jurnal untuk
mencatat penerimaan piutang yang dijaminkan dan jurnal untuk mencatat pembayaran pinjaman.

Misal :
Pada tanggal 31 Mei 2005 PT. Hokindo menerima pembayaran piutang yang dijaminkan sebesar Rp. 1.500.000.
Bunga bulan Mei sebesar Rp. 30.000 (Rp. 2.000.000 x 18 % x 1/12) sehingga jumlah uang yang dibayar ke Bank
sebesar Rp. 1.530.000 (Rp. 1.530.000 + 30.000). Jurnal yang dibuat :

Kas Rp. 1.500.000


Piutang usaha yang dijaminkan Rp. 1.500.000
(Untuk mencatat penerimaan piutang yang dijaminkan)

Utang bunga Rp. 1.500.000


Biaya bunga Rp. 30.000
Kas Rp. 1.530.000
(Untuk mencatat pembayaran pinjaman)

Jika terdapat retur atau penghapusan piutang maka saldo piutang yang dijaminkan harus dikurangi. Misal tanggal 5
Juni 2005 PT. Hokindo menerima kembali barang dagangan yang telah dijual sebesar Rp. 50.000. Jurnal yang dibuat
:

Retur penjualan Rp. 50.000


Piutang usaha yang dijaminkan Rp. 50.000

 Penjualan dengan kartu kredit.


Penjualan dengan kartu kredit terdapat tiga pihak yang terlibat, yaitu : Penjual, Penerbit Kartu Kredit dan Pembeli.
Penjualan dengan kartu kredit bagi penjual diperlakukan sebagai penjualan kredit. Piutang yang timbul bukan
kepada pembeli tetapi kepada penerbit kartu kredit.
Misal :
Butik Syahmina menerima pembayaran dengan kartu kredit sebrsar Rp. 1.000.000 atas baju, kebaya, dan jilbab yang
dibeli oleh seorang pembeli yang menggunakan American Express. Biaya jasa yang diberikan kepada penerbit kartu
kredit sebesar 5 % (Rp. 1.000.000 x 5 % = Rp. 50.000) dari jumlah transaksi sehingga jumlah yang dibayar oleh
American Express sebesar Rp. 950.000 (Rp. 1.000.000 – Rp. 50.000). Jurnal untuk transaksi tersebut diatas adalah :

Piutang dagang Rp. 1.000.000


Penjualan Rp. 1.000.000
(Untuk mencatat penjualan dengan kartu kredit)

Kas Rp. 950.000


Biaya jasa kartu kredit Rp. 50.000
Piutang dagang Rp. 1.000.000
(Untuk mencatat penerimaan pembayaran dari penerbit kartu kredit)

II. PIUTANG WESEL

Piutang wesel dibedakan menjadi dua:


1. Piutang wesel tidak berbunga
2. Piutang wesel berbunga

PROSEDUR AKUNTANSI PIUTANG WESEL


Sama dengan Piutang dagang, prosedur akuntansi bagi Piutang wesel dapat dibagi:
1. Saat terjadinya Piutang wesel/pengakuan Piutang wesel
2. Penilaian Piutang wesel/saat Piutang wesel dimiliki
3. Lenyapnya Piutang wesel

Sebelum membahas prosedur akuntansi bagi Piutang wesel. Akan diperkenalkan dua istilah yang belum
ada dalam Piutang dagang.

A. TANGGAL JATUH TEMPO/MATURITY DATE

Apabila umur Piutang wesel dinyatakan dalam bulan, tanggal jatuh tempo dicari dengan menghitung
bulan dari tanggal penerbitannya.

Contoh: JT Piutang wesel 3 bulan sejak 1 Mei 1 Agustus


JT Piutang wesel 2 bulan sejak 31 Juli  30 September

Apabila umur Piutang wesel dinyatakan dalam hari, perlu untuk menghitung secara pasti jumlah hari
untuk menentukan tanggal jatuh tempo. Dalam perhitungan, tanggal penerbitan wesel dihilangkan tetapi
tanggal jatuh tempo dimasukkan.

Contoh: Tanggal JT Piutang wesel 90 hari sejak 28 Agustus?


Waktu wesel--------------------------- 90 hari
Agustus (31-28) = 3
September = 30
Oktober = 31
64
Tanggal JT  November 26
Dari penjelasan diatas terlihat bahwa bulan Agustus hanya dihitung 3 hari, karena wesel tertanggal 28
Agustus. September penuh. Oktober penuh. Namun November hanya dihitung 26 hari untuk
mencukupkan total hari jadi 90 hari.

B. PERHITUNGAN BUNGA DARI PIUTANG WESEL

Rumus utama dalam penghitungan bunga:

Nilai nominal Jangka waktu Bunga


wesel X Tingkat X dlm pecahan =
bunga Setahun setahun
Apabila umur wesel dinyatakan dalam hari  dibagi 360

Apabila umur wesel dinyatakan dalam bulan dibagi 12

I. AKUNTANSI TERJADINYA PIUTANG WESEL

Penyebab terjadinya Piutang wesel:

1. Penjualan kredit
 Jurnal: PIUTANG WESEL XXX
PENJUALAN XXX

2. Pemberian pinjaman
 Jurnal: PIUTANG WESEL XXX
KAS XXX

3. Perubahan dari Piutang dagang


 Jurnal: PIUTANG WESEL XXX
PIUTANG DAGANG XXX

II. BUNGA WESEL

 Jurnal: KAS XXX


PIUTANG WESEL XXX
PENDAPATAN BUNGA XXX

III. DISKONTO PIUTANG WESEL

Seperti Piutang dagang, piutang wesel dilaporkan sebesar Nilai Realisasi Bersih Kas.

