You are on page 1of 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Jagung merupakan komoditas tanaman pangan yang banyak diusahakan petani


karena merupakan bahan pangan pokok kedua setelah beras. Pemanfaatan jagung selain
sebagai bahan subtitusi beras juga dapat digunakan untuk pakan ternak dan bahan baku
industri. Penggunaan jagung sebagai bahan baku industri pertanian lebih luas dari
beras.

Peningkatan produksi jagung melalui perbaikan teknologi budidaya dapat


dikatakan cukup berhasil. Namun demikian, keberhasil-an peningkatan produksi jagung
ter-sebut belum diikuti dengan penanganan pasca panen yang baik sehingga belum
dapat menjamin ketersediaan jagung secara kuantitas, kualitas maupun kontinyuitasnya.
Sebagai gambarannya luas panen untuk Kabupaten Jeneponto pada tahun 2005 Adalah
40. 831 Hektar dan diperoleh hasil 129.179 ton jagung pipil kering dengan produktivitas
per hektar sebesar 31, 64 Kuintal. Sedangkan pada tahun 2006 produksinya mengalami
penurunan menjadi 123. 046 ton atau turun 4,75 %. Luas panen maupun produksi
jagung selama tahun 2005 – 2006 mengalami penurunan masing masing 12,87 % dan
4,75 % sementara produktivitasnya naik sekitar 7,32 %. Untuk dapat melaksanakan
penangan-an pasca panen yang tepat dibutuhkan adanya pedoman penanganan pasca
panen jagung yang didasarkan pada prinsip-prinsip yang benar. Dengan adanya
pedoman penanganan pasca panen jagung diharapkan petani dapat melakukan
penanganan pasca panen jagung secara tepat sehingga dapat memperoleh jagung yang
memenuhi persyaratan mutu dan keamanan pangan sehingga dapat memberikan nilai
tambah yang signifikan kepada petani.

Untuk memenuhi ketidakseimbangan antara produksi jagung dengan luas panen.


Kami mengembangkan alat pemipil jagung yang lebih efektif dan efisien. Awalnya cara
masyarakat untuk memipil jagung hanya menggunakan tangan kosong, roda sepeda atau
alat manual buatan sendiri seperti paralon yang di berikan paku untuk memipil.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa fungsi utama dan kelebihan dari alat pemipil jagung ?
2. Bagaimana membuat model alat pemipil jagung yang mudah digunakan ?
3. Bagaimana memberikan ke-estetikaan alat pemipil jagung bagi penggunanya ?
4. Bagaimana memberikan harga yang tepat pada alat pemipil jagung ?
5. Apa saja material yang dipilih untuk menghasilkan kualitas yang baik ?

1.3 TUJUAN MAKALAH


1. Mendeskripsikan fungsi dan kelebihan alat pemipil jagung.
2. Menciptakan inovasi model pada alat pemipil jagung.
3. Menemukan ke-estikaan alat pemipil jagung bagi penggunanya.
4. Menentukan harga yang sesuai dengan pasar
5. Pemilihan material alat pemipil jagung
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Inovasi Produk

Inovasi produk merupakan hasil dari pengembangan produk baru oleh suatu perusahaan
atau industri, baik yang sudah ada maupun belum. Dari produk lama diperlukan sebuah inovasi
untuk mengganti produk lama tersebut. Produk pengganti yang secara total baru atau dengan
perkembangan produk lama yang lebih modern dan up to date, dapat meningkatkan keinginan
konsumen dalam keputusan pembelian produk tersebut. “Merilis produk baru yang inovatif dan
meningkatkan loyalitas pelanggan” (Razeghi, 2008).
Ide-ide baru dapat tercipta terutama dari kebutuhan konsumen yang tersampaikan
kepada salah satu karyawan dalam perusahaan yang dapat mengembangkannya menjadi suatu
nilai tambah akan produk lama atau menjadi produk pengganti yang lebih diharapkan customer.
Dilihat secara global, pasar internasional memiliki kompetisi yang semakin meningkat.
Perbedaan manfaat yang kecil akan sebuah produk dan jasa akan memberikan dampak yang
besar pada customer, mereka lebih cerdas dan lebih selektif dalam memilihproduk dan jasa
yang akandikonsumsinya. Oleh karena itu, memperkenalkan produk dan layanan baru secara
efisien dan efektif adalah cara yang memungkinkan perusahaan untuk mengambil keuntungan
dalam persaing. Adapun beberapa aspek dalam melakukan inovasi produk yaitu sebagai berikut
:

