Professional Documents
Culture Documents
Dinamika Populasi Bemisia tabaci Genn. dan Jenis Predator yang ditemukan
pada tanaman Kedelai Edamame (Glycine max L.)
di Kelurahan Mangli Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember
ABSTRACT
The study was conducted at the edamame plantation area of PT. Mitra Tani 27 Jember with the
size of 31.6 m x 29.8 m. The sampling of immature B. tabaci was done by collecting the samples
of leaves from the five plots of planting. The adult samples were taken by setting some yellow
traps with the size of 20 x 30 cm. The results showed that the populations of B. tabaci changed
during the growing season of edamame, the older the plants grow, the greater number of the
populations. The highest number of B. tabaci adult population was in the age of 10 weeks after
planting, those were 818 B. tabaci. The results of multiple regression with R program, analysis
showed that the predator found significantly influence changes in populations of B. tabaci. In this
study, environmental factors (temperature, rainfall, and humidity) the analysis showed no effect on
population changes. There were seven species of predators founded at the edamame. The highest
number of predator founded was Coccinella transversalis and the lowest number of predator was
Coccinella septempunctata.
Keywords: Bemisia tabaci Genn., edamame soybeans, yellow traps, C. transversalis
pada usia awal tanaman edamame yaitu pada Populasi Telur dan Nimfa B. tabaci Pada
usia 2-3 minggu setelah tanam. Pada Daun Edamame
pengamatan pertama saat usia tanaman dua Hasil pengamatan menunjukan bahwa jumlah
minggu dan pengamatan kedua pada saat usia telur B. tabaci paling banyak ditemukan pada
tanaman tiga minggu hanya terjadi usia tanaman 10 mst, yaitu 482 telur dari
peningkatan tiga ekor B. tabaci yang semua daun tercuplik yang diamati. Pada saat
terperangkap. usia tanaman sembilan mst, hasil perhitungan
Peningkatan populasi serangga B. tabaci menunjukan bahwa jumlah telur paling sedikit
seiring dengan peningkatan umur tanaman yaitu sebanyak 225 telur, lebih sedikit dari
menunjukan hubungan antara populasi hasil pengamatan sebelumnya yaitu 378 telur.
serangga hama dengan inangnya. Populasi Jumlah telur pada daun yang diambil dari
serangga hama dipengaruhi oleh kuantitas dan tanaman bagian atas lebih banyak
kualitas tanaman inangnya dalam hal ini adalah dibandingkan dengan daun bagian tengah dan
tanaman kedelai. Kuantitas berkaitan dengan bawah. Pada daun tercuplik bagian bawah
biomassa tanaman kedelai akan mengalami menunjukan jumlah paling sedikit.
peningkatan seiring dengan peningkatan umur Populasi nimfa B. tabaci yang teramati
tanaman. Peningkatan biomassa tanaman inang pada daun tercuplik mengalami peningkatan
akan menjamin ketersediaan makan bagi seiring dengan umur tanaman. Jumlah
serangga hama. Selain peningkatan kuantitas, terbanyak ditemukan pada umur tanaman 10
peningkatan kualitas tanaman juga terjadi, pada mst yaitu 1290 nimfa, dan jumlah paling
tanaman kedelai peningkatan kualitas atau fase sedikit ditemukan pada pengamatan pertama
perkembangan terbagi menjadi tiga fase yaitu yaitu 289 nimfa. Jumlah nimfa pada daun
fase vegetatif, fase generatif dan fase tercuplik bagian atas lebih banyak dibanding
pemasakan biji. Fiksasi Nitrogen akan bagian tengah dan bawah. Nimfa pada daun
mencapai maksimum pada fase generatif yaitu tercuplik dari bagian bawah tanaman
pada saat tanaman melakukan pembentukan menunjukan jumlah paling sedikit. Keadaan ini
biji pada usia tanaman 45 – 50 hari setelah sama dengan data pengamatan jumlah telur B.
tanam (Pedersen, 2007). Sehingga secara tabaci yang menunjukan jumlah terbanyak
kualitas tanaman kedelai pada fase ini pada bagian atas dan paling sedikit pada daun
mencapai puncaknya yang diduga menjadi bagian bawah. Gambar 1 menunjukkan
daya tarik B. tabaci. Berdasarkan data perkembangan B. Tabaci dari tahap telur
penelitian kenaikan populasi dari B. tabaci sampai nimfa.
tinggi dimulai pada fase ini yaitu umur
tanaman enam mst (42 hari setelah tanam).
Sesuai standar operasional pengelolaan
edamame di PT. Mitra Tani 27 aplikasi
pestisida berakhir pada saat tanaman memasuki
usia di atas tujuh mst (50 hari setelah tanam).
Penghentian aplikasi pestisida bertujuan untuk
menghindari residu bahan kimia pada (a) Telur; (b) Nimfa
edamame saat dipanen. Populasi B. tabaci dan Gambar 1 Nimfa dan Telur B. tabaci pada
serangga predator terus meningkat pada fase Daun.
ini. Peningkatan ini diduga karena tidak ada Pada pengamatan daun ditemukan jumlah telur
aplikasi pestisida dan juga karena pertumbuhan B. tabaci yang teramati lebih sedikit
populasi serangga yang sudah resisten terhadap dibandingkan jumlah nimfa, hal ini disebabkan
aplikasi sebelumnya. Aplikasi pestisida oleh perbedaan waktu yang dibutuhkan untuk
dilaporkan telah menyebabkan resistensi pada fase telur dan fase nimfa. Fase telur B. tabaci
B. tabaci (Palumbo et al., 2001), dengan membutuhkan waktu 4–5 hari dan fase nimfa
demikian serangga yang telah terpapar membutuhkan waktu lebih lama yaitu 12–15
pestisida sebelumnya dan mampu bertahan hari (Gameel, 1997). Fase nimfa yang lebih
hidup akan terus berkembang dan menjadi lama memungkinkan peluang ditemukannya
resisten terhadap aplikasi pestisida berikutnya. lebih besar dibanding pada fase telur. Faktor
86 Dinamika Populasi Bemisia ... (Wijayanto, dkk)
lingkungan juga menentukan jumlah telur dan peningkatan populasi serangga predator
nimfa yang ditemukan pada daun, telur lebih ditempat tersebut.
rentan terhadap gangguan cuaca seperti hujan Predator yang ditemukan pada lokasi
deras atau angin kencang (Pratiknyo, 1998). penelitian tersebar dalam tujuh jenis predator.