Rekening cadangan kerugian piutang wesel CKP.

Penilaian untuk Piutang wesel sama dengan Piutang dagang.

Saat dimilikinya Piutang wesel, kemungkinan Piutang wesel dijual (didiskontokan) ke bank, artinya:
meminjam uang ke bank dengan menggunakan jaminan wesel yang dimiliki.

Perhitungan diskonto:
Diskonto = Nilai JT x Tarif diskonto x Periode diskonto
Diskonto  pengurangan oleh bank atas pinjaman yang diberikan selama waktu diskonto.

 Jurnal: KAS XXX


PW.DIDISKONTOKAN XXX

Atau:

Jurnal: KAS XXX


BUNGA DISKONTO XXX
PW.DIDISKONTOKAN XXX
PENYAJIAN PIUTANG DI NERACA

ILUSTRASI PIUTANG WESEL

Sebuah wesel tanggal 5 Agustus 2006 dengan nominal Rp. 30.000.000, Bunga 3 %, 60 hari.
Didiskontokan ke Bank pada tanggal 5 September 2006 dengan tingkat diskonto 5 %. Hitung jumlah yang
diterima dari wesel yang di diskontokan !

Jawab :

Bunga = Rp. 30.000.000 x 3 % x 60/360 = Rp. 150.000


Jadi, nilai jatuh tempo wesel adalah Rp. 30.150.000 (Rp. 30.000.000 + Rp. 150.000)

Tanggal JT Piutang wesel 60 hari sejak 28 Agustus


Waktu wesel--------------------------- 60 hari
Agustus (31-5) = 26
September = 30
56
Tanggal JT  Oktober 4

Perhitungan diskonto:

Wesel didiskontokan ke Bank tanggal 5 September


September (30-5) = 25
Tanggal JT  Oktober = 4
= 29

Nilai Diskonto = Rp. 30.000.000 x 5 % x 29/360 = Rp. 120.833


Jumlah uang yang diterima = Rp. 30.150.000 – Rp. 120.833 = Rp. 30.029.167

Jurnal umum untuk mencatat pendiskontoan wesel:


Kas 30.029.167
Bunga Diskonto 120.833
PW. Didiskontokan 30.000.000
Pendapatan Bunga 150.000
PENUTUP

Dari penjelasan yang telah dijelaskan, maka diharapkan Makalah ini dapat di manfaatkan
pembaca dalam memahami tentang Akuntansi Keuangan khususnya tentang “Piutang Dagang
dan Piutang Wesel “. Selain itu penulis juga menyarankan untuk menerapkan apa yang baik dari
Makalah ini dan juga mengingatkan penulis apa yang dianggap pembaca kurang baik dari
Makalah ini. Sebagai penyusun, saya akui tidak terlepas dari kesalahan dan keterbatasan. Karena
itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan penulisan
Makalah selanjutnya. Semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

PENDAHULUAN

Penjualan barang atau jasa adalah sumber pendapatan perusahaan. Dalam melaksanakan
penjualan kepada para konsumen, perusahaan dapat melakukannya secara tunai atau secara
kredit. Sudah pasti perusahaan akan lebih menyukai jika transaksi penjualan dapat dilakukan
secara tunai, karena perusahaan akan segera menerima kas dan kas tersebut dapat segera
digunakan kembali untuk mendatangkan pendapatan selanjutnya. Di pihak lain para konsumen
umumnya lebih menyukai bila perusahaan dapat melakukan penjualan secara kredit, karena
pembayaran dapat ditunda. Dalam kenyataannya, penjualan kredit menimbulkan adanya piutang
atau tagihan. Transaksi kredit paling sedikit melibatkan dua pihak kreditur (pihak yang menjual
barang atau jasa dan memperoleh piutang) dan debitur (pihak yang melakukan pembelian dan
berutang).
Makalah ini membahas tentang Akuntansi Keuangan yang didalamnya mencakup :
1. Piutang Dagang & Piutang Wesel.
2. Penghapusan Piutang tak tertagih.
3. Perhitungan Bunga Wesel & Tanggal jatuh tempo.
4. Perhitungan Nilai jatuh tempo Diskonto ke Bank.
5. Jumlah yang diterima dari Wesel yang di diskontokan.

Yang lebih jelasnya akan dijabarkan pada bagian pembahasan.

PEMBAHASAN
PIUTANG DAGANG & PIUTANG WESEL
1. Pengertian Piutang

Piutang adalah suatu aktiva yang timbul karena perusahaan menjual barangnya atau memberikan jasanya
kepada para pelanggan dan menerima janji bahwa pelanggan akan memberikan sejumlah uang kepada perusahaan
pada suatu waktu dimasa yang akan datang. (Harngren dan Harison,1997 : 42)

Piutang timbul karena adanya penjualan secara kredit kepada perusahaan lain.

