You are on page 1of 30

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Diabetes merupakan permasalahan kesehatan serius di seluruh dunia.Diperkirakan 15,7


juta orang di Amerika Serikat menderita diabetes mellitus. Perkiraan tersebut, merupakan
perhitungan antara diabetes yang terdiagnosa dan tidak terdiagnosa, sebanyak 5,9 % populasi
di Amerika Serikat menderita diabetes mellitus. Diabetes Mellitus menyebabkan kematian
lebih dari 162.200 jiwa pada tahun 1996. Diabetes termasuk tujuh penyebab utama kematian
pada daftar angka kematian di AS, tapi diabetes diyakini termasuk kematian yang tidak tidak
terlaporkan, antaranya adalah kondisi dan penyebab kematian. Diabetes adalah penyebab
utama dari kebutaan. Lebih dari 60 sampai 65% penderita diabetes menderita hipertensi. Hal
yang mengejutkan biaya pengeluaran untuk pengobatan secara langsung dan tidak langsung
untuk diabetes pada tahun 1997 diperkirakan mencapai 98 juta dolar. Banyaknya biaya tidak
memberikan timbal balik yang kehidupan patien diabetes dan keluarganya.(Sharon n
Margaret 2000)

Penderita diabetes mellitus di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya, hal ini
dihubungkan dengan meningkatnya angka kesejahteraan. Persentase penderita diabetes
mellitus lebih besar di kota daripada di desa, 14,7% untuk dikota dan 7,2% di desa. Indonesia
menduduki peringkat keenam di dunia dalam hal jumlah terbanyak penderita diabetes.

Dari penjelasan yang tersebut diatas peranan soerang perawat sangat penting dalam
pemberian asuhan keperawatan untuk menurunkan angka kesakitan dan angka kematian yang
disebabkan karena diabetes mellitus, sehingga diharapkan mahasiswa keperawatan dapat
memahami dan menguasai konsep asuhan keperawatan pada pasien diabetes mellitus.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah pengertian dari Diabetes Melitus?
2. Ada berapakah jenis Diabetes Melitus?
3. Apa etiologi dari Diabetes Melitus?
4. Apa komplikasi dari Diabetes Melitus?

1
5. Bagaimanakah manifestasi klinis dari Diabetes Melitus?
6. Apa saja pemeriksaan penunjang dari Diabetes Melitus?
7. Bagaimanakah asuhan keperawatan dari Diabetes Melitus?
8. Bagaimanakah Patofisiologi dari Diabetes Melitus?
9. Bagaimanakah pathway dari Diabetes Melitus?

C. TUJUAN

1. Mengerti Pengertian dari Diabetes Melitus


2. Menjelaskan Jenis dari Diabetes Melitus
3. Menjelaskan Etiologi dari Diabetes Melitus
4. Menjelaskan Komplikasi dari Diabetes Melitus
5. Menjelaskan Manifestasi Klinis dari Diabetes Melitus
6. Menjelaskan Pemeriksaan Penunjang dari Diabetes Melitus
7. Menjelaskan Asuhan Keperawatan dari Diabetes Melitus
8. Menjelaskan Tentang Patofisiologi dari Diabetes Melitus
9. Menjelaskan Pathway dari Diabetes Melitus

D. SISTEMATIKA PENULISAN

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi
B. Etiologi
C. Klasifikasi
D. Patofisiologi
E. Pathway
F. Manifestasi Klinis

2
G. Pemeriksaan Penunjang
H. Penatalaksanaan Medis
I. Komplikasi
J. Konsep Dasar Keperawatan

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. DEFINISI

Diabetes melitus merupakan gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemi


yang berhubungan dengan abnormalitas metabolisme karbohidrat,lemak,dan protein yang
disebabkan oleh penurunan seksresi insulin atau penurunan sensitivitas insulin atau keduanya
dan menyebabkan komplikasi kronis mikrovaskular,makrovaskular,dan neuropati.(Yuliana
elin,2009)

Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan
kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. (Brunner dan Suddarth, 2002).

Diabetes Melllitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang
disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan
insulin baik absolut maupun relatif (Arjatmo, 2002).

