Professional Documents
Culture Documents
Email : Adebio12@gmail.com
Prinsip kerja :
Membentuk cetakan DNA secara berulang kali dengan
menggunakan prosedur dan waktu tertentu. PCR menggunakan
tehnik amplifikasi (perbanyakan) secara spesifik pada suatu
segmen DNA secara in vitro dengan menggunakan DNA
polymerase, cetakan, DNA genom, dan primer oligonukleotida
yang akan menempel pada segmen yang akan diamplifikasi.
Proses PCR ada tiga tahapan yaitu Denaturasi, Anneling dan
Ekstansi.
Fungsi :
- Amplifikasi urutan nukleotida
- Menentukan kondisi urutan nukleotida dari suatu DNA yang
mengalami mutasi
2 Elektroforesis
Prinsip kerja :
Berdasarkan pergerakan partikel-partikel bermuatan negatif
dalam hal ini DNA yang bergerak menuju kutub positif sedangkan
partikel-partikel bermuatan positif akan bergerak menuju kutub
negatif.
Fungsi :
Untuk mengukur laju perpindahan atau pergerakan partikel-
pertikel bermuatan dalam suatu medan listrik
3 Gel Document
Prinsip kerja :
Memvisualisasi gel dengan menggunakan UV transluminator dan
didokumentasikan menggunakan computer yang terhubung
dengan alat atau dengan menggunakan kamera.
Fungsi :
Untuk mendokumentasikan hasil elektroforesis
4 Sentrifugator
Prinsip kerja :
Didasarkan pada pemisahan molekuler dari sel atau organel
subseluler. Sentrifugator dapat dibedakan berdasarkan ukuran,
kapasitas, dan kecepatan. Clinical centrifuge digunakan untuk
separasi serum dan urinalisa.
Fungsi :
Untuk memutar sampel dengan kecepatan tinggi yang berukuran
molekuler sehingga molekul DNA yang berukuran lebih besar
akan mengendap dibawah.
5 Mikropipet
Prinsip kerja :
Mikropipet terdiri dari ukuran 20 µl, 100 µl, 1000 µl. gunakan tip
yang baru untuk setiap sampel yang berbeda untuk menghindari
kontaminasi.
Fungsi :
Untuk mengambil cairan yang ukurannya sangat kecil( dalam
ukuran mikro) dalam hal ini mengambil sampel DNA
6 Spektrofotometer
Prinsip kerja :
Berdasarkan panjang gelombang untuk mengukur kuantitas dan
kemurnian DNA baik rantai tunggal maupun rantai ganda.
Fungsi :
Untuk mengukur kuantitas dan kemurnian DNA
Berdasarkan pada penjelasan prinsip kerja dan fungsi alat biologi molekuler diatas
Teknik Elektroforesis mempergunakan medium yang terbuat dari gel. Perpindahan partikel pada
medium gel tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti ukuran partikel, komposisi dan
konsentrasi gel, densitas muatan, kuat medan listrik dan sebagainya. Semakin kecil partikel
tesebut, maka pergerakan atau migrasinya akan semakin cepat, karena matriks gel mengandung
jaringan kompleks berupa pori-pori sehingga partikel-partikel tersebut dapat bergerak melalui
matriks tersebut (John, 2011).
Asam nukleat laju migrasinya berbanding terbalik dengan ukuran molekulnya. Molekul
DNA bermuatan negatif sehingga di dalam medan listrik akan bermigrasi melalui matriks gel
menuju kutub positif. Semakin besar ukuran molekulnya, semakin rendah laju migrasinya.
Semakin tinggi konsentrasi media semakin lambat kecepatan DNA, sedangkan jika arus dinaikan
maka semakin cepat pergerakan DNA (Martin, 1996). Spektrofotometri sinar UV digunakan untuk
mengukur tingkat kemurnian DNA hasil isolasi. Penentuan panjang gelombang maksimum perlu
dilakukan untuk mengetahui dimana terjadi absorpsi maksimum dan untuk meningkatkan proses
absorpsi larutan terhadap sinar (David, 2009).
