Professional Documents
Culture Documents
Ketidak bulatatan merupakan salah satu jenis kesalahan bentuk dan umumnya amat
berkaitan dengan beberapa kesalahan bentuk lainya seperti:
1. Kesamaaan sumbu dan konsentrisitas (concentricity)
2. Kelurusan (straighness)
3. Ketegaklurusan (perpendicularity)
4. Kesejajaran (parallelism)
5. Kesilindrikan (clindricity)
1. DIAL INDIKATOR
Dial Indikator merupakan alat ukur yang menggunakan prinsip kerja pengubah
mekanik yaitu pada pasangan roda gigi dengan batang gigi yang digunakan dalam dial
indikator. Dial Indikator terdiri atas beberapa bagian utama yaitu : sensor, pengubah
berupa batang gigi, roda gigi dan pegas, serta bagian penunjuk berupa jarum dan skala.
Dial indikator merupakan alat ukur pembanding yang banyak digunakan dalam industri
permesinan dibagian produksi.
Pengukuran kebulatan dilakukan dengan memutar benda ukur sejauh 360 derajat dan
sensor menyentuh permukaan benda ukur yang diukur kebulatannya.Pengukuran ini
dilakukan
untuk menemukan penyimpangan kebulatan benda ukur terhadap lingkaran
sempurna.Hal tersebut merupakan hal yang sangat esensial dalam kontrol produksi
mekanik.Dalam pengukuran kebulatan alat ukur yang digunakan adalah Dial Indikator.
Dengan menggunakan alat ukur dial indikator pada poros hasil proses bubut serta alat
bantu V blok dan dial stand. Kita dapat melakukan pengukuran kebulatan untuk
memeriksa kebulatan benda tersebut. Dial indikator dapat juga digunakan untuk
mengukur perubahan ketinggian pada permukaan suatu benda, jadi dapat diketahui
benda tersebut memiliki permukaan yang rata atau tidak.
Dengan memanfaatkan prinsip yang sama, sebuah benda yang berbentuk silinder dapat
diperiksa kebulatannya. Dengan menetapkan suatu titik pada sisi silinder sebagai
acuan(titik nol),kemudian melakukan pengukuran terhadap titik lain dapat diketahui
apakah terjadi pelekukan atau penggundukan yang memengaruhi kebulatan benda
tersebut dan seberapa besar nilainya.Kebulatan dan diameter adalah dua karakter
geometris yang berbeda, meskipun demikian keduanya saling berkaitan. Ketidakbulatan
akan mempengaruhi hasil pengukuran diameter, sebaliknya pengukuran diameter tidak
selalu akan menunjukkan ketidakbulatan.
Dial indikator terdiri dari sensor pengubah berupa batang gigi, roda gigi dan pegas serta
bagian penunjuk berupa jarum dan skala. Pada bagian penunjuk yang berupa jam untuk
menbaca skala hasil pengukuran dibutuhkan posisi mata yang tegak lurus terhadap skala
untuk menghindari kesalahan dalam membaca hasil pengukuran. Kesalahan dalam
pembacaan hasil sering disebut dengan kesalahan peralatan.
Pada gambar terlihat bagian dial indicator yaitu pegas koil dan pegas spiral.
Pegas koil
Berfungsi untuk penekan batang bergigi sehingga sensor selalu menekan kebawah.
Pegas spiral berfungsi sebagai penekan sistem transmisi roda gigi sehingga permukaan
gigi yang berpasangan selalu menekan sisi yang sama untuk kedua arah putaran (guna
menghindariBack lash / keterlambatan gerak balik,yang mungkin terjadi karena profil gigi
yang tak sempurna ataupun kehausan). Sebagaimana dengan jam mekanik beberapa
jenis jam ukur atau dial indikator mempunyai batu (jewel) untuk mengurangi gesekan
pada dudukan poros roda gigi. (pengaturan pada posisi nol) setelah dua tanda pembatas
pada jam ukur diatur posisinya sesuai dengan daerah toleransi produk, pemeriksaan
kualitas geometrik produk dapat dilakukan dengan mudah. Jika tidak perlu kecermatan
tinggi, benda silindris mungkin diperiksa kesilindrisan ataupun kebulatannya dengan jam
ukur, dalam hal ini benda ukur harus diletakkan diatas blok V.
Toleransi kesalahan putar( run-out tolerance)diperiksa dengan cara menempatkan jam
ukur pada posisi yang tetap dan benda ukur diputar pada sumbu tertentu .