B. ETIOLOGI

a. Diabetes tipe I

1. Faktor genetik

Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri; tetapi mewarisi suatu
predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah terjadinya DM tipe I. Kecenderungan
genetik ini ditemukan pada individu yang memiliki tipe antigen HLA.

2. Faktor-faktor imunologi

Adanya respons otoimun yang merupakan respons abnormal dimana antibodi terarah pada
jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya
seolah-olah sebagai jaringan asing. Yaitu otoantibodi terhadap sel-sel pulau Langerhans dan
insulin endogen.

3. Faktor lingkungan

Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yang menimbulkan destruksi selbeta.

4
b.Diabetes Tipe II

Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan sekresi
insulin pada diabetes tipe II masih belum diketahui. Faktor genetik memegang peranan dalam
proses terjadinya resistensi insulin.

Faktor-faktor resiko :

a. Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 th)


b. Obesitas
c. Riwayat keluarga

C. KLASIFIKASI
1. Tipe 1 : sel – sel beta dari pankreas yang normalnya menghasilkan insulin dihancurkan
oleh proses autoimun,di perlukan suntikan insulin untuk mengontrol kadar gula darah
biasanya mendadak terjadi sebelum usia 30th.
2. Tipe 2 : kondisi ini disebabkan oleh penurunan sensitivitas terhadap insulin atau akibat
penurunan insulin.
3. DM tipe lain : karena kelainan genetik,penyakit pankreas obat,infeksi,antibodi,dan
penyakit yang berhubungan dengan endokrin.
4. Diabetes kehamilan : diabetes yang terjadi pada wanita hamil yang sebelumnya tidak
mengidap DM.

D. PATOFISIOLOGI

Pankreas yang disebut kelenjar ludah perut, adalah kelenjar penghasil insulin yang terletak
di belakang lambung.Di dalamnya terdapat kumpulan sel yang berbentuk pulau yang disebut
pulau langerhans yang berisi sel beta yang mengeluarkan hormon insulin untuk mengatur
kadar glukosa darah.

Insulin yang dikeluarkan di ibaratkan anak kunci untuk membuka pintu masuknya glukosa
dalam sel dan di metabolisasikan menjadi tenaga.Bila insulin tidak ada aka glukosa dalam
darah tidak dapat masuk ke dalam sel.Keadaan inilah yang terjadi pada DM tipe 1.

Pada keadaan DM tipe 2 jumlah insulin normal atau lebih banyak tetapi jumlah reseptor
insulin di permukaan sel kurang.Pada keadaan DM tipe 2 jumlah reseptor kurang sehingga
walaupun insulin banyak tetapi reseptor kurang maka glukosa yang masuk akan sedikit

5
sehingga sel kekurangan glukosa dan kadar glukosa dalam darah menigkat.Di samping
penyebab di atas DM juga bisa terjadi akibat gangguan transport glukosa di dalam sel
sehingga gagal digunakan sebagai bahan bakar untuk metabolisme energy.

E. PATHWAY

DM tipe 1 DM tipe 2

Reaksi autoimun idiopatik,usia,genetik

Sel b pankreas hancur jumlah sel pankreas

Menurun

Defisiensi insulin

Poliuria hiperglikemi glukosa tdk bisa masuk Penggunaan obat

Dalam sel oral


Kekurangan
volume Fleksibilitas darah
cairan
Merah sel kekurangan glukosa restriksi makanan

Untuk
Defisiensi
metabolisme
pengetahuan

Pelepasan 02

Pemecahan glikogen kelelahan

Hipoksia perifer terus menerus

Gangguan metabolisme

Penurunan bb protein
Nyeri

6
Pertumbuhan jaringan
Nutrisi kurang
dari
terhambat
kebutuhan
tubuh

Kerusakan
integritas kulit

terjadi perlukaan yang

yang sukar sembuh

Resiko infeksi

F. MANIFESTASI KLINIS

a.Diabetes Tipe I

1. Hiperglikemia berpuasa
2. Glukosuria, diuresis osmotik, poliuria, polidipsia, polifagia
3. Keletihan dan kelemahan
4. Ketoasidosis diabetik (mual, nyeri abdomen, muntah, hiperventilasi, nafas bau buah,
ada perubahan tingkat kesadaran, koma, kematian)

b.Diabetes Tipe II

1. Lambat (selama tahunan), intoleransi glukosa progresif


2. Gejala seringkali ringan mencakup keletihan, mudah tersinggung, poliuria, polidipsia,
luka pada kulit yang sembuhnya lama, infeksi vaginal, penglihatan kabur
3. Komplikasi jangka panjang (retinopati, neuropati, penyakit vaskular perifer)