2. Jenis-Jenis Piutang

Pada umumnya piutang di klasifikasikan menjadi piutang dagang / piutang usaha, piutang wesel dan
piutang lain-lain.

a. Piutang dagang / piutang usaha


Piutang dagang adalah perluasan kredit jangka pendek kepada pelanggan. Perjanjian kreditnya merupakan
persetujuan informal antara penjual dan pembeli yang didukung oleh dokumen-dokumen perusahaan, seperti faktur
pesanan. Biasanya piutang dagang tidak melibatkan bunga, meskipun bunga atau biaya jasa dapat saja ditambahkan
bilamana pembayarannya tidak dilakukan dalam periode tertentu (Jay M. Smith dan K. Fred Skousen,1987 : 287)

b. Piutang wesel
Piutang wesel adalah surat berharga yang berisi perintah dari si penarik (pembuat surat) kepada si wajib bayar (yang
berutang) untuk membayar sejumlah uang seperti yang tertera dalam surat tersebut pada waktu yang telah di
tentukan di masa yang akan datang. Jangka waktu pada piutang wesel pada umumnya paling sedikit 60 hari.

c. Piutang lain-lain
Piutang lain-lain meliputi piutang non usaha seperti pinjaman kepada pejabat perusahaan, pinjaman kepada
karyawan maupun pinjaman kepada pihak lain yang tidak berkaitan dengan usaha (Slamet Sugiri, 2009 : 43)
Piutang lain-lain terdiri atas macam-macam tagihan yang tidak termasuk dalam piutang dagang maupun piutang
wesel (Al Haryono Jusup, 2005 : 53)

3. Perbedaan masing-masing jenis piutang

Piutang Piutang wesel Piutang lain-lain


dagang/usaha
Jangka waktu kurang Jangka waktu Jangka waktu
dari 1 tahun bermacam-macam lebih dari satu
2/10, n/30 tetapi pada tahun atau
umumnya paling termasuk dalam
sedikit 60 hari piutang jangka
panjang.
Dimasukkan dalam Bagian yang jatuh Pada umumnya
aktiva lancar temponya dalam termasuk dalam
waktu 1 tahun piutang jangka
diperlakukan panjang.
sebagai aktiva
lancar, sedangkan
yang lebih dari satu
tahun piutang
jangka panjang
Berkaitan dengan Mensyaratkan Tidak berkaitan
operasi utama adanya jaminan dengan operasi
perusahaan sehingga sehingga jika saat sehari-hari dan
harus dapat ditagih jatuh tempo tidak biasanya
dapat melunasi dilaporkan
maka jaminan dineraca sebagai
tersebut dapat kelompok aktiva
dijual tidak lancar.

I. PIUTANG DAGANG

Hal-hal yang berkaitan dengan piutang dagang adalah :

1. Pengakuan Piutang Dagang

Piutang dagang diakui/dicatat pada saat :

a. Perusahaan memperoleh piutang dagang tersebut melalui adanya penjualan kredit.


b. Terjadinya retur dan potongan penjualan.
c. Adanya pelunasan.

Misal :

PT. ABC pada tanggal 14 Januari 2013 menjual barang dagangan kepada PT. Sentosa seharga Rp. 20.000.000
dengan termin 2/10, n/30. Pada tanggal 16 Januari 2013 ada beberapa barang yang cacat sehingga dikembalikan
kepada PT. ABC. Bila dihitung barang yang dikembalikan tersebut sebesar 1.000.000. Pada tanggal 24 PT. ABC
menerima pelunasan dari PT. Sentosa sebesar saldo tagihannya. Jurnal yang dibutuhkan untuk mencatat transaksi-
transaksi tersebut adalah sebagai berikut :

Januari 14 Piutang dagang 20.000.000


Penjualan 20.000.000
(Untuk mencatat adanya piutang karena penjualan kredit)

Januari 16 Retur penjualan 1.000.000


1.000.000
(Untuk mencatat adanya retur penjualan)
Januari 24 Kas 18.620.000
Potongan penjualan 380.000 (2 % x 19.000.000)
Piutang dagang 19.000.000
(Untuk mencatat adanya pelunasan piutang)
Catatan : Potongan biasanya diberikan oleh produsen kepada distributor/grosir atau dari grosir kepada pengecer dan
jarang diberikan dari pengecer ke konsumen.

2. Penilaian Piutang Dagang

Menurut Prinsip Akuntansi Indonesia piutang dagang harus dicatat dan dilaporkan dalam neraca sebesar nilai kas
bersih (neto) yang bisa direalisasikan yaitu jumlah piutang setelah dikurangi Cadangan Kerugian Piutang Tak
Tertagih (CKP) .

Contoh penyajian di neraca :

Aktiva Lancar

Piutang dagang Rp. 10.000.000


(-) Cadangan kerugian piutang (CKP) Rp. 1.000.000 -
Nilai realisasi bersih Rp. 9.000.000

Penghapusan piutang / Kerugian Piutang

Piutang dagang yang dimiliki oleh perusahaan belum tentu seluruhnya dapat ditagih. Hal ini disebabkan karena
debitur tidak mau membayar utangnya, tidak mampu membayar atau dinyatakan bangkrut, tidak diketahui
keberadaannya dsb. Piutang usaha yang tidak dapat ditagih biasanya dinamakan kerugian piutang dan dalam
akuntansi dicatat dalam akun kerugian piutang.

Terdapat dua metode yang digunakan untuk mencatat adanya kerugian piutang yaitu :

a. Metode cadangan (Allowance method)

Adalah metode yang digunakan oleh suatu perusahaan yang menyisihkan piutang dagangnya sebagai cadangan
piutang ragu-ragu atau cadangan piutang tak tertagih (Allowance for bad debts/provisions for doubtful accounts).

