You are on page 1of 8

Jurnal ILMU DASAR, Vol.18 No.

2, Juli 2017 : 83-90 83

Dinamika Populasi Bemisia tabaci Genn. dan Jenis Predator yang ditemukan
pada tanaman Kedelai Edamame (Glycine max L.)
di Kelurahan Mangli Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember

Population Dynamics of Bemisia tabaci Genn. and Type of Predators Found on


the Edamame Soybeans (Glycine max L.) in Mangli Jember
Tulus Wijayanto*), Sudarmadji, Purwatiningsih, Hari Purnomo
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Jember (UNEJ)
*)
E-mail: mastulus@gmail.com

ABSTRACT
The study was conducted at the edamame plantation area of PT. Mitra Tani 27 Jember with the
size of 31.6 m x 29.8 m. The sampling of immature B. tabaci was done by collecting the samples
of leaves from the five plots of planting. The adult samples were taken by setting some yellow
traps with the size of 20 x 30 cm. The results showed that the populations of B. tabaci changed
during the growing season of edamame, the older the plants grow, the greater number of the
populations. The highest number of B. tabaci adult population was in the age of 10 weeks after
planting, those were 818 B. tabaci. The results of multiple regression with R program, analysis
showed that the predator found significantly influence changes in populations of B. tabaci. In this
study, environmental factors (temperature, rainfall, and humidity) the analysis showed no effect on
population changes. There were seven species of predators founded at the edamame. The highest
number of predator founded was Coccinella transversalis and the lowest number of predator was
Coccinella septempunctata.
Keywords: Bemisia tabaci Genn., edamame soybeans, yellow traps, C. transversalis

PENDAHULUAN informasi yang cukup tentang perkembangan


populasi serangga hama harus dilakukan untuk
Bemisia tabaci Genn. merupakan salah satu
mengetahui karakter dan perikehidupannya
serangga yang banyak ditemukan mengganggu
sehingga informasi tentang daur hidup dan
perkembangan tanaman, salah satunya adalah
kondisi optimal bagi perkembangan populasi
kedelai. Kerugian ekonomi pernah dialami
serangga perlu diketahui.
Indonesia, kehilangan hasil panen akibat
Pengukuran aspek pengendali populasi di
serangga ini dapat mencapai 80% (Marwoto &
lapangan dapat dilakukan dengan pengamatan
Inayati, 2011). Selama ini, pengendalian B.
secara berkala pada satu musim tanam
tabaci menggunakan insektisida. Namun,
edamame. Penelitian tentang dinamika
aplikasi insektisida tidak mampu
populasi serangga B. tabaci bertujuan untuk
mengendalikan serangan B. tabaci. Aplikasi
mengetahui fluktuasi B. tabaci dalam jangka
insektisida dilaporkan telah menyebabkan
waktu satu musim tanam edamame. Informasi
resistensi pada B. tabaci (Palumbo et al.,
yang diperoleh digunakan untuk mendapat
2001). Selain itu, aplikasi insektisida
gambaran mengenai populasi B. tabaci. Dalam
menyebabkan penurunan populasi predator B.
penelitian ini ditekankan pada pengamatan
tabaci seperti kumbang Coccinelid dan
jumlah populasi B. tabaci dan jenis-jenis
parasitoid dari ordo Hymenoptera yaitu
predator yang ditemukan serta faktor
Eretmocerus mundus dan Encarsia formosa
lingkungan yang diduga erat kaitannya dengan
(Gonzales-Zamora et al., 2004, Devine et al.,
perubahan populasi serangga tersebut.
2000, Manzano et al., 2003).
Informasi dari penelitian ini penting untuk
Keberhasilan pengendalian serangga hama
dasar pengendalian B. tabaci, sehingga usaha
bergantung pada monitoring populasi hama dan
pencegahan terhadap kerugian ekonomi dari
musuh-musuh alaminya (Sastrodiharjo, 1984;
serangga ini dapat dilakukan lebih dini.
Kogan & Herzeg, 1980). Pengumpulan
84 Dinamika Populasi Bemisia ... (Wijayanto, dkk)

