You are on page 1of 3

Greetings!

Melalui post ini saya ingin menjelaskan tentang salah satu Eco-Lifestyle yang namanya
sudah tidak asing lagi, yakni 3R (Reduce-Reuse-Recycle) sebagai tugas #2 dari Semud (Sekolah Ijo
Muda) U-GREEN ITB.

Indonesia berurusan dengan 65 juta ton sampah setiap tahunnya, dan sampah plastik memakan
porsi yang sangat banyak dari jumlah tersebut. Kita memakai kantong plastik, kotak makan dari
styrofoam, dan botol plastik sekali lalu membuangnya. Padahal, dibutuhkan waktu ratusan tahun
bagi plastik untuk terurai kecuali dengan cara dibakar, namun membakar sampah bukanlah solusi
yang tepat karena menghasilkan gas berbahaya. Mungkin kalian juga pernah membaca mengenai
microplastic yang mencemari air sungai dan laut serta meracuni makhluk didalamnya. Maka dari itu,
kita harus memiliki inisiatif sendiri untuk meminimalisir tertumpuknya sampah yang, sebenarnya,
bisa kita mulai dengan kebiasaan-kebiasaan yang mudah. Oiya tidak hanya sampah, 3R juga bisa
diaplikasikan terhadap penggunaan energi juga

1. Reduce

Pendeknya, semakin sedikit sampah yang harus kita buang, semakin sedikit juga yang harus kita
pakai ulang (Reduce) atau daur ulang (Recycle) kan? Tidak sulit juga untuk mengurangi sampah dan
kebanyakan dari kita juga sudah melakukannya, contohnya dengan membawa botol minum refillable
dibandingkan membeli air dalam kemasan. Contoh lainnya:

 Bawa tas belanja sendiri


 Hindari membeli produk yang menghasilkan banyak sampah (ada aluminium
foil, kertas, atau plastik lagi didalamnya)
 Gunakan produk yang dapat diisi ulang (refill). Misalnya alat tulis yang bisa diisi
ulang kembali).
 Maksimumkan penggunaan alat-alat penyimpan elektronik yang dapat dihapus
dan ditulis kembali.
 Gunakan kedua sisi kertas untuk penulisan dan fotokopi.
 Hindari membeli dan memakai barang-barang yang kurang perlu.

- Matikan TV ketika tidak di tonton, ac setelah tidak digunakan dan ketika pagi
datang, matikan lampu dan nyalakan seperlunya.

- Gunakan air seperlunya.

- Makan di tempat instead of takeaway

2. Reuse
Reuse disini maksudnya adalah memaksimalkan siklus pakai suatu barang sehingga
ketika harus dibuang, alasannya bukan karena sudah tidak butuh, melainkan sudah
benar-benar rusak atau tidak bisa difungsikan lagi. Langsung ke contoh praktisnya
saja ya:

- Menggunakan kertas bekas brosur/undangan/dsb. sebagai coret-coretan kalkulus

- Mengumpulkan koran atau kardus bekas untuk membungkus paket atau dijual saja

- Mendonasikan baju bekas yang masih layak pakai

- Memakai sikat gigi bekas untuk membersihkan barang lain

3. Recycle

Selanjutnya adalah Recycle, yaitu mendaur ulang benda atau material yang sudah
tidak dipakai menjadi benda baru. Modalnya hanya waktu luang untuk berkreasi dan
cari-cari ide di Pinterest (atau penjahit langganan). Hasilnya, sampah kardus atau
kotak bekas minuman bisa kita ubah jadi dekorasi dinding / handphone stand, dan
jeans yang sudah kekecilan bisa kita ubah jadi tas, contohnya. Membuat kertas daur
ulang juga bisa jadi aktivitas yang seru waktu weekend. Atau kalau memang tidak
sempat, dukunglah UKM yang membuat kerajinan atau benda pakai dari material-
material bekas & sustainable dengan membeli produk mereka.

Sebagai info nih, tidak hanya wadah makan dan minum, banyak juga olshop
yang menjual produk ramah lingkungan seperti sedotan stainless steel,
reusable cotton pad & sanitary napkin, grocery bag, dan banyak lagi. Ini
beberapa akun Instagram /e-commerce yang keren banget:

@bumijo.id , @cleanomic , @earthloka , @hijau_id , dan


@zerowaste.id_official

Ayo kita perbaiki kesadaran demi bumi yang hijau dan lestari!
Banyak orang membuang sampah

sungai untuk memunguti sampah kantong plastik, kotak makan dari stereofoam, dan botol
plastik.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Krisis Sampah Plastik Ancam Indonesia,
Seberapa Parahkah Kondisinya?", https://sains.kompas.com/read/2018/04/23/190600123/krisis-
sampah-plastik-ancam-indonesia-seberapa-parahkah-kondisinya-.
Penulis : Michael Hangga Wismabrata
Editor : Shierine Wangsa Wibawa

Sekarang, “Buanglah sampah pada tempatnya” sebenarnya sudah ketinggalan zaman. Be

ini, di Indonesia Banyak dari kita yang sudah ada di jalan yang benar dengn amenggunakan

You might also like