Data hasil pengamatan menunjukan bahwa (Tabel. 1).
jumlah individu pra dewasa, B. tabaci pada
Tabel 1. Data Jenis Predator B. tabaci pada
daun yang diambil dari bagian atas tanaman
Tanaman Edamame
lebih banyak dibandingkan dengan jumlah
individu dari daun bagian tengah dan bawah. No Jenis Predator Jumlah
Jumlah telur dan nimfa pada daun muda yang
berada di bagian atas tanaman lebih banyak 1 Coccinella transversalis 30
dibandingkan pada bagian daun yang lebih tua, 2 Paederus fuscipes 29
hal ini sama dengan yang pernah dilaporkan 3 Menochillus sexmaculata F. 28
oleh Hariyadi (2009) bahwa B. tabaci lebih 4 Micraspis lineata 26
menyukai daun yang lebih muda dan kurang 21
5 Oxyopes sp.
menyukai daun yang lebih tua. Semakin tua
umur daun akan semakin menurun kandungan 6 Tetragnatha sp. 17
nutrisi dan airnya, sehingga tidak lagi disukai 7 Coccinella septempunctata 4
oleh serangga B. tabaci. Serangga B. tabaci
Jumlah 155
akan memilih daun tengah atau atasnya yang
lebih muda jika kandungan nutrisi berupa Pada Tabel 1 jenis predator yang ditemukan
protein dan air mulai berkurang. (Heinz et al,. yaitu Coccinella transversalis, Micraspis
1982). Pada permukaan bawah daun atas lineata, Menochillus sexmaculata F,
banyak ditemukan telur dan nimfa B. tabaci. Tetragnatha sp., Oxyopes sp, Paederus
Menurut Hidayati dan Dermawan (2012), fuscipes, dan Coccinella septempunctata.
betina B. tabaci lebih suka meletakan telur Predator jenis Cocconella transversalis
pada daun yang lebih muda dan telah terinveksi menunjukan jumlah terbesar yaitu 30 ekor,
virus mozaik daripada daun yang sehat. disusul oleh Paederus fuscipes dan
Dinamika Populasi Predator B. tabaci pada Menochillus sexmaculata F masing-masing 29
Tanaman Kedelai Edamame ekor dan 28 ekor. Predator Coccinella
Predator yang ditemukan dari umur edamame septempunctata menunjukan jumlah terkecil
dua mst sampai tanaman umur 10 mst adalah yaitu 4 ekor.
155 individu predator. Pada awal pengamatan Dari tujuh jenis predator yang ditemukan
saat usia tanaman dua dan tiga mst jumlah dalam lokasi penelitian empat diantaranya
predator yang ditemukan hanya satu ekor pada termasuk dalam kumbang koksi yang masuk
lokasi penelitian. Jumlah individu predator dalam ordo Celeoptera sama dengan Paederus
terbanyak ditemukan pada usia tanaman 9-10 fucipes. Kemampuan bertahan hidup serangga
mst. Peningkatan jumlah predator B. tabaci predator ini baik sehingga mudah ditemukan
yang ditemukan seiring dengan peningkatan pada lahan tanaman kedelai yang terserang B.
serangga B. tabaci sebagai mangsanya tabaci. Predator dari kumbang koksi
merupakan tanggap fungsional predator merupakan contoh predator yang tidak spesifik
terhadap mangsanya. Taulu (2001) mangsa atau bersifat generalis, sifat ini adalah
mengemukakan bahwa selain perilaku kelebihan predator, karena apabila mangsa
predator memilih jenis mangsa, predator utamanya sulit ditemukan akan mencari
umumnya memberikan tanggap fungsional mangsa alternatif (Purnomo, 2010). Dengan
terhadap peningkatan populasi serangga demikian selama persedian mangsa cukup
mangsa. Sehingga ketika jumlah populasi B. banyak, predator ini tidak akan memangsa
tabaci mengalami peningkatan, daya predasi predator lain yang menjadi musuh alami B.
predator juga akan meningkat sedangkan tabaci.
kompetisi antar predator untuk meperebutkan Perubahan populasi B. tabaci dan populasi
makanan akan turun, sehingga memungkinkan predatornya selama satu musim tanam kedelai
edamame dapat dilihat pada Gambar 2.
Jurnal ILMU DASAR, Vol.18 No. 2, Juli 2017 : 83-90 87
Gambar 2. Grafik Perubahan Populasi B. tabaci dengan Predatornya Selama Satu Musim Tanam
Kedelai Edamame
Tarumingkeng, R. C., 1994. Dinamika Taulu LA. 2001. Kompleks artropoda predator
Populasi: Kajian Ekologi Kuantitatif. penghuni tajuk kedelai dan peranannya
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan dan dengan perhatian utama pada Paederus
Universitas Kristen Krida Wacana.. fuscipes (Curt.) (Coleoptera:
Staphylinidae). Tesis. Bogor: Sekolah Pasca
Sarjana, IPB.
90 Dinamika Populasi Bemisia ... (Wijayanto, dkk)