Professional Documents
Culture Documents
Nah kali ini kita akan membahas seluk beluk tentang si mawar
ini, ehhh maaf maksudnya voltmeter hehehehe, silahkan anda
baca dengan baik baik yah:
Pengertian voltmeter
2. Voltmeter digital
Bagian-bagian voltmeter
Fungsi Voltmeter
Salam para Electrical Engineer yang setia membaca artikel pada blog ini. Semoga tetap
bersemagat untuk belajar dan terus belajar tentang elektronika. Pada kesempatan kali ini saya
akan sedikit berbagi mengenai alat ukur listrik diantaranya yaitu : Ampermeter, voltmeter,
dan ohm meter. Tak perlu panjang lebar, silahkan simak penjelasannya berikut ini.
Multimeter sering disebut multimeter atau AVO meter yang merupakan singkatan dari
Ampere, Volt dan Ohm meter. Seperti singkatannya, alat ini bisa dipakai untuk mengetahui
nilai besaran kuat arus listrik (Arus DC), tegangan (Tegangan AC-DC) juga untuk mengukur
harga suatu resistansi (hambatan/R).
Berikut adalah gambar dari bagian-bagian pada AVO meter :
Dari gambar di atas, dapat terlihat panel terminal dan fasilitas yang dimiliki AVO meter,
yaitu :
2. Mirror / Cermin
Jarum meter ini berfungsi sebagai petunjuk dalam pengukuran yang dilakukan pada
AVO meter.
Zero Correction ini berfungsi sebagai mengenolkan jarum pada posisi kiri
dalam mengukur arus dan tegangan.
5. Ohm Adjusment
Ohm Adjusment ini berfungsi sebagai mengenolkan jarum pada posisi kanan dalam
mengukur hambatan.
Batas Ukur merupakan Nilai maksimal yang bisa diukur oleh multimeter
Gambar 3. Batas Ukur AVO meter
7. Range Selektor
Meansuring Terminal atau yang biasa disebut probe ini merupakan kontektor
yang menghubungkan AVO meter dengan apa yang mau diukur.
Probe ini terdiri dari probe positif yang berwarna merah untuk kutub positif dan probe
negatif yang berwarna hitam untuk kutub negatif.
V = Tegangan (volt)
I = Arus (ampere)
R = Hambatan (ohm)
Dalam fisika, ampere dilambangkan dengan A, adalah satuan SI untuk arus listrik yang sering
dipendekkan menjadi amp. Satu ampere adalah suatu arus listrik yang mengalir dari kutup
positif ke kutup negatif, sedemikian sehingga di antara dua penghantar lurus dengan panjang
tak terhingga, dengan penampang yang dapat diabaikan, dan ditempatkan terpisah dengan
jarak satu meter dalam vakum, menghasilkan gaya sebesar 2 × 10-7 newton per meter.
Pengukuran daya ac
Pengukuran Daya Rangkaian AC dapat dilakukan menggunakan kombinasi volt meter dan
amper meter yang dikombinasikan. Secara teori daya rangkaian AC merupakan daya rata-rata
pada rangkaian listrik tersebut. Dalam arus bolak-balik daya yang ada setiap saat berubah
sesuai dengan waktu. Daya dalam arus bolak-balik merupakan daya rata-ratanya. Jika sedang
dalam kondisi steady state, daya yang ada pada saat itu dirumuskan :
Dimana :
P = merupakan harga daya saat itu,
V = tegangan
I = arus
Dimana V dan I merupakan harga rms dari tegangan dan arus. Cos ? merupakan faktor daya
dari beban. Dari hasil yang diperoleh didapatkan bahwa faktor daya (cos f ) berpengaruh
dalam penentuan besarnya daya dalam sirkit AC, ini berarti bahwa wattmeter harus
digunakan dalam pengukuran daya dalam sirkuit AC sebagai pengganti Ampermeter dan
Voltmeter
Cara Pengukuran
Atur knob pemilih cakupan mendekati cakupan yang tepat atau di atas cakupan yang
diprediksi berdasarkan perhitungan arus secara teori.
Bila yakin rangkaian telah benar, hidupkan sumber tegangan dan baca gerakan jarum
penunjuk pada skala V dan A. Hasil pembacaan yang baik bila posisi jarum lebih
besar dari 60% skala penuh meter.
Skala
Bila simpangan terlalu kecil, lakukan pengecekan apakah cakupan sudah benar dan
pembacaan masih dibawah cakupan pengukuran di bawahnya bila ya, matikan power
supply pindahkan knob pada cakupan yang lebih kecil.
Nyalakan kembali sumber tegangan baca jarum penunjuk hingga pada posisi yang
mudah dibaca.
Tang Ampere
Berikut cara pengukurannya:
Pengukuran ampere tidak perlu memutus rangkaian, cukup dengan meletakkan clamp ampere
pada kabel yang akan diukur, dengan terlebih dulu memilih range yang sesuai. Berikut
ilustrasinya:
Sebagai penutup seri Alat ukur, berikut fitur-fitur Alat ukur atau multimeter yang bisa kita
manfaatkan :
Voltmeter adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengukur tegangan listrik. Dengan
ditambah alat multiplier akan dapat meningkatkan kemampuan pengukuran alat voltmeter
berkali-kali lipat.
Gaya magnetik akan timbul dari interaksi antar medan magnet dan kuat arus. Gaya magnetic
tersebut akan mampu membuat jarum alat pengukur voltmeter bergerak saat ada arus listrik.
Semakin besar arus listrik yang mengelir maka semakin besar penyimpangan jarum yang
terjadi.
