You are on page 1of 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Massa jenis atau kerapatan (p) didefinisikan sebagai perbandingan
antara massa zat dan volumenya, satuannya adalah kg/m3. Nilai massa jenis
suatu zat hanya tergantung pada jenis zat, tidak tergantung pada massa atau
volume zat. Dengan kata lain, nilai massa jenis suatu zat adalah tetap. Setiap
zat memiliki massa jenis yang berbeda. Oleh karena itu, kita dapat
menganalisis massa jenis untuk mengetahui suatu jenis zat tersebut.
Berdasarkan wujudnya, zat dapat dibedakan menjadi tiga macam,
yaitu zat padat, zat cair, dan gas. Untuk menentukan massa jenis suatu zat
perlu dilakukan analisis pada zat yang terkait.
Ketika kita menganalisis sebuah benda yang diletakkan didalam air
terasa lebih ringan dibandingkan dengan beratnya ketika di udara. Namun
pada kenyataannya, jika benda dicelupkan dalam zat cair, sesungguhnya
berat benda itu tidak berkurang. Gaya tarik bumi atau gaya gravitasi pada
benda itu besarnya tetap. Akan tetapi zat cair mengadakan sebuah gaya yang
arahnya keatas kepada setiap benda yang tercelup didalamnya. Ini
menyebabkan berat benda seakan-akan berkurang. Hal ini sesuai dengan
bunyi hukum Archimedes yaitu suatu benda yang dicelupkan sebagian atau
seluruhnya kedalam zat cair akan mengalami gaya keatas yang besanya
sama dengan berat zat cair yang dipindahkan olah benda tersebut (Halliday
dan Resnick, 1978).
Oleh karena hal tersebut, untuk mengetahui hubungan antara berat
benda, gaya angkat keatas, dan massa jenis zat dan menyempurnakan telaah
yang dilakukan oleh beberapa ahli fisikawan tentang massa jenis suatu zat
maka dilakukanlah praktikum ini.
1.2 Tujuan
Tujuan dari peraktikum densitas massa ini adalah:
1. Untuk menentukan kerapatan (p) benda dengan mengukur maassa dan
volumenya
2. Untuk menyelidiki hubungan gaya keatas dengan berat zat cair yang
dipindahkan
3. Untuk menyelidiki perbedaan berat benda di udara dengan didalam fluida
4. Untuk membandingkan hasil pengukuran massa jenis zat
BAB II

DASAR TEORI

2.1 Massa Jenis


Massa jenis merupakan nilai yang menunjukkan besarnya
perbandingan antara massa benda dengan volume benda tersebut, massa jenis
suatu benda bersifat tetap artinya jika ukuran dan bentuk benda diubah massa
jenis benda tidak berubah. misalnya ukurannya diperbesar sehingga baik massa
benda maupun volume benda makin besar. Walaupun kedua besaran yang
menunjukan ukuran benda tersebut makin besar tetapi massa jenisnya tetap, hal
ini disebabkan oleh kenaikan massa benda atau sebaliknya kenaikan volume
benda diikuti secara linier dengan kenaikan volume benda atau massa benda
(Kanginan, 2002).
Massa jenis atau rapat jenis suatu zat adalah massa tiap satuan
volume atau dapat dirumuskan:

p = m/v
dengan :
p = massa jenis (kg/m3)
m= massa zat (kg)
v= volume (m3)
Keadaan tanpa zat cair

∑𝐹 = 0 … (2)

𝑇1 = 𝑀𝑔 … (3)
Keadaan dengan zat cair

∑𝐹 = 0 … (4)

𝐵 + 𝑇2 = 𝑀𝑔 … (5)
𝐵 = 𝑀𝑔 − 𝑇2 = 𝑇1 − 𝑇2 … (6)
Besar B adalah gaya Buoyant yang merupakan besar gaya reaksi zat
cair. Karena 𝑇1 dan 𝑇2 masing-masing dihitung dengan menggunakan neraca
teknis, maka variable yang terukur adalah massa, sehingga besar massa zat cair
dapat ditentukan dari
𝐵
= 𝑀𝑧𝑎𝑡 𝑐𝑎𝑖𝑟 = 𝑀𝑇1 − 𝑀𝑇2 … (7)
𝑔
(Putra, V.G.V dan Purnomosari E., 2015)
Satuan Sistem Internasional untuk massa jenis adalah kilogram per
meter kubik (kg/m3). Untuk sistem sentimeter, gram dan sekon, satuan massa
jenis dinyatakan dalam gram per sentimeter kubik (g/cm3).
Berikut ini merupakanliterturmassa jenis beberapa zat.
Tabel-1. Literatur Massa Jenis Zat Cair
Zat Cair Massa Jenis gr/cm3
Air Murni 1,00 x 103
Air Laut 1,03 x 103
Alkohol 0,80 x 103