 Aspek Fungsi
 Aspek Model
 Aspek Estetika
 Aspek Harga
 Aspek Kualitas

2.1.1 Aspek Model


Aspek model adalah model suatu produk yang secara umum bisa mempengaruhi
fungsi kegunaannya maka diperlukan sebuah inovasi agar bisa menunjang kelancaran
dalam proses pemipilan.
Berikut adalah aspek model dari alat pemipil jagung sebelum dan sesudah dilakukan
inovasi :
Perlu penambahan suatu fungsi alat pada
saat proses pemindahan

Pegangan masih berpotensi melukai


tangan pengguna (Lecet)

Kaki alat pemipil yang berpotensi


untuk roboh ke samping dan proses
pemindahan alat masih perlu
Gambar 2.1 Konsep alat pemipil jagung sebelum
pengangkatan
inovasi
Penambahan fungsi pegangan ketika
proses pemindahan

Penambahan pegangan karet agar


tidak melukai pengguna

Penambahan penahan dan roda untuk


memudahkan proses pemindahan
Gambar 2.2 Konsep alat pemipil jagung setelah inovasi

2.1.2 Aspek Fungsi


Aspek fungsi adalah fungsi suatu produk yang sudah jelas penggunaannya
secara garis besar. Dalam aspek fungsi juga menjelaskan tentang ide-ide tambahan
untuk mengembangkan suatu produk (alat pemipil jagung) sehingga dapat memudahkan
dan memaksimalkan hasil pipilan.
Berikut adalah aspek fungsi dari alat pemipil jagung sebelum dan sesudah dilakukan
inovasi :

Tuas untuk menekan

Penutup agar jagung tidak berceceran


keatas dan potensi untuk lepas dari
proses pemipilan

Penutup agar jagung tidak berceceran


kekanan dan kekiri

Mata pemipil untuk memisahkan biji


jagung dengan bonggolnya

Gambar 2.1 Konsep alat pemipil jagung sebelum inovasi


Alat Penekan dengan penambahan karet
pada bagian pegangan yang membuat
nyaman pengguna ketika mengoperasikan

Alat pegangan untuk menunjang proses


pemindahan
Penutup agar jagung tidak berceceran keatas
dan potensi untuk lepas dari proses
pemipilan

Penutup agar jagung tidak berceceran


kekanan dan kekiri

Penahan dan roda untuk memudahkan


proses pemindahan

Mata pemipil yang tidak permanen untuk


memisahkan biji jagung dengan bonggol
Gambar 2.2 Konsep alat pemipil jagung
berdiameter beragam
setelahinovasi

2.1.3 Aspek Estetika


Aspek Estetika adalah suatu aspek yang berpengaruh untuk menjadikan suatu
produk bisa menarik pengguna untuk mengoperasikan atau memakainya.
Berikut adalah aspek fungsi dari alat pemipil jagung sebelum dan sesudah dilakukan
inovasi :

- Dari segi kenyamanan pada bagian


pegangan maupun proses
pemindahan serta kgiatan proses
pemipilan masih kurang efektif dan
masih banyak kekurangan
- Dari segi penampilan masih
berpotensi kurang bersaing dengan
produk rival
Gambar 2.3 Konsep alat pemipil jagung sebelum inovasi

Dengan beberapa penambahan alat fungsi


pada design sebelumnya diharapkan dapat
menambah nilai estetika tanpa mengurangi
fungsi penggunaan serta mengoptimalkan
hasil pipilan.

Gambar 2.3 Konsep alat pemipil jagung setelah inovasi

2.1.4 Aspek Kualitas


Aspek Kualitas adalah suatu aspek yang berpengaruh untuk menjadikan suatu
produk bisa mempengaruhi umur pakai maupun fungsi kegunaan dari material
penyusun yang digunakan serta konsep kerja alat yang bertujuan untuk menambah nilai
produktifitas hasil pipilan.
Berikut adalah aspek kualitas dari alat pemipil jagung sebelum dan sesudah dilakukan
inovasi :

- Dari segi fungsi kegunaan dari


desain disamping masih berpotensi
menghambat nilai produktifitas
dengan didasari pada bagian alat
pegangan hingga kaki alat pemipil
- Dari segi material penunjang masih
mudah didapat dan mempunyai
ketahanan yang memumpuni.
Gambar 2.4 Konsep alat pemipil jagung sebelum inovasi

Dengan beberapa penambahan alat fungsi


kegunaan maka menambah nilai
produktifitas dan kenyamanan pada
pengguna.

