Professional Documents
Culture Documents
LAPORAN PRAKTIKUM
“PRODUK DERIVAT”
Disusun oleh :
Nama : AJI GESANG PRAYOGI
NIM : 161710101078
Kelas / Kelompok : THP-C / 6
Acara : Lotion
Tanggal Praktikum : Senin, 3 Desember 2018
Asisten :
1. Rina Kartika Wati 082340144468
2. Lutfi Putri Yusviani 082346057858
3. Dwi Cahya Putra 081217280695
4. Seno Dwi Pratama P 082233842560
BAB 1. PENDAHULUAN
Ekstrak teh
Pertama-tama persiapan bahan dan alat yang digunakan. Bahan yang
digunkan teh yang telah dihaluskan dan aquades sebagai pelarut. Sedangkan alat
yang digunkan timbangan gelas ukur, waterbath dan sepatula. Proses pertam yaitu
teh yang telah dihaluskan kemudian ditambahkan aquadest dengan perbandingan
1:20 hal ini bertujuan agar mempermudah proses ekstraksi dan sebagai pelarut.
Selanjutnya dilakukannya ekstraksi dengan pemanasan menggunkan waterbath
dengan suhu 1000C selam 1jam. Hal ini bertujuan agar melarutkan zat-zat yang
terkandung dalam teh. Proses terakhir yaitu ekstrak teh siap di lakukan
pengolahan lanjutan.
3.2.2 Peracikan lotion
Calamine
ZnO Homogenisasi
Glyserin, Aqua
jasmine Homogenisasi
Calamine lotion
Langkah pertama yang harus dilakukan yaitu menyiapkan alat dan bahan
yang dibutuhkan. Bahan yang digunakan antara lain ekstrak teh, gliserin, ZnO,
Calamine, dan Aqua Jasmine. Selanjutnya yaitu mempersiapkan calamine pada
mortir, lalu dilembutkan dengan mortar, hal tersebut berguna untuk
mempermudah proses selanjutnya dan memudahkan bahan untuk homogen.
Langkah selanjutnya yaitu menambahkan ZnO dan menghomogenisasi,
penambahan ZnO berguna untuk zat antibakteri. Lalu ditambahkan aqua jasmine
dan gliserin dan dihomogenisasi. Penambahan aqua jasmine berguna untuk
pemberi aroma pada lotion, dan pemberiaan gliserin berguna untuk pengental
lotion yang dihasilkan. Dan terakhir ditambahkan ekstrak teh dengan 5 formulasi
yang berbeda, dan terbentuklah Calamine lotion.
BAB 4. PEMBAHASAN
Keterangan:
Kecepatan
Skor Warna Aroma Kelarutan Kekentalan
Pengeringan
+++++ Bening Menyengat Larut Kental Sulit kering
+ Tidak
Keruh Tidak Larut Tidak Kental Mudah Kering
Menyengat
4.3 Pembahasan
Lotion adalah sediaan kosmetika golongan emolien (pelembut) yang
mengandung air lebih banyak. Sediaan ini memiliki beberapa sifat, yaitu sebagai
pelembab bagi kulit, memberi lapisan minyak yang hampir sama dengan sabun,
membuat tangan dan badan menjadi lembut, tetapi tidak berasa berminyak dan
mudah dioleskan. Hand and body lotion (losion tangan dan badan) merupakan
sebutan umum bagi sediaan ini di pasaran (Sularto, et al, 1995).
Jadi, lotion adalah emulsi cair yang terdiri dari fase minyak dan fase air yang
distabilkan oleh emulgator, mengandung satu atau lebih bahan aktif di dalamnya.
Konsistensi yang berbentuk cair memungkinkan pemakaian yang cepat dan
merata pada permukaan kulit, sehingga mudah menyebar dan dapat segera kering
setelah pengolesan serta meninggalkan lapisan tipis pada permukaan kulit
(Lachman et al., 1994).