METODE Hariyadi, 2007; Stansly & Naranjo, 2010.; dan


Kalsholven, 1981). Sebagian serangga predator yang
Penelitian dilakukan selama tiga bulan yaitu bulan ditemukan di lahan tanaman kedelai dikoleksi
April 2016 sampai dengan bulan Juni 2016. dengan metode awetan basah menggunakan alkohol
Penelitian dilakukan di lahan pertanaman kedelai 97 %.
edamame milik PT. Mitra Tani 27 Kabupaten
Jember yang berisi 88 bedeng dengan ukuran 31,6 m
Pengambilan Data Parameter Lingkungan
Data parameter lingkungan berupa suhu, curah
x 29,8 m.
hujan, dan kelembaban dalam penelitian ini
Pengambilan Sampel B. tabaci pada Fase diperoleh dari stasiun cuaca PT. Mitra Tani 27.
Pra Dewasa Pengukuran suhu dan kelembaban dilakukan tiga
Pengambilan sampel pra dewasa B. tabaci pada kali sehari yaitu pagi, siang dan sore hari kemudian
penelitian ini dilakukan dengan metode random ditentukan nilai rata-ratanya dalam satu minggu.
sampling, dengan mengumpulkan sampel daun Analisis Data
tanaman pada bedeng yang sudah ditentukan. Data populasi B. tabaci dan data predator serta data
Masing-masing bedeng diwakili oleh 10 batang faktor lingkungan (suhu, curah hujan, dan
tanaman yang dipilih secara acak. Setiap batang kelembaban) dianalisa dengan regresi berganda
tanaman diambil tiga helai daun dengan ketentuan dengan program R. Berikut persamaan regresi
satu helai daun bagian bawah, satu helai daun bagian berganda:
tengah dan satu helai daun bagian atas. Daun yang
tercuplik diletakan ke dalam plastik yang sudah Y = b0 + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3+ b4 X4
diberi label. Pencuplikan daun dilakukan seminggu
Keterangan:
sekali dimulai saat ditemukan serangan B. tabaci
Y = variabel dependent (populasi B. tabaci),
pada tanaman. Pemeriksaan daun tercuplik
X1 = variable independent 1 (populasi predator B.
dilakukan di laboratorium dengan menggunakan
tabaci),
mikroskop binokuler dengan pembesaran 40 kali
X2 = variable independent2 (Suhu),
dengan sisi bawah lembaran daun berada di bagian
X3 = variable independent 3 (curah hujan),
atas. B. tabaci yang teramati dihitung jumlah telur
X4 = variable independent 4 (kelembaban)
dan nimfa.
b0 = konstanta, perpotongan garis pada sumbu Y,
Pengambilan Sampel B. tabaci pada Fase b1 = koefisien regresi variabel independen1
Dewasa b2 = koefisien regresi variabel independen 2
Pengambilan sampel untuk B. tabaci fase dewasa b3 = koefisien regresi variabel independen 3
dilakukan dengan meletakan perangkap kuning pada b4 = koefisien regresi variabel independen 4
lahan pertanian. Papan perangkap kuning yang
digunakan berperekat dengan ukuran 20 x 30 cm. HASIL DAN PEMBAHASAN
Kutu kebul dewasa diketahui tertarik pada warna
kuning pada saat melokalisir tanaman inang
Dinamika Populasi Imago B. tabaci Pada
(Lenteren & Noldus 1990). Melamed-Madjar et al.,
(1982) juga melaporkan adanya korelasi signifikan
Kedelai Edamame
antara jumlah B. tabaci dewasa tertangkap oleh Pengamatan pertama pada saat usia tanaman
perangkap kuning dan larva yang ditemukan di dua minggu setelah tanam (mst) menunjukan
sampel daun di ladang pertanian kapas. bahwa tidak ada serangga B. tabaci pada lima
Penghitungan jumlah individu dewasa yang perangkap kuning. Pada pengamatan kedua
terperangkap dan penggantian perangkap kuning yaitu pada usia tanaman tiga mst, mulai
dilakukan seminggu sekali. ditemukan B. tabaci pada tiga dari lima
Pengambilan Sampel Predator B. tabaci perangkap kuning yang dipasang. Pada
Sampel predator B. tabaci pada lahan tanaman pengamatan ketiga seluruh perangkap kuning
kedelai edamame dilakukan dengan cara terdapat serangga B. tabaci. Peningkatan
pengambilan secara langsung serangga predator jumlah B. tabaci yang terperangkap paling
pada lokasi penelitian setiap seminggu sekali. tinggi terjadi pada usia tanaman edamame 9-10
Serangga yang berhasil ditangkap dimasukan ke mst, pada usia tanaman sembilan minggu B.
dalam botol pembunuh serangga yang berisi alkohol. tabaci yang terperangkap 540 ekor dan pada
Serangga predator yang ditemukan kemudian usia 10 minggu terdapat 818 ekor B. tabaci
diidentifikasi di laboratorium Zoologi MIPA
Universitas Jember dan Laboratorium Hama
pada seluruh perangkap kuning. Peningkatan
Penyakit Tanaman Fakultas Pertanian Universitas tinggi juga terjadi pada saat usia tanaman 6 -7
Jember. Identifikasi spesimen dilakukan dengan minggu setelah tanam, pada saat usia tanaman
pengamatan langsung dan membandingkan dengan enam minggu terdapat 112 ekor B. tabaci dan
koleksi spesimen yang telah teridentifikasi dengan pada usia tanaman tujuh minggu meningkat
menggunakan beberapa buku referensi (Purnomo & menjadi 381 ekor. Peningkatan terendah terjadi
Jurnal ILMU DASAR, Vol.18 No. 2, Juli 2017 : 83-90 85

