You are on page 1of 26

5 Artikel tentang Kecerdasan Buatan

“Artificial Intelligent”
1. Definisi Kecerdasan Buatan

Istilah kecerdasan buatan sebenarnya berasal dari bahasa Inggris: “Artificial Intelligence”. Jika
diartikan tiap kata, artificial artinya buatan, sedangkan intelligence adalah kata sifat yang berarti
cerdas. Jadi artificial intelligence maksudnya adalah sesuatu buatan atau suatu tiruan yang
cerdas. Cerdas di sini kemungkinan maksudnya adalah kepandaian atau ketajaman dalam
berpikir, seperti halnya otak manusia dalam menyelesaikan suatu masalah.

Secara awam kecerdasan buatan diterjemahkan sebagai sebuah sistem saraf, atau sensor atau
otak yang diciptakan oleh sebuah mesin. Sebenarnya kecerdasan buatan merujuk kepada mesin
yang mampu untuk berpikir, menimbang tindakan yang akan diambil, dan mampu mengambil
keputusan seperti yang dilakukan oleh manusia.
Alan Turing, ahli matematika berkebangsaan Inggris yang dijuluki bapak komputer modern dan
pembongkar sandi Nazi dalam era Perang Dunia II tahun 1950, dia menetapkan definisi Artificial
Intelligent : Jika komputer tidak dapat dibedakan dengan manusia saat berbincang melalui
terminal komputer, maka bisa dikatakan komputer itu cerdas, mempunyai intelegensi.
Kecerdasan buatan itu sesuatu yang diciptakan oleh manusia, untuk menggantikan manusia. Jadi
bisa jadi kecerdasan buatan itu merupakan suatu ancaman.
Walau pun menyadari bahwa kecerdasan buatan bisa jadi adalah suatu ancaman untuk manusia,
tapi manusia masih saja mengembangkan apa yang disebut dengan kecerdasan buatan. Manusia
masih saja mencoba mengembangkan / mendapatkan sesuatu (teknologi) yang baru, yang dapat
berpikir seperti manusia. Hal ini terjadi karena adanya ketidakpuasan dalam diri manusia,
manusia ingin mendapatkan sesuatu dengan cara yang lebih mudah. Lagipula memang ada
keterbatasan-keterbatasan dalam diri manusia, seperti otak manusia yang hanya mampu berpikir
dengan frekuensi kira-kira 100 Hz dan karena manusia mempunyai rasa capai. Bandingkan
dengan komputer sekarang yang mampu mengolah data dengan frekuensi 4 GHz. Komputer juga
tidak mempunyai rasa capai walau pun harus mengolah data yang sama berulang-ulang.

Walaupun terasa sangat futuristik dan terlihat berbahaya, karena mesin nantinya akan memiliki
kecerdasan dan emosi, para pakar AI menganggap pengembangan disiplin ilmu ini penting
karena bisa diterapkan di Internet nantinya. Misalnya saja, di masa mendatang ketika Anda
mengunjungi sebuah situs agen perjalanan, maka di layar komputer akan muncul wajah seorang
wanita yang sangat sempurna karena semuanya berupa ciptaan komputer. Uniknya, Anda akan
mampu bercakap-cakap dengan wanita artifisial ini, seperti layaknya Anda berbicara dengan staff
wanita beneran di counter biro perjalanan. Kalau ini tercapai, maka pelayanan dapat diberikan
100% online, dengan akurasi yang sangat tinggi. Terutama dari konsistensi, keramahan,
kecepatan dan akurasi pelayanan. Lain kalau kita menggunakan staff manusia asli yang
konsistensinya tidak bisa akurat karena terpengaruh kepada kondisi fisik dan emosi saat itu.

Saat ini sudah banyak teknologi kecerdasan buatan yang dihasilkan dan dipakai oleh manusia.
Misalnya saja pada robot Asimo yang bisa menari dan berjalan, atau pada permainan komputer
yang dirancang untuk membuat manusia berpikir keras untuk mengalahkannya. Contoh lain ada
di industri otomotif. Adanya teknologi komputer yang mampu mengolah data dengan cepat
dipakai untuk memberikan peringatan pada pengemudi mobil untuk menghindari terjadinya
tabrakan.

2. PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK KECERDASAN BUATAN


DENGAN MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING (Studi Kasus
Mendiagnosa Keadaan Bayi Dalam Kandungan)

Kecerdasan buatan adalah kemampuan komputer untuk berpikir dengan intelegensia. Ini tercapai
dengan mempelajari bagaimana manusia mengingat dan berpikir ketika sedang mengambil
keputusan dan memecahkan masalah.

Kecerdasan buatan yang dibangun mempunyai beberapa komponen yang saling berhubungan
untuk membangun sistem yaitu basis pengetahuan, mesin inferensi, antarmuka pemakai.
Persoalan yang dipecahkan dalam sistem ini adalah bagaimana cara menyusun aturan yang
terdiri atas beberapa premis dan konklusi dari fakta-fakta yang tersedia, sehingga dihasilkan
suatu solusi, dengan menggunakan mesin inferensi yaitu forward chaining, selain itu sistem ini
juga menggunakan suatu penalaran knowledge base yaitu penalaran rule-based reasoning.

Penelitian ini membahas tentang pendiagnosaan keadaaan bayi dalam kandungan yang
menggunakan teknik inferensi forward chaining, yang memulai penalarannya mulai dari
sekumpulan fakta-fakta menuju sebuah hipotesa (solusi). Sistem yang dikembangkan
memberikan keleluasaan pada perekayasa pengetahuan untuk memasukkan himpunan aturan
pada basis pengetahuan dan diperolehnya suatu solusi berdasarkan basis pengetahuan yang ada.

3. Issue tentang Artificial Intelligent

Kecerdasan buatan dibuat dengan maksud untuk meningkatkan sistem dasar komputer sehingga
menyerupai ciri manusia, yaitu kemampuan untuk berpikir atau menjawab. Ada beberapa contoh
dari kecerdasan buatan yang dijelaskan dalam bab ini.

Kemampuan komputer memproses bahasa dasar adalah salah satu contoh dari kecerdasan buatan.
Apabila dulu kita harus mempelajari perintah-perintah tertentu untuk berkomunikasi dengan
komputer, sekarang ini kita sudah tidak perlu lagi untuk mempelajarinya. Hal ini dikarenakan
komputer sekarang sudah dilengkapi dengan kemampuan untuk memahami bahasa kita, sehingga
kita dapat lebih mudah untuk berkomunikasi dengan komputer.

Kecerdasan buatan lain yang memudahkan interaksi kita dengan computer adalah kemampuan
untuk mengenali cara berbicara atau kata-kata yang digunakan oleh manusia. Kita hanya perlu
untuk mengucapkan perintah secara lisan kepada computer untuk melakukan suatu program,
daripada dengan cara biasa yaitu dengan mengetiknya, dan nantinya computer juga akan balik
menjawab perintah tersebut Kemampuan ini dapat dihubungkan dengan sebuah sistem pengenal
karakter optikal (OCR), yang susunan dari OCR dapat mengenali kalimat dari dokumen yang
telah dicetak. Komputer juga sekarang telah dilengkapi dengan sistem ahli, yang merupakan
penasihat dasar dari sebuah computer, sehingga computer dapat membantu dalam bidang medis,
pabrik, dan bidang-bidang lain. Inti dari sistem ahli ini adalah pengetahuan yang berasal dari
pengalaman manusia. Sumber penambahan informasi dapat mencakup buku dan dokumen lain.
Kecerdasan buatan terakhir yang dijelaskan di chapter ini adalah gambar computer. Gambar
computer diartikan sebagai sebuah gambar yang diambil dengan menggunakan kamera yang
kemudian diolah di computer. Dalam hal ini, kamera dan computer merupakan alat yang
memiliki fungsi yang sama seperti fungsi mata dan otak manusia.

Berbagai macam teknologi juga telah ditingkatkan untuk mengembangkan kendaraan otomatis
yang dalam penggunaannya dapat berfungsi tanpa bantuan manusia. Contoh fungsi dari
kendaraan otomatis ini adalah untuk menjelajah angkasa luar, seperti menjelajahi planet-planet.
Kendaraan ini mungkin dibuat dari rangkaian komponen hardware dan sebuah program
kecerdasan buatan yang dapat memproses informasi. Gabungan dari software computer dan
hardware ini juga dapat membuat kendaraan yang bisa digunakan di bumi.

