You are on page 1of 22

BAB III

ANALISIS LALU LINTAS DAN PEMILIHAN SIMPANG

3.1 Data Perencanaan


1. Pemilihan tipe dan perencanaan geometrik persimpangan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
2. Kendaraan rencana : Trailer
3. Kecepatan rencana : 30 km/jam
4. Tahun perencanaan; Tahun dasar data 2013 dan tahun ke-1 dari saat jalan dibuka
(N1) : _ tahun, umur rencana (N2) : 5 Tahun
5. Pertumbuhan lalu lintas rata-rata (i) : 8 % per tahun
6. Persen LHR jam puncak (k) = 10 %
7. Faktor jam puncak (PHF) : 0,98
8. Persimpangan
a. Persimpangan tipe A (4 kaki)
b. Sudut persimpangan (α) = 85⁰
9. Jalan lama (existing) dengan ketentuan :
a. Klasifikasi jalan : Arteri
b. Jalan lama : 2/2 UD
c. Lebar jalan : 2 x 3,5 m
d. Lebar bahu :1m
e. LHR : 7.500 kend/hari/2 arah
f. Komposisi lalu lintas menerus, belok kiri dan kanan diasumsikan:
- Kendaraan ringan (KR) : 30 %
- Kendaraan berat (KB) :5%
- Sepeda motor : 60 %
- Kendaraan tak bermotor :5%
g. Belok kiri : 10 %
h. Belok kanan : 10 %
i. Tipe lingkungan jalan lama:
- Tata guna lahan : Komersial-KOM
- Tingkat hambatan samping : Sedang-M
- Persen kendaraan tidak bermotor : 5 %

52
10. Jalan baru dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Klasifikasi jalan : Lokal
b. Jalan baru : 4/2 UD
c. Lebar median : - meter
d. LHR : 17.000 kend/hari/2 arah
e. Pembagian arus lalu lintas (direction split) 50/50 %
f. Komposisi lalu lintas menerus, belok kiri dan kanan diasumsikan:
- Kendaraan ringan (KR) : 35 %
- Kendaraan berat (KB) :5%
- Sepeda motor : 60 %
- Kendaraan tak bermotor :0%
g. Belok kiri : 10 % (menyesuaikan dengan tabel di MKJI )
h. Belok kanan : 10 % (menyesuaikan dengan tabel di MKJI )
i. Tipe lingkungan jalan baru:
- Tata guna lahan : Komersial-KOM
- Tingkat hambatan samping : L-Rendah
- Persen kendaraan tidak bermotor : 0 %
11. Jumlah penduduk : 1 juta jiwa (diasumsikan sendiri karena tidak terdapat
diketentuan soal dan diperlukan pada saat penentuan tipe simpang di tabel)

3.2 Peramalan Lalu Lintas Harian Rata – rata ( LHR)


Peramalan lalu lintas menggunakan metode exponensial sebsuai dengan rumus (2.2)

LHRn = LHR ( 1 + i)n

Adapun data yang dipergunakan antara lain:

1. LHR tahun dasar 2018 = 3.750 kend/hari/arah (jalan lama)


2. Pertumbuhan lalu lintas (i) =8%
3. Tahun perencanaan (N2) = 5 tahun
Contoh perhitungan LHR tahun 2013:

LHRn = LHR (1 + i )n

LHR 2018 = 3750 ( 1 + 8% )5

LHR 2018 = 5510 kend/hari/arah (jalan lama)

53
Perhitungan selanjutnya ditabelkan.

Tabel 3.1 Peramalan lalu lintas

% Belok LHR tahun LHR tahun


NO Jenis Jalan Arah Lalu Lintas
LT RT 2013 2018
1 Jalan Lama Dari Utara 10 10 3750 5510
2 Jalan lama Dari Selatan 10 10 3750 5510
3 Jalan baru Dari Barat 10 10 8500 12489
4 Jalan baru Dari Timur 10 10 8500 12489

3.3 Perhitungan Volume Jam Perencanaan ( VJP )


Lalu lintas yang digunakan pada perancangan dan perencanaan adalah Volume Jam
Perencanaan (VJP). Adapun rumus perhitungan Volume Jam Perencanaan (VJP) sebagai
berikut :

 VJP = k (LHRTn)/PHF (kend/jam/2arah)