pada usia awal tanaman edamame yaitu pada Populasi Telur dan Nimfa B. tabaci Pada
usia 2-3 minggu setelah tanam. Pada Daun Edamame
pengamatan pertama saat usia tanaman dua Hasil pengamatan menunjukan bahwa jumlah
minggu dan pengamatan kedua pada saat usia telur B. tabaci paling banyak ditemukan pada
tanaman tiga minggu hanya terjadi usia tanaman 10 mst, yaitu 482 telur dari
peningkatan tiga ekor B. tabaci yang semua daun tercuplik yang diamati. Pada saat
terperangkap. usia tanaman sembilan mst, hasil perhitungan
Peningkatan populasi serangga B. tabaci menunjukan bahwa jumlah telur paling sedikit
seiring dengan peningkatan umur tanaman yaitu sebanyak 225 telur, lebih sedikit dari
menunjukan hubungan antara populasi hasil pengamatan sebelumnya yaitu 378 telur.
serangga hama dengan inangnya. Populasi Jumlah telur pada daun yang diambil dari
serangga hama dipengaruhi oleh kuantitas dan tanaman bagian atas lebih banyak
kualitas tanaman inangnya dalam hal ini adalah dibandingkan dengan daun bagian tengah dan
tanaman kedelai. Kuantitas berkaitan dengan bawah. Pada daun tercuplik bagian bawah
biomassa tanaman kedelai akan mengalami menunjukan jumlah paling sedikit.
peningkatan seiring dengan peningkatan umur Populasi nimfa B. tabaci yang teramati
tanaman. Peningkatan biomassa tanaman inang pada daun tercuplik mengalami peningkatan
akan menjamin ketersediaan makan bagi seiring dengan umur tanaman. Jumlah
serangga hama. Selain peningkatan kuantitas, terbanyak ditemukan pada umur tanaman 10
peningkatan kualitas tanaman juga terjadi, pada mst yaitu 1290 nimfa, dan jumlah paling
tanaman kedelai peningkatan kualitas atau fase sedikit ditemukan pada pengamatan pertama
perkembangan terbagi menjadi tiga fase yaitu yaitu 289 nimfa. Jumlah nimfa pada daun
fase vegetatif, fase generatif dan fase tercuplik bagian atas lebih banyak dibanding
pemasakan biji. Fiksasi Nitrogen akan bagian tengah dan bawah. Nimfa pada daun
mencapai maksimum pada fase generatif yaitu tercuplik dari bagian bawah tanaman
pada saat tanaman melakukan pembentukan menunjukan jumlah paling sedikit. Keadaan ini
biji pada usia tanaman 45 – 50 hari setelah sama dengan data pengamatan jumlah telur B.
tanam (Pedersen, 2007). Sehingga secara tabaci yang menunjukan jumlah terbanyak
kualitas tanaman kedelai pada fase ini pada bagian atas dan paling sedikit pada daun
mencapai puncaknya yang diduga menjadi bagian bawah. Gambar 1 menunjukkan
daya tarik B. tabaci. Berdasarkan data perkembangan B. Tabaci dari tahap telur
penelitian kenaikan populasi dari B. tabaci sampai nimfa.
tinggi dimulai pada fase ini yaitu umur
tanaman enam mst (42 hari setelah tanam).
Sesuai standar operasional pengelolaan
edamame di PT. Mitra Tani 27 aplikasi
pestisida berakhir pada saat tanaman memasuki
usia di atas tujuh mst (50 hari setelah tanam).
Penghentian aplikasi pestisida bertujuan untuk
menghindari residu bahan kimia pada (a) Telur; (b) Nimfa
edamame saat dipanen. Populasi B. tabaci dan Gambar 1 Nimfa dan Telur B. tabaci pada
serangga predator terus meningkat pada fase Daun.
ini. Peningkatan ini diduga karena tidak ada Pada pengamatan daun ditemukan jumlah telur
aplikasi pestisida dan juga karena pertumbuhan B. tabaci yang teramati lebih sedikit
populasi serangga yang sudah resisten terhadap dibandingkan jumlah nimfa, hal ini disebabkan
aplikasi sebelumnya. Aplikasi pestisida oleh perbedaan waktu yang dibutuhkan untuk
dilaporkan telah menyebabkan resistensi pada fase telur dan fase nimfa. Fase telur B. tabaci
B. tabaci (Palumbo et al., 2001), dengan membutuhkan waktu 4–5 hari dan fase nimfa
demikian serangga yang telah terpapar membutuhkan waktu lebih lama yaitu 12–15
pestisida sebelumnya dan mampu bertahan hari (Gameel, 1997). Fase nimfa yang lebih
hidup akan terus berkembang dan menjadi lama memungkinkan peluang ditemukannya
resisten terhadap aplikasi pestisida berikutnya. lebih besar dibanding pada fase telur. Faktor
86 Dinamika Populasi Bemisia ... (Wijayanto, dkk)