Metode ini digunakan apabila kerugian piutang cukup besar jumlahnya. Tiga hal yang penting berkaitan dengan
metode cadangan yaitu :

 Piutang yang tidak tertagih ditaksir jumlahnya terlebih dahulu, dan diakui sebagai biaya pada periode penjualan,
bila piutang tak tertagih berasal dari tahun 2012 maka kerugian piutang diakui pada tahun 2012 juga.
 Taksiran kerugian piutang dicatat dengan mendebet kerugian piutang dan mengkredit cadangan kerugian piutang
melalui jurnal penyesuaian.
 Piutang yang benar-benar tidak dapat ditagih dicatat dengan mendebet rekening cadangan kerugian piutang dan
mengkredit rekening piutang usaha pada saat suatu piutang itu dihapus dari pembukuan.

Pendukung metode penghapusan tidak langsung (allowance method) merasa yakin bahwa beban piutang tak tertagih
harus dicatat pada periode yang sama seperti penjualan untuk mendapatkan perbandingan yang tepat atas beban dan
pendapatan serta untuk mendapatkan nilai tercatat yang tepat atas nilai piutang. Walaupun melibatkan estimasi
namun persentase piutang yang tidak akan tertagih dapat diramalkan dari pengalaman masa lalu, kondisi pasar
berjalan dan analisis dari saldo yang beredar. Banyak perusahaan membuat kebijakan kreditnya dengan menciptakan
piutang tak tertagih dalam persentase tertentu.
b. Metode penghapusan langsung (Direct write off method)

Adalah metode penghapusan piutang langsung dihapus dari saldo piutang perusahaan jika piutang tersebut telah
benar-benar tidak dapat ditagih setelah dilakukan upaya-upaya penagihan. Dalam metode ini perusahaan tidak perlu
melakukan taksiran atas kerugian piutang sehingga rekening cadangan kerugian piutang tidak digunakan.

Apabila suatu piutang diyakini tidak dapat ditagih lagi, maka kerugian atas piutang tersebut langsung didebetkan ke
dalam rekening kerugian piutang dan mengkredit rekening piutang dagang.

Dalam metode ini, rekening kerugian piutang hanya akan menunjukkan jumlah kerugian yang sesungguhnya
diderita dan piutang dagang akan dilaporkan dalam neraca sejumlahnya brutonya, selain itu kerugian seringkali
dilaporkan pada periode yang berbeda dari periode penjualannya sehingga tidak dapat memberikan gambaran
tentang nilai piutang bersih yang dapat direalisasi, oleh karena itu metode ini tidak diakui untuk pelporan keuangan
kecuali bila kerugian piutangnya jumlahnya tidak material/kecil.

Contoh soal :

Pada Juli 2011 PT. Hokindo melakukan penjualan kredit kepada PT. Agung sebesar Rp. 10.000.000. Hingga akhir
tahun 2011 terdapat piutang sebesar Rp. 500.000 yang belum dapat ditagih. Manajemen memperkirakan Rp.
100.000 tidak akan dapat ditagih. Pada bulan Juli 2012 bagian penagihan menyatakan bahwa piutang sebesar Rp.
50.000 dihapus dari pembukuan karena tidak mungkin dapat diterima pelunasannya dari PT. Agung. Secara tidak
terduga pada bulan Oktober 2012 PT. Agung melakukan pelunasan utangnya yang belum terbayar.

Diminta :

Buatlah jurnal penyesuaian dan jurnal yang dibutuhkan untuk mencatat transaksi diatas baik dengan metode
cadangan maupun dengan metode penghapusan langsung
!

Metode Cadangan Metode Penghapusan


Langsung
Pencatatan Taksiran Kerugian Piutang :
Dalam metode ini tidak
Kerugian Piutang 100.000 dilakukan taksiran atas kerugian
CKP 100.000 piutang

Pencatatan Penghapusan Langsung : Pencatatan Penghapusan


Langsung :
CKP 50.000
Piutang dagang 50.000 Kerugian
Piutang 50.000
Piutang
dagang 50.000

Penerimaan kembali piutang yang sudah Penerimaan kembali piutang


dihapus : yang sudah dihapus ;

Piutang dagang 50.000 Piutang


CKP 50.000 dagang 50.000
(Untuk mencatat kembali piutang yang Kerugian
sudah dihapus) Piutang 50.000
(Untuk mencatat kembali
Kas 50.000 piutang yang sudah dihapus)
Piutang dagang 50.000
(Untuk mencatat penerimaan kas) Kas 50.000
Piutang
dagang 50.000
(Untuk mencatat penerimaan
kas)

Metode Penaksiran Piutang Tak Tertagih /Kerugian Piutang

Terdapat tiga metode untuk menaksir piutang yang tidak tertagih yaitu :

1. Persentase Penjualan

Dalam metode ini perusahaan menetapkan persentase dari jumlah penjualan kredit untuk menaksir kerugian
perusahaan akibat adanya piutang yang tidak tertagih.
Persentase didasarkan pada kebijakan kredit perusahaan dan pengalaman pada waktu lalu.

Contoh :

PT. Hokindo menetapkan taksiran piutang yang tidak dapat ditagih adalah sebesar 1% dari penjualan kredit bersih.
Apabila jumlah penjualan kredit selama tahun 2011 adalah sebesar Rp. 100.000.000 maka kerugian piutang ditaksir
sebesar (1 % x 100.000.000 = 1.000.000).