Untuk satu arahnya diambil split 50/50 :

 VJP = (0,5 x k x LHRn)/PHF (satuan kend/jam/arah)


Data yang dipergunakan dalam perhitungan Volume Jam Perencanaan (VJP) antara lain :

1. Hasil peramalan LHR (LHRn)


2. Nilai k : 10 %
3. Peak Hear Factor (PHF) : 0,98
4. Direncanakan LT/RT : 10/10
Contoh perhitungan VJP 2013 :

VJP = (0,5 x k x LHRn)/PHF

VJP 2013 = 0,5 * 10% * 3750 / (0,98)

= 191 kend/jam

54
Perhitungan selanjutnya ditabelkan

Tabel 3.2 Perhitungan Volume Jam Perencanaan (VJP)


% Belok VJP 2013 VJP 2018
NO Jenis Jalan Arah Lalu Lintas
LT RT (kend/jam) (kend/jam)
1 Dari Utara 10 10 191 281
Jalan Lama
2 Dari Selatan 10 10 191 281
3 Dari Barat 10 10 434 637
Jalan Baru
4 Dari Timur 10 10 434 637
Total Arus Masuk Persimpangan (Qtm) 1250 1837
Arus Jalan Minor Utara (Qmi) 383 562
Arus Jalan Mayor Timur-Barat (Qma) 867 1274
Rasio Qma/Qmi 2.27 2.27

3.4 Pemilihan Tipe Persimpangan


Pemilihan tipe simpang didasarkan pada pendekatan Manual kapasitas Jalan Indonesia
(MKJI), menggunakan acuan total kendaraan yang memasuki persimpangan setelah 1
tahun jalan dibuka (dalam perencanaan ini dilihat total kendaraan tahun awal sampai akhir
umur rencana). Selain itu juga pemilihan tipe simpang juga menggunakan ukuran kota, tipe
jalan, dan ratio Qma dengan Qmi sebagai pertimbangan pemilihan tipe simpang
Jika hanya arus lalu lintas harian (LHRT) saja yang ada tanpa diketahui distribusi lalu
lintas pada setiap jamnya, maka arus rencana per jam dapat diperkirakan sebagai suatu
prosentase dari LHRT sebagai berikut :

Tabel 3. 3 Nilai Normal Faktor-k

Sumber :Manual Kapasitas Jalan Indonesia (1997)

55
3.4.1 Pemilihan Tipe Simpang Berdasarkan Tipe Simpang Bersinyal ( APILL )
Dalam pemilihan tipe simpang diperlukan data antara lain:
1. Persimpangan : 4 kaki
2. Rasio Mayor/Minor :1:1
3. LT/RT : 10/10
Pemilihan tipe persimpangan didasarkan pada simpang prioritas Manual Kapasitas
Jalan Indonesia (MKJI).
Tabel 3.4 Pemilihan Ambang Arus Simpang Prioritas

Sumber: MKJI ( 1997 )

56
Tabel 3.4 Pemilihan Simpang Prioritas
 Untuk Tahun 2013
Kapasitas Tersedia Qtot
TIPE ( kend/jam ) ( kend/jam ) Keterangan
Tipe 422 <1650 1319 C > Q Diterima
Tipe 424 1650 1319 C > Q Diterima
Tipe 424 M 1800 1319 C > Q Diterima
Tipe 444 M 2200-2450 1319 C > Q Diterima

 Untuk Tahun 2018


Kapasitas Tersedia Qtot
TIPE ( kend/jam ) ( kend/jam ) Keterangan
Tipe 422 <1650 2124 C > Q Ditolak
Tipe 424 1650 2124 C > Q Ditolak
Tipe 424 M 1800 2124 C > Q Ditolak
Tipe 444 M 2200-2450 2124 C > Q Diterima

Berdasarkan Tabel 3.3 dan Tabel 3.4 diperoleh analisa sebagai berikut:
 Untuk kasus ini ditentukan tipe persimpangan yang dapat dipergunakan adalah tipe 444M.
mampu menampung ambang arus total kendaraan yang masuk persimpangan dari tahun
dasar, tahun ke-N1 dan sampai tahun ke N2. Dalam hal ini dipilih tipe simpang yaitu tipe
simpang 444M yang artinya simpang 4 lengan dengan 4 lajur pada pendekat minor 4 lajur
pada pendekat mayor dan menggunakan median
Maksud dari kata diterima pada tabel 3.4 adalah jika diterima artinya jenis simpang tersebut
bisa digunakan pada tahun rencana tersebut dengan LHR yang telah ditentukan diawal.

