You are on page 1of 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Stroke adalah penyakit serebrovaskular yang sering ditemukan di negara maju,
saat ini juga banyak terdapat di negara berkembang salah satunya di negara Indonesia.
Satu diantara enam orang di dunia akan terkena stroke. Masalah stroke di Indonesia
menjadi semakin penting karena di Asia menduduki urutan pertama dengan jumlah
kasusnya yang semakin banyak. Penyakit stroke merupakan salah satu dari penyakit
tidak menular yang masih menjadi masalah kesehatan yang penting di Indonesia.
Seiring dengan semakin meningkatnya morbiditas dan mortalitas dalam waktu yang
bersamaan, dimana di Indonesia peningkatan kasus dapat berdampak negatif terhadap
ekonomi dan produktivitas bangsa, karena pengobatan stroke membutuhkan waktu
lama dan memerlukan biaya yang besar (Kemenkes, 2014).
Terdapat dua tipe utama dari stroke yaitu stroke iskemik akibat berkurangnya
aliran darah sehubungan dengan penyumbatan (trombosis, emboli), dan hemoragik
akibat perdarahan (WHO, 2014). Darah yang keluar dan menyebar menuju jaringan
parenkim otak, ruang serebrospinal, atau kombinasi keduanya adalah akibat dari
pecahnya pembuluh darah otak yang dikenal dengan stroke hemoragik (Goetz, 2007).
Banyak kasus stroke hemoragik membutuhkan perawatan jangka panjang,
hanya 20% penderita yang dapat hidup secara independen, sedangkan 40% kasus
meninggal dalam 30 hari dan sekitar separuhnya akan meninggal dalam 48 jam.
Sebanyak 80% kasus stroke hemoragik spontan dimana kerusakan diakibatkan
pecahnya pembuluh darah arteri akibat hipertensi kronis atau angiopati amiloid
(Haynes et al., 2012; Rincon & Mayer, 2013). Menurut Mihardja et al (2016),
didapatkan hasil bahwa umur dan jenis kelamin sebagai faktor dominan mortalitas
akibat stroke, tetapi keterbatasan dalam penelitian ini adalah data faktor risiko tidak
diteliti. Prevalensi stroke yang tinggi di Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor
resiko antara lain obesitas, kurang aktifitas fisik, diet tidak sehat, merokok, tekanan
darah tinggi, peningkatan gula darah, dan peningkatan lipid darah (Riskesdas, 2013;
Ghani, 2016).
Hipertensi merupakan faktor risiko utama terjadinya stroke. Sering disebut
sebagai the silent killer karena hipertensi meningkatkan risiko terjadinya stroke
sebanyak 6 kali. Dikatakan hipertensi bila tekanan darah lebih besar dari 140/90
mmHg. Semakin tinggi tekanan darah pasien kemungkinan stroke akan semakin
besar, karena terjadinya kerusakan pada dinding pembuluh darah sehingga
memudahkan terjadinya penyumbatan bahkan pecahnya pembuluh darah di otak. Jika
serangan stroke terjadi berkali-kali, maka kemungkinan untuk sembuh dan bertahan
hidup akan semakin kecil. Dengan mengetahui pengaruh hipertensi terhadap kejadian
stroke iskemik dan stroke hemoragik, maka diharapkan dapat mencegah terjadinya
stroke iskemik maupun stroke hemoragik dan stroke ulangan (Junaidi, 2011).

B. Rumusan Masalah
Bagaimana penerapan Nutrition Care Process (NCP) pada pasien Stroke
Hemoragik di ruang rawat inap Stroke RSUD dr. M. Yunus Bengkulu.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa diharapkan memiliki kemampuan dalam merencananakan dan
melakukan asuhan gizi klinik di ruah sakit (Nutrition Care) untuk pasien tanpa
komplikasi dan dengan komplikasi.
2. Tujuan Khusus
a) Menginventarisasi data subjektif dan objektif pasien (Nutrition Assesment)
b) Mengkaji masalah data dasar, menganalisis tingkat resiko gizi dan memantau
permasalahan gizi
c) Menentukan diagnosa gizi berdasarkan permasalahan pasien (Nutrition
Diagnosis)
d) Merencanakan asuhan gizi pasien (Nutrition Intervention)
e) Mengimplementasikan rencana asuhan gizi yang dilakukan pada pasien
(Nutrition Intervention)
f) Melakukan monitoring dan evaluasi pelayanan gizi pada pasien (Nutrition
Monitoring)
g) Melakukan edukasi dietetic mandiri
D. Manfaat
1. Bagi Instalasi
Merupakan bahan masukan dan pertimbangan mengenani system asuhan gizi
klinik dirumah sakit
2. Bagi Instansi Pendidikan
Menambah literatur kepustakaan tentang penatalaksanaan gizi pada pasien stroke
hemoragik
3. Bagi Mahasiswa
Mengetahui manajemen asuhan gizi klinik serta menambah pengetahuan dan
pengalaman tentang penatalaksanaan gizi pada penyakit stroke
4. Bagi Pasien
Memberikan motivasi kepada pasien dan keluarga psien dalam usaha
penyembuhan penyakit dengan memberikan terapi diet dan diharapkan dapat
menerapkan diet dengan baik didalam maupun diluar rumah sakit
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Stroke

You might also like