Kemajuan dari sistem kecerdasan buatan ini dapat menimbulkan dampak psikologis pada
manusia. Bagi kelompok yang menentang adanya kecerdasan buatan percaya bahwa dengan
adanya kecerdasan buatan, akan terdapat beberapa dampak dalam kehidupan manusia. Mesin-
mesin yang memiliki kecerdasan buatan dapat mengurangi jutaan kesempatan kerja manusia.
Selain itu juga terdapat ketakutan bahwa sistem kecerdasan buatan ini, termasuk robot,
mengurangi kita sebagai manusia. Sistem dasar dari kecerdasan buatan ini juga telah
meningkatkan ketakutan bahwa mesin-mesin dapat menambah jumlah kerusakan.

Pendukung dari kecerdasan buatan telah menyatakan argumen balasan bahwa alat dari bidang
kecerdasan buatan hanyalah sebuah alat yang tidak akan menggantikan fungsi manusia.
Kecerdasan buatan tidak akan mengurangi kemanusiaan kita, melainkan akan meningkatkan
kehidupan kita, contohnya adalah penderita kanker akan mendapat keuntungan, dan pengenalan
kalimat dan sistem perpaduan dapat membantu seorang individu untuk mengkontrol
lingkungannya.
4. Memanusiakan Chatbot dengan Kecerdasan Buatan

JAKARTA – Pehobi chatting –bercakap-cakap di dunia maya— sebaiknya jangan terlalu serius
menanggapi lawan bicara. Siapa tahu kenalan baru itu adalah chatbot, yakni robot yang khusus
diprogram untuk chatting. Chatbot merupakan program khusus dalam komputer yang berfungsi
sebagai penjawab sapaan di ruang chatting. Di masa mendatang, program serupa ini menjadi
kembangan dari artificial intelligent (AI) alias kecerdasan buatan.

Jabberwacky, sebuah chatbot yang tinggal di dalam hard disk komputer. Ia mampu menggunakan
kata-kata pelesetan, humor, kadang juga kata makian, bahkan juga menjadi pembicara yang
konfrontatif. Kelebihan Jabberwacky dari chatbot lain adalah: makin banyak ia bercakap dengan
para chatter manusia, makin banyak hal yang dipelajarinya. Chatbot jenius ini adalah temuan
Rollo Carpenter, finalis Loebner Prize asal Inggris.

Loebner Prize merupakan penghargaan khusus di bidang AI tingkat dunia yang dimulai sejak
1990. Penghargaan ini diberikan pada mereka yang mampu meloloskan diri dari Turing Test,
yakni suatu cara menguji mesin untuk mengetahui apakah mesin itu cerdas atau tidak.
Jabberwacky akan bergabung dengan delapan finalis internasional lain pada Oktober mendatang
untung memperebutkan medali emas. Seperti semua finalis lain, chatbot ini akan menjalani
Turing Test yang metodenya ditemukan oleh Alan Turing. Dari sini akan diketahui apakah
chatbot ini benar-benar pintar seperti halnya AI lain.

Carpenter mendesain Jabberwacky semirip mungkin dengan manusia. Memang bukan dari
bentuk fisiknya, melainkan dari caranya bicara dan bercakap-cakap. Chatbot ini mempelajari
cara bicara manusia, mempelajari beberapa bahasa, hingga memahami konteks percakapan dan
aturannya.

5. KECERDASAN BUATAN =Menduakan Otak Manusia ?????????????????

Kecerdasan Buatan (artificial intelligent) adalah penggunaan komputer, yang mana meniru atau
menduakan fungsi otak manusia. Sistem Kecerdasan buatan tidak diharap menggantikan manusia
sebagai pembuta keputusan, tetapi sebaliknya mereplikakan butirannya, dengan keadaan jelas.
Umumnya bidang kecerdasan buatan termasuklah beberapa jenis komponennya. Ianya
diringkaskan seperti berikut: Sistem pakar, Robotik, Sistem penglihatan, Sistem Pemprosesan
Bahasa Tabii, Sistem Pembelajaran dan Rangkaian neural. Jadi, gimana kita sebagai manusia
yang dianugrahi sumber pemikiran ” OTAK”? Mau di duakan??? Plis deh,,,,,,,,,,

Kecerdasan Buatan atau kecerdasan yang ditambahkan kepada suatu sistem yang bisa diatur
dalam konteks ilmiah atau Intelegensi Artifisial (bahasa Inggris: Artificial Intelligence atau
hanya disingkat AI) didefinisikan sebagai kecerdasan entitas ilmiah. Sistem seperti ini umumnya
dianggap komputer. Kecerdasan diciptakan dan dimasukkan ke dalam suatu mesin (komputer)
agar dapat melakukan pekerjaan seperti yang dapat dilakukan manusia. Beberapa macam bidang
yang menggunakan kecerdasan buatan antara lain sistem pakar, permainan komputer (games),
logika fuzzy, jaringan saraf tiruan dan robotika.

Banyak hal yang kelihatannya sulit untuk kecerdasan manusia, tetapi untuk Informatika relatif
tidak bermasalah. Seperti contoh: mentransformasikan persamaan, menyelesaikan persamaan
integral, membuat permainan catur atau Backgammon. Di sisi lain, hal yang bagi manusia
kelihatannya menuntut sedikit kecerdasan, sampai sekarang masih sulit untuk direalisasikan
dalam Informatika. Seperti contoh: Pengenalan Objek/Muka, bermain sepak bola.

Walaupun AI memiliki konotasi fiksi ilmiah yang kuat, AI membentuk cabang yang sangat
penting pada ilmu komputer, berhubungan dengan perilaku, pembelajaran dan adaptasi yang
cerdas dalam sebuah mesin. Penelitian dalam AI menyangkut pembuatan mesin untuk
mengotomatisasikan tugas-tugas yang membutuhkan perilaku cerdas. Termasuk contohnya
adalah pengendalian, perencanaan dan penjadwalan, kemampuan untuk menjawab diagnosa dan
pertanyaan pelanggan, serta pengenalan tulisan tangan, suara dan wajah. Hal-hal seperti itu telah
menjadi disiplin ilmu tersendiri, yang memusatkan perhatian pada penyediaan solusi masalah
kehidupan yang nyata. Sistem AI sekarang ini sering digunakan dalam bidang ekonomi, obat-
obatan, teknik dan militer, seperti yang telah dibangun dalam beberapa aplikasi perangkat lunak
komputer rumah dan video game.
'Kecerdasan buatan' ini bukan hanya ingin mengerti apa itu sistem kecerdasan, tetapi juga
mengkonstruksinya.

Tidak ada definisi yang memuaskan untuk 'kecerdasan':

1. kecerdasan: kemampuan untuk memperoleh pengetahuan dan menggunakannya


2. atau kecerdasan yaitu apa yang diukur oleh sebuah 'Test Kecerdasan'

Secara garis besar, AI terbagi ke dalam dua paham pemikiran yaitu AI Konvensional dan
Kecerdasan Komputasional (CI, Computational Intelligence). AI konvensional kebanyakan
melibatkan metode-metode yang sekarang diklasifiksikan sebagai pembelajaran mesin, yang
ditandai dengan formalisme dan analisis statistik. Dikenal juga sebagai AI simbolis, AI logis, AI
murni dan AI cara lama (GOFAI, Good Old Fashioned Artificial Intelligence). Metode-
metodenya meliputi:

1. Sistem pakar: menerapkan kapabilitas pertimbangan untuk mencapai kesimpulan. Sebuah sistem
pakar dapat memproses sejumlah besar informasi yang diketahui dan menyediakan kesimpulan-
kesimpulan berdasarkan pada informasi-informasi tersebut.
2. Petimbangan berdasar kasus

3. Jaringan Bayesian

4. AI berdasar tingkah laku: metode modular pada pembentukan sistem AI secara manual

Kecerdasan komputasional melibatkan pengembangan atau pembelajaran iteratif (misalnya


penalaan parameter seperti dalam sistem koneksionis. Pembelajaran ini berdasarkan pada data
empiris dan diasosiasikan dengan AI non-simbolis, AI yang tak teratur dan perhitungan lunak.
Metode-metode pokoknya meliputi:

1. Jaringan Saraf: sistem dengan kemampuan pengenalan pola yang sangat kuat
2. Sistem Fuzzy: teknik-teknik untuk pertimbangan di bawah ketidakpastian, telah digunakan secara
meluas dalam industri modern dan sistem kendali produk konsumen.

3. Komputasi Evolusioner: menerapkan konsep-konsep yang terinspirasi secara biologis seperti


populasi, mutasi dan “survival of the fittest” untuk menghasilkan pemecahan masalah yang lebih
baik.

Metode-metode ini terutama dibagi menjadi algoritme evolusioner (misalnya algoritme genetik)
dan kecerdasan berkelompok (misalnya algoritme semut)

Dengan sistem cerdas hibrid, percobaan-percobaan dibuat untuk menggabungkan kedua


kelompok ini. Aturan inferensi pakar dapat dibangkitkan melalui jaringan saraf atau aturan
produksi dari pembelajaran statistik seperti dalam ACT-R. Sebuah pendekatan baru yang
menjanjikan disebutkan bahwa penguatan kecerdasan mencoba untuk mencapai kecerdasan
buatan dalam proses pengembangan evolusioner sebagai efek samping dari penguatan
kecerdasan manusia melalui teknologi.

Sejarah kecerdasan buatan


Artikel utama untuk bagian ini adalah: Sejarah kecerdasan buatan

Pada awal abad 17, René Descartes mengemukakan bahwa tubuh hewan bukanlah apa-apa
melainkan hanya mesin-mesin yang rumit. Blaise Pascal menciptakan mesin penghitung digital
mekanis pertama pada 1642. Pada 19, Charles Babbage dan Ada Lovelace bekerja pada mesin
penghitung mekanis yang dapat diprogram.

Bertrand Russell dan Alfred North Whitehead menerbitkan Principia Mathematica, yang
merombak logika formal. Warren McCulloch dan Walter Pitts menerbitkan "Kalkulus Logis
Gagasan yang tetap ada dalam Aktivitas " pada 1943 yang meletakkan fondasi untuk jaringan
saraf.

Tahun 1950-an adalah periode usaha aktif dalam AI. Program AI pertama yang bekerja ditulis
pada 1951 untuk menjalankan mesin Ferranti Mark I di University of Manchester (UK): sebuah
program permainan naskah yang ditulis oleh Christopher Strachey dan program permainan catur
yang ditulis oleh Dietrich Prinz. John McCarthy membuat istilah "kecerdasan buatan " pada
konferensi pertama yang disediakan untuk pokok persoalan ini, pada 1956. Dia juga menemukan
bahasa pemrograman Lisp. Alan Turing memperkenalkan "Turing test" sebagai sebuah cara
untuk mengoperasionalkan test perilaku cerdas. Joseph Weizenbaum membangun ELIZA,
sebuah chatterbot yang menerapkan psikoterapi Rogerian.

Selama tahun 1960-an dan 1970-an, Joel Moses mendemonstrasikan kekuatan pertimbangan
simbolis untuk mengintegrasikan masalah di dalam program Macsyma, program berbasis
pengetahuan yang sukses pertama kali dalam bidang matematika. Marvin Minsky dan Seymour
Papert menerbitkan Perceptrons, yang mendemostrasikan batas jaringan saraf sederhana dan
Alain Colmerauer mengembangkan bahasa komputer Prolog. Ted Shortliffe mendemonstrasikan
kekuatan sistem berbasis aturan untuk representasi pengetahuan dan inferensi dalam diagnosa
dan terapi medis yang kadangkala disebut sebagai sistem pakar pertama. Hans Moravec
mengembangkan kendaraan terkendali komputer pertama untuk mengatasi jalan berintang yang
kusut secara mandiri.

Pada tahun 1980-an, jaringan saraf digunakan secara meluas dengan algoritme perambatan balik,
pertama kali diterangkan oleh Paul John Werbos pada 1974. Pada tahun 1982, para ahli fisika
seperti Hopfield menggunakan teknik-teknik statistika untuk menganalisis sifat-sifat
penyimpanan dan optimasi pada jaringan saraf. Para ahli psikologi, David Rumelhart dan Geoff
Hinton, melanjutkan penelitian mengenai model jaringan saraf pada memori. Pada tahun 1985-an
sedikitnya empat kelompok riset menemukan kembali algoritme pembelajaran propagansi balik
(Back-Propagation learning). Algoritme ini berhasil diimplementasikan ke dalam ilmu komputer
dan psikologi. Tahun 1990-an ditandai perolehan besar dalam berbagai bidang AI dan
demonstrasi berbagai macam aplikasi. Lebih khusus Deep Blue, sebuah komputer permainan
catur, mengalahkan Garry Kasparov dalam sebuah pertandingan 6 game yang terkenal pada
tahun 1997. DARPA menyatakan bahwa biaya yang disimpan melalui penerapan metode AI
untuk unit penjadwalan dalam Perang Teluk pertama telah mengganti seluruh investasi dalam
penelitian AI sejak tahun 1950 pada pemerintah AS.

Tantangan Hebat DARPA, yang dimulai pada 2004 dan berlanjut hingga hari ini, adalah sebuah
pacuan untuk hadiah $2 juta dimana kendaraan dikemudikan sendiri tanpa komunikasi dengan
manusia, menggunakan GPS, komputer dan susunan sensor yang canggih, melintasi beberapa
ratus mil daerah gurun yang menantang.

Filosofi
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Filosofi kecerdasan buatan

Perdebatan tentang AI yang kuat dengan AI yang lemah masih menjadi topik hangat di antara
filosof AI. Hal ini melibatkan filsafat budi dan masalah budi-tubuh. Roger Penrose dalam
bukunya The Emperor's New Mind dan John Searle dengan eksperimen pemikiran "ruang China"
berargumen bahwa kesadaran sejati tidak dapat dicapai oleh sistem logis formal, sementara
Douglas Hofstadter dalam Gödel, Escher, Bach dan Daniel Dennett dalam Consciousness
Explained memperlihatkan dukungannya atas fungsionalisme. Dalam pendapat banyak
pendukung AI yang kuat, kesadaran buatan dianggap sebagai urat suci (holy grail) kecerdasan
buatan.

Fiksi sains

Dalam fiksi sains, AI umumnya dilukiskan sebagai kekuatan masa depan yang akan mencoba
menggulingkan otoritas manusia seperti dalam HAL 9000, Skynet, Colossus and The Matrix atau
sebagai penyerupaan manusia untuk memberikan layanan seperti C-3PO, Data, the Bicentennial
Man, the Mechas dalam A.I. atau Sonny dalam I, Robot. Sifat dominasi dunia AI yang tak dapat
dielakkan, kadang-kadang disebut "the Singularity", juga dibantah oleh beberapa penulis sains
seperti Isaac Asimov, Vernor Vinge dan Kevin Warwick. Dalam pekerjaan seperti manga Ghost
in the Shell-nya orang Jepang, keberadaan mesin cerdas mempersoalkan definisi hidup sebagai
organisme lebih dari sekadar kategori entitas mandiri yang lebih luas, membangun konsep
kecerdasan sistemik yang bergagasan. Lihat daftar komputer fiksional (list of fictional
computers) dan daftar robot dan android fiksional (list of fictional robots and androids).
Seri televisi BBC Blake's 7 menonjolkan sejumlah komputer cerdas, termasuk Zen (Blake's 7),
komputer kontrol pesawat bintang Liberator (Blake's 7); Orac, superkomputer lanjut tingkat
tinggi dalam kotak perspex portabel yang mempunyai kemampuan memikirkan dan bahkan
memprediksikan masa depan; dan Slave, komputer pada pesawat bintang Scorpio.

Pengertian Artificial Intelligence (kecerdasan buatan)


April 13, 2011 fauns Tinggalkan komentar Go to comments

Kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence


(AI) istilah yang mungkin akan mengingatkan kita akan kehebatan optimus prime dalam film
The Transformers. Kecerdasan buatan memang kerap diidentikkan dengan kemampuan robot
yang dapat berperilaku seperti manusia. Definisi Kecerdasan Buatan, Berbagai definisi
diungkapkan oleh para ahli untuk dapat memberi gambaran mengenai kecerdasan buatan
beberapa diantaranya :

Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence) merupakan kawasan penelitian, aplikasi dan instruksi
yang terkait dengan pemrograman komputer untuk melakukan sesuatu hal yang dalam
pandangan manusia adalah cerdas (H. A. Simon [1987]).

Kecerdasan Buatan (AI) merupakan sebuah studi tentang bagaimana membuat komputer
melakukan hal-hal yang pada saat ini dapat dilakukan lebih baik oleh manusia (Rich and Knight
[1991]).

Kecerdasan Buatan (AI) merupakan cabang dari ilmu komputer yang dalam merepresentasi
pengetahuan lebih banyak menggunakan bentuk simbol-simbol daripada bilangan, dan
memproses informasi berdasarkan metode heuristic atau dengan berdasarkan sejumlah aturan
(Encyclopedia Britannica).

Sejarah Kecerdasan Buatan


Berbagai litelatur mengenai kecerdasan buatan menyebutkan bahwa ide mengenai kecerdasan
buatan diawali pada awal abad 17 ketika Rene Descartes mengemukakan bahwa tubuh hewan
bukanlah apa-apa melainkan hanya mesin-mesin yang rumit. Kemudian Blaise Pascal yang
menciptakan mesin penghitung digital mekanis pertama pada 1642. Selanjutnya pada abad 19,
Charles Babbage dan Ada Lovelace bekerja pada mesin penghitung mekanis yang dapat
diprogram.

Perkembangan terus berlanjut, Bertrand Russell dan Alfred North Whitehead menerbitkan
Principia Mathematica, yang merombak logika formal. Warren McCulloch dan Walter Pitts
menerbitkan “Kalkulus Logis Gagasan yang tetap ada dalam Aktivitas” pada 1943 yang
meletakkan pondasi awal untuk jaringan syaraf.

Tahun 1950-an adalah periode usaha aktif dalam AI. Program AI pertama yang bekerja ditulis
pada 1951 untuk menjalankan mesin Ferranti Mark I di University of Manchester (UK): sebuah
program permainan naskah yang ditulis oleh Christopher Strachey dan program permainan catur
yang ditulis oleh Dietrich Prinz. John McCarthy membuat istilah “Kecerdasan Buatan” pada
konferensi pertama pada tahun 1956, selain itu dia juga menemukan bahasa pemrograman Lisp.
Alan Turing memperkenalkan “Turing test” sebagai sebuah cara untuk mengoperasionalkan test
perilaku cerdas. Joseph Weizenbaum membangun ELIZA, sebuah chatterbot yang menerapkan
psikoterapi Rogerian.
Selama tahun 1960-an dan 1970-an, Joel Moses mendemonstrasikan kekuatan pertimbangan
simbolis untuk mengintegrasikan masalah di dalam program Macsyma, program berbasis
pengetahuan yang sukses pertama kali dalam bidang matematika. Marvin Minsky dan Seymour
Papert menerbitkan Perceptrons, yang mendemostrasikan batas jaringan syaraf sederhana dan
Alain Colmerauer mengembangkan bahasa komputer Prolog. Ted Shortliffe mendemonstrasikan
kekuatan sistem berbasis aturan untuk representasi pengetahuan dan inferensi dalam diagnosa
dan terapi medis yang diyakini sebagai sistem pakar pertama. Hans Moravec mengembangkan
kendaraan terkendali komputer pertama untuk mengatasi jalan yang mempunyai rintangan secara
mandiri.

Jenis-Jenis Kecerdasan Buatan


Dalam perkembangannya kecerdasan buatan dapat dikelompokkan sebagai berikut :

 Sistem Pakar (Expert System), komputer sebagai sarana untuk menyimpan pengetahuan para
pakar sehingga komputer memiliki keahlian menyelesaikan permasalahan dengan meniru
keahlian yang dimiliki pakar.
 Pengolahan Bahasa Alami (Natural Language Processing), user dapat berkomunikasi dengan
komputer menggunakan bahasa sehari-hari, misal bahasa inggris, bahasa indonesia, dan
sebagainya.

 Pengenalan Ucapan (Speech Recognition), manusia dapat berkomunikasi dengan komputer


menggunakan suara.

 Robotika & Sistem Sensor.

 Computer Vision, menginterpretasikan gambar atau objek-objek tampak melalui komputer.

 Intelligent Computer-Aided Instruction, komputer dapat digunakan sebagai tutor yang dapat
melatih & mengajar.

 Game Playing.

 Soft Computing

Soft computing merupakan sebuah inovasi dalam membangun sistem cerdas yaitu sistem yang
memiliki keahlian seperti manusia pada domain tertentu, mampu beradaptasi dan belajar agar
dapat bekerja lebih baik jika terjadi perubahan lingkungan. Soft computing mengeksploitasi
adanya toleransi terhadap ketidaktepatan, ketidakpastian, dan kebenaran parsial untuk dapat
diselesaikan dan dikendalikan dengan mudah agar sesuai dengan realita (Prof. Lotfi A Zadeh,
1992).

Metodologi-metodologi yang digunakan dalam Soft computing adalah :

 Logika Fuzzy/Fuzzy Logic (mengakomodasi ketidaktepatan).


 Jaringan Syaraf Tiruan/Neurall Network (menggunakan pembelajaran).

 Probabilistic Reasoning (mengakomodasi ketidakpastian).

 Algoritma Genetika/Evolutionary Computing (optimasi).


Landasan Matematis Dalam Kecerdasan Buatan (AI)

Matematika memiliki tiga kontribusi besar dalam kecerdasan buatan (AI), yaitu 1) logika
matematika, 2) hitungan (kalkulu/aljabar), dan 3) probabilitas. Secara kasar munculnya
ketiga kontribusi bidang matematika tersebut muncul dari ketiga pertanyaan medasar berikut:
 Bagaimana aturan formal matematika untuk menarik kesimpulan yang valid?
 Apa saja yang bisa dihitung?

 Bagaimana kita menalar dengan informasi yang tidak pasti?

Logika Matematika

Para filsuf sudah mengajukan beberapa gagasan fundamental tentang kecerdasan buatan (AI),
namun untuk menuju ke sains formal memerlukan formalisasi matematis di tiga bidang
fundamental berikut: logika, komputasi, dan probabilitas. Gagasan tentang logika formal dapat
ditelusuri kembali ke filsuf-filsuf Yunani kuno, namun pengembangan matematisnya dimulai
dengan karya George Boole (1815-1864), yang menyusun rincian logika proposisional, atau
logika Boolean, (Boole, 1847). Pada tahun 1879, Gottlob Frege (1848-1925) memperluas logika
Boolean dengan memasukkan objek dan relasi, yang akhirnya menciptakan first order logic
(predicate logic) yang digunakan saat ini. Alfred Tarski (1902-1983) memperkenalkan teori
referensi yang menunjukkan bagaimana menghubungkan objek dalam logika dengan objek di
dunia nyata.

Langkah selanjutnya adalah menentukan apa batasannya yang bisa dilakukan dengan logika dan
komputasi. Algoritma sederhana pertama yang dipekerkenalkan adalah algoritma Euclid yang
menghitung pembagi terbesar. Kata 'algoritma' berasal dari al-Khowarazmi, nama seorang
matematikawan Persia dari abad ke-9, yang tulisan-tulisannya juga memperkenalkan tentang
angka-angka Arab dan aljabar ke Eropa. Boole dan para pakar yang lain membahas algoritma
logika deduktif, dan pada akhir abad ke-19, banyak upaya dilakukan untuk memformalkan
penalaran matematis secara umum sebagai logika deduktif. Pada tahun 1930, Kurt Godel (1906-
1978) menunjukkan bahwa ada prosedur yang efektif untuk membuktikan pernyataan yang benar
dalam first order logic dari Frege dan Russell, namun first order logic tersebut tidak dapat
menangkap prinsip induksi matematis yang diperlukan untuk mengkarakterisasi bilangan natural.
Pada tahun 1931, Godel menunjukkan bahwa keterbatasan dalam deduksi memang ada.
Teorema-nya tentang incompletensess (ketidaklengkapan) menunjukkan bahwa dalam teori
formal sekuat aritmatika Peano (teori dasar bilangan natural), ada pernyataan-pernyataan benar
yang tidak dapat diputuskan dalam arti bahwa mereka tidak memiliki bukti dalam teori tersebut.

Hitungan (kalkulus/aljabar)

Hasil mendasar ini juga menunjukkan bahwa beberapa fungsi pada bilangan bulat tidak dapat
diwakili oleh algoritma - yang berarti, tidak dapat dihitung. Hal ini memotivasi Alan Turing
(1912-1954) untuk mencoba mengkarakterisasi dengan tepat fungsi mana yang bisa dihitung.
Gagasan ini sebenarnya sedikit bermasalah karena pengertian tentang komputasi atau prosedur
yang efektif tidak dapat didefinisikan secara formal. Namun, tesis Church-Turing, yang
menyatakan bahwa mesin Turing (Turing, 1936) mampu menghitung fungsi komputasi apa pun,
umumnya diterima sebagai definisi yang memadai. Turing juga menunjukkan bahwa ada
beberapa fungsi yang tidak dapat dilakukan mesin Turing. Misalnya, tidak ada mesin yang bisa
memberi tahu secara umum apakah program tertentu akan mengembalikan jawaban pada input
tertentu atau program akan berjalan terus menerus.

Meskipun gagasan tentang 'dapat ditentukan' dan 'dapat dihitung' sangat penting untuk
pemahaman tentang komputasi, pengertian tractability atau 'dapat diatasi' memiliki dampak yang
lebih besar lagi. Kasarnya, sebuah masalah disebut sulit diatasi jika waktu yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan masalah tersebut tumbuh secara eksponensial dibanding dengan
bertambahkan instans (data yang ada dalam masalah). Perbedaan antara pertumbuhan polinomial
dan eksponensial dalam kompleksitas pertama kali ditekankan pada pertengahan 1960an
(Cobham, 1964; Edmonds, 1965). Hal ini penting karena pertumbuhan eksponensial berarti
bahwa instans yang cukup besar sekalipun tidak dapat dipecahkan dalam waktu yang layak. Oleh
karena itu, seseorang harus berusaha untuk membagi masalah secara keseluruhan menjadi
beberapa subproblem yang dapat diatasi dibandingkan dengan masalah yang lebih besar tak
dapat diatasi.

Probabilitas

Selain logika dan hitungan, kontribusi besar ketiga matematika terhadap AI adalah teori
probabilitas. Gerolamo Cardano dari Italia (1501-1576) pertama kali membingkai gagasan
probabilitas, dengan menggambarkannya dalam bentuk 'kemungkinan' hasil perjudian.
Probabilitas dengan cepat menjadi hal yang sangat berharga dari semua ilmu kuantitatif, karena
membantu menghadapi pengukuran yang tidak pasti dan teori yang tidak lengkap. James
Bernoulli (1654-1705), Pierre Laplace (1749-1827), dan yang lainnya mengajukan teori dan
memperkenalkan metode-metode statistik baru. Thomas Bayes (1702-1761), mengajukan aturan
baru untuk memperbarui teori probabilitas dengan pertimbangan evidence baru. Aturan Bayes
mendasari pendekatan paling modern terhadap penalaran akan ketidakpastian dalam sistem
kecerdasan buatan (AI).

Referensi:
 Norvig, S. R. and P., & Intelligence., T. leading textbook in A. (2010). Artificial
Intelligence: A Modern Approach.

KECERDASAN BUATAN
(ARTIFICIAL INTELEGENCE)
16 Desember 2014Tak Berkategori

A. Pengertian Artifial Intelligence ( Kecerdasan Buatan)


AI (Artificial Intelligence) atau kecerdasan buatan adalah salah bidang studi yang
berhubungan dengan pemanfaatan mesin untuk memecahkan persoalan yang rumit
dengan cara yang lebih manusiawi. Hal ini biasanya dilakukan dengan
mengikuti/mencontoh karakteristik dan analogi berpikir dari kecerdasan/inteligensia
manusia, dan menerapkannya sebagai algoritma yang dikenal oleh komputer. Dengan
suatu pendekatan yang kurang lebih fleksibel dan efisien dapat diambil tergantung dari
keperluan, yang mempengaruhi bagaimana wujud dari perilaku kecerdasan buatan. AI
biasanya dihubungkan dengan ilmu komputer, akan tetapi juga terkait erat dengan bidang
lain seperti Matematika, Psikologi, Pengamatan, Biologi, Filosofi, dan yang lainnya.
Kemampuan untuk mengkombinasikan pengetahuan dari semua bidang ini pada akhirnya
akan bermanfaat bagi kemajuan dalam upaya menciptakan suatu kecerdasan buatan.

Pengertian lain dari kecerdasan buatan adalah bagian ilmu komputer yang
membuat agar mesin komputer dapat melakukan pekerjaan seperti dan sebaik yang
dilakukan manusia. Pada awal diciptakannya, komputer hanya difungsikan sebagai alat
hitung saja. Namun seiring dengan perkembangan jaman, maka peran komputer semakin
mendominasi kehidupan manusia. Komputer tidak lagi hanya digunakan sebagai alat
hitung, lebih dari itu, komputer diharapkan untuk dapat diberdayakan untuk mengerjakan
segala sesuatu yang bisa dikerjakan oleh manusia.

Bisa dikatakan secara awam kecerdasan buatan diterjemahkan sebagai sebuah sistem
saraf, atau sensor atau otak yang diciptakan oleh sebuah mesin. Sebenarnya kecerdasan
buatan merujuk kepada mesin yang mampu untuk berpikir, menimbang tindakan yang
akan diambil, dan mampu mengambil keputusan seperti yang dilakukan oleh manusia.
Alan Turing, ahli matematika berkebangsaan Inggris yang dijuluki bapak komputer
modern dan pembongkar sandi Nazi dalam era Perang Dunia II tahun 1950, dia
menetapkan definisi Artificial Intelligent : Jika komputer tidak dapat dibedakan dengan
manusia saat berbincang melalui terminal komputer, maka komputer itu cerdas,
mempunyai intelegensi.
Manusia bisa menjadi pandai dalam menyelesaikan segala permasalahan di dunia
ini karena manusia mempunyai pengetahuan dan pengalaman Pengetahuan diperoleh dari
belajar. Semakin banyak bekal pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang tentu saja
diharapkan akan lebih mampu dalam menyelesaikan permasalahan. Namu bekal
pengetahuan saja tidak cukup, manusia juga diberi akal untuk melakukan penalaran,
mengambil kesimpulan berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang mereka miliki.
Tanpa memiliki kemampuan untuk menalar dengan baik, manusia dengan segudang
pengalaman dan pengetahuan tidak akan dapat menyelesaikan masalah dengan baik.
Demikian pula dengan kemampuan menalar yang sangat baik, namun tanpa bekal
pengetahuan dan pengalaman yang memadai, manusia juga tidak akan bisa
menyelesaikan masalah dengan baik.

Agar komputer bisa bertindak seperti dan sebaik manusia, maka komputer juga
harus diberi bekal pengetahuan dan mempunyai kemampuan untuk menalar. Untuk itu AI
akan mencoba untuk memberikan beberapa metoda untuk membekali komputer dengan
kedua komponen tersebut agar komputer bisa menjadi mesin pintar. Definisi AI menurut
para ahli :

1. Schalkoff (1990)

AI adalah bidang studi yang berusaha menerangkan dan meniru perilaku cerdas
dalam bentuk proses komputasi.

2. Rich dan Knight (1991)


AI adalah studi tentang cara membuat komputer melakukan sesuatu yang, sampai
saat ini, orang dapat melakukannya dengan baik.

3. Luger dan Stubblefield (1993)

AI adalah cabang ilmu komputer yang berhubungan dengan otomasi perilaku


yang cerdas.

4. Haag dan Keen (1996)

AI adalah bidang studi yang berhubungan dengan penangkapan, pemodelan, dan


penyimpanan kecerdasan manusia dalam sebuah sistem teknologi informasi
sehingga sistem tersebut dapat memfasilitasi proses pengambilan keputusan yang
biasanya dilakukan oleh manusia

Winston dan Predergast (Turban, McLean, dan Wetherbe, 1999) mengungkapkan


bahwa tujuan Al meliputi :

1) Membuat mesin lebih pintar

2) Memahami kecerdasan dan

3) Membuat mesin lebih berguna

Tujuan AI tidak sekedar membuat komputer dapat berfikir, tetapi bisa melihat,
mendengar, berjalan, bermain dan bahkan merasakan. Obrien (2001, hal : 371)
menyebutkan atribut perilaku cerdas adalah seperti berikut.

– Berfikir dan bernalar

– Memakai penalaran untuk memecahkan persoalan


– Menyerap dan menerapkan pengetahuan

– Memperlihatkan kreativitas dan imajinasi

– Bekerja dengan situasi yang kompleks dan membingungkan

– Melakukan tanggapan dengan cepat dan berhasil terhadap situasi baru

– Mengenali elemen-elemen yang relative penting dalam situasi

– Menangani informasi yang rancu, tak lengkap, atau salah

– Atribut-atribut inilah yang ingin diterapkan dalm komputer.

B. Sejarah Kecerdasan Buatan (AI)

Kecerdasan Buatan termasuk bidang ilmu yang relatif mudah. Pada tahun 1950-an
para ilmuwan dan peneliti mulai memikirkan bagaimana caranya agar mesin dapat
melakukan pekerjaannya seperti yang bisa dikerjakan oleh manusia. Alan Turing, seorang
matematikawan Inggris pertama kali mengusulkan adanya tes untuk melihat bisa tidaknya
sebuah mesin dikatakan cerdas. Hasil tes tersebut kemudian di kenal dengan Turing Tes,
dimana si mesin tersebut menyamar seoalah-olah senagai seseorang di dalam suatu
permainan yang mampu memberikan respon terhadap serangkaian pertanyaan yang
diajukan. Turing beranggapan bahwa, jika mesin dapat membuat seseorang percaya
bahwa dirinya mampu berkomuniaksi dengan orang lain, maka dapat dikatakan bahwa
mesin tesebut pintar (seperti layaknya manusia).

Kecerdasan Buatan sendiri di munculkan oleh seorang profesor dari


Massachusetts Institute of Technology yang bernama John McCarthy pada tahun 1956
pada Darthmouth Conference yang dihadiri oleh para peneliti AI. Pada konferensi
tersebut juga di definisikan tujuan utama dari kecerdasan buatan, yaitu: mengetahui dan
memodelkan proses-proses berfikir manusia dan mendesain agar rapat menirukan
kelakuan manusia tersebut. Beberapa program AI yang mulai dibuat pada tahun 1956-
1966, antara lain:
1.Logic Theorist, diperkenalkan pada Dartmouth Conference, program ini dapat
membuktikan teorema-teorema matematika.

2.Sad Sam, diprogram oleh Robert K. Lindsay (1960). Program ini mengetahui
kalimat-kalimat sederhana yang ditulis dalam bahasa Inggris dan mampu
memberikan jawaban dari fakta-fakta yang di dengar dalam sebuah percakapan.

3.ELIZA, diprogram oleh Joseph Wnbaum (1967). Program ini mampu


melakukan terapi terhadap pasien dengan memberikan beberapa pertanyaan.

C. Perbandingan Kecerdasan Buatan dan Kecerdasan Manusia

Menurut Kaplan, AI mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan


kecerdasan alami (kecerdasan manusia). Kelebihan Al adalah sebagai berikut :

– AI lebih bersifat permanen

– AI menawarkan kemdaha untuk digandakan dan disebarkan

– AI dapat lebih murah daripada kecerdasan alami

– AI bersifat konsisten dan teliti

– AI dapat didokumentasi

D. Perbedaan Komputasi AI dengan Proses Konvensional.

Data yang diproses oleh komputer konvensional dapat dilihat pada tabel berikut
ini:
Proses Tugas

Mengerjakan operasi-operasi matematis seperti: +, -, x, :,


Kalkulasi atau mencari akar persamaan, menyelesaikan
rumus/persamaan

Logika Mengerjakan operasi logika seperti and, or, invert

Penyimpanan Menyimpan data dan gambar pada file

Retrieve Mengakses data yang disimpan pada file

Translate Mengonversi data dari satu bentuk ke bentuk yang lain

Sort Memeriksa data dan menampilkan dalam urutan yang


diinginkan

Edit Melakukan perubahan, penambahan penghapusan pada data

Monitor Mengamati event eksternal dan internal serta melakukan


tindakan jika kondisi tertentu tercapai

Kontrol Memberikan perintah atau mengendalikan peralatan luar

Perbandingan antara AI dengan pemrograman konvensional adalah seperti


tabel berikut ini:

Pemrograman
Dimensi AI
Konvensional
Processing Simbolik Algoritmik

Input Tidak harus lengkap Harus lengkap

Search Heuristik Algoritmik

Explanation Tersedia Tidak tersedia

Major interest Pengetahuan Data dan informasi


Struktur Terpisah antara control dan kontrol terintegrasi dengan data
pengetahuan

Output Tidak harus lengkap Harus lengkap

Maintenance dan Mudah Karena menggunakan Umumnya susah dilakukan


modul-modul
update
Hardware Workstation dan PC Semua tipe

Kemampuan Terbatas tetapi dapat Tidak ada


pemikiran
Ditingkatkan

Tambahan:

Persamaan dan Perbedaan Konsep Komputasi Antara Kecerdasan Buatan dengan


Komputasi Konvensional

Persamaannya :

1. Sama-sama mengolah simbol-simbol yang dapat berupa huruf, kata, atau bilangan
yang digunakan untuk menggambarkan obyek, proses, dan saling hubungannya. Obyek
dapat berupa orang, benda, ide, pikiran, peristiwa atau pernyataan suatu fakta.

2. Menggunakan komputer digital untuk melaksanakan operasi.

Perbedaanya :

KOMPUTASI KECERDASAN BUATAN


KONVENSIONAL

Menggunakan fungsi otak


manusia. Meniru beberapa fungsi otak manusia.

Komputer diperintahkan untuk Komputer diberitahu tentang suatu masalah.


menyelesaikan suatu masalah.

Hanya dapat ditulis dalam bahasa Programnya dapat ditulis dalam semua bahasa
pemrograman biasa seperti pemrograman termasuk bahasa pemrograman
Assembler, C/C++, Fortran, khusus untuk aplikasi Kecerdasan Buatan
Basic dan Pascal. seperti Prolog dan LISP.

Dapat dijalankan pada semua Dapat dibuatkan hardware khusus dan dapat
jenis komputer tetapi tidak pula dijalankan pada semua jenis komputer.
dibuatkan hardware khusus.

Komputer diberikan data dan Komputer diberi pengetahuan tentang suatu


program yang berisi spesifikasi wilayah subyek masalah tertentu dengan
langkah demi langkah bagaimana ditambah kemampuan inferensi.
cara data itu digunakan dan
diolah untuk menghasilkan
solusi.

Didasarkan pada suatu algoritma Didasarkan pada repesentasi dan manipulasi


yang dapat berupa rumus simbol.
matematika atau prosedur
berurutan yang tersusun jelas.

Pengolahan obyek bersifat Pengolahan obyek bersifat kualitatif


kualitatif

E. Bidang-bidang Aplikasi Al

1. Pengolahan Bahasa Alami

Bidang AI yang berurusan dengan dengan pemahaman bahasa


2. Visi Komputer

Suatu bidang AI yang berurusan dengan pengenalan terhadap suatu objek dan kemudian
digunakan untuk pengambilan keputusan.

3. Pengenalan Percakapan

Suatu proses yang memungkinkan computer dapatmengenali suara

4. Robotika

Peranti elektomekanik yang dapat diprogram untuk melakukan otomasi terhadap suatu
tugas yang biasanya dilakukan manusia.

Beberapa contoh Robot:

a. Scrubtame: robot yang dapat membersihkan kamar mandi.

b. Sojurner: kendaraan robot beroda enam yang digunakan NASA pada tahun 1997
dalam eksplorasi diplanet mars.

c. SICO: digunakan pada sebuah rumah sakit di New York.

5. Sistem Pakar

System yang meniru kepakaran dalm bidang tertentu dalam meyelesaikan suatu
permasalahan.
6. Logika Kabur

Suatu teknik yang digunakan untuk menangani ketidak pastian pada masalah-masalah
yang memiliki banyak jawaban.

7. Jaringan Syaraf

Suatu bidang AI yang meniru pola pemprosesan dalam otak manusia yang berbasis pada
pengenalan pola.

8. Algoritma Genetika

Suatu pendekata yang meniru kemampuan makhluk hidup dalam beradaptasi dengan
lingkungan sehinggan terbentuk proses evolusi untuk menangani masalah dengan baik

9. Sistem Al Hibrida

System yang menggabungkan beberapa teknologi AI untuk memeanfaatkan atau


memadukan keunggulan masing-masing teknologi.

10. Agen Cerdas

Perangkat lunak yang dapat bertindak seperti orang dapat berinteraksi dengan
lingkungan.

Contoh:

a. Agen Sistem Operasi


Digunakan untuk membantu penggunaan system operasi. Contoh Microsoft.

b. Agen Spreadsheet

Membuat program untuk mempermudah pemakai. Contoh Office Assistant pada excel.

11. Topik-topik lain

a. Cyborg

Adalah campuran antara mesin dan makhluk hidup.

b. Artificial Life

Bidang studi yang mempelajari dan memahami kehidupan biologis dengan cara
melakukan perpaduan dengan bentuk kehidupan buatan.

c. Pembelajara Mesin

System yang secara otomatis dapat meningkatkan kinerjanya melalui pengalaman.


Seperti halnya manusia computer diharapkan dapat belajar dari waktu kewaktu.

F. Sudut Pandang Kecerdasan Buatan

Pengertian kecerdasan buatan dapat di pandang dari berbagai sudut pandang,


antara lain :

Sudut Pandang Kecerdasan


Kecerdasan buatan mampu membuat mesin menjadi cerdas (berbuat seperti yang
dilakukan manusia)

Sudut Pandang Penelitian

Kecerdasan buatan adalah studi bagaimana membuat komputer dapat melakukan sesuatu
sebaik yang dilakukan manusia

 Sudut Pandang Bisnis

Kecerdasan buatan adalah kumpulan peralatan yang sangat powerful dan metodologis
dalam menyelesaikan masalah bisnis

 Sudut Pandang Pemrogram

Kecerdasan buatan meliputi studi tentang pemrograman simbolik, problem solving, dan
pencarian (searching).

G. Dua Bagian Utama Kecerdasan Buatan (AI)

Basis Pengetahuan (knowledge base) : berisi fakta-fakta, teori, pemikiran dan hubungan
komponen satu dengan yang lainnya

Motor Inferensi (inference engine) : Kemampuan menarik kesimpulan berdasar


pengalaman. Berkaitan dengan representasi dan duplikasi proses tersebut melalui mesin
(misalnya, komputer dan robot).

H. Lingkup Utama dari kecerdasan buatan (Sri Kusumadewi, 2003) adalah sebagai
berikut :
1. Sistem pakar (Expert System). Disini komputer digunakan untuk menyimpan
pengetahuan para pakar..

2.Pengelolaan Bahasa Alami (Natural Language Processing). Dengan pengolahan bahasa


alami ini diharapkan user dapat berkomunikasi dengan komputer dengan menggunakan
bahasa sehari-hari.

3.Pengenalan Ucapan (Speech Recognition). Melalui pengenalan ucapan diharapkan


manusia dapat berkomunikasi dengan komputer dengan menggunakan suara.

4.Robotika & Sistem Sensor (Robotics & Sensory System).

Sistem sensor, seperti sistem visi dan pencitraan, serta sistem pengolahan sinyal,
merupakan bagian dari robotika. Sebuah robot, yaitu perangkat elektromekanik yang
diprogram untuk melakukan tugas manual, tidak semuanya merupakan bagian dari AI.
Robot yang hanya melakukan aksi yang telah diprogramkan dikatakan sebagai robot
bodoh yang tidak lebih pintar dari lift. Robot yang cerdas biasanya mempunyai perangkat
sensor, seperti kamera, yang mengumpulkan informasi mengenai operasi dan
lingkungannya. Kemudian bagian AI robot tersebut menerjemahkan informasi tadi dan
merespon serta beradaptasi jika terjadi perubahan lingkungan.

5. Computer Visio, mencoba untuk dapat menginterprestasikan gambar atau obyek-obyek


tampak melalui komputer.

6. Intelligent Computer-aided Instruction.Komputer dapat digunakan sebagai tutor


dalam melatih dan mengajar.

7. Game Playing merupakan bidang AI yang sangat populer berupa permainan antara
manusia melawan mesin yang mempunyai intelektual untuk berfikir. Contoh : permainan
catur.

I. Konsep Kecerdasan Buatan


Ada beberapa konsep yang harus dipahami dalam kecerdasan buatan, diantaranya:

Turing Test

Metode Pengujian Kecerdasan (Alan Turing). Proses uji ini melibatkan seorang penanya
(manusia) dan dua obyek yang ditanyai.

Pemrosesan Simbolik

komputer semula didisain untuk memproses bilangan/angka-angka (pemrosesan


numerik).

sementara manusia dalam berpikir dan menyelesaikan masalah lebih bersifat simbolik,
tidak di dasarkann kepada sejumlah rumus atau melakukan komputasi matematis.

Sifat penting dari Al adalah bahwa Al merupakan bagian dari ilmu komputer yang
melakukan proses secara simbolik dan non-algoritmik dalam penyelesaian masalah.

Heuristic

Suatu strategi untuk melakukan proses pencarian (search) ruang problem secara efektif,
yang memandu proses pencarian yang kita lakukan di sepanjang jalur yang memiliki
kemungkinan sukses paling besar.

Inferensi (Penarikan Kesimpulan)  AI mencoba membuat mesin memiliki


kemampuan berpikir atau mempertimbangkan (reasoning), termasuk didalamnya proses
(inferencing) berdasarkan fakta-fakta dan aturan dengan menggunakan metode heuristik,
dll

Pencocokan Pola (Pattern Matching)  Berusaha untuk menjelaskan obyek, kejadian


(events) atau proses, dalam hubungan logik atau komputasional.
Secara garis besar, AI terbadi menjadi dua faham pemikir,
yaitu :

1. AI Konvensional (CI)

Kebanyakan melibatkan metoda-metoda yang sekarang diklasifiksikan sebagai


pembelajaran mesin, yang ditandai dengan formalisme dan analisis statistik. Dikenal juga
sebagai AI simbolis, AI logis, AI murni dan AI cara lama (GOFAI, Good Old Fashioned
Artificial Intelligence). Metoda-metodanya meliputi: Sistem pakar: menerapkan
kapabilitas pertimbangan untuk mencapai kesimpulan. Sebuah sistem pakar dapat
memproses sejumlah besar informasi yang diketahui dan menyediakan kesimpulan-
kesimpulan berdasarkan pada informasi-informasi tersebut. Petimbangan berdasar
kasusJaringan Bayesian AI berdasar tingkah laku: metoda modular pada pembentukan
sistem AI secara manual.

2. Kecerdasan komputasional (Computational Intelligence)

Melibatkan pengembangan atau pembelajaran iteratif (misalnya penalaan


parameter seperti dalam sistem koneksionis. Pembelajaran ini berdasarkan pada data
empiris dan diasosiasikan dengan AI non-simbolis, AI yang tak teratur dan perhitungan
lunak. Metoda-metoda pokoknya meliputi: Jaringan Syaraf: sistem dengan kemampuan
pengenalan pola yang sangat kuat Sistem Fuzzy: teknik-teknik untuk pertimbangan di
bawah ketidakpastian, telah digunakan secara meluas dalam industri modern dan sistem
kendali produk konsumen.Komputasi Evolusioner: menerapkan konsep-konsep yang
terinspirasi secara biologis seperti populasi, mutasi dan “survival of the fittest” untuk
menghasilkan pemecahan masalah yang lebih baik. Metoda-metoda ini terutama dibagi
menjadi algoritma evolusioner (misalnya algoritma genetik) dan kecerdasan berkrlompok
(misalnya algoritma semut). Dengan sistem cerdas hibrid, percobaan-percobaan dibuat
untuk menggabungkan kedua kelompok ini. Aturan inferensi pakar dapat di bangkitkan
melalui jaringan syaraf atau aturan produksi dari pembelajaran statistik seperti dalam
ACT-R. Sebuah pendekatan baru yang menjanjikan disebut bahwa penguatan kecerdasan
mencoba untuk mencapai kecerdasan buatan dalam proses pengembangan evolusioner
sebagai efek samping dari penguatan kecerdasan mmanusia melalui teknologi.