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Glukosa darah : gula darah puasa
2. Aseton plasma positif secara mencolok.
3. Elektrolit Na dan K mengalami kenaikan penurunan tetapi fospor sering menurun.

7
4. GDA enunjukan PH rendah dan penurunan HCO3.
5. Trombosit darah meningkat
6. Urine : gula dan aseton positif.

H. PENATALAKSANAAN MEDIS

a. Medis

1. Diet : prinsip diet DM adalah

a. Jumlah sesuai kebutuhan


b. Jadwal diet ketat
c. Jenis makanan boleh dimakan atau tidak

2. Latihan : tujuannya adalah

a. Mencegah kegemukan
b. Memperbaiki aliran perifr
c. Meningkatkan kepekaan insulin
d. Menurunkan kolestrol

3. Penyuluhan

4. Obat

a. Tablet OAD
 Mekanisme kerja sulfanilurea : obat ini berkerja dengan cara menstimulasi
pelepasan insulin yang tersimpan dan menurunkan ambang sekresi insulin.
 Mekanisme kerja biguanida : dapat meningkatkan efektifitas insulin.
b. Insulin
4. Cangkok pankreas
I. KOMPLIKASI

a. Komplikasi Akut

 Hipoglikemia = kadar gula darah yang rendah


 Sindrom hiperglikemik hiperosmolar nonketotik= merupakan keadaan yang
didominasi oleh hiperosmolaritas dan hiperglikemia diserai perubahan tingkat
kesadaran ( sense awarennes)

8
 Diabetes ketoasidosis = disebapkan oleh tidak adanya insulin yang nyata. Ini
mengakibatkan karna gangguan pada metabolisme karbohidrat, protein dan lemak.

b. Komplikasi Kronik

 Komplikasi makrovaskuler
 Penyakit areri koroner
 Penyakit vaskuler perifer
 Penyakit serebrovaskuler
 Komplikasi mikrovaskuler
 Retinopati diabetik
 Nefropati
 Neuropati diabetes
J. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN

Pengkajian pada klien dengan gangguan sistem endokrin diabetes mellitus dilakukan
mulai dari pengumpulan data yang meliputi : biodata, riwayat kesehatan, keluhan utama, sifat
keluhan, riwayat kesehatan masa lalu, pemeriksaan fisik, pola kegiatan sehari-hari.

Hal yang perlu dikaji pada klien degan diabetes mellitus :

a. Aktivitas dan istirahat :

Kelemahan, susah berjalan/bergerak, kram otot, gangguan istirahat dan tidur,


tachicardi/tachipnea pada waktu melakukan aktivitas dan koma.

b. Sirkulasi

Riwayat hipertensi, penyakit jantung seperti IMA, nyeri, kesemutan pada ekstremitas
bawah, luka yang sukar sembuh, kulit kering, merah, dan bola mata cekung.

c. Eliminasi

Poliuri,nocturi, nyeri, rasa terbakar, diare, perut kembung dan pucat.

d. Nutrisi

Nausea, vomitus, berat badan menurun, turgor kulit jelek, mual/muntah.

9
e. Neurosensori

Sakit kepala, menyatakan seperti mau muntah, kesemutan, lemah otot, disorientasi, letargi,
koma dan bingung.

f. Nyeri

Pembengkakan perut, meringis.

g. Respirasi

Tachipnea, kussmaul, ronchi, wheezing dan sesak nafas.

h. Keamanan

Kulit rusak, lesi/ulkus, menurunnya kekuatan umum.

i. Seksualitas

Adanya peradangan pada daerah vagina, serta orgasme menurun dan terjadi impoten pada
pria.

