Professional Documents
Culture Documents
2018
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah senantiasa memberikan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kita semua, umat manusia. Shalawat serta salam tak lupa
penulis ucapkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW.
Atas berkat rahmat Allah SWT. penulis dapat menyelesaikan makalah yang
membahas tentang Akuntansi Penghimpunan dana. Makalah ini merupakan tugas
terstruktur dari mata kuliah Akuntansi Syariah. Di dalamnya akan dibahas
mengenai apa yang dimaksud penghimpunan dana dalam kaitannya dengan
aktivitas perbankan syariah, bagaimana mekanismenya serta bagaimana prinsip
prinsip akuntansi penghimpunan dana itu.
Penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi diri penulis maupun para
pembaca. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca agar makalah menjadi lebih baik dan sempurna untuk kedepannya.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
2.2.1. Jenis Penghimpunan Dana Prinsip Wadiah
Wadiah terdiri dari dua jenis, yaitu:
1. Wadiah Yad Al Amanah, merupakan titipan murni, barang yang dititipkan tidak
boleh digunakan (diambil manfaatnya) oleh penitip, sewaktu titipan dikembalikan
harus dalam keadaan utuh baik nilai maupun fisik barangnya, jika selama dalam
penitipan terjadi kerusakan maka pihak yang menerima titipan tidak dibebani
tanggung jawab, sebagai kompensasi atas tanggung jawab pemeliharaan dapat
dikenakan biaya penitipan.
Karateristik wadiah yad al amanah, adalah;
Barang titipan murni
Tidak boleh digunakan oleh penerima titipan.
Titipan dikembalikan harus dalam keadaan utuh baik nilai maupun fisiknya.
Penerima titipan tidak bertanggung jawab atas kerusakan yang terjadi dikenakan
biaya titipan
Dalam perbankan diaplikasikan sebagai safe deposit box
3
2. Simpanan bisa diambil kapan saja (on call) atau berdasarkan kesepakatan.
3. Tidak ada imbalan yang disyaratkan, kecuali dalam bentuk pemberian yang
bersifat sukarela dari pihak bank.
4
6. Bank dapat mengirim konfirmasi saldo kepada pemegang rekening setiap akhir
tahun atau setiap periode tertentu (yang lebih pendek) bila dianggap perlu oleh
bank atau atas permintaan pemegang rekening
Nasabah menerima transer dari nasabah lain dari bank cabang kota A (bank
yang sama) sebesar Rp xx
RAK cabang kota A Rp xx
Tabungan wadiah Rp xx
Nasabah menerima transer dari nasabah dari bank lain (bank yang berbeda)
sebesar Rp xx
Giro pada bank Indonesia Rp xx
Tabungan wadiah Rp xx
5
b. Transaksi terkait giro wadiah
1. Transaksi penambahan giro wadiah
Bank menerima setoran tunai dari nasabah untuk pembukaan giro wadiah
sebesar Rp xx
Kas Rp xx
Tabungan giro Rp xx
Nasabah menerima transer dari nasabah lain dari bank cabang kota A (bank
yang sama) sebesar Rp xx
RAK cabang kota A Rp xx
Giro wadiah Rp xx
Nasabah menerima bilyet giro senilai Rp xx dari nasabah bank lain. Bilyet
tersebut kemudian dicairkan untuk dimasukkan ke rekening giro nasabah
Giro pada bank Indonesia Rp xx
Giro wadiah Rp xx
Nasabah menggunakan bilyet giro untuk menstranser dana kepada nasabah giro
wadiah bank cabang kota A (bank yang sama) sebesar Rp xx
Giro wadiah Rp xx
RAK cabang kota A Rp xx
Nasabah menggunakan bilyet giro untuk menstranser dana kepada nasabah giro
dari bank lain (bank yang berbeda) sebesar Rp xx
Giro wadiah Rp xx
Giro pada bank Indonesia Rp xx
6
2.3. Penghimpunan Dana Prinsip Mudharabah
Dalam mengaplikasikan prinsip mudharabah , penyimpan atau deposan
betindak sebagai shahibul maal (pemilik modal) dan bank sebagai mudharib
(pengelola). Dana tersebut digunakan bank untuk melakukan murabahah atau ijarah
dapat pula dan tersebut digunakan bank unuk melakukan mudharabah ke dua. Hasil
usaha ini akan dibagi hasilkan berdasarkn nisbah yang disepakati.