lingkungan juga menentukan jumlah telur dan peningkatan populasi serangga predator
nimfa yang ditemukan pada daun, telur lebih ditempat tersebut.
rentan terhadap gangguan cuaca seperti hujan Predator yang ditemukan pada lokasi
deras atau angin kencang (Pratiknyo, 1998). penelitian tersebar dalam tujuh jenis predator.
Data hasil pengamatan menunjukan bahwa (Tabel. 1).
jumlah individu pra dewasa, B. tabaci pada
Tabel 1. Data Jenis Predator B. tabaci pada
daun yang diambil dari bagian atas tanaman
Tanaman Edamame
lebih banyak dibandingkan dengan jumlah
individu dari daun bagian tengah dan bawah. No Jenis Predator Jumlah
Jumlah telur dan nimfa pada daun muda yang
berada di bagian atas tanaman lebih banyak 1 Coccinella transversalis 30
dibandingkan pada bagian daun yang lebih tua, 2 Paederus fuscipes 29
hal ini sama dengan yang pernah dilaporkan 3 Menochillus sexmaculata F. 28
oleh Hariyadi (2009) bahwa B. tabaci lebih 4 Micraspis lineata 26
menyukai daun yang lebih muda dan kurang 21
5 Oxyopes sp.
menyukai daun yang lebih tua. Semakin tua
umur daun akan semakin menurun kandungan 6 Tetragnatha sp. 17
nutrisi dan airnya, sehingga tidak lagi disukai 7 Coccinella septempunctata 4
oleh serangga B. tabaci. Serangga B. tabaci
Jumlah 155
akan memilih daun tengah atau atasnya yang
lebih muda jika kandungan nutrisi berupa Pada Tabel 1 jenis predator yang ditemukan
protein dan air mulai berkurang. (Heinz et al,. yaitu Coccinella transversalis, Micraspis
1982). Pada permukaan bawah daun atas lineata, Menochillus sexmaculata F,
banyak ditemukan telur dan nimfa B. tabaci. Tetragnatha sp., Oxyopes sp, Paederus
Menurut Hidayati dan Dermawan (2012), fuscipes, dan Coccinella septempunctata.
betina B. tabaci lebih suka meletakan telur Predator jenis Cocconella transversalis
pada daun yang lebih muda dan telah terinveksi menunjukan jumlah terbesar yaitu 30 ekor,
virus mozaik daripada daun yang sehat. disusul oleh Paederus fuscipes dan
Dinamika Populasi Predator B. tabaci pada Menochillus sexmaculata F masing-masing 29
Tanaman Kedelai Edamame ekor dan 28 ekor. Predator Coccinella
Predator yang ditemukan dari umur edamame septempunctata menunjukan jumlah terkecil
dua mst sampai tanaman umur 10 mst adalah yaitu 4 ekor.
155 individu predator. Pada awal pengamatan Dari tujuh jenis predator yang ditemukan
saat usia tanaman dua dan tiga mst jumlah dalam lokasi penelitian empat diantaranya
predator yang ditemukan hanya satu ekor pada termasuk dalam kumbang koksi yang masuk
lokasi penelitian. Jumlah individu predator dalam ordo Celeoptera sama dengan Paederus
terbanyak ditemukan pada usia tanaman 9-10 fucipes. Kemampuan bertahan hidup serangga
mst. Peningkatan jumlah predator B. tabaci predator ini baik sehingga mudah ditemukan
yang ditemukan seiring dengan peningkatan pada lahan tanaman kedelai yang terserang B.
serangga B. tabaci sebagai mangsanya tabaci. Predator dari kumbang koksi
merupakan tanggap fungsional predator merupakan contoh predator yang tidak spesifik
terhadap mangsanya. Taulu (2001) mangsa atau bersifat generalis, sifat ini adalah
mengemukakan bahwa selain perilaku kelebihan predator, karena apabila mangsa
predator memilih jenis mangsa, predator utamanya sulit ditemukan akan mencari
umumnya memberikan tanggap fungsional mangsa alternatif (Purnomo, 2010). Dengan
terhadap peningkatan populasi serangga demikian selama persedian mangsa cukup
mangsa. Sehingga ketika jumlah populasi B. banyak, predator ini tidak akan memangsa
tabaci mengalami peningkatan, daya predasi predator lain yang menjadi musuh alami B.
predator juga akan meningkat sedangkan tabaci.
kompetisi antar predator untuk meperebutkan Perubahan populasi B. tabaci dan populasi
makanan akan turun, sehingga memungkinkan predatornya selama satu musim tanam kedelai
edamame dapat dilihat pada Gambar 2.
Jurnal ILMU DASAR, Vol.18 No. 2, Juli 2017 : 83-90 87