Jurnal untuk mencatat kerugian piutang tersebut adalah :


Des 31 Kerugian Piutang 1.000.000
CKP 1.000.000
(Untuk mencatat kerugian piutang tahun ini)

Apabila jumlah piutang yang dihapus (kerugian piutang sesungguhnya) berbeda cukup besar bila dibandingkan
dengan jumlah yang ditaksir, maka persentase untuk tahun berikutnya harus dirubah.

Jika pada rekening CKP sampai akhir tahun bersaldo kredit sebesar Rp. 250.000 maka saldo CKP setelah
penyesuaian adalah Rp. 1.250.000 (Rp. 1.000.000 + Rp. 250.000) begitu pula sebaliknya.

2. Persentase Saldo Piutang

Dalam metode ini saldo piutang pada akhir periode dapat digunakan sebagai dasar untuk menaksir piutang usaha
yang tidak dapat ditagih.
Contoh :
PT. Hokindo pada tanggal 31 Desember 2011 mempunyai saldo piutang usaha sebesar Rp.50.000.000. Taksiran
piutang usaha yang tak tertagih sebesar 5 % dari saldo piutang usaha yaitu sejumlah (5 % x 50.000.000 =
2.500.000). Untuk menghitung kerugian piutang harus memperhatikan saldo rekening CKP sebelum penyesuaian.
Jika salso CKP sebelum penyesuaian bersaldo nol maka jumlah kerugian piutang sebesar Rp. 2.500.000 dan jurnal
penyesuaiannya adalah:

Des 31 Kerugian Piutang 2.500.000


CKP 2.500.000
Setelah dibuat jurnal penyesuaian saldo rekening CKP sebesar Rp. 2.500.000 (5 % dari saldo piutang)

Jika rekening CKP sebelum penyesuaian bersaldo kredit sebesar Rp. 1.250.000 maka kerugian piutang sebesar Rp.
1.250.000 (Rp. 2.500.000 - Rp. 1.250.000). Jurnal penyesuaian yang dibuat sebagai berikut :
Des 31 Kerugian Piutang 1.250.000
CKP 1.250.000
Setelah dibuat jurnal penyesuaian saldo rekening CKP sebesar Rp. 2.500.000 (5 % dari saldo piutang)

Jika rekening CKP sebelum penyesuaian bersaldo debet sebesar Rp. 1.000.000 maka kerugian piutang sebesar Rp.
3.500.000 (Rp. 2.500.000 + Rp. 1.000.000). Jurnal penyesuaian yang dibuat sebagai berikut :

Des 31 Kerugian Piutang 3.500.000


CKP 3.500.000
Setelah dibuat jurnal penyesuaian saldo rekening CKP sebesar Rp. 2.500.000 (5 % dari saldo piutang)

3. Analisa Umur Piutang

Dalam metode ini, perusahaan membuat daftar umur piutang pelanggan dengan membuat kelompok umur piutang
berdasarkan masa lewat waktu dari jatuh tempo piutang dan juga menetapkan persentase taksiran kerugian piutang
yang didasarkan pada kebijakan dan pengalaman masa lalu terhadap total masing-masing kelompok umur piutang.
Biasanya suatu piutang dagang yang umur jatuh temponya semakin lama, maka tingkat kemungkinan tak tertagihnya
juga semakin besar.
Contoh analisa umur piutang adalah sebagai berikut :
Untuk piutang yang belum jatuh tempo, 2 % tak tertagih. Untuk piutang yang jatuh tempo kurang dari 30 hari,
5 % tak tertagih. Yang jatuh tempo 31 hari sampai 60 hari, 10 % tak tertagih. Yang jatuh tempo 61 hari sampai 90
hari, 25 % tak tertagih. Piutang yang jatuh tempo diatas 90 hari, 50 % tak tertagih.

Analisa Umur Piutang


PT. Hokindo
Per 31 Desember 2011
(dalam rupiah)
No Pelanggan Jumlah Belum Jumlah Hari Waktu Jatuh Tempo
Jatuh Lewat
Tempo
1-30 31-60 61-90 > 90
1 A 25.000 15.000 10.000
2 B 18.000 7.000 11.000
3 C 42.000 35.000 6.000 1.000
4 D 10.000 10.000
5 E 25.000 25.000
6 F 20.000 12.000 8.000
7 G 25.000 15.000 5.000 5.000
Total 165.000 104.000 50.000 6.000 5.000

Berdasarkan tabel analisa umur piutang, maka kita dapat menentukan besarnya jumlah piutang tak tertagih sebagai
berikut :

Status Piutang Saldo % tak tertagih Piutang tak tertagih


Belum JT Rp. 104.000.000 2% Rp. 2.080.000
Sudah JT :
1-30 Rp. 50.000.000 5% Rp. 2.500.000
31-60 Rp.6.000.000 10 % Rp. 600.000
61-90 Rp.5.000.000 25 % Rp. 1.250.000 +
Total Rp. 6.430.000
Des 31 Kerugian Piutang 6.430.000
CKP 6.430.000

3. Pengalihan Piutang Dagang

Pengalihan piutang adalah perusahaan mengalihkan piutang usaha yang dimilikinya kepada pihak lain (lembaga
keuangan, bank dan pegadaian piutang) dengan tujuan untuk mempercepat penerimaan kas dari piutangnya.