3.4.2 Ketentuan dalam penggambaran rancangan geometri simpang 433


Karakteristik simpang tipe 444M berdasarkan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI)
1997 tabel 2.3.2.1 dibawah ini menjelaskan simpang tipe mana saja yang wajib menggunakan
Median (M) dan LTOR (L).

57
Pembahasan 2 tabel diatas adalah tabel untuk simpang prioritas. Dari data tabel diatas
jenis simpang 444M didapat ketentuan:

 Sudut antara jalan lama dan jalan baru = 85o


 Pendekat Jalan Utama (mayor)
- Jumlah Lajur =
- Median =-
 Pendekat Jalan Minor
- Jumlah Lajur =2
- Median =Y
 Jari Jari Manuver Kendaraan
Dengan kendaraan rencana berupa kendaraan penumpang , digunakan :
- Radius Putar Minimum = 12 m

(Sumber: Direktorat Jenderal Bina Marga, “Standar Perencanaan Geometri Untuk


Jalan Perkotaan, Januari 1992”)
Dari data ketentuan awal pada sub bab 3.1 diberikan data jalan baru 2/2 UD karena
itu pada penggambaran selanjutnya dibuat tipe simpang 4/2 UD dengan jenis simpang
444M. Setelah semua ketentuan diatas telah didapatkan, maka langkah selanjutnya adalah
penggambaran simpang diatas peta kontur yang telah diberikan.

3.5 Perhitungan Lalu Lintas Tahun 2013


Distribusi arus lalu lintas pada masing-masing pendekat simpang adalah sebagai
berikut:

1. Komposisi kendaraan pada jalan Minor :


a. Kendaraan Ringan ( KR ) : 30 %
b. Kendaraan Berat ( KB ) : 5%

58
c. Sepeda Motor ( SM ) : 60 %
d. Kendaraan Tak Bermotor ( KTB ) : 5%

2. Komposisi kendaraan pada jalan Mayor :


a. Kendaraan Ringan ( KR ) : 35 %
b. Kendaraan Berat ( KB ) : 5%
c. Sepeda Motor ( SM ) : 65 %
d. Kendaraan Tak Bermotor ( KTB ) : 0%

Arus (Q) = VJP x (% belok atau lurus)


= 191 kend/jam x 10%
= 19 kend/jam
Komposisi = Q x (% komposisi kendaraan)
= 19 x 40%
= 7,6 kend/jam
Dilanjutkan pada tabel dibawah
Tabel 3.5 Perhitungan Komposisi Arus pada Tahun 2013
VJP Pergerakan Arus (Q) Komposisi (Kend/Jam)
No Pendekat
Kend/Jam Lalu Lintas Kend/Jam KR KB SM KTB
LT 10% 19 6 1 11 1
1 Minor A 191 ST 80% 153 46 8 92 8
RT 10% 19 6 1 11 1
LT 10% 19 6 1 11 1
2 Minor C 191 ST 80% 153 46 8 92 8
RT 10% 19 6 1 11 1
LT 10% 28 10 1 18 0
3 Mayor B 281 ST 80% 225 79 11 146 0
RT 10% 28 10 1 18 0
LT 10% 28 10 1 18 0
4 Mayor D 281 ST 80% 225 79 11 146 0
RT 10% 28 10 1 18 0

catatan :
KR = kendaraan ringan LT = left turn
KB = kendaraan berat ST = straight turn
SM = sepeda motor RT = right turn