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri b.d kadar gula darah yang menigkat


2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake makanan yang kurang.
3. Kekurangan volume cairan b.d ouput yang berelebihan.
4. Kerusakan integritas kulit b.d adanya gangren pada ekstrimitas.
5. Kelelahan b.d nutrisi yang kurang dalam tubuh.
6. Defisiensi pengetahuan b.d kurangnya informasi.
7. Resiko infeksi b.d luka yang diderita
3. ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGI MASALAH


1. DS : Klien mengatakan Defisiensi insuli Nyeri
headache.terutama ketika
bangun tidur sangat pusing
dan mata berkunang-kunang. hiperglikemia

DO : Klien tampak

10
lemah,GDS 430 mg/dl,N fleksibilitas darah merah
80x/mnt.

pelepasan 02

hiporista ferifer

Nyeri
2. DS : Klien mengatakan dari 2 Disfisiensi insulin Nutrisi kurang dari
minggu yang lalu mengeluh kebutuhan tubuh.
nausea,anorexia,makan hanya
½ porsi,dan terjadi penurunan Hiperglikemia
bb yg drastis

DO : klien tampak lemas, bb Glukosa tidak bisa masuk ke


klien mengalami penurunan. dalam sel

Sel kekurangan glukosa untuk


meta bolisme

Pemecahan glukogen terus


menerus

Penurunan BB

Nurisi kurang dari kebuuhan


tubuh

11
3. DS : Klien mengatakan Disfitensi insulin Kekurangan volume
mengalami poliuri dan cairan dalam tubuh.
polidipsi.
Hiperglikemia
DO : Dehidrasi, GDS 260
mg/dl
Poliuria

Kekurangan volume cairan


dalam tubuh
4. DS : Klien mengatakan Defisiensi insulin Kerusakan integritas
fatique kulit.

DO : klien tampak lemas Hiperglikemia

glukosa tidak bisa masuk


dalam sel

sel kekurangan glukosa unuk


metabolisme

Gangguan metabolisme protein

pertumbuhan jaringan
terhambat

12
Kerusakan integritas kulit
5. DS: Klien mengatakan lemah Defisiensi insulin Kelelahan

DO: Klien tampak pucat


Klien lebih sering tidur Hiperglikemia

Glukosa tidak bisa masuk


dalam sel

Sel kekurangan glukosa untuk


meabolisme

Kelelahan
6. DS: Klien menyaakan jika Defisiensi insulin Defisiensi
merasakan sakit, ia pengetahuan.
mengkomsumsi oba warung
namun tidak ada efeknya Penggunaan obat oral

DO: Klien masih merasakan


nyeri Rebriksi makanan

Defisiensi pengeahuan
7. DS: Klien mengatakan defisiensi insulin Resiko infeksi.
memiliki luka di bagian
tubuhnya
hiperglikemia
DO: Luka klien tampak lebar

13
dan mengeluarkan cairan
glukosa tidak bisa masuk
dalam sel

sel kekurangan glukosa untuk


meabolisme

gangguan metabolisme protein

pertumbuhan jaringan
terhambat

kerusakan integritas kulit

terjadi perlukaan yang sukar


sembuh

Resiko infeksi

4. INTERVENSI KEPERAWATAN

NO TUJUAN INTERVENSI RASIONAL


DX
1. Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji ttv klien. 1. Untuk melihat
keperawatan selama 2x24 jam 2. Kaji skala nyeri. status kondisi pasien.
diharapkan klien memiliki KH 3. Ajarkan klien teknik 2. Mengukur rasa
: relaksasi. nyeri klien dan dapat