Massa jenis fluida dapat tergantung dari banyak faktor seperti


temperature fluida dan tekanan yang mempengaruhi fluida. Satuan massa jenis
dalam CGS adalah gram per centimeter kubik (g/cm3). Satuan SI massa jenis
adalah kilogram per meter kubik (kg/m3).

2.2 Hukum Archimedes


Hukum Archimedes adalah suatu benda yang dicelupkan sebagian atau
seluruhnya kedalam zat cair akan mengalami gaya keatas yang besanya sama
dengan berat zat cair yng dipindahkan olah benda tersebut (Halliday dan
Resnick, 1978). Ketika suatu benda dimasukkan kedalam air, ternyata beratnya
seolah-olah berkurang. Hal ini terlihat dari penunjukkan neraca pegas yang lebih
kecil. Peristiwa ini terjadi karena disebabkan oleh suatu gaya yang arahnya
berlawanan dengan arah berat benda. Apabila suatu benda dimasukkan kedalam
zat cair, maka benda tersebut akan mengalami gaya apung.
Ketika benda ditimbang sambil dicelupkan kedalam zat cair, ternyata
berat benda itu berkurang dibanding ketika ditimbang di udara. Sesungguhnya
benda yang dicelupkan kedalam zat cair tidak berkurang beratnya. Gaya berat
benda itu sebenarnya tetap, tetapi pada saat dicelupkan kedalam zat cair, ada
gaya keatas yang dikerjakan zat cair terhadap benda, sehingga berat benda
seolah-olah berkurang (Giancoli, 2001).
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Alat Dan Bahan

1. Jangka Sorong
2. Mikrometer Sekrup
3. Neraca Teknis
4. Gelas ukur
5. Air
6. 3 Balok padat dengan berat berbeda (silver, emas,
7. perunggu)
3.2 Cara Kerja
1. Dihitung panjang, lebar, dan tinggi balok padat sekali
pengukuran kemudian dihitung volume lempengan dengan
menggunakan jangka sorong
2. Diukur massa batang padat dengan menggunakan necara
teknis
3. Dihitung massa gelas dengan menggunakan neraca teknis
4. Gelas ukur diisi dengan air sebanyak 45 ml
5. Balok padat dimasukkan pada gelas ukur yang berisi air
6. Massa balok padat yang dimasukkan di gelas ukur
yang berisi air diukur dengan neraca teknis
7. Gelas ukur ukuran 100 ml diukur setelah ada zat cair.
8. Tinggi zat cair dalam gelas ukur diukur. Ukur jari-jari gelas ukur 100
ml.
9. Massa kenaikan zat cair diukur dan densitasnya dihitung
menggunakan rumus densitas p = m/v
10. Percobaan zat cair dilakukan pada variabel lain
Untuk menganalisis data digunakan dua metode, yaitu :
 Pengukuran secara langsung (secara mekanik)
Pada pengukuran secara langsung, berlaku
Hukum Archimmides, yang berbuyi:
“ setiap benda yang tercelup sebagian atau
seluruhnya ke dalam fluida, akan mendapat gaya ke atas
sebesar beratfluida yang dipindahkan oleh benda itu.”
Volume benda padat dapat ditentukan dengan
mengurangi massa benda diudara dengan massa benda
didalam air, dan massa jenis dapat ditentukan dari volume
dan massa zat padat tersebut.
V = Mu – Ma
Dengan :
Mu = Massa udara
Ma = Massa air
Jika massa dan volume dapat diketahui dengan cara
menimbang zat itu dengan timbangan atau neraca teknis
sehingga besaran massa dapat diukur langsung dengan alat
ukurnya. Untuk mengukur langsung volume zat padat dapat
dilakukan dengan memasukkan zat padat itu kedalam ge;as
ukur yang berisi zat cair. Apabila zat padat itu tengggelam
seluruhnya, maka perubahan menunjukkan volume itu dari
zat padat tersebut.
 Pengukuran secara tidak langsung (secara mekanik).
Pengukuran secara mekanik digunakan untuk
mengukur volume zat padat yang teratur bentuknya
(kontinu) dapat dilakukan dengan mengukur perubah
(variabel) yang membangunnya.
Volume balok dapat juga dilakukan dengan cara
mengukur panjang lebar dan tinggi dari balok itu sehingga:

Vbalok = p x l x t
Dengan:
P = panjang balok
L = lebar balok
T = tinggi balok
DATA PRAKTIKUM

Praktikum yang telah dilaksanakan memperoleh hasil sebagai berikut :


Pengukuran panjang, lebar, dan tinggi balok dengan menggunakan jangka sorong.

JENIS
NO P ± ∆P (cm) l±∆l (cm) t ± ∆t (cm)
BALOK
1. SILVER (3,8±0,005) (1,9±0,005) (0,64 ±0,005)
2. EMAS (3,54±0,005) (1,69±0,005) (1,69 ± 0,005)
3. PERUNGGU (3,35±0,005) (1,01±0,005) (1.01±0,005)

Pengukuran pada gelas ukur.


 Volume awal air = 45 ml
 Tinggi awal air = 2,73 cm
 Diameter gelas ukur = 4,7 cm
 Massa gelas ukur = 47,55 gram

Kenaikan tinggi air setelah dimasukkan balok.


NO JENIS BALOK t±∆t (cm)
1. SILVER (3,02±0,005)
2. EMAS (3,12±0,005)
3. PERUNGGU (3,22±0,005)
DAFTAR PUSTAKA

Alonso, Marcello Edward J. Finn.1990. Dasar-Dasar Fisika Universitas.


Jakarta : Erlangga
Halliday,David Robert Resnick. 1985. Fisika. Jakarta: Erlangga
Suhada, Resa Taruna. 2009. Modul Fisika Dasar Universitas . Jakarta: Mercu
Buana
Tippler, Paul A. 1991. Fisika untuk Sains dan Teknik. Jakarta: Erlangga
Putra, V.G.V dan Purnomosari, E. Pengantar Eksperimen Fisika (untuk SMA/S1), CV.
Mulia Jaya, Yogyakarta, 2015.

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR


MODUL 1
DENSITAS MASSA

Nama : Allyarisna Novia R


NPM : 18020014
Kelompok :1
Dosen : Yusi S.S, S.Si., M.T.

POLITEKNIK STTT BANDUNG


KIMIA TEKSTIL
2018/2019

ABSTRAK
Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu berhubungan dengan berbagai macam
benda yang selalu kita gunakan untuk menunjang segala aktivitas kita. Setiap benda itu
memiliki massa jenis yang berbeda antara satu dan yang lainnya. Massa jenis merupakan
nilai yang menunjukkan besarnya perbandingan antara massa benda dengan volume benda
tersebut, massa jenis suatu benda bersifat tetap artinya jika ukuran dan bentuk benda diubah
massa jenis benda tidak berubah. misalnya ukurannya diperbesar sehingga baik massa
benda maupun volume benda makin besar. Walaupun kedua besaran yang menunjukan
ukuran benda tersebut makin besar tetapi massa jenisnya tetap, hal ini disebabkan oleh
kenaikan massa benda atau sebaliknya kenaikan volume benda diikuti secara linier dengan
kenaikan volume benda atau massa benda.
Pada eksperimen ini, akan dilakukan sebuah metode untuk menentukan densitas
massa jenis larutan yaitu dengan menggunakan air murni. Terdapat tiga jenis benda padat
yang digunakan sebagai pembanding, yaitu batang silver, emas , dan perak yang memiliki
perbedaan pada ukuran dan massa.
Eksperimen yang dilakukan bertujuan untuk membuktikan densitas massa dengan
menggunakan neraca teknis dan alat alat pengukur panjang juga pengukur massa,
mengetahui cara mengukur massa benda, panjang benda, dan juga membandingkan
panjang-panjang dengan memerhatikan teori ralat.
Kata kunci : Massa jenis, massa, ukuran, zat

You might also like