Gambar 2. Grafik Perubahan Populasi B. tabaci dengan Predatornya Selama Satu Musim Tanam
Kedelai Edamame

Gambar 2 menunjukan bahwa populasi B. Tabel 2. Interpretasi data regresi populasi B.


tabaci meningkat seiring dengan peningkatan tabaci dengan predator, suhu, curah
umur tanaman edamame. Peningkatan setelah hujan dan kelembaban.
minggu ketujuh yang cukup tinggi diduga Standard
Estimate t Stat Pr(>|t|)
karena penghentian aplikasi pestisida oleh Error
petani sesuai standar operasional penanaman 43.651.6
kedelai edamame dari PT. Mitra Tani 27. Intercept 38 27.278.059 1.600 0.18480
Data penelitian menunjukan bahwa 0.00563
populasi B. tabaci pada tanaman kedelai masih Predator 76.041 14.037 5.417 **
tinggi. Hal ini bukan berarti predator yang curah
menjadi musuh alami B. tabaci tidak bekerja hujan 1.409 5.275 0.267 0.80262

menekan populasi B. tabaci. Kemampuan -


Suhu 1000.392 623.309 -1.605 0.18377
predator untuk melakukan preferensi yang
dapat menekan populasi B. tabaci ditentukan kelembab
an 129.884 107.888 -1.204 0.29500
oleh beberapa faktor. Preferensi predator
ditentukan oleh faktor fisik seperti cahaya, Hasil interpretasi data pada Tabel 2 di atas,
bentuk, warna dan ukuran serta ditentukan juga dapat disimpulkan bahwa jumlah predator
oleh faktor kimia seperti bau dari mangsa berpengaruh nyata terhadap populasi total B.
(Tarumingkeng, 1994). tabaci karena pada nilai Pr(>|t|) menunjukan
nilai 0.00563 yang berarti nilai Pr(>|t|) < 0,05.
Populasi B. tabaci dengan Populasi Hal ini berarti perubahan Populasi B. tabaci
Predatornya serta Faktor Lingkungan pada dipengaruhi oleh perubahan jumlah predator
Tanaman Kedelai Edamame yang ditemukan.
Data populasi B. tabaci dan data predator serta Dari analisis data juga diperoleh bahwa
data faktor lingkungan (suhu, curah hujan dan faktor lingkungan berupa curah hujan, suhu
kelembaban) dianalisa dengan menggunakan dan kelembaban tidak berpengaruh terhadap
program R. Data dianalisis dengan jumlah populasi B. tabaci, karena nilai Pr(>|t|)
menggunakan analisa Regresi berganda dengan untuk variabel lingkungan menunjukan nilai
tingkat kepercayaan (confident level) 95%. lebih besar dari 0,05. Salah satu faktor
lingkungan yang tidak berpengaruh nyata
88 Dinamika Populasi Bemisia ... (Wijayanto, dkk)