14
- nyeri dapat berkurang atau 4. Kolaborasikan pemberian menentukan langkah
hilang. obat jenis analgetik apa yang akan
1. Skala nyeri dapat hilang. dilakukan lagi.
2. Klien tampak rileks 3. Memberikan dan
membantu klien
menjadi lebih rileks.
4. Mengurangi nyeri.
2 Setelah dilakukan asuhan 1. Mengajukan porsi kecil 1. Dapat
keperawatan selama 2x24 jam namun sering. menstabilkan bb.
diharapkan klien memiliki KH 2. Berikan makanan dalam 2. Makanan hangat
: keadaan hangat. mampu
1. Bb normal. 3. Bersihkan bagian oral meningkatkan nafsu
2. Klien menjadi nafsu makan makan klien.
kembali. 3. Agar bagian oral
klien lebih bersih
sehingga tidak terjadi
infeksi baru.
3 Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji ttv. 1. Kekurangan atau
keperawatan selama 2x24 jam 2. Catat perubahan perpindahan cairan
diharapkan klien memiliki KH mental,turgol meningkatkan
: kulit,dehidrasi,membran frekuensi jantung.
1. Cairan dalam tubuh mukosa dan karakter 2. Penurunan curah
terpenuhi. sputum. jantung
2. Klien lebih energik. 3. Hitung masukan mempengaruhi
pengeluaran dan perfusi serebral.
keseimbangan cairan. 3. Kecenderungan
4. Ganti cairan elektrolit keseimbangan cairan
sesuai indikasi. negative dapat
menunjukan
terjadinya defrat.
4. Elektrolit
khususnya kalium
dan natrium mungkin

15
menurun akibat
terapi diuretic.
4 Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji luas dan keadaan 1. Pengkajian yang
keperawatan selama 2x24 jam luka serta proses tepat terhadap luka
diharapkan klien memiliki KH penyembuhan. dan proses
: 2. Rawat luka dengan baik penyembuhan akan
1. Berkurangnya oedema dan benar : membersihkan membantu dalam
sekitar luka. luka secara abseptik menentukan tindakan
2. Pus dan jaringan berkurang menggunakan larutan yang selanjutnya.
3. Adanya jaringan granulasi. tidak iritatif, angkat sisa 2. Merawat luka
balutan yang menempel dengan teknik
pada luka dan nekrotomi aseptik, dapat
jaringan yang mati. menjaga kontaminasi
3. Kolaborasi dengan dokter luka dan larutan yang
untuk pemberian insulin, iritatif akan merusak
pemeriksaan kultur pus jaringan granulasi
pemeriksaan gula darah tyang timbul, sisa
pemberian anti biotik. balutan jaringan
nekrosis dapat
menghambat proses
granulasi.
3. Insulin akan
menurunkan kadar
gula darah,
pemeriksaan kultur
pus untuk
mengetahui jenis
kuman dan anti
biotik yang tepat
untuk pengobatan,
pemeriksaan kadar
gula darahuntuk
mengetahui

16
perkembangan
penyakit.
5 Setelah dilakukan asuhan 1. Diskusikan dengan pasien 1. Pendidikan dapat
keperawatan selama 2x24 jam kebutuhan akan aktivitas. memberikan motivasi
diharapkan klien memiliki KH 2. Berikan aktivitas untuk meningkatkan
: alternatif dengan periode tingkat aktivitas
1. Klien tampak energik. istirahat yang cukup. meskipun pasien
2. Klien mampu melakukan 3. Pantau nadi, frekuensi mungkin sangat
aktifitas dengan baik. pernafasan dan tekanan lemah.
darah sebelum/sesudah 2. Mencegah
melakukan aktivitas. kelelahan yang
4. Tingkatkan partisipasi berlebihan.
pasien dalam melakukan 3. Mengindikasikan
aktivitas sehari-hari sesuai tingkat aktivitas yang
toleransi. dapat ditoleransi
secara fisiologis.
4. Meningkatkan
kepercayaan
diri/harga diri yang
positif sesuai tingkat
aktivitas yang dapat
ditoleransi.
6 Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji dan identifikasi 1. Untuk mengetahui
keperawatan selama 2x24 jam tingkat kekuatan otot pada derajat kekuatan
diharapkan klien memiliki KH kaki pasien. otot-otot kaki pasien.
: 2. Beri penjelasan tentang 2. Pasien mengerti
1. Pergerakan paien bertambah pentingnya melakukan pentingnya aktivitas
luas aktivitas untuk menjaga sehingga dapat
2. Pasien dapat melaksanakan kadar gula darah dalam kooperatif dalam
aktivitas sesuai dengan keadaan normal. tindakan
kemampuan ( duduk, berdiri, 3. Anjurkan pasien untuk keperawatan.
berjalan ). menggerakkan/mengangkat 3. Untuk melatih otot
3. Rasa nyeri berkurang. ekstrimitas bawah sesui – otot kaki sehingg