Gambar 2.4 Konsep alat pemipil jagung


setelahinovasi

2.1.5 Aspek Harga


Aspek Harga adalah suatu aspek yang berpengaruh untuk menjadikan suatu
produk bisa menarik masyarakat untuk membeli dikarenakan mempunyai fungsi
kegunaan yang efektif dengan harga yang terjangkau.
Berikut adalah aspek harga dari alat pemipil jagung sebelum dan sesudah dilakukan
inovasi :

- Dari desain disamping tampak


material penunjang mudah didapat
dan komponen alat penunjang yang
simpel akan tetapi bisa berpengaruh
pada nilai fungsi kegunaaan jika
pemilihan komponen alat
penunjang tidak sesuai dan bisa
mempengaruhi nilai produktifitas
dari alat tsb.Berdasarkan
perhitungan nilai HPP produk tsb
yaitu sekitar Rp 250.000,-
Gambar 2.5 Konsep alat pemipil jagung sebelum inovasi

Dengan beberapa penambahan alat fungsi


kegunaan pada alat tsb maka menambah
nilai jual dengan harga yang terjangkau dari
beberapa penambahan material penunjang
yang berkualitas. Berdasarkan perhitungan
nilai HPP produk tsb yaitu sekitar Rp
320.000,- sehingga jika produk dipasarkan
memiliki selisih penjualan 28 % dari
produk sebelum inovasi dengan begitu
produk bisa terjual dengan harga Rp
575.000,- (untung 80%)

Gambar 2.5 Konsep alat pemipil jagung

setelah inovasi
2.2 Analisis SWOT

SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk


mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities),
dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Dan berikut hasil
dari analisis SWOT pada alat pemipil jagung manual :

- Kekuatan (Strengths)
a. Lebih ekonomis
b. Lebih awet / tahan lama
c. Sangat portable

- Kelemahan (Weakness)
a. Kurang praktis bila di bandingkan mesin selep
b. Melelahkan saat digunakan

- Peluang (Oportunitie)
a. Segmen pasar jelas
b. Masih sedikit yang mengetahui tentang produk ini
c. Kepedulian akan pasca panen masih kurang

- Ancaman (Threats)
a. Bersaing dengan mesin selep
b. Perkembangan Zaman

2.3 Kuisioner
Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan informasi yang memungkinkan
analis mempelajari sikap-sikap, keyakinan, perilaku, dan karakteristik beberapa orang
utama di dalam organisasi yang bisa terpengaruh oleh sistem yang diajukan atau oleh
sistem yang sudah ada. Berikut hasil kuisioner yang telah di peroleh dari warga desa
Ngronggot Kab. Nganjuk dengan jumlah responden sebanyak 20 orang. Para responden
adalah petani yang memiliki ladang jagung dan berusia 25-45 tahun.
2.3.1 Pertanyaan Kuisioner

1. Berapa luas kebun jagung yang bapak/ibu miliki ?


a. < 5000m2
b. 5000m2 – 10000m2
c. > 10000m2
2. Bagaimana cara bapak/ibu memipil jagung selama ini ?
a. Menyelepkan ke penyelep
b. Memipil sendiri dengan manual
c. Tidak memipil (menjual secara langsung)
3. Pendapatan yang bapak/ibu peroleh per bulan dari panen jagung ?
a. < 100.000
b. 100.000 – 500.000
c. > 500.000
4. Seberapa butuh anda akan alat bantu untuk memipil jagung ?
a. Tidak membutuh
b. Membutuh
c. Sangat membutuhkan
5. Jika anda disuruh memilih untuk membeli alat bantu, anda akan lebih memilih ?
a. Alat pemipil otomatis dengan bahan bakar minyak dan perawatan lebih
b. Alat pemipil manual tanpa bahan bakar minyak dan perawatan lebih
c. Tidak keduanya
2.3.2 Jawaban dan Hasil Kuisioner

Pertanyaan 1 Persentase Jumlah Responden yang memilih


Jawaban A 10% 2 Responden
Jawaban B 40% 8 Responden
Jawaban C 50% 10 Responden

Pertanyaan 2 Persentase Jumlah Responden yang memilih


Jawaban A 40% 8 Responden
Jawaban B 40% 8 Responden
Jawaban C 20% 4 Responden

Pertanyaan 3 Persentase Jumlah Responden yang memilih


Jawaban A 0% 0 Responden
Jawaban B 35% 7 Responden
Jawaban C 65% 13 Responden

Pertanyaan 4 Persentase Jumlah Responden yang memilih


Jawaban A 20% 4 Responden
Jawaban B 40% 8 Responden
Jawaban C 40% 8 Responden

Pertanyaan 5 Persentase Jumlah Responden yang memilih


Jawaban A 40% 8 Responden
Jawaban B 50% 10 Responden
Jawaban C 10% 2 Responden

Dapat disimpulkan bahwa lebih banyak masyarakat yang membutuhkan alat


pemipil jagung manual dengan beberapa alasan seperti :

1. Lebih awet
2. Tidak mengeluarkan biaya lebih
3. Jumlah panen yang pas dengan kemampuan memipil jagung secara manual
4. Harga lebih terjangkau
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

You might also like