Alasan perusahaan menjual ataupun mengalihkan piutangnya karena :

a. Situasi dan kondisi perusahaan yang sedang mengalami kesulitan dalam memperoleh pinjaman dan tingginya
tingkat bunga sehingga piutang yang dimiliki perusahaan sedapat dan secepat mungkin harus dapat dirubah menjadi
kas.

b. Penagihan piutang seringkali memakan waktu yang cukup lama dan terkadang juga memerlukan biaya sehingga
perusahaan bersedia menerima kas yang lebih kecil jumlahnya dari jumlah yang seharusnya diterima dari piutang,
asalkan kas dapat diterima lebih cepat.

Adapun jenis pengalihan piutang antara lain :

 Penjualan piutang

Piutang usaha dapat dijual kepada bank atau lembaga keuangan lainnya. Pada saat menjual piutang perusahaan harus
memberitahu perusahaan debitur (yang berutang) agar membayar utangnya kepada pembeli piutang. Resiko tidak
tertagihnya piutang ditanggung oleh pihak pembeli piutang. Pembeli piutang biasanya akan menahan sebagian dari
harga beli piutang untuk menjaga kemungkinan adanya retur penjualan, potongan penjualan dan lain-lain yang akan
mengurangi hasil penagihan piutang.

Misal :
Pada tanggal 10 Agustus 2011 PT. Hokindo menjual piutang usahanya yang bernilai Rp. 2.500.000 kepada Bank
BCA. Harga jual piutang usaha tersebut adalah Rp. 2.250.000. CKP pada tanggal 10 Agustus 2011 sebesar Rp.
150.000. Untuk berjaga-jaga Bank BCA menahan 10 % dari harga jual piutang usaha. Maka :
Piutang yang diperkirakan dapat ditagih adalah : Rp. 2.350.000 (Rp. 2.500.000 – Rp. 150.000)
Rugi atas penjualan piutang usaha Rp. 100.000 (Rp. 2.350.000 – Rp. 2.250.000)
Pembayaran yang ditahan oleh Bank adalah Rp. 225.000 (10 % x Rp. 2.250.000)

Kas Rp. 2.025.000


Kas ditahan Rp. 225.000
Piutang usaha yang dijual Rp. 2.250.000

 Penggadaian/penjaminan piutang

Piutang usaha dapat dijaminkan untuk memperoleh pinjaman uang dari bank atau lembaga keuangan
lainnya.Penagihan piutang usaha yang dijaminkan tetap dilakukan oleh perusahaan peminjam. Hasil penagihan
tersebut kemudian digunakan untuk membayar pinjaman ke Bank. Jika pinjaman sudah lunas sisa piutang usaha
menjadi milik peminjam.

Misal :
Pada tanggal 1 Mei 2005 PT. Hokindo memperoleh pinjaman dari Bank BCA dengan jaminan piutang usaha sebesar
Rp. 2.000.000. Pinjaman yang diterima 90 % dari piutang yang dijaminkan dipotong biaya administrasi Rp. 25.000.
Bunga pinjaman 18 % setahun. Jumlah pinjaman Rp. 1.800.000 (90 % x Rp. 2.000.000). Pinjama yang diterima Rp.
1.775.000 (Rp. 1.800.000 – Rp. 25.000).Jurnal yang dibuat :

Kas Rp. 1.775.000


Biaya adm Rp. 25.000
Utang Bank Rp. 1.800.000
(Untuk mencatat pinjaman ke Bank)
Piutang usaha yang dijaminkan Rp. 2.000.000
Piutang usaha Rp. 2.000.000
(Untuk mencatat piutang usaha yang dijaminkan ke Bank)

Pada saat menerima pembayaran piutang usaha yang dijaminkan tersebut, jurnal yang dibuat adalah jurnal untuk
mencatat penerimaan piutang yang dijaminkan dan jurnal untuk mencatat pembayaran pinjaman.

Misal :
Pada tanggal 31 Mei 2005 PT. Hokindo menerima pembayaran piutang yang dijaminkan sebesar Rp. 1.500.000.
Bunga bulan Mei sebesar Rp. 30.000 (Rp. 2.000.000 x 18 % x 1/12) sehingga jumlah uang yang dibayar ke Bank
sebesar Rp. 1.530.000 (Rp. 1.530.000 + 30.000). Jurnal yang dibuat :

Kas Rp. 1.500.000


Piutang usaha yang dijaminkan Rp. 1.500.000
(Untuk mencatat penerimaan piutang yang dijaminkan)

Utang bunga Rp. 1.500.000


Biaya bunga Rp. 30.000
Kas Rp. 1.530.000
(Untuk mencatat pembayaran pinjaman)

Jika terdapat retur atau penghapusan piutang maka saldo piutang yang dijaminkan harus dikurangi. Misal tanggal 5
Juni 2005 PT. Hokindo menerima kembali barang dagangan yang telah dijual sebesar Rp. 50.000. Jurnal yang dibuat
:

Retur penjualan Rp. 50.000


Piutang usaha yang dijaminkan Rp. 50.000

 Penjualan dengan kartu kredit.


Penjualan dengan kartu kredit terdapat tiga pihak yang terlibat, yaitu : Penjual, Penerbit Kartu Kredit dan Pembeli.
Penjualan dengan kartu kredit bagi penjual diperlakukan sebagai penjualan kredit. Piutang yang timbul bukan
kepada pembeli tetapi kepada penerbit kartu kredit.