Panjang gelombang yang digunakan untuk mengetahui kandungan DNA/RNA
menggunakan spektrofotometri UV adalah 260 nm, sedangkan untuk mengetahui kandungan
protein menggunakan spektrofotometri UV dengan panjang gelombang 280 nm. Reaksi rantai
polymerase (PCR) merupakan teknik ilmiah dalam biologi molekuler untuk memperkuat satu atau
beberapa salinan potongan DNA dan dapat menghasilkan ribuan sampai jutaan salinan urutan
DNA tertentu (John, 2011).PCR sekarang menjadi teknik umum dan sering diperlukan dalam
laboratorium penelitian medis atau biologi untuk berbagai aplikasi, termasuk cloning untuk
sekuensing DNA, filogeni DNA, analisis fungsional gen, diagnosis dan deteksi penyakit menular
(David, 2009).
Mikropipet untuk mengambil dan menghomogenkan sampel DNA dan loading dye.
Penggunaan pipet gelas seperti pipet ukur dan pipet gondok tidak mempunyai akurasi yang tinggi
untuk volume kurang dari 1 ml. Sehingga pada pemindahan cairan dengan volume kecil kurang
dari 1000 microliter, orang cenderung menggunakan mikropipet, biasa juga disebut dengan pipet
otomatis. Pipet otomatis ini mempunyai akuraritas dan presisi yang lebih baik dari pada pipet
gelas. Setiap pipet dapat diset berapapun volumenya selama dalam range volume pipet. Mikropipet
dapat dibedakan menjadi singel, channel, multichannel serta adjustable dan fix. Ada
beberapa macam merek mikropipet yang beredar dipasaran seperti Gilson, Pipetman, dan lain-lain
(Khopkar, 1990).
UV transiluminator untuk visualisasi pewarnaan DNA didalam gel agarosa. UV
Transilluminators digunakan untuk men-visual-kan DNA setelah di loading atau running dalam
DNA elektroforesis. Polymerase chain reaction (PCR) adalah sebuah teknologi laboratorium yang
utama dalam biologi mokuler. PCR mempunyai derajat spesifisitas dan sensitivitas yang cukup
tinggi. Dengan teknik PCR ini, dalam hitungan menit kita bisa menghasilkan jutaan copy DNA.
Spektrofotometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur absorbansi dengan cara
melewatkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu pada suatu obyek kaca atau kuarsa yang
disebut kuvet. Sebagian dari cahaya tersebut akan diserap dan sisanya akan dilewatkan. Nilai
absorbansi dari cahaya yang dilewatkan akan sebanding dengan konsentrasi larutan di dalam
kuvet.
V. Kesimpulan
Alat-alat praktikum biologi molekuler adalah Thermocycler (PCR machine), Elektroforesis
horisontal, Elektroforesis vertical, Gel document, Mikropipet, Sentrifuge, Spektrofotometer dan
Transluminator UV. Alat-alat tersebut merupakan alat utama yang digunakan dalam bidang
molekuler.
DAFTAR PUSTAKA
Cheesbrough, Monica. 2005. District Laboratory Practice in Tropical Countries, ed.vol.2. Cambridge:
Cambridge University Press, halaman 120-140
David G. Watson. 2009. Analisis Farmasi. EGC. Jakarta
John dan Rachmawati. 2011. Chemistry 3A. Erlangga. Jakarta
Khopkar, S. M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. UI-Press. Jakarta
Lodish et al. 1995. Molecular Cell Biology. Scientific American Books. New York
Martin, R. 1996. Gel electrophoresis: nucleid acids. Bios scientific Publisher, Oxford
Stansfield, W.D., Colome, J.S., Cano, R.J. 2006. Scaum’s easy outline Biologi Molekuler dan
Sel. Jakarta: Erlangga. Hal: 82-86
Diposkan oleh Ade Puji Setyawati di 02.47
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Poskan Komentar
Mengenai Saya
Arsip Blog
▼ 2014 (9)
o ▼ November (9)
LAPORAN EKOLOGI TERESTRIAL
ISOLASI DNA KROMOSOMAL BAKTERI DAN ISOLASI DNA
PLA...
LAPORAN PENGENALAN ALAT-ALAT BIOLOGI MOLEKULER
LAPORAN PERSIAPAN DAN PEMBUATAN BAHAN BIOLOGI
MOLE...
HASRAT MENGUBAH DUNIA
TANAH DAN DEKOMPOSISI
ISOLASI DNA TANAMAN
SUKSESI
Struktur Vegetasi dan Komposisi Jenis Hewan di Sit...
Template PT Keren Sekali. Gambar template oleh dfli. Diberdayakan oleh Blogger.
http://adepujisetyawati.blogspot.co.id/2014/11/laporan-pengenalan-alat-alat-biologi.html