Dalam pembuatan lotion, faktor penting yang harus diperhatikan adalah
fungsi dari lotion yang dlinginkan untuk dikembangkan. Fungsi dari lotion adalah
untuk mempertahankan kelembaban kulit, melembutkan dan membersihkan,
mencegah kehilangan air, dan mempertahankan bahan aktif (Setyaningsih, dkk.,
2007). Lotion juga dipakai untuk menyejukkan, mengeringkan, anti pruritik dan
efek protektif dalam pengobatan dermatosis akut. Sebaiknya tidak digunakan pada
luka yang berair sebab akan terjadi caking dan runtuhan kulit serta bakteri dapat
tetap tinggal di bawah lotion yang menjadi cake (Anief, 1984). Komponen-
komponen yang menyusun lotion adalah pelembab, pengemulsi, bahan pengisi,
pembersih, bahan aktif, pelarut, pewangi, dan pengawet (Setyaningsih, dkk.,
2007). Hasil pengamatan yang dilakukan, didapatkan 5 parameter yang akan
dibahas yakni warna, aroma, kelarutan, kekentalan, kecepatan pengeringan.
Pada hasil pengamatan warna lotion, warna berguna untuk menentukan
kualitas dan sebagai penentu tingkat kerusakan biologi atau fisikokimia serta
penggunaan warna untuk memproduksi karakteristik parameter kualitas dalam
suatu produk, dalam praktikum lotion menggunakan ekstak teh dalam
pembuatannya yang dapat mempengaruhi warna dari produk yang dihasilkan.
Dalam pengamatan yang dilakukan dapat diketahui bahwa pada dari setiap
sampel menghasilkan warna yang berbeda beda. Hal ini disebabka n perbedaan
konsentrasi ekstrak daun teh yang digunakan dalam pembuatan lotion. Semakin
tinggi konsentrasi ekstrak daun teh yang ditambahkan, maka semakin gelap atau
pekat warna lotion yang dihasilkan. Berdasarkan data, warna paling pekat
dihasilkan oleh perlakuan lotion dengan penambahan ekstrak teh sebanyak
0,25ml. Hal ini tidak sesuai dengan literatur dimana yang seharusnya memiliki
warna paling pekat adalah sampel dengan penambahan 1 ml ekstrak teh. Hal immi
bisa disebabkan pada proses penghomogenan yang tidak merata dan penambahan
calamin yang dapat mempengaruhi warna dari lotion tersebut. Hal ini juga
dikarenakan daun teh memiliki kandungan polifenol seperti tanin yang memiliki
warna mulai dari kuning hingga coklat tua, sehingga jika ditambahkan pada suatu
produk dengan konsentrasi yang tinggi akan membuat warna produk tersebut
semakin pekat (Murhadi, 2007).
Aroma dalam suatu produk dapat menentukan bau atau tidaknya suatu
produk tersebut (Yusufa, 2008). Pada praktikum ini, lotion ekstrak daun teh yang
dihasilkan memiliki aroma khas melati, hal ini dikarenakan pewangi yang
ditambahkan yaitu ekstrak melati dengan jumlah yang sama. Berdasarkan
pengamatan yang telah dilakukan, diperoleh hasil data aroma yang berbeda-beda
pada setiap sampelnya. Hal ini dikarenakan perbedaan konsentrasi ekstrak daun
teh dan ekstrak melati yang digunakan dalam pembuatan hand sanitizer.
Pada hasil pengamatan kekentalan lotion, didapatkan hasil bahwa lotion yang
dihasilkan memiliki kekentalan yang sedikit kental. Hal tersebut dikarenakan
konsentrasai gliserin yang digunakan mempengaruhi kekentalan lotion skin yang
dihasilkan. Menurut Verde et al, (2002) gliserin memiliki kemampuan untuk
membentuk gel dan secara thermo-reversible atau larutan kental jika ditambahkan
ke dalam larutan garam sehingga banyak dimanfaatkan sebagai pembentu gel,
pengental, dan bahan penstabil di berbagai industri seperti pangan, farmasi,
kosmetik, percetakan, dan tekstil. Kekentalan lotion yang dihasilkan juga
dipengaruhi oleh penambahan ekstrak teh yang digunakan, hal tersebut karena
semakin tinggi konsentrasi ekstrak teh yang ditambahkan maka kelengketan atau
viskositasnyanya semakin meningkat (Yuliani et al, 2011). Akan tetapi
penambahan ekstrak teh dengan formulasi yang berbeda tidak terlalu berpengaruh
terhadap kekentalan, hal tersebut dikarenakan tidak diimbangi dengan
penambahan zat pengental yang diperukan.