59
3.6 Analisis Kinerja Simpang Prioritas Tahun 2013
3.6.1 Masukkan Data Lalu Lintas Pada USIG-1
1 KOMPOSISI LALU LINTAS LV% HV% MC% Faktor-smp Faktor-k Kendaraan
ARUS LALU LINTAS Kendaraan ringan LV Kendaraan berat HV Sepeda Motor MC Kendaraan bermotor tak bermotor
Arah
Pendekat kend/jam emp = 1,0 kend/jam emp=1,3 kend/jam emp=0,5 total MV Rasio
smp/jam smp/jam smp/jam kend/jam smp/jam Belok UM kend/jam
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (11) (12) (13) (14)
2 LT 6 6 1 1.3 11 5.5 18 12.8 0.100 1
3 ST 46 46 8 10.4 92 46 146 102.4 8
Jalan Minor: A
4 RT 6 6 1 1.3 11 5.5 18 12.8 0.100 1
5 Total 58 58 10 13 114 57 182 128 1
6 LT 6 6 1 1.3 11 5.5 18 12.8 0.100 8
7 ST 46 46 8 10.4 92 46 146 102.4 1
Jalan Minor: C
8 RT 6 6 1 1.3 11 5.5 18 12.8 0.100 0
9 Total 58 58 10 13 114 57 182 128 0
10 Jl. Minor total A+C 116 116 20 26 228 114 364 256 0.300 1
11 LT 10 10 1 1.3 18 9 29 20.3 0.098 0
12 ST 79 79 11 14.3 146 73 236 166.3 0
Jl. Utama B
13 RT 10 10 1 1.3 18 9 29 20.3 0.098 0
14 Total 99 99 13 16.9 182 91 294 206.9 0
15 LT 10 10 1 1.3 18 9 29 20.3 0.098 0
16 ST 79 79 11 14.3 146 73 236 166.3 0
Jl. Utama D
17 RT 10 10 1 1.3 18 9 29 20.3 0.098 0
18 Total 99 99 13 16.9 182 91 294 206.9 0
19 Jl. Utama total B+D 198 198 26 33.8 364 182 588 413.8 0.392 0
20 LT 32 32 4 5.2 58 29 94 66.2 0.099 9
21 Utama + minor ST 250 250 38 49.4 476 238 764 537.4 9
22 RT 32 32 4 5.2 58 29 94 66.2 0.099 1
23 Utama + minor total 314 314 46 59.8 592 296 952 669.8 0.197 19
24 Rasio Jl. Minor / (Jl. Utama + Minor) total 0.191 UM/MV 0.02

3.6.2 Analisis Tipe Simpang dan Kinerja Pada USIG-2


1. Data Geometrik :
a. Lebar pendekat minor A ( Wa ) : 3,5 m
b. Lebar pendekat minor C ( Wc ) : 3,5 m
c. Lebar pendekat mayor B ( Wb ) : 3,5 m
d. Lebar pendekat mayor D ( Wd ) : 3,5 m
e. Median :5m
2. Data Penduduk :
a. Jumlah penduduk : 1 juta jiwa
3. Hambatan Samping :
a. Tipe lingkungan : Komersial-KOM
b. Tingkat hambatan samping : Sedang-M
c. Persen kendaraan tak bermotor :5%

3.6.3 Lebar Pendekat dan Tipe Simpang

60
3.6.4 Kapasitas Simpang
1. Kapasitas Dasar
Tabel 3.10 Penentuan Kapasitas Dasar ( Co )

2. Faktor Penyesuaian Lebar Pendekat ( Fw )


Lebar pendekat rata-rata ( Wi ) : 3,50 m
Untuk simpang prioritas tipe 422
Fw = 0,70 + 0,0866Wi
= 0,70 + 0,0866 * 3,5
= 1,0031
3. Faktor Penyesuaian Median Jalan Utama ( Fm )
Lebar median pada jalan utama : 5 m

Tabel 3.11 Penentuan Nilai Fm

4. Faktor Penyesuaian Ukuran Kota ( Fcs )

Jumlah penduduk : 1.000.000 Jiwa


Tabel 3.12 Penentuan Nilai Fcs untuk Simpang Prioritas

61
5. Faktor Penyesuaian Hambatan Samping ( Frsu )
Hambatan Samping :
a. Tipe lingkungan : Komersial
b. Tingkat hambatan samping : Sedang ( M )
c. Persen kendaraan tak bermotor :5%

Tabel 3.13 Penentuan Nilai Frsu

Tabel B-6:1 Faktor penyesuaian tipe lingkungan jalan, hambatan samping dan kendaraan tak
bermotor (FRSU)

6. Faktor Penyesuaian Belok Kiri ( Flt )


Rasio belok kiri jalan lama (PLT1) : 10 %
Rasio belok kiri jalan baru (PLT2) : 10 %
Flt i = 0,84 + 1,61 PLti
Flt 1 = 0,84 + 1,61 * 10%

= 1,001

Flt 2 = 0,84 + 1,61 * 10%

= 1,001

Nilai Flt yang digunakan adalah nilai terkecil yaitu 1,001

62
7. Faktor Penyesuaian Belok Kanan ( Frt )
Nilai Frt untuk simpang dengan 4 kaki diambil 1,00 ( Departemen PU,1997 ).