Misal :
Butik Syahmina menerima pembayaran dengan kartu kredit sebrsar Rp. 1.000.000 atas baju, kebaya, dan jilbab yang
dibeli oleh seorang pembeli yang menggunakan American Express. Biaya jasa yang diberikan kepada penerbit kartu
kredit sebesar 5 % (Rp. 1.000.000 x 5 % = Rp. 50.000) dari jumlah transaksi sehingga jumlah yang dibayar oleh
American Express sebesar Rp. 950.000 (Rp. 1.000.000 – Rp. 50.000). Jurnal untuk transaksi tersebut diatas adalah :

Piutang dagang Rp. 1.000.000


Penjualan Rp. 1.000.000
(Untuk mencatat penjualan dengan kartu kredit)

Kas Rp. 950.000


Biaya jasa kartu kredit Rp. 50.000
Piutang dagang Rp. 1.000.000
(Untuk mencatat penerimaan pembayaran dari penerbit kartu kredit)

II. PIUTANG WESEL

Piutang wesel dibedakan menjadi dua:


1. Piutang wesel tidak berbunga
2. Piutang wesel berbunga
PROSEDUR AKUNTANSI PIUTANG WESEL
Sama dengan Piutang dagang, prosedur akuntansi bagi Piutang wesel dapat dibagi:
1. Saat terjadinya Piutang wesel/pengakuan Piutang wesel
2. Penilaian Piutang wesel/saat Piutang wesel dimiliki
3. Lenyapnya Piutang wesel

Sebelum membahas prosedur akuntansi bagi Piutang wesel. Akan diperkenalkan dua istilah yang belum
ada dalam Piutang dagang.

A. TANGGAL JATUH TEMPO/MATURITY DATE

Apabila umur Piutang wesel dinyatakan dalam bulan, tanggal jatuh tempo dicari dengan menghitung
bulan dari tanggal penerbitannya.

Contoh: JT Piutang wesel 3 bulan sejak 1 Mei 1 Agustus


JT Piutang wesel 2 bulan sejak 31 Juli  30 September

Apabila umur Piutang wesel dinyatakan dalam hari, perlu untuk menghitung secara pasti jumlah hari
untuk menentukan tanggal jatuh tempo. Dalam perhitungan, tanggal penerbitan wesel dihilangkan tetapi
tanggal jatuh tempo dimasukkan.

Contoh: Tanggal JT Piutang wesel 90 hari sejak 28 Agustus?


Waktu wesel--------------------------- 90 hari
Agustus (31-28) = 3
September = 30
Oktober = 31
64
Tanggal JT  November 26
Dari penjelasan diatas terlihat bahwa bulan Agustus hanya dihitung 3 hari, karena wesel tertanggal 28
Agustus. September penuh. Oktober penuh. Namun November hanya dihitung 26 hari untuk
mencukupkan total hari jadi 90 hari.

B. PERHITUNGAN BUNGA DARI PIUTANG WESEL

Rumus utama dalam penghitungan bunga:

Nilai nominal Jangka waktu Bunga


wesel X Tingkat X dlm pecahan =
bunga Setahun setahun
Apabila umur wesel dinyatakan dalam hari  dibagi 360

Apabila umur wesel dinyatakan dalam bulan dibagi 12

I. AKUNTANSI TERJADINYA PIUTANG WESEL

Penyebab terjadinya Piutang wesel:

1. Penjualan kredit
 Jurnal: PIUTANG WESEL XXX
PENJUALAN XXX

2. Pemberian pinjaman
 Jurnal: PIUTANG WESEL XXX
KAS XXX

3. Perubahan dari Piutang dagang


 Jurnal: PIUTANG WESEL XXX
PIUTANG DAGANG XXX

II. BUNGA WESEL

 Jurnal: KAS XXX


PIUTANG WESEL XXX
PENDAPATAN BUNGA XXX

III. DISKONTO PIUTANG WESEL

Seperti Piutang dagang, piutang wesel dilaporkan sebesar Nilai Realisasi Bersih Kas.

Rekening cadangan kerugian piutang wesel CKP.

Penilaian untuk Piutang wesel sama dengan Piutang dagang.

Saat dimilikinya Piutang wesel, kemungkinan Piutang wesel dijual (didiskontokan) ke bank, artinya:
meminjam uang ke bank dengan menggunakan jaminan wesel yang dimiliki.

Perhitungan diskonto:
Diskonto = Nilai JT x Tarif diskonto x Periode diskonto
Diskonto  pengurangan oleh bank atas pinjaman yang diberikan selama waktu diskonto.

 Jurnal: KAS XXX


PW.DIDISKONTOKAN XXX

Atau:

Jurnal: KAS XXX


BUNGA DISKONTO XXX
PW.DIDISKONTOKAN XXX

PENYAJIAN PIUTANG DI NERACA

ILUSTRASI PIUTANG WESEL

Sebuah wesel tanggal 5 Agustus 2006 dengan nominal Rp. 30.000.000, Bunga 3 %, 60 hari.
Didiskontokan ke Bank pada tanggal 5 September 2006 dengan tingkat diskonto 5 %. Hitung jumlah yang
diterima dari wesel yang di diskontokan !