Hasil pengamatan kecepatan pengeringan dari lotion yang dihasilkan,
didapatkan hasil bahwa semakin besar atau banyak konsentrasi ekstrak teh yang
digunakan, maka semakin sulit menyebar. Syarat daya sebar untuk sediaan lotion
adalah 5-7 cm (Ulaen dkk, 2012). Semakin tinggi konsentrasi ekstrak teh yang
digunakan, maka semakin kecil daya sebarnya. Hal tersebut dikarenakan
komponen air dalam sediaan lotion semakin rendah pada kosentrasi yang semakin
besar. Hal tersebut menyebabkan lotion yang dihsailkan semakin kental sehingga
daya sebarnya menurun. Berdasarkan hasil tersebut, maka perbedaan konsentrasi
penambahan ekstrak teh dapat berpegaruh terhadap daya sebar lotion yang
dihasilkan. Akan tetapi Menurut Hapsari, et al, (2014), bahwa kelengketan atau
viskositas yang tinggi akan membuat suatu sediaan daya melekatnya juga semakin
tinggi. Dengan hasil kelengketan atau viskositas yang semakin tinggi pula,
menyebabkan kecepatan pengeringan pun semakin tinggi. Hal tersebut
dikarenakan komponen air dalam sediaan lotion semakin rendah pada kosentrasi
yang semakin besar dan menyebabkan lotion semakin cepat kering dan tidak
terlalu lama basah di kulit (Ulaen dkk, 2012).
kelarutan merupakan kemampuan suatu zat kimia tertentu untuk larut dalam
suatu pelarut. Kelarutan dinyatakan dalam jumlah maksimum zat terlarut yang
larut dalam suatu pelarut pada kesetimbangan. Dari hasil pengamatan diperoleh
bahwa parameter 8 memiliki tingkat kelarutan yang paling tinggi, hal ini bisa
disebabkan karena proses penghomogenan yang sudah tepat sehingga membuat
bahan yang diguakan larut secara merata. Bahan yang mempengaruhi kelarutan
dari lotion yakni aqua jasmine itu sendiri. Aqua jasmine memiliki tingkat
kelarutan yang tiinggi dalam kloroform dan eter, sehingga jika dilakukan
penghomogenan dengan benar maka akan menghasilkan lotion yang lembut dan
memiliki kenampakan yang bagus. (Silva et al, 2006).
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum ini yaitu :
1. Calamine lotion merupakan sediaan atau lebih tepatnya adalah produk
kosmetik yang dioleskan pada kulit atau permukaan kulit yang banyak
digunakan sebagai anti iritasi akibat gatal-gatal pada kulit. Calamine lotion
senidri merupakan campuran dari calamine, ZnO2, dimana bahan ini
merupakan bahan baku yang umum digunakan. Calamine lotion ini
menggunakan bahan-bahan seperti, calamine sebagai zat aktif, ZnO2 sebagai
bahan aktif, gliserol sebagai humektan atau penambahn atau pengontrol
viskositas.
2. Penambahan ekstrak teh dengan konsentrasi yang berbeda dapat
menyebabkan perubahan pada viskositas atau kekentalan, warna, aroma
kecepatan pengeringan dan kelarutan. Akan tetapi untuk prubahan kekentalan
tidak berpengaruh, dan stabilitas emulsinya juga tidak berpengaruh nyata.
Hanya pada kecepatan pengeringan yang terlihat jelas pengaruh penambahan
ekstrak teh.
5.2 Saran
Untuk praktikum selanjutnya diharapkan kakak kakak asdos dapat lebih
memperhatikan adik adiknya sehingga praktikum dapat berjalan dengan tenang
dan sebaiknya untuk praktikum lotion mendatang dapat dilakukan pengamatan
yang lebih spesifik dan dengan cara yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA