You are on page 1of 6

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No.

2, (2012) ISSN: 2301-9271 1

Sizing Kompresor Natural Gas dengan


Kapasitas 15 Mmscfd, Tekanan Suction 100
Psig dan Tekanan Discharge 450 Psig
(Studi Kasus di Seng Gas, Plant EMP Bentu Ltd.)
Imamuddin Wicaksana. dan Heru Mirmanto
Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail: samir@me.its.ac.id

Abstrak—PLN Pekan Baru mendapatkan pasokan natural natural gas disalurkan secara natural flow dari sumur gas
gas sebagai bahan bakar pembangkit listrik dari sumur dengan tekanan yang cukup tinggi. Hasil simulasi reservoir
dilapangan Segat secara natural flow. Apabila gas tetap yang telah dilakukan oleh EMP Bentu Ltd menunjukkan
didistribusikan menggunakan natural flow, natrural gas tidak apabila natural gas disalurkan secara natural flow, maka
bisa didistribusikan hingga akhir periode PJBG. Hal tersebut produksi gas tidak mampu terpenuhi sampai berakhirnya
karena akan terjadi penurunan tekanan dari sumur-sumur
periode PJBG. Agar sumur-sumur gas di lapangan Segat
gas. Untuk itu perlu dilakukan sizing kompresor yang akan
ditempatkan di Seng Gas Plant. Kompresor digunakan untuk dapat bertahan lebih lama, tekanan sumur-sumur tersebut
meningkatkan tekanan gas dari sumur agar tekanan dari harus diatur lebih rendah, sehingga tekanan di Seng Gas
wellhead dapat diatur lebih rendah sehingga gas dapat Plant mencapai 100 psig.
didistribusikan hingga akhir periode PJBG. Sizing kompresor Tekanan minimal yang ditentukan dalam PJBG
dimulai dengan menghitung sifat-sifat kimia dari natural gas tidak akan terpenuhi jika tekanan natural gas di Seng Gas
yang didapatkan dari komposisi kimia gas. Perhitungan Plant hanya mencapai 100 psig. Kompresor booster
kecepatan spesifik dilakukan untuk mengetahui apakah tipe
diperlukan untuk meningkatkan tekanan gas dari 100 psig
kompresor yang dipilih sudah sesuai dengan kebutuhan. Dari
hasil perhitungan didapatkan tipe kompresor yang sesuai
menjadi 450 psig. Untuk itu perlu dilakukan sizing
adalah reciprocating dua stage, silinder double acting dengan kompresor yang akan digunakan untuk keperluan tersebut.
daya 1498.3 HP dan putaran 1200 rpm. Sizing ditujukan antara lain, untuk pemilihan tipe kompresor
yang sesuai dengan kebutuhan menggunakan perhitungan
Kata Kunci— kompresor, natural gas, dan reciprocating kecepatan spesifik berdasarkan [1], mendapatkan spesifikasi
kompresor yang akan direkomendasikan untuk digunakan di
Seng Gas Plant..
I. PENDAHULUAN

N ATURAL GAS memiliki peran penting bagi dunia


industri baik sebagai energi maupun sebagai bahan
baku produksi. Penggunaan bahan bakar minyak mulai
II. METODOLOGI PERHITUNGAN
A. Sifat-sifat Campuran Gas
dialihkan pada penggunaan natural gas, karena ketersediaan 1. Berat Molekul dan Kapasitas Panas Campuran
minyak bumi di Indonesia terus menurun dan ketersediaan Gas
natural gas di Indonesia yang masih cukup banyak. PLN Setiap jenis gas memiliki berat molekul tertentu sesuai
Teluk Lembu, Pekan Baru, Provinsi Riau adalah pembangkit dengan temperatur kerjanya. Untuk analisa secara aktual,
listrik yang menggunakan natural gas sebagai bahan bakar. berat molekul (MW) didapatkan dengan perkalian antara
PLN Teluk Lembu mendapatkan pasokan natural gas berat molekul ideal dengan fraksi molekul dari tiap jenis gas
tersebut dari Energi Mega Persada Bentu Limited (EMP yang akan dianalisa.
Bentu Ltd) sebesar 30 MMSCFD (million standard cubic = + + ⋯+ (1)
feet perday, adalah satuan debit gas pada temperatur dan
tekanan standar yaitu pada 60 F dan 14.696 psi). dimana:MWgas = berat molekul unsur komponen campuran
(kg/kgmol)
Sesuai dengan ketentuan PJBG (Perjanjian Jual
Beli Gas) dengan PLN Teluk Lembu EMP Bentu Ltd harus MWtotal= berat molekul gas total dari campuran gas
memenuhi tekanan minimal di titik serah Teluk Lembu tertentu (kg/kgmol)
sebesar 300 psig. Pasokan natural gas tersebut berasal dari y = fraksi mol dari gas
beberapa sumur di lapangan Segat, selanjutnya dikumpulkan 2. Kapasitas Panas Molar (Mcp) Campuran gas
di Seng Gas Plant untuk dilakukan proses pemisahan antara Kapasitas panas molar setiap komponen gas memiliki
air dan gas. Jarak antara sumur sumur tersebut ke Seng Gas nilai tertentu berdasarkan temperatur gas tersebut. Nilai Mcp
Plant bervariasi antara 8 hingga 15 km. Dari Seng Gas Plant dapat diperoleh dari persamaan berikut.
natural gas disalurkan menuju Teluk Lembu, Pekan Baru = + +…+ (2)
melalui pipeline (jaringan pipa yang ditanam di bawah dimana: Mcpgas = kapasitas panas molar spesifik gas pada
tanah) sepanjang 67 km. Agar tekanan gas dapat mencapai tekanan konstan (Btu/lbmol.F)
ketentuan PJBG, yaitu 300 psig di titik serah maka tekanan
Mcptotal = kapasitas panas molar spesifik total
gas di Seng Gas Plant harus mencapai 450 psig. Untuk
memenuhi kondisi tekanan tersebut maka pada saat ini dari campuran gas tertentu (Btu/lbmol.F)
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 2

3. Temperatur dan Tekanan Kritis Pr = pseudo reduced pressure


Campuran gas memiliki temperatur dan tekanan kritis Tr = pseudo reduced temperature
teoritis sesuai dengan kondisi kerjanya yang didapatkan
dengan pengalian antara temperatur dan tekanan ideal
dengan fraksi molekul dari tiap jenis gas yang dianalisa.
= + +⋯+ (3)
= + + ⋯+ (4)
dimana: Pc = tekanan pseoudo kritis (psia)
Pctotal = tekanan kritis total dari campuran gas
tertentu (psia)
Tc= temperatur pseoudo kritis (R)
Tctotal = temperatur kritis total dari campuran gas
tertentu (R)
4. Konstanta Campuran Gas (R)
Apabila fluida kerja menggunakan gas ideal maka
nilai Rideal sudah memiliki nilai tertentu. Pada perhitungan
kali ini dipergunakan gas yang terdiri dari campuran
berbagai jenis gas yang berbeda. Karena itu nilai Raktual
dipengaruhi campuran gas yang dianalisa. Gambar 1 Grafik kompresibilitas dengan mengetahui Tr dan Pr [2].
= ` (5) 8. Head Adiabatis
Melalui persamaan 11 akan didapatkan nilai head
dimana: R = konstanta gas universal, 8.314 adiabatis yang harus dihasilkan kompresor [2].
.
. .
Rgas = konstanta campuran gas ( ; ) = R ( − 1)( ) (11)
. .
5. Rasio panas spesifik
Panas spesifik atau specific heat dari setiap gas sangat dimana: Ha = head adiabatis (lbf ft/lbm)
dipengaruhi dari jenis komponen gas penyusun dan Rgas = konstanta campuran gas (ft.lbf/lb)
tempertur kerjanya. Panas spesifik ditunjukkan oleh nilai
Z = kompresibilitas
Cp, panas spesifik pada tekanan konstan dan Cv menunjukkan
panas spesifik pada volume konstan[2]. B. Analisa Dimensional dan Putaran Spesifik
= (6) Setiap mesin-mesin fluida mempunyai geometri optimal
yang membuatnya dapat beroperasi pada rentang efisiensi
dimana: k = rasio specific heat terbaiknya. Untuk kompresor, analisa dimensional
Mcp = molar heat capacity at constant pressure digunakan untuk mengetahui kecepatan putaran (rpm) mesin
(BTU/lb mol F) dengan geometri tertentu agar debit meningkat sebesar 1ft3
Mcvtotal = Mcptotal - 1.986 (molar heat capacity dan head meningkat 1 ft [1]. Gambar 2 menunjukkan nilai
at constant volume (BTU/lb mol F) rentang putaran spesifik dari masing-masing tipe kompresor.
6. Rasio Tekanan dan Temperatur .
Rasio tekanan dan temperatur kompresor dapat dihitung = (12)
dengan persamaan berikut[2]. dimana: Ns = kecepatan spesifik
= (7) N = putaran (Rpm)
dimana: Pout = Tekanan keluar kompresor (psia) Q = debit (ft3/s)
Pin = Tekanan masuk kompresor (psia) Ha = head adiabatis (lbf ft/lbm)
rp = rasio tekanan kompresor
= (8)
dimana: T1 = temperatur inlet (R)
T2 = temperatur outlet (R)
7. Faktor Kompresibilitas Campuran Gas
Campuran gas memiliki faktor kompresibilitas dan
tekanan kritis teoritis sesuai dengan kondisi kerjanya. Faktor
kompresibilitas dapat diperoleh dari pembacaan grafik
kompresibilitas dengan mengetahui Tr dan Pr yang dapat
dihitug dengan persamaan berikut.
= (9)
Gambar 2 Diagram range putaran spesifik terhadap diameter spesifik untuk
kompresor recirocating, rotary, sentrifugal, dan aksial [3]
= (10)
Nilai Ns yang diperoleh dengan persamaan 12 dicocokkan
pada grafik diatas. Dari nilai Ns tersebut dapat dilihat jenis
dimana: P = tekanan (psia) kompresor yang cocok untuk digunakan pada kondisi yang
T = temperatur (R) diinginkan.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 3

C. Tekanan Outlet Stage Dimana: Evd= Efisiensi volumetric discharge


Tekanan discharge disetiap stage diperlukan untuk Ev=efisiensi volumetric
mengestimasi brake horse power (BHP) tiap stage. Berikut rp=rasio pressure
adalah persamaan untuk menghitung tekanan keluar stage. k=rasio panas spesifik
= (2.15) f=Z2/Z1
dimana: rpstage = rasio tekanan stage Untuk menentukan bottle size kemudian tentukan faktor
Pi = tekanan keluar stage (psia) pengali dari grafik berikut:

D. Piston displacement
Pada sizing kompresor reciprocating ini, silinder yang
digunakan adalah jenis double acting. Piston displacement
adalah volume yang dihasilkan silinder berdasarkan
perpindahan piston. Volume tersebut berdasarkan satuan
ACFM (actual cubic feet per minute), dimana ACFM
dikonversikan dari SCFM (standard cubic feet per minute)
dengan persamaan berikut [4]
( )= ( ) (16)
dimana: Zs= kompresibilitas gas pada kondisi suction
Ps = tekanan gas pada kondisi suction (psia)
Zstd= kompresibilitas gas pada kondisi standar
Pstd= tekanan gas pada kondisi standar (psia) Gambar 3 Grafik volume bottle sizing [2].

Untuk silinder double acting, piston displacement


Hitung bottle volume dengan persamaan berikut:
dapat dihitung dengan persamaan dibawah ini:
( )
d = 0,86(vol) / (21)
= . . ( ) (17) Untuk mendapatkan ukuran volume bottle asumsikan
3
dimana: Pd = piston displacement (ft /menit) elliptical heads 2:1 kemudian gunakan persamaan dibawah
St = stroke (in) ini:
D = diameter bore (in) L = 2d (22)
d = diameter rod (in) Dimana: Lb=volume bottle length
Db= volume bottle diameter
E. Efisiensi Volumetrik
Volume aktual yang dihasilkan kompresor pada G. Kerja Kompresor
persamaan piston displacement sebenarnya lebih kecil. Kerja tiap stage dapat dihitung melalui perkalian head
Piston displacement harus dikalikan dengan efisiensi adiabatic dengan weight flow tiap stage [2].
volumetrik. Efisiensi volumetrik dipengaruhi oleh beberapa = .
faktor, yaitu clearance, leakage (kebocoran), dan slip yang Jika PQ= wRT, dimana w adalah berat gas, maka
terjadi pada ring piston [2].
= − 1 + ⋯+ − 1 (23)
3
dimana: Qi = debit stage (ft /s)
= 0.97 − −1 − (18) Pi = tekanan stage i (psia)
dimana: Ev = efisiensi volumetrik η = efisiensi politropis
F = Z2/Z1 ,Z= compressibility 1 untuk suction dan Wtotal = daya kompresor (lb ft/s).
2 untuk discharge Nilai efisiensi tesebut dapat diperoleh dengan pembacaan
c = persentase clearance grafik pada Gambar 4 dan tabel 1 dan 2, yaitu faktor koreksi
L = ring slip, yaitu 0.03 untuk lubricated dan 0.07 efisiensi dibawah ini. Efisiensi tersebut telah termasuk 95%
untuk non-lubricated efisiensi mekanis untuk valve velocity 33000 feet per menit
[3].
= (19)
dimana: Ev = efisiensi volumetrik
Pd = piston displacement (ft3)
F. Bottle Sizing
Elemen yang dipakai untuk mengontrol pulsation pada
kopresor recirocating ada beberapa macam seperti plain
volume bottle, volume bottle dengan baffles, bottle , dan
orifice. Efisiensi volumetrik discharge perlu dihitung untuk
menentukan ukuran bottle inlet ataupun outlet. Gunakan
persamaan berikut untuk menghitung efisiensi volumetrik
discharge [2]:
E = / .f (20)
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 4

Gaya yang terjadi karena tekanan gas dapat dihitung dengan


persamaan berikut [2]:
= =
= (25)
Dimana V adalah fungsi θ, V(θ)= Luas silinder x stroke
Volume Head end
( )= . ( (1 − )+ ) (26)

Volume crank end


( )= ( − ). ( (1 − )+ ) (27)

Beban rod kompresi


=( − ) + . (28)
Gambar 4 Grafik efisiensi siklus terhadap rasio pressure dengan valve
velocity 3000fpm, [2]
Tabel 1 Faktor pengali efisiensi untuk specific gravity [2]
rp SG
2 1.5 1.3 1 0.8 0.6
1.75 0.99 1 1 1 1.01 Gambar 6 Beban kompresi Rod [6].
1.5 0.94 0.97 1 1.02 1.04
= ( − )+ . (29)
Tabel 2 Faktor pengali efisiensi untuk rasio pressure rendah [2].
dimana: Pd = tekanan discharge (psi)
Pressure psia
rp 10 14.7 20 40 60 80 100 150
Ps = tekanan suction (psi)
3 0.99 1 1 1 1 1 1 1 Ap = luas penampang piston (in2)
2.5 0.98 0.985 0.99 0.995 1 1 1 1 Ar= luas penampang rod (in2)
2 9.96 0.965 0.97 0.98 0.99 1 1 1
1.5 0.89 0.9 0.92 0.94 0.96 0.98 0.99 1

H. Rod load
Setiap kompresor reciprocating mempunyai keterbatasan Gambar 7 Beban tarik rod [6]
terhadap beban tekanan operasi dan inersianya. Beban 3. Nett Rod load
tekanan dan inersia tersebut akan diterima secara langsung Nett Rod load adalah gaya yang terjadi pada piston rod
oleh rod, yaitu batang yang menghubungkan connecting rod yang didapatkan dari penjumlahan vektor antara gaya
dan piston seperti pada Gambar. Beban karena tekanan yang inersia dan gaya tekan gas (gas force). Nilai dari nett rod
bekerja dan inersia dari komponen reciprocating disebut load dapat diplot sebagai fungsi sudut crank sehingga dapat
rod load [4]. diketahui beban maksimum yang terjadi pada piston rod
berdasarkan posisi sudut crank Gaya total yang dialami
oleh rod adalah jumlah dari gaya dari tekanan gas dan gaya
inersia
= ± (30)
Gambar 5 Skema piston displacement [5].
III. HASIL PERHITUNGAN
Gaya inersia terjadi karena adanya massa dari part
reciprocating yang bergerak dengan percepatan tertentu. A. Parameter Perhitungan
Arah dari gaya inersia ini selalu berlawanan dari arah gerak Parameter yang diperlukan untuk sizing kompresor adalah
piston. Untuk mengetahui besar gaya inersia harus diketahui sebagai berikut:
terlebih dahulu percepatan dari piston dimana percepatan  kapasitas (Q) = 15 MMSCFD
piston berubah sesuai dengan sudut crank. Percepatan dari  temperatur suction (Tin) = 100 ◦F
piston dapat diperoleh dengan menurunkan persamaan  tekanan suction (Pin) = 100 psig,
perpindahan piston dari skema di Gambar 5. Gaya Inersia  tekanan discharge (Pout) = 450 psig
didapatkan dengan persamaan berikut [5].  putaran (N) = 1200 rpm
= = + (24) B. Perhitungan Sifat-sifat Gas
dimana: l = panjang connecting rod (in) Properties gas pada tabel berikut dihitung berdasarkan
kompoisi kimia hasil uji lab pada 24 januari 2014. Nilai
r = jari-jari crank (in)
MW, Mcp,Tc, dan Pc diambil berdasarkan [6].
ω = kecepatan sudut crank (rad/s) Tabel 3 Komposisi kimia natural gas dan berat molekul
θ = sudut crank Komponen y (fraksi mol) MW y,MW
m = masa part reciprocating (lb)
Carbon Dioxide 0,00232 44,01 0,1021032
2. Gas Pressure Load
Gambar 6 dan 7 menunjukkan bagaimana beban Nitrogen 0,0073 28,0134 0,20449782
tarik dan kompresi terjadi dalam silinder double acting. Methane 0,9879 16,043 15,8488797
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 5

Pout 230,86 psia 464,696 psia


Ethane 0,00182 30,07 0,0547274
Zout 0,9876 0,98799
Propane 0,00046 44,097 0,02028462
i Butane 0,00009 58,123 0,00523107
(Target) 15 MMSCFD 1323.05 ACFM 630.08 ACFM
Q dihasilkan (ACFM) 1442,25 862,94
n – Butane 0,00006 58,123 0,00348738
D bore (silinder) 12 in 9,125 in
i – Pentane 0,00002 72,15 0,001443
Ev 84,645% 88,45%
n – Pentane 0,00001 72,15 0,0007215
W 679,7 HP 818,6 HP
Hexane 0,00002 86,177 0,00172354
db 24,9 20,3
TOTAL 1 total MW 16,24309923 49,8 40,6
lb
Tabel 4 Perhitungan molar heat capacity, temperatur, dan tekanan kritis Power total yang dibutuhkan adalah 1498.3 HP. yang
dikeluarkan driver pada kondisi operasi tidak boleh melebihi
Mcp y,Mcp Tc (R) y,Tc (R) Pc (psi) y,Pc (psi)
90% dari kapasitas maksimal yang dimiliki oleh driver.
6,96 0,016147 547,9 1,27112 1071,17 2,4851144 Dengan mempertimbangan hal-hal tersebut maka digunakan
9 0,0657 227,587 1,66138 493,012 3,5989905 driver Gas Engine Waukesha L70441GSI dengan kapasitas
power maksimal 1680 HP dan putaran 1200 rpm.
8,65 8,545335 343,37 339,215 667,8 659,71962
12,95 0,023569 550,09 1,00116 707,8 1,288196 E. Perhitungan Rod load
18,17 0,008358 666,01 0,30636 616,3 0,283498
Tekanan fungsi sudut crank yang terjadi dalam silinder
pada setiap stage dapat dilihat pada Gambar 8.a dan
23,95 0,002155 755,6 0,06800 583 0,05247 Gambar 8.b. Pada silinder head end (HE) langkah 1 adalah
24,08 0,001444 765,65 0,04593 550,7 0,033042 langkah ekspansi sedangkan pada bagian crank end (CE)
29,42 0,000588 836,93 0,01673 590 0,0118 terjadi langkah kompresi. Langkah 2 menunjukkan langkah
hisap pada bagian HE dan discharge pada bagian CE.
29,71 0,000297 845,7 0,00845 488,6 0,004886
Langkah 3 menunjukkan langkah kompresi pada bagian HE
35,37 0,000707 913,7 0,01827 436,9 0,008738 dan ekspansi pada bagian CE. Langkah 4 menunjukkan
Mcptotal 8,664302 Tctotal 343,612 Pctotal 667,48635 langkah discharge pada bagian HE dan langkah hisap pada
Dari hasil tabel perhitungan komposisi kimia diatas bagian CE. Distribusi tekanan tersebut digunakan untuk
didapatkan properties gas sebagai berikut. mengetahui gaya akibat tekanan gas didalam silinder.
 Rgas = 9,18 ft lbf / lb R
 k =1,297
 Z (kondisi standar) =0,9983
 Zs (kondisi suction) =0,9893
C. Putaran Spesifik
Kompresor mempunyai rasio pressure total 4.05.
Berdasarkan [7] bila rasio pressure lebih besar dari 4
gunakan 2 stage kompresi untuk mendapatkan kerja
kompresor yang lebih kecil dengan tambahan intercooler.
Nilai putaran spesifik dihitung berdasarkan head setiap stage
dan kapasitas pada satu silinder pada kondisi aktual (kondisi
suction tiap stage).
 rp-total =4.05
 rp-stage = 2.013 Gambar 8.a Grafik distribusi tekanan silinder terhadap sudut crank stage 1
 Ha = 40009.1 ft lbf/lb
 Q = 11.025 ft3/s
 Ns = 1.41
lihat kembali Gambar 2, nilai Ns tersebut masuk di dalam
range kompresor reciprocating.
D. Perhitungan Silinder Stage dan Daya Kompresor
Perhitungan silinder stage harus didasarkan pada ukuran
frame kompresor yang digunakan. Kali ini frame yang
dipilih adalah JGK/4 Ariel berdasarkan [8]. Frame JGK/4
memiliki stroke 5,5 in, dan diameter piston rod 2 in. Hasil
perhitungan silindeer stage dapat dilihat sebagai berikut.
Tabel 5 Hasil perhitungan silinder stage 1 dan 2
Stage 1 Stage 2

Tin 100 F 120 F Gambar 8.b Grafik distribusi tekanan silinder terhadap sudut crank stage 2
Pin 114,696 psia 230,86 psia Berat komponen reciprocating pada Tabel 6 diperlukan
Zin 0,9893 0,9626 untuk mendapatkan nilai gaya inersia yang terjadi sehingga
didapat Gambar 9.a dan Gambar 9.b. Perhitungan ini akan
Tout 197,4 F 220,87 F
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 6

menghasilkan nilai rod load yang dialami komponen 1. Nilai putaran spesifik (Ns) didapat 1,41 dimana pada
reciprocating akibat kondisi operasi yang dijalankan. Nilai nilai tersebut merupakan range dari kompresor
nett force yang didapat pada setiap stage dapat dilihat pada reciprocating.
Gambar 10 dan Gambar 11, kemudian dapat dicocokkan 2. Dari hasil perhitungan didapatkan spesifikasi dan
dengan rod load maksimum yang diijinkan berdasarkan performance dari kompresor reciprocating adalah
[8]. sebagai berikut.
Tabel 7 Spesifikasi kompresor hasil perhitungan
Tabel 6 Berat komponen reciprocating [8]. Spesifikasi
Berat Piston Rod (lb) Berat Crosshead (lb) Total Frame : JGK/4
Stage 1 212,20 76,4 288,6 Stroke 5,5 in
Stage 2 157,8 76,4 234,2 Diameter rod 2 in
Connecting rod (center 13,75 in
distance) 2,75 in
Radius crank 5,625 in
Stage 1:
D silinder 12 in
Valve Plate valve (CT 148)
Q(ACFM) 1442,25
Ev 84,64%
Power 679,7 HP
Stage 2:
D silinder 9,125 in
Valve Plate valve (CT 102)
Q (ACFM) 862,94
Ev 88,45%
Gambar 9.a Rodload stage 1
Power 818,6 HP
Total Power 1498.3 HP
Driver :
Gas Engine Waukesha L70441
1680 HP 1200 rpm
GSI
3. Dari perhitungan rod load dihasilkan gaya maksimal,
dan minimal yang bekerja pada piston rod berikut:

Tabel 8 Hasil perhitungan rod load


Frod maksimal (Fp) θ Beban
Stage 1 28985,82 lb 231 Kompresi
Stage 2 29092,6 lb 281 Kompresi
Tabel 9 Hasil perhitungan rod load
Frod minimal (Fp) θ Beban
Stage 1 -23638,4 lb 21 Tarik
Gambar 9.b Rod load stage 2
Stage 2 -15592,4 lb 43 Tarik
Pada stage 1 nett force bernilai maksimal yaitu 28985.82
lb pada sudut 231 dimana yang terjadi adalah beban
kompresi pada komponen reciprocating. Nett force minimal
yaitu -23638,4 lb pada sudut 21 dimana yang terjadi adalah UCAPAN TERIMA KASIH
beban tarik pada komponen reciprocating. Pada stage 2 nett
Penulis I.W. mengucapkan terimakasih kepada PT. Energi
force bernilai maksimal yaitu 29092,6 lb pada sudut 281
dimana yang terjadi adalah beban kompresi pada komponen Mega Persada yang telah memberikan kesempatan kepada
reciprocating. Nett force minimal yaitu -15592,4 lb pada kami untuk menyelesaikan studi kasus ini.
sudut 43 dimana yang terjadi adalah beban tarik pada
komponen reciprocating. DAFTAR PUSTAKA
Berdasarkan referensi [8] beban kompresi maksimal yang
[1] Robison, David dan Beaty, J. Peter. 1990. Compressor Type,
diijinkan adalah 40000 lb sedangkan beban tarik maksimal Classification, and Application.
yang diijinkan adalah 37000 lb. Hal inin menunjukkan [2] Brown, Royce N. 1997. Compressor Selection and Sizing. Houston:
bahwa pengoperasian kompresor belum melebihi beban Gulf Publishing Company, 2nd edition
yang diijinkan, sehingga kompresor dapat dioperasikan [3] Khan, M. O. 1984. Basic Practice in Compressor Selection.
International Compressor engineering Conference. Paper 509.
dengan kondisi operasi tersebut.
[4] Bloch, Heinz P. dan Hoefner, John J. 1996. Reciprocating
Compressor: Operation and Maintenance. Houston: Gulf Publishing
IV. KESIMPULAN/RINGKASAN Company.
[5] Khurmi, R.S. 2008. A Textbook Theory of Machine. New Delhi.
Kesimpulan yang dapat diambil dari perhitungan sizing Eurasia Publishing House (PVT) LTD.
yang dilakukan yaitu, kompresor yang dapat memenuhi [6] GPSA. 2004. Engineering Data Book. Oklahoma: Gas Processor and
kebutuhan di Seng Gas Plant memiliki spesifikasi sebagai Suplier Association.
berikut: [7] Sularso dan Tahara, Haruo. 1983. Pompa dan Kompresor. Jakarta. PT.
Pradnya Paramita
[8] Ariel Corporation. 2014. Ariel Performance Software,
<URL:http://www.arielcorp.com/products/selesction_guideline/perfor
mance_program.aspx?id=525>

You might also like