Dalam hal bank menggunakan nya untuk melakukan mydharabah kedua,
maka bank bertanggung jawab penuh atas kerugian yang terjadi.
7
2. Mudharabah Muqayadah (Investasi Terikat)
Perbedaan Mudharabah Muqayadah dengan Mutlaqah adalah disisi penggunaan
dana yang diterima nasabah. penggunaannya terikat syarat-syarat dari pemilik
dana. Waktu dan jenis usaha sudah ditentukan sebelumnya. Bank
mempertemukan pemilik dana dan calon debitur/nasabah dan memfasilitasi
pencairan dana dan penerimaan angsuran modal dan bagi hasil dari nasabah.
Bank akan mendapatkan jasa/fee dari kegiatan ini.
8
3. Setoran berikutnya tidak dibatasi dan waktu penarikan sesuai dengan akad
4. Bagi hasil dikreditkan pada rekening tabungan setiap akhir bulan
5. Tipe tabungan :
Rekening perorangan
Rekening bersama (dua atau lebih)
Rekening organisasi yang tidak berbadan hukum
Rekening perwalian yang dioperasikan orang tua/wali
Rekening dijadikan jaminan pembiayaan
9
1. Dalam transaksi ini nasabah beritndak sebagai shahibul maal atau pemilik dana
dan bank bertindak sebagai mudharib atau pengelola dana
2. Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat melakukan berbagai macam
usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan mengembangkannya
termasuk didalamnya mudharabah dengan pihak lain
3. Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya dalam bentuk tunai bukan piutang
4. Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan dituangkan
dalam akad pembukaan rekening
5. Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional tabungan dan deposito
dengan menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya
6. Bank tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan nasabah tanpa
persetujuan yang bersangkutan
Nasabah menerima transer dari nasabah lain dari bank cabang kota A (bank
yang sama) sebesar Rp xx
RAK cabang kota A Rp xx
Tabungan mudharabah Rp xx
Nasabah menerima transer dari nasabah dari bank lain (bank yang berbeda)
sebesar Rp xx
Giro pada bank Indonesia Rp xx
Tabungan mudharabah Rp xx
10
Hak pihak ketiga atas bagi hasil Rp xx
Tabungan mudharabah Rp xx
Nasabah mentransfer dari rekeningnya ke rekening nasabah dari bank lain (bank
yang berbeda) sebesar Rp xx
Tabungan mudharabah Rp xx
Giro pada bank Indonesia Rp xx
Berdasarkan pengitungan distribusi pendapatan, bagi hasil yang akan dibayar untuk
kelompok deposito mudharabah adalah sebesar Rp xx
Hak pihak ketiga atas bagi hasil Rp xx
Bagi hasil belum dibagikan Rp xx
Dibayarkan bagi hasi deposito mudharabah kepada nasabah sebesar Rp xx dan atas
pembayaran tersebut dikenakan dipotong pajak sebesar Rpyy (20% dari bagi hasil
yang diterima nasabah) pebagian bagi hasil dilakukan ke rekenimg tabungan
mudharabah atas namam pemiik yang sama. Atau bagi hasi deposito mudharabah
dabat dibayaran keberbagai rekening sesuai permintaan pemilik deposito.
Bagi hasil belum dibagikan Rp xx
tabungan mudharabah Rp xx – Rp yy
Titipan kas negara Rp yy
11
Nasabah mencairkan deposito mudharabah secara tunai sebesar Rp xx
Deposito mudharabah Rp xx
Kas Rp xx
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perbankan syariah dalam mendapatkan modalnya, ia melakukan
penghimpunan dana dengan produk-produknya seperti tabungan, instrument giro, dan
deposito. Meski hampir sama dengan perbankan konvensional, tetapi dalam
mekanismenya berbeda. Pada perbankan syariah menggunakan prinsip wadiah dan
mudharabah yang sesuai dengan prinsip Islam.
Produk tabungan terbagi menjadi dua, yaitu tabungan wadiah dan tabungan
mudharabah. Instrumen giro terbagi menjadi dua juga, yaitu giro wadiah dan
mudharabah. Sedangkan pada deposito, perbankan syariah hanya menggunakan
prinsip mudharabah.
Dari sistem mudharabah itu, pihak bank akan mendapatkan keuntungan dari
kegiatan usaha yang dikelolanya berdasarkan presentasi bagi hasil yang telah
ditetapkan dan disetujui antara pemilik atau penyimpan dana dengan bank.
13