J. KECERDASAN BUATAN (ARTIFICIAL INTELLIGENCE) DALAM ROBOTIKA


Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence) dalam robotik adalah suatu algorithma (yang
dipandang) cerdas yang diprogramkan ke dalam kontroler robot. Pengertian cerdas di sini sangat
relatif, karena tergantung dari sisi mana sesorang memandang.Para filsuf diketahui telah mulai
ribuan tahun yang lalu mencoba untuk memahami dua pertanyaan mendasar: bagaimanakah
pikiran manusia itu bekerja, dan, dapatkah yang bukan-manusia itu berpikir? (Negnevitsky,
2004). Hingga sekarang, tak satupun mampu menjawab dengan tepat dua pertanyaan ini.
Pernyataan cerdas yang pada dasarnya digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir manusia
selalu menjadi perbincangan menarik karena yang melakukan penilaian cerdas atau tidak adalah
juga manusia. Sementara itu, manusia tetap bercita-cita untuk menularkan kecerdasan manusia
kepada mesin.

Dalam literatur, orang pertama yang dianggap sebagai pionir dalam


mengembangkan mesin cerdas (intelligence machine) adalah Alan Turing, seorang
matematikawan asal Inggris yang memulai karir saintifiknya di awal tahun 1930-an. Di
tahun 1937 ia menulis paper tentang konsep mesin universal (universal machine).
Kemudian, selama perang dunia ke-2 ia dikenal sebagai pemain kunci dalam penciptaan
Enigma, sebuah mesin encoding milik militer Jerman. Setelah perang, Turing membuat
automatic computing engine. Ia dikenal juga sebagai pencipta pertama program komputer
untuk bermain catur, yang kemudian program ini dikembangkan dan dimainkan di
komputer milik Manchester University. Karya-karyanya ini, yang kemudian dikenal
sebagai Turing Machine, dewasa ini masih dapat ditemukan aplikasi-aplikasinya.
Beberapa tulisannya yang berkaitan dengan prediksi perkembangan komputer di masa
datang akhirnya juga ada yang terbukti. Misalnya tentang ramalannya bahwa di tahun
2000-an komputer akan mampu melakukan percakapan dengan manusia. Meski tidak
ditemukan dalam paper-papernya tentang istilah resmi : artificial intelligence, namun para
peneliti di bidang ini sepakat untuk menobatkan Turing sebagai orang pertama yang
mengembangkan kecerdasan buatan. Secara saintifik, istilah kecerdasan buatan untuk
selanjutnya disebut sebagai AI (artificial intelligence) pertama kali diperkenalkan oleh
Warren McCulloch, seorang filsuf dan ahli perobatan dari Columbia University, dan
Walter Pitts, seorang matematikawan muda pada tahun 1943, (Negnevitsky, 2004).

Mereka mengajukan suatu teori tentang jaringan saraf tiruan (artificial neural
network, ANN) untuk selanjutnya disebut sebagai ANN � bahwa setiap neuron dapat
dipostulasikan dalam dua keadaan biner, yaitu ON dan OFF. Mereka mencoba
menstimulasi model neuron ini secara teori dan eksperimen di laboratorium. Dari
percobaan telah di demonstrasikan bahwa model jaringan saraf yang mereka ajukan
mempunyai kemiripan dengan mesin turing, dan setiap fungsi perhitungan dapat
diselesaikan melalui jaringan neuron yang mereka modelkan. Kendati mereka meraih
sukses dalam pembuktian aplikasinya, pada akhirnya melalui eksperimen lanjut diketahui
bahwa model ON-OFF pada ANN yang mereka ajukan adalah kurang tepat.
Kenyataanya, neuron memiliki karakteristik yang sangat non-linear yang tidak hanya
memiliki keadaan ON-OFF saja dalam aktifitasnya. Walau demikian, Mc Culloch
akhirnya dikenal sebagai orang kedua setelah Turing yang gigih mendalami bidang
kecerdasan buatan dan rekayasa mesin cerdas. Perkembangan ANN sempat mengalami
masa redup pada tahun 1970-an. Baru kemudian pada pertengahan 1980-an ide ini
kembali banyak dikaja oleh para peneliti.

Sementara itu, metoda lain dalam AI yang sama terkenalnya dengan ANN adalah
Fuzzy Logic (FL) untuk selanjutnya ditulis sebagai FL. Kalau ANN didisain berdasarkan
kajian cara otak biologis manusia bekerja (dari dalam), maka FL justru merupakan
representasi dari cara berfikir manusia yang nampak dari sisi luar. Jika ANN dibuat
berdasarkan model biologis teoritis, maka FL dibuat berdasarkan model pragmatis
praktis. FL adalah representasi logika berpikir manusia yang tertuang dalam bentuk kata-
kata. Kajian saintifik pertama tentang logika berfikir manusia ini dipublikasikan oleh
Lukazewicz, seorang filsuf, sekitar tahun 1930-an. Ia mengajukan beberapa representasi
matematik tentang kekaburan (fuzziness) logika ketika manusia mengungkapkan atau
menyatakan penilaian terhadap tinggi, tua dan panas (tall, old, & hot). Jika logika klasik
hanya menyatakan 1 atau 0, ya atau tidak, maka ia mencoba mengembangkan pernyataan
ini dengan menambahkan faktor kepercayaan (truth value) diantara 0 dan 1. Di tahun
1965, Lotfi Zadeh, seorang profesor di University of California, Berkeley US,
mempublikasikan papernya yang terkenal, Fuzzy Setsï.

Penelitian-penelitian tentang FL dan fuzzy system dalam AI yang berkembang


dewasa ini hampir selalu menyebutkan paper Zadeh itulah sebagai basis pijakannya. Ia
mampu menjabarkan FL dengan pernyataan matematik dan visual yang relatif mudah
untuk dipahami. Karena basis kajian FL ini kental berkaitan dengan sistem kontrol
(Zadeh adalah profesor di bidang teknik elektro) maka pernyataan matematiknya banyak
dikembangkan dalam konteks pemrograman komputer.

Metoda AI lain yang juga berkembang adalah algorithma genetik (genetic


algorithm, GA) untuk selanjutnya disebut sebagai GA. Dalam pemrograman komputer,
aplikasi GA ini dikenal sebagai pemrograman berbasis teori evolusi (evolutionary
computation, EC) untuk selanjutnya disebut sebagai EC. Konsep EC ini dipublikasikan
pertama kali oleh Holland (1975). Ia mengajukan konsep pemrograman berbasis GA yang
diilhami oleh teori Darwin. Intinya, alam (nature), seperti manusia, memiliki kemampuan
adaptasi dan pembelajaran alami tanpa perlu dinyatakan: apa yang harus dilakukan.
Dengan kata lain, alam memilih kromosom yang baik secara buta alami. Seperti pada
ANN, kajian GA juga pernah mengalami masa vakum sebelum akhirnya banyak peneliti
memfokuskan kembali perhatiannya pada teori EC. GA pada dasarnya terdiri dari dua
macam mekanisme, yaitu encoding dan evaluation. Davis (1991) mempublikasikan
papernya yang berisi tentang beberapa metoda encoding.

DAFTAR PUSTAKA

http://harnifraok.blogspot.com/2012/04/makalah-kecerdasan-buatan.html

http://www.docstoc.com/docs/32527783/PENGANTAR-KECERDASAN-BUATAN-
%28ARTIFICIAL-

http://tugasku.netgoo.org/t24-artikel-kecerdasan-buatan

http://id.wikipedia.org/wiki/Kecerdasan_buatan

http://iswanticha.blogspot.com/2013/04/pengertian-dan-sejarah-kecerdasan.html

You might also like