8. Faktor Penyesuaian Rasio Arus minor/total ( FMI )


Rasio arus jalan minor (Pmi ) : 0,113
Tipe simpang prioritas : 422M
Tabel 3.13 Penentuan Nilai FMI

FMI = 1,19 x 0,113² - 1,19 x 0,113+ 1,19


= 1,07
9. Perhitungan Kapasitas Nyata ( C )
C = Co x Fw x Fm x Fcs x Frsu x Flt x Frt x Fmi

= 2900 x 1,0031 x 1,0 x 1,0 x 0,88 x 1,001 x 1,00 x 1,07

= 2741 smp / jam

3.6.5 Kinerja Lalu Lintas Tahun 2013


1. Derajat Kejenuhan / Degree of Saturation ( DS )
Arus lalu lintas total ( QTOT ) : 1319 smp/jam

Kapasitas simpang ( C ) : 2741 smp/jam

DS = QTOT / C

= 1319/2741

= 0,481

63
2. Tundaan Lalu Lintas Simpang / Delay of Traffic ( DT )
Nilai DS = 0,481 < 0,60 ; sehingga :

DT = 2 + 8,2078*DS – ( 1 – DS )*2

= 2 + 8,2078*0,481 – ( 1 – 0,481)*2

= 4,909 det/smp

3. Tundaan Lalu Lintas Jalan Utama / Delay of major ( Dma )


Nilai DS = 0,481 < 0,60 ; sehingga :

Dma = 1,8 + 5,8234*DS – ( 1 – DS )*1,8

= 1,8 + 5,8234*0,481 – ( 1 – 0,481 )*1,8

= 3,666 det/smp

4. Tundaan Lalu Lintas Jalan Minor / Delay of minor ( Dmi )


Arus lalu lintas total ( QTOT ) : 1319 smp/jam

Arus lalu lintas jalan mayor ( Qma ) : 867 smp/jam

Arus lalu lintas jalan minor ( Qmi ) : 383 smp/jam

Tundaan lalu lintas simpang ( DT ) : 4,909 det/smp

Tundaan lalu lintas jalan utama ( Dma ) : 3,666 det/smp

Dmi = ( QTOT x DT – Qma x Dma )/ Qmi

= ( 1319 x 4,909 – 867 x 3,666)/383

= 8,607 det/smp

5. Tundaan Geometrik Simpang / Delay of Geometry ( DG )


Rasio belok total ( PT ) : 0,202

Nilai DS = 0,481 < 1,00 ; sehingga :

DG = ( 1 – DS ) x ( PT x 6 + ( 1 - PT ) x 3 ) + DS x 4

= ( 1 – 0,481 ) x ( 0,202 x 6 + ( 1 – 0,202) x 3 ) + 0,481 x 4

64
= 3,795 det/smp

6. Tundaan Simpang / Delay ( D )


Tundaan lalu lintas simpang ( DT ) : 8,607 det/smp

Tundaan geometrik ( DG ) : 3,795 det/smp

D = DT + DG

= 8,607 + 3,795

= 12,402 det/smp

7. Peluang Antrian / Queue Probability ( QP % )


Derajat kejenuhan ( DS ) : 0,481

QP % maks = 47,71*DS – 24,68*DS² + 56,47*DS³

= 47,71*0,481– 24,68*0,481² + 56,47*0,481³


= 23,522 %
QP % min = 9,02*DS + 20,66*DS² + 10,49*DS³
= 9,02*0,481 + 20,66*0,481² + 10,49*0,481³
= 10,285 %

 Maka tingkat pelayanan simpang adalah pada tingkat pelayanan B karena D tahun 2013
dari hasil perhitungan = 12,402 det/smp dimana rentang tingkat pelayanan tipe B dari
tabel 2.17 adalah 5,1-15,0 det/smp.
 Nilai Derajat kejenuhan adalah 0,481 untuk tahun 2013 artinya kapasitas jalan telah
terisi 48,1 % oleh kendaraan dari 100% kapasitas total jalan. Peluang terjadi antrian
sebesar 10,285 % - 23,285 %.