17
4. Pasien dapat memenuhi kemampuan. berfungsi dengan
kebutuhan sendiri secara 4. Kerja sama dengan tim baik.
bertahap sesuai dengan kesehatan lain : dokter ( 4. Analgesik dapat
kemampuan. pemberian analgesik ) dan membantu
tenaga fisioterapi. mengurangi rasa
nyeri, fisioterapi
untuk melatih pasien
melakukan aktivitas
secara bertahap dan
benar.
7 Setelah dilakukan asuhan 1. Observasi tanda-tanda 1. Pasien mungkin
keperawatan selama 2x24 jam infeksi dan peradangan. masuk dengan infeksi
diharapkan klien memiliki KH 2. Tingkatkan upaya untuk yang biasanya telah
: pencegahan dengan mencetuskan
1. Tidak ada tanda-tanda melakukan cuci tangan yang keadaan ketoasidosis
infeksi. baik pada semua orang yang atau dapat
berhubungan dengan pasien mengalami infeksi
termasuk pasiennya sendiri. nosokomial.
3. Pertahankan teknik 2. Mencegah
aseptik pada prosedur timbulnya infeksi
invasif. silang.
4. Berikan perawatan kulit 3. Kadar glukosa
dengan teratur dan sungguh- yang tinggi dalam
sungguh. darah akan menjadi
media terbaik bagi
pertumbuhan kuman.
4. Sirkulasi perifer
bisa terganggu yang
menempatkan pasien
pada peningkatan
resiko terjadinya
kerusakan pada
kulit/iritasi kulit dan

18
infeksi.

K. DAFTAR PUSTAKA
1. www.ningharmanto.com . Diabetes Melitus: Gejala Penderita Diabetes Melitus.
2. www.oketips.com. Tips kesehatan : Mengulas sejarah Penyakit Diabetes
Mellitus
3. Bustan. 2007. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

19
BAB III

TINJAUAN KASUS

I. PENGKAJIAN

Ruang perawatan :

No MR/CM :

Tgl masuk RS :

Tgl pengkajian :

Pukul :

1. Biodata

a. Nama pasien : Ny B

Umur / Tgl Lahir : 49th

Jenis kelamin : Perempuan

Agama :

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Suku atau bangsa

Diagnosa medis : Diabetes melitus

Alamat :

2. Riwayat Kesehatan Klien

a. Keluhan utama: Sakit kepala

b. Riwayat penyakit sekarang : Klien mengeluh sakit kepala, kelelahan, mata berkunang-
kunang sejak 2 hari yang lalu, kemudian klien minum obat warung tetapi tidak juga
membaik. Klien mengatakan tadi pagi saat bangun dari tempat tidur terasa sangant pusing
berkunang-kunang dan lemas seperti mau pingsan. Klien juga mengatakan dari 2 minggu

20
yang lalu mengeluh mual,tidak ingin makan,makan hanya ½ porsi,sering BAK,sering
haus,sering lapar,dan terjadi penurunan bb yang drastis.

c. Riwayat kesehatan dahulu :

d. Riwayat kesehatan keluarga :

3. Psikososial dan spritual

a) Pengkajian psikologis
- Cara berkomunikasi : pasien sangat kooperatif.
- Pola interaksi : pasien sangat kooperatif.
b) Pengkajian sosial
- Pola hidup : Klien memiliki kebiasaan mengkonsumsi minuman dan makanan
yang manis setiap hari dan memakan makanan siap saji.
- Keluarga : Keluarga klien sangat memperhatikan kondisi klien terutama
anaknya.
c) Support System : Keluarga klien sangat memperhatikan kondisi klien terutama
anaknya.
II. ACTIVITY DAILY LIVING (ADL)