Jenis-Jenis Voltmeter
Ada 2 jenis voltmeter, yaitu :
1. Voltmeter analog
2. Voltmeter digital
Bagian-Bagian Voltmeter
Cara Pengukuran
Sebelum melakukan pengukuran tegangan hendaknya kita sudah bisa memperkirakan berapa
besar tegangan yang akan diukur, ini digunakan sebagai acuan menentukan Batas Ukur yang
harus digunakan. Pemilihan batas ukur yang tepat hendaknya harus lebih tinggi dari tegangan
yang diukur.
Contoh : untuk pengukuran tegangan PLN, diketahui jenis tegangan-nya adalah AC dan
besar tegangan adalah 220 VAC, sehingga batas ukur yang harus digunakan adalah 250 atau
1000. Jika tidak diketahui nilai tegangan yang akan diukur, pilih batas ukur tertinggi.
1. Hubungkan/Colokan probe merah pada terminal (+), dan probe hitam pada terminal (-
) pada multimeter.
2. Menentukan Batas Ukur pengukuran. Karena tegangan PLN secara teori adalah
220VAC maka kita arahkan selektor pada bagian VAC dengan Batas Ukur 250 atau
1000 (ingat Batas Ukur dipilih lebih besar dari pada tegangan yang akan diukur).
Untuk pembahasan kita kali ini kita akan menggunakan Batas Ukur 250.
3. Dalam pengukuran tegangan AC posisi penempatan probe bisa bolak-balik.
4. Hubungkan kedua ujung probe (colokan) multimeter masing-masing pada dua kutub
jalur tegangan PLN misalnya stop kontak.
5. Perhatikan saat melakukan pengukuran, jangan sampai ujung probe merah dan hitam
saling bersentuhan, karena akan menyebabkan korsleting.
6. Dari pengukuran tersebut diperoleh penunjukan jarum sebagai berikut.
Hasil Pengukuran
7. Cara menentukan pembacaan hasil ukur, rumus yang digunakan tidak berbeda saat kita
menghitung hasil ukur tegangan DC.
BU = Batas Ukur
SM = Skala maksimum yang dipakai
JP = Jarum Penunjuk
VAC = Tegangan terukur
Pada pengukuran kita di atas Batas Ukur yang digunakan adalah 250 Vc dan Skala
Maksimum yang digunakan 250, serta penunjukan jarum pada angka 200 lebih 4 kolom kecil
yang mana masing kolom bernilai 5 sehingga bila kita jumlah menunjuk angka 220. dari data
tersebut maka diketahui BU=250, SM=250 dan JP=220.
Untuk penerapan pengukuran yang lain kita lakukan hal yang sama misalnya output trafo step
down yang merupakan tegangan AC. Untuk mengukurnya tentukan batas ukur terlebih
dahulu dengan mengacu pekiraan nilai yang tertera pada trafo tersebut. Kemudian sentuhkan
ujung probe multimeter ke masing-masing terminal outpu trafo yang akan diukur. Tentu saja
terminal trafo primer trafo harus terhubung tengangan PLN.
C. Ohmmeter / Ohm Meter
Ohm Meter
Ohm-meter adalah alat pengukur hambatan listrik, yaitu daya untuk menahan mengalirnya
arus listrik dalam suatu konduktor. Besarnya satuan hambatan yang diukur oleh alat ini
dinyatakan dalam ohm. Alat ohm-meter ini menggunakan galvanometer untuk mengukur
besarnya arus listrik yang lewat pada suatu hambatan listrik (R), yang kemudian
dikalibrasikan ke satuan ohm.
Desain asli dari ohmmeter menyediakan baterai kecil untuk menahan arus listrik. Ini
menggunakan galvanometer untuk mengukur arus listrik melalui hambatan. Skala dari
galvanometer ditandai pada ohm, karena voltase tetap dari baterai memastikan bahwa
hambatan menurun, arus yang melalui meter akan meningkat. Ohmmeter dari sirkui itu
sendiri, oleh karena itu mereka tidak dapat digunakan tanpa sirkuit yang terakit.
Tipe yang lebih akurat dari ohmmeter memiliki sirkuit elektronik yang melewati arus
constant (I) melalui hambatan, dan sirkuti lainnya yang mengukur voltase (V) melalui
hambatan. Menurut persamaan berikut, yang berasal dari hukum Ohm, nilai dari hambatan
(R) dapat ditulis dengan:
Untuk pengukuran tingkat tinggi tipe meteran yang ada di atas sangat tidak memadai. Ini
karena pembacaan meteran adalah jumlah dari hambatan pengukuran timah, hambatan kontak
dan hambatannya diukur. Untuk mengurangi efek ini, ohmmeter yang teliti untuk mengukur
voltase melalui resistor. Dengan tipe dari meteran ini, setiap arus voltase turun dikarenakan
hambatan dari gulungan pertama dari timah dan hubungan hambatan mereka diabaikan oleh
meteran. Teknik pengukuran empat terminal ini dinamakan pengukuran Kelvin, setelah
metode William Thomson, yang menemukan Jembatan Kelvin pada tahun 1861 untuk
mengukur hambatan yang sangat rendah. Metode empat terminal ini dapat juga digunakan
untuk melakukan pengukuran akurat dari hambatan tingkat rendah.
1. Untuk membaca nilai Tahanan yang terukur pada alat ukur Ohmmeter sangatlah
mudah.
2. Anda hanya perlu memperhatikan berapa nilai yang di tunjukkan oleh Jarum
Penunjuk dan kemudian mengalikan dengan nilai perkalian Skala yang di pilih
dengan sakelar pemilih.
3. Misalkan Jarum menunjukkan angka 20 sementara skala pengali yang anda pilih
sebelumnya dengan sakelar pemilih adalah x100, maka nilai tahanan tersebut adalah
2000 ohm atau setara dengan 2 Kohm.