65
3.7 Perhitungan Lalu Lintas Tahun 2018
Distribusi arus lalu lintas pada masing-masing pendekat simpang adalah sebagai berikut
:

1. Komposisi kendaraan pada jalan Minor :


a. Kendaraan Ringan ( KR ) : 35 %
b. Kendaraan Berat ( KB ) : 2%
c. Sepeda Motor ( SM ) : 60 %
d. Kendaraan Tak Bermotor ( KTB ) : 3%
2. Komposisi kendaraan pada jalan Mayor :
a. Kendaraan Ringan ( KR ) : 30 %
b. Kendaraan Berat ( KB ) : 5%
c. Sepeda Motor ( SM ) : 65 %
d. Kendaraan Tak Bermotor ( KTB ) : 0%

Tabel 3.6 Perhitungan Komposisi Arus pada Tahun 2018


VJP Pergerakan Arus (Q) Komposisi (Kend/Jam)
No Pendekat
Kend/Jam Lalu Lintas Kend/Jam KR KB SM KTB
LT 10% 37 13 1 22 1
1 Minor A 372 ST 80% 298 104 6 179 9
RT 10% 37 13 1 22 1
LT 10% 37 13 1 22 1
2 Minor C 372 ST 80% 298 104 6 179 9
RT 10% 37 13 1 22 1
LT 10% 69 21 3 45 0
3 Mayor B 690 ST 80% 552 166 28 359 0
RT 10% 69 21 3 45 0
LT 10% 69 21 3 45 0
4 Mayor D 690 ST 80% 552 166 28 359 0
RT 10% 69 21 3 45 0

66
3.8 Analisa Kinerja Simpang Prioritas Tahun 2018
3.8.1 Masukkan Data Lalu Lintas Pada USIG-1

3.8.2 Analisis Tipe Simpang dan Kinerja Pada USIG-2


1. Data Geometrik :
a. Lebar pendekat minor A ( Wa ) : 3,5 m
b. Lebar pendekat minor C ( Wc ) : 3,5 m
c. Lebar pendekat mayor B ( Wb ) : 3,5 m
d. Lebar pendekat mayor D ( Wd ) : 3,5 m
e. Median :6m

2. Data Penduduk :
a. Jumlah penduduk : 1 juta jiwa
3. Hambatan Samping :
a. Tipe lingkungan : Komersial-KOM
b. Tingkat hambatan samping : Tinggi ( H )
c. Persen kendaraan tak bermotor :0%

67
3.8.3 Lebar Pendekat dan Tipe Simpang

3.8.4 Kapasitas Simpang


1. Kapasitas Dasar
Tabel 3.10 Penentuan Kapasitas Dasar ( Co )

2. Faktor Penyesuaian Lebar Pendekat ( Fw )


Untuk simpang prioritas tipe 444M

Fw = 0,70 + 0,0866Wi

= 0,70 + 0,0866 * 3,5

= 1,0031

3. Faktor Penyesuaian Median Jalan Utama ( Fm )


Lebar median pada jalan utama : 6 m

Tabel 3.11 Penentuan Nilai Fm

68
4. Faktor Penyesuaian Ukuran Kota ( Fcs )
Jumlah penduduk : 1000.000 Jiwa
Tabel 3.12 Penentuan Nilai Fcs untuk Simpang Prioritas

5. Faktor Penyesuaian Hambatan Samping ( Frsu )


Hambatan Samping :
a. Tipe lingkungan : Komersial
b. Tingkat hambatan samping Tinggi ( H )
c. Persen kendaraan tak bermotor :3%
Tabel 3.13 Penentuan Nilai Frsu

6. Faktor Penyesuaian Belok Kiri ( Flt )


Rasio belok kiri jalan lama (PLT1) : 10 %

Rasio belok kiri jalan baru (PLT2) : 10 %

Flt i = 0,88 + 1,61 PLti

Flt 1 = 0,88 + 1,61 * 10%

= 1,041

69
Flt 2 = 0,88 + 1,61 * 10%
= 1,041
Nilai Flt yang digunakan adalah nilai terkecil yaitu 1,001
7. Faktor Penyesuaian Belok Kanan ( Frt )
Nilai Frt untuk simpang dengan 4 kaki diambil 1,00 ( Departemen PU,1997) .