terhadap populasi Serangga B. tabaci adalah Mercet to Control Bemisia tabaci


suhu, pada penelitian suhu rata-rata yang (Gennadius) Populations. Crop Protection
diperoleh adalah 33,6 oC, nilai ini di bawah 23: 611–618.
nilai suhu optimum pertumbuhan populasi Hidayati, N., & Dermawan R. 2012. Tomat
serangga B. tabaci. Suhu optimum untuk Unggul. Penebar Swadaya. Jakarta
pertumbuhan populasi B. tabaci 32,5 (Bonaro Kogan, M.; dan Herzog, D.C. 1980. Sampling
et al., 2007). Methods in Entomology. New York:
Springer.
KESIMPULAN Kalshoven, L.G.E. 1981. Pests of Crops in
Indonesia. Revisi oleh P.A. van der Laan.
Penelitian menunjukan bahwa populasi B.
Jakarta: PT. Ictiar Baru.
tabaci mengalami perubahan selama satu
Lenteren V.J.C & Noldus L.P.J.J. 1990.
musim tanam kedelai edamame. Semakin
Whitefly Plant Relationships: Behavioural
tinggi umur tanaman semakin besar populasi B.
and Ecological Aspects. Dalam Whiteflies:
tabaci. Populasi B. tabaci dewasa paling tinggi
Their Bionomics, Pest Status and
terjadi pada umur tanaman 10 minggu setelah
Management. Editor D Gerling. Andover:
tanam. Populasi telur dan nimfa juga
Intercept Ltd.
mengalami peningkatan seiring dengan
Melamed-Madjar, V., Cohen, S., Chen, M.,
pertambahan umur tanaman. Jumlah telur dan
Tam S., & Rosilio, D. 1982. A method for
nimfa tertinggi terjadi pada umur tanaman 10
monitoring Bemisia tabaci and timing spray
minggu. Jumlah predator yang ditemukan
applications against the pest in cotton fields
berpengaruh secara signifikan terhadap
in Israel. Phytoparasitica 10.2: 85-91.
perubahan populasi B. tabaci. Pada penelitian
Manzano, M.R., Lenteren, V.J.C., & Cardona,
ini faktor lingkungan (suhu, curah hujan, dan
C.. 2003. Influence of Pesticide Treatments
kelembaban) hasil analisa menunjukan tidak
on the Dynamics of Whiteflies and
berpengaruh secara signifikan pada perubahan
Associated Parasitoids in Snap Bean Fields.
populasi B. tabaci. Kenaikan jumlah populasi
Biological Control 48: 685- 693.
B. tabaci diikuti dengan kenaikan jumlah
Marwoto & Inayati, A,. 2011. Kutu Kebul:
populasi predatornya. Predator B. tabaci
Hama Kedelai yang Pengendaliannya
tertinggi adalah Coccinella transversalis
Kurang Mendapat Perhatian. Jurnal IPTEK