2. MIKROMETER
Mikrometer adalah alat ukur yang dapat melihat dan mengukur benda dengan satuan
ukur yang memiliki ketelitian 0.01 mm
Satu mikrometer adalah secara luas digunakan alat di dalam teknik mesin electro untuk
mengukur ketebalan secara tepat dari blok-blok, luar dan garis tengah dari kerendahan
dan batang-batang slot. Mikrometer ini banyak dipakai dalam metrology, studi dari
pengukuran,
Pada bab ini akan membahas tentang : 1 Jenis 2 Membaca satu mikrometer sistem inci 3
Membaca satu mikrometer metrik 4 Membaca satu mikrometer vernier 5. Acuan
Mikrometer memiliki 3 jenis umum pengelompokan yang didasarkan pada aplikasi berikut
:
Kecermatan pembacaan skala adalah 0,01mm, 0,05mm,dengan kapasitas ukur yang
beragam. Untuk kapasitas ukur yang besar biasanya dilengkapi dengan jam kecil pada
piringan jam besar,dimana satu putaran penuh jarum yang besar adalah sesuai dengan
satu angka jam yang kecil . Pada pinggir piringan umumnya dilengkapi dengan 2 tanda
pembatas yang dapat diatur kedudukannya yang menyatakan batas atas dan batas
bawah dari daerah toleransi suatu produk yang hendak diperiksa.Selain itu, piringan
skala dapat diputar untuk mengatur posisi nol sewaktu pengukuran dimulai.
Ujung sensor dapat diganti dengan berbagai bentuk dan dibuat dari baja, karbida atau
saphire, pemilihan jenis sensor disesuaikan dengan kondisi benda ukur dan
penggunaannya.
Saat dipakai, jam ukur biasanya dipasangkan pada dudukan. Tinggi sensor disesuaikan
dengan tinggi nominal / ukuran dasar produk yang akan diperiksa dimensinya dengan
bantuan blok ukur
a) Mikrometer Luar Mikrometer luar digunakan untuk ukuran memasang kawat, lapisan-
lapisan, blok-blok dan batang-batang.
b) Mikrometer dalam Mikrometer dalam digunakan untuk mengukur garis tengah dari
lubang suatu benda
c) Mikrometer kedalaman Mikrometer kedalaman digunakan untuk mengukur
kerendahan dari langkah-langkah dan slot-slot.
Satu mikrometer ditetapkan dengan menggunakan satu mekanisme sekrup titik
nada.Satu fitur yang menarik tambahan dari mikrometer-mikrometer adalah pemasukan
satu tangkai menjadi bengkok yang terisi.Secara normal, orang bisa menggunakan
keuntungan mekanis sekrup untuk menekan material, memberi satu pengukuran yang
tidak akurat. Dengan cara memasang satu tangkai yang roda bergigi searah keinginan
pada satu tenaga putaran tertentu
1 Bingkai (Frame) Bingkai ini berbentuk huruf C terbuat dari bahan logam yang tahan panas
serta dibuat agak tebal dan kuat. Tujuannya adalah untuk meminimalkan peregangan
dan pengerutan yang mengganggu pengukuran. Selain itu, bingkai dilapisi plastik untuk
meminimalkan transfer panas dari tangan ketika pengukuran karena jika Anda
memegang bingkai agak lama sehingga bingkai memanas sampai 10 derajat celcius,
maka setiap 10 cm baja akan memanjang sebesar 1/100 mm.
2 Landasan (Anvil) Landasan ini berfungsi sebagai penahan ketika benda diletakan dan
diantara anvil dan spindle.
3 Spindle (gelendong) Spindle ini merupakan silinder yang dapat digerakan menuju
landasan.
4 Pengunci (lock) Pengunci ini berfungsi sebagai penahan spindle agar tidak bergerak
ketika mengukur benda.
5 Sleeve Tempat skala utama.
6 Thimble Tempat skala nonius berada
7 Ratchet Knob Untuk memajukan atau memundurkan spindel agar sisi benda yang akan
diukur tepat berada diantara spindle dan anvil.
2. Menentukan nilai skala nonius yang berimpit dengan garis mendatar pada skala utama.
3. Hasil pengukuran dinyatakan dalam persamaan :
Hasil = Skala Utama + (Skala Nonius x skala terkecil mikrometer sekrup) = Skala Utama
+ (Skala Nonius yang berimpit x 0,01 mm) Adapun langkah-langkah yang dapat
dilakukan dalam perawatan mikrometer sekrup adalah sebagai berikut :
Setelah digunakan permukaan pengukuran dan bagian-bagian lainnya dibersihkan
dengan menggunakan bahan anti korosi. Bagian-bagian yang berulir harus dilumasi
secukupnya dengan oli yang berkualitas tinggi, misalnya oli yang dipergunakan untuk
jam/arloji.
Jika tidak dipergunakan (sesudah pemakaina) mikrometer luar harus ditempatkan dalam
sebuah peti kayu. Mikrometer yang lebih besar harus digantungkan dengan penunjang
nya yang khusus (sadle shaped support).
Tempat penyimpanan harus bebas dari getaran, sinar matahari langsung dan fluktuasi
temperatur.
Batang ukur standar yang panjang harus ditempatkan dengan hati-hati supaya tidak
terjadi lenturan.
1 METODE DIAMETER
Kebulatan diukur dengan menggunakan mikrometer pada beberapa sudut yang
berbeda disekitar sumbu pusat dari benda kerja .Kebulatan dan diameter adalah dua
karakter geometris yang berbeda, meskipun demikin keduanya saling berkaitan.
Ketidakbulatan akan mempengaruhi hasil pengukuran diameter, sebaliknya pengukuran
diameter tidak selalu akan menunjukan ketidak bulatan.Sebagai contoh, penampang
poros dengan dua tonjolan beraturan (elips) akan dapat diketahui ketidakbulatannya bila
diukur dengan dua sensor dengan posisi bertolak belakang (1800) misalnya dengan
mikrometer.Namun, mikrometer tidak akan mampu menunjukkan ketidakbulatan bila
digunakan untuk mengukur diameter penampang poros dengan jumlah tonjolan
beraturan yang ganjil (3,5,7 dst).
2 Metode radius
Benda kerja di jepit pada sumbu pusatnya dan di rotasikan , sebuah Dial indikator
akan mengukur penempatan jari-jari sebuah bagian silang pada interval siku-siku
spesifik.Kebulatan ditentukan sebagai perbedaan antara pembacaan indicator
3 Metode 3 point
Pengukuran kebulatan menggunakan metode 3 point, membutuhkan V-block, sebuah
saddel gage atau tripod gage seperti di tujukan pada gambar berikut (a) benda kerja di
dukung pada dua point dengan v block. Dial indicator menyentuh benda kerja pada dua
bidang sudut terbentuk oleh dua wadah dari bentuk v block .Benda kerja dirotasikan dan
kebulatan di tentukan sebagai perbedaan maksimum antara pembacaan indicator. (b)
Saddle gage di gunakan untuk mengukur besarnya diameter benda kerja dan (c) tripod
gage di gunakan untuk diameter dalam. Bagaimana pun ketepatan pengukuran dengan
metode 3 point tergantung dari sudut v block dan bentuk profil benda kerja.
Berdasarkan putaran maka alat ukur kebulatan (roundness tester) dapat
diklasifikasikan:
Beberapa hal mengenai komponen utama alat ukur kebulatan adalah sebagai berikut :
a. Spindel merupakan komponen terpenting, dimana ketelitian putaran harus dijaga setinggi
mungkin (merupakan satu – satunya sumbu referensi ). Oleh sebab itu perencanaan
bantalan spindel merupakan kunci dari keberhasilan alat ukur. Berbagai jenis bntalan
dapat dipilih, antara lain: bantalan kering, bantalan peluru, bantalan hidrodinamik,
bantalan udara , dan bantalan hidrostatik.
b. Sensor merupakan berupa batang dengan jarum dari Tungsten Carbide. Geometri ujung
jarum dibuat berbentuk tumbereng (sektor lingkaran) dengan tebal dan jari – jari tertentu
(6 mm). Ujung jarum sengaja tidak dibuat berbentuk bola dengan diameter kecil untuk
menghindari jarum mengikuti profil kekasaran permukaan.
c. Pengubah alat ukur umumnya menggunakan prinsip transformator (kumparan sekunder
dan primer) dengan perubahan induktansi, yaitu perubahan posisi inti akibat perubahan
posisi batang sensor melalui suatu mekanisme khusus
d. Pencatat digunakan untuk menghindari gesekan antara pena pencatat dengan kertas
serta untuk mempertipis garis, grafik dibuat pada kertas elektro sensitif. Selama
pembuatan grafik berlangsung, pena yang di beri muatan listrik akan memancarkan
bunga api sehingga menimbulkan bekas pada kertas elektrosensitif .
e. Sentering dan leveling, dimana sumbu putaran merupakan satu – satunya sumbu
referensi. Oleh sebab itu, penempatan benda ukur relatif terhadap sumbu putar harus
dapat diatur dengan cermat dan teliti.
f. Pengukuran kelurusan dan berbagai kesalahan bentuk, sensor alat ukur harus dapat
dinaikkan/diturunkan guna memeriksa kebulatan pada beberapa ketinggian sesuai
dengan lokasi objek ukur. Hal ini memerlukan tiang dengan landasan luncur tegak lurus
dan sejajar dengan sumbu putar.