8. Faktor Penyesuaian Rasio Arus minor/total ( FMI )


Rasio arus jalan minor (Pmi ) : 0,101

Tipe simpang prioritas : 444M

Tabel 3.13 Penentuan Nilai FMI

FMI = 1,11 x 0,101² - 1,11 x 0,101+ 1,11

= 1,009

9. Perhitungan Kapasitas Nyata ( C )


C = Co x Fw x Fm x Fcs x Frsu x Flt x Frt x Fmi

= 3400 x 1,0031 x 1,2 x 1 x 0,856 x 1,307 x 1,00 x 1,009

= 4620 smp / jam

3.8.5 Kinerja Lalu Lintas Tahun 2018


1. Derajat Kejenuhan / Degree of Saturation ( DS )
Arus lalu lintas total ( QTOT ) : 2124 smp/jam

Kapasitas simpang ( C ) : 4620 smp/jam

70
DS = QTOT / C

= 2124/4620

= 0,459

2. Tundaan Lalu Lintas Simpang / Delay of Traffic ( DT )


Nilai DS = 0,459 < 0,60 ; sehingga :

DT = 2 + 8,2078*DS – ( 1 – DS )*2

= 2 + 8,2078*0,459 – ( 1 – 0,459 )*2

=4,685 det/smp

3. Tundaan Lalu Lintas Jalan Utama / Delay of Major ( Dma )


Nilai DS = 0,459 < 0,60 ; sehingga :

Dma = 1,8 + 5,8234*DS – ( 1 – DS )*1,8

= 1,8 + 5,8234*0,459 – ( 1 – 0,459 )*1,8

= 3,499 det/smp

4. Tundaan Lalu Lintas Jalan Minor / Delay of Minor ( Dmi )


Arus lalu lintas total ( QTOT ) : 2124 smp/jam

Arus lalu lintas jalan mayor ( Qma ) : 1380 smsp/jam

Arus lalu lintas jalan minor ( Qmi ) : 743 smp/jam

Tundaan lalu lintas simpang ( DT ) : 4,685 det/smp

Tundaan lalu lintas jalan utama ( Dma ): 3,499 det/smp

Dmi = ( QTOT x DT – Qma x Dma )/ Qmi

= ( 2124 x 4,685 – 1380 x 3,499 )/743

= 6,892 det/smp

5. Tundaan Geometrik Simpang / Delay of Geometry ( DG )


Rasio belok total ( PT ) : 4,36

71
Nilai DS = 0,459 < 1,00 ; sehingga :

DG = ( 1 – DS ) x ( PT x 6 + ( 1 - PT ) x 3 ) + DS x 4

= ( 1 – 0,459) x ( 4,36 x 6 + ( 1 – 4,36 ) x 3 ) + 0,459 x 4

= 9,692 det/smp

6. Tundaan Simpang / Delay ( D )


Tundaan lalu lintas simpang ( DT ) : 4,685 det/smp

Tundaan geometrik ( DG ) : 9,692 det/smp

D = DT + DG

= 4,685 + 9,692

= 14,377 det/smp

7. Peluang Antrian / Queue Probability ( QP % )


Derajat kejenuhan ( DS ) : 0,459

QP % maks = 47,71*DS – 24,68*DS² + 56,47*DS³

= 47,71*0,459– 24,68*0,459² + 56,47*0,459³

= 22,16 %

QP % min = 9,02*DS + 20,66*DS² + 10,49*DS³

= 9,02*0,459 + 20,66*0,459² + 10,49*0,459³

= 9,507 %

 Maka tingkat pelayanan simpang adalah tingkat pelayanan B karena D tahun 2018 dari
hasil perhitungan = 14,377 det/smp dimana rentang tingkat pelayanan tipe B dari tabel
2.17 adalah 5,1-15,0 det/smp.
 Nilai Derajat kejenuhan adalah 0,295 untuk tahun 2018 artinya kapasitas jalan telah
terisi 45,9 % oleh kendaraan dari 100% kapasitas total jalan. Peluang terjadi antrian
sebesar 9,507 % - 22,16 %.

72
73

You might also like