Jawab :

Bunga = Rp. 30.000.000 x 3 % x 60/360 = Rp. 150.000


Jadi, nilai jatuh tempo wesel adalah Rp. 30.150.000 (Rp. 30.000.000 + Rp. 150.000)

Tanggal JT Piutang wesel 60 hari sejak 28 Agustus


Waktu wesel--------------------------- 60 hari
Agustus (31-5) = 26
September = 30
56
Tanggal JT  Oktober 4

Perhitungan diskonto:

Wesel didiskontokan ke Bank tanggal 5 September


September (30-5) = 25
Tanggal JT  Oktober = 4
= 29

Nilai Diskonto = Rp. 30.000.000 x 5 % x 29/360 = Rp. 120.833


Jumlah uang yang diterima = Rp. 30.150.000 – Rp. 120.833 = Rp. 30.029.167

Jurnal umum untuk mencatat pendiskontoan wesel:


Kas 30.029.167
Bunga Diskonto 120.833
PW. Didiskontokan 30.000.000
Pendapatan Bunga 150.000
PENUTUP

Dari penjelasan yang telah dijelaskan, maka diharapkan Makalah ini dapat di manfaatkan
pembaca dalam memahami tentang Akuntansi Keuangan khususnya tentang “Piutang Dagang
dan Piutang Wesel “. Selain itu penulis juga menyarankan untuk menerapkan apa yang baik dari
Makalah ini dan juga mengingatkan penulis apa yang dianggap pembaca kurang baik dari
Makalah ini. Sebagai penyusun, saya akui tidak terlepas dari kesalahan dan keterbatasan. Karena
itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan penulisan
Makalah selanjutnya. Semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Diana%20Rahmawati,%20M.Si./AKT%20PIUTANG.pdf
Jay M. Smith dan K. Fred Skousen, Akuntansi Intermediate. Jakarta : Erlangga, 1987

Diposting oleh Unknown di 01.56


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

14 komentar:
1.

akuntansi13 Oktober 2013 23.20

mksh artikelnya
Balas
Balasan

1.

AMISHA27 Oktober 2018 22.25

Saya selalu berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai
saya bertemu dengan perusahaan peminjam yang meminjamkan uang tanpa
membayar terlebih dahulu.

Jika Anda mencari pinjaman, perusahaan ini adalah semua yang Anda
butuhkan. setiap perusahaan yang meminta Anda untuk biaya pendaftaran lari
dari mereka.

saya menggunakan waktu ini untuk memperingatkan semua rekan saya


INDONESIANS. yang telah terjadi di sekitar mencari pinjaman, Anda hanya
harus berhati-hati. satu-satunya tempat dan perusahaan yang dapat
menawarkan pinjaman Anda adalah SUZAN INVESTMENT COMPANY. Saya
mendapat pinjaman saya dari mereka. Mereka adalah satu-satunya pemberi
pinjaman yang sah di internet. Lainnya semua pembohong, saya menghabiskan
hampir Rp15 juta di tangan pemberi pinjaman palsu.

Pembayaran yang fleksibel,


Suku bunga rendah,
Layanan berkualitas,
Komisi Tinggi jika Anda memperkenalkan pelanggan
Hubungi perusahaan: (Suzaninvestment@gmail.com)

Email pribadi saya: (Ammisha1213@gmail.com)


Balas

2.

Rillian Anggraeni21 Juli 2014 21.19

Terimakasih artikelnya :)
Balas
3.

Anonim20 Oktober 2016 19.21

Broker Terbaik – Dapatkan Banyak Kelebihan Trading Bersama FBS,bergabung sekarang juga
dengan kami
trading forex fbsindonesia.co.id
-----------------
Kelebihan Broker Forex FBS
1. FBS MEMBERIKAN BONUS DEPOSIT HINGGA 100% SETIAP DEPOSIT ANDA
2. SPREAD DIMULAI DARI 0 Dan
3. DEPOSIT DAN PENARIKAN DANA MELALUI BANK LOKAL Indonesia dan banyak lagi yang
lainya

Buka akun anda di fbsindonesia.co.id


-----------------
Jika membutuhkan bantuan hubungi kami melalui :
Tlp : 082276603391
BBM : 5364257D
Balas

4.

cahayatul asih30 Mei 2017 01.46

MAKASIH ARTIKEL NYA DAPAT MEMBANTU SAYA


Balas

5.

widaya23 Juli 2017 10.00

Saya Widaya Tarmuji, saya menggunakan waktu ini untuk memperingatkan semua rekan saya
INDONESIANS. yang telah terjadi di sekitar mencari pinjaman, Anda hanya harus berhati-hati.
satu-satunya tempat dan perusahaan yang dapat menawarkan pinjaman Anda adalah TRACY
MORGAN LOAN FIRM. Saya mendapat pinjaman saya dari mereka. Mereka adalah satu-
satunya pemberi pinjaman yang sah di internet. Lainnya semua pembohong, saya
menghabiskan hampir 32 juta di tangan pemberi pinjaman palsu.

Tapi Tracy Morgan memberi saya mimpi saya kembali. Ini adalah alamat email yang
sebenarnya mereka: tracymorganloanfirm@gmail.com. Email pribadi saya sendiri:
widayatarmuji@gmail.com. Anda dapat berbicara dengan saya kapan saja Anda inginkan.
Terima kasih semua untuk mendengarkan permintaan untuk saran saya. hati-hati
Balas
6.

Lady Mia26 Juli 2017 09.19

KABAR BAIK!!!

You might also like