dengan jumalah 30 ekor dan terendah adalah
Tanaman Pangan.6 No. 1.
Coccinella septempunctata dengan jumlah
Palumbo, J.C, Horowitzb, A.R., & Prabhakerc,
empat ekor.
N., 2001. Insecticidal Control and
Resistance Management for Bemisia
DAFTAR PUSTAKA Tabaci. Crop Protection 20:739-765.
Pedersen, P., 2007. Physiology: Yield,
Bonaro, O., Lurette, A., Vidal, C., & Fargues.
Maturity Groups, & Growth Stages.
2007. Modelling temperature dependent
Department of Agronomy. Iowa State
bionomics of Bemisia tabaci (Q-biotype).
University
Journal Physiological Entomology 32: 50-
Pratiknyo, H. 1998. Kerapatan Relatif Tungau
55.
Jingga (Brevipulpus phoenicic Geijskes)
Devine, G.J., Wright, D.J., & Denholm, I.
dan Predatornya pada Tanaman Teh
2000. A Parasitic Wasp
(Camellia sinesis L). Tesis Yogyakarta:
(Eretmocerusmundus Mercet) Can Exploit
Magister. Program Studi Biologi. UGM.
Chemically Induced Delays in the
Purnomo, H & Hariyadi, N.T. 2007.
Development Rates of Its Whitefly Host
Entomologi. Jember: Center for Society
(Bemisia tabaci Genn). Biological Control
Studies.
19: 64-75.
Purnomo, H. 2010. Pengantar Pengendalian
Gameel, O.I. 1997. Bemisia tabaci. In: J.
Hayati, Yogyakarta: Penerbit Andi.
Kranz, H. Schmutterer & W. Koch (ed),
Sastrodiharjo, S. 1984. Pengantar Entomology
Diseases, Pests and Weeds in Tropical
Terapan. Bandung: Institut Teknologi
Crops. Berlin: Verlag.
Bandung.
Gonzalez-Zamora J.E., Leira, D., Bellido, M.J.,
Stansly P.A. & Naranjo S.E. 2010. Bemisia:
& Avilla, C. 2004. Evaluation of The Effect
Bionomics and Management of a Global
of Different Insecticides on the Survival
Pest. Springer Science Business Media.
and Capacity of Eretmocerus mundus
Jurnal ILMU DASAR, Vol.18 No. 2, Juli 2017 : 83-90 89

Tarumingkeng, R. C., 1994. Dinamika Taulu LA. 2001. Kompleks artropoda predator
Populasi: Kajian Ekologi Kuantitatif. penghuni tajuk kedelai dan peranannya
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan dan dengan perhatian utama pada Paederus
Universitas Kristen Krida Wacana.. fuscipes (Curt.) (Coleoptera:
Staphylinidae). Tesis. Bogor: Sekolah Pasca
Sarjana, IPB.
90 Dinamika Populasi Bemisia ... (Wijayanto, dkk)

You might also like