No Pola Aktivitas Di Rumah Di RS


1. Pola Nutrisi
a. Makan Klien sangat suka makanan
yang manis, seperti manisan,
kolak dan puding. Klien juga Tidak mengkonsumsi
sering memakan makanan siap makanan manis lagi.
saji.
b. Minum Klien mengatakan setiap hari Tidak mengkonsumsi
harus minum teh manis saat minuman manis lagi.
pagi dan sore hari.
2. Pola Eliminasi
a. BAK Klien mengatakan sering BAK. Tidak dikaji
3. Pola kebiasaan yang sering
mempengaruhi kesehatan
a. Penggunaan obat Klien mengatakan minum obat Tidak dikaji

21
warung tetapi kondisinya tidak
membaik.

III. PEMERIKSAAN FISIK


a. Keadaan umum : Lemas, kesadaran composmetis.
b. Tanda-tanda vital
- TD : 120/80 mmHg
- Nadi : 80x/mnt.
- Suhu : 36,7C.
- BB : 60kg.
- TB : 155cm.
c. Sistem Pancaindera : Klien mengatakan matanya berkunang-kunang.
d. Sistem Kardiovaskuler : Nadi klien 80x/mnt.
e. Sistem Pencernaan : Klien mengeluh mual, tidak nafsu makan, sering lapar,
dan terjadi penurunan bb yang drastis.
f. Sistem Perkemihan : Klien mengatakan sering bak dan sering haus.
g. Sistem Integumen : Terlihat luka pada jari kaki klien.

IV. TES DIAGNOSTIK ATAU PEMERIKSAAN PENUNJANG.

Pemeriksaan fisik Hasil Satuan Nilai Rujukan


GDS (ugd) 430 Mg/dl 200mg/dl
GDS (saat ini) 260 Mg/dl 200mg/dl

V. TERAPI MEDIS
1. RL 20 tetes/mnt
2. Glucophage 1x500 mg (malam)
3. Gliquidone 1x30 mg
VI. ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGI MASALAH


1. DS : Klien mengatakan Defisiensi insulin Nyeri
sakit kepala, mata

22
berkunang-kunang,
terasa sangat pusing Hiperglikemi
seperti mau jatuh.

DO : N : 80x/mnt, GDS Fleksibilitas darah merah


260mg/dl, gluquidone

Pelepasan o2

Hipoksia perifer

Nyeri
2. DS : Klien mengatakan Defisiensi insulin Nutrisi kurang dari
dari 2 minggu yg lalu kebutuhan tubuh
mengeluh mual,
kehilangan nafsu makan, Hiperglikemi
makan hanya ½ porsi,
sering lapar, dan
penurunan bb yg drastis. Glukosa tidak bisa masuk dalam
sel
DO : GDS 260 mg/dl,
BB = 60kg, TB =
155cm, glucophage Sel kekurangan glukosa untuk
setiap malam , dan metabolisme
gluquidone

Pemecahan glikogen terus


menerus

Penurunan bb

23
Nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh
3. DS : Klien mengatakan Defisiensi insulin Kekurangan cairan
lemas, klien mengatakan dalam tubuh
sering BAK, dan sering Hiperglikemi
haus.

DO : Terpasang infus RL Poliuria


20 tetes/mnt.

Kekurangan cairan tubuh


4. DS : Klien mengeluh Defisiensi insulin Kelelahan
fatique, klien
mengatakan lemas.
Hiperglikemi
DO : N 80x/mnt,
gliquidone
Glukosa tidak bisa masuk dalam
sel

Sel kekurangan glukosa untuk


metabolisme

Kelelahan
5. DS : Klien mengatakan Defisiensi insulin Keterbatasan
sakit kepala dan sangat aktivitas
pusing, klien
mengatakan kakinya Hiperglikemi
sering kesemutan, klien

24
tampak lemas.
Fleksibilitas darah merah
DO : Terdapat luka
dibagian jempol kaki
klien. Pelepasan o2

Hipoksia perifer

Nyeri

Keterbatasan aktivitas
6. DS : Klien mengatakan Defisiensi insulin Resiko infeksi
kakinya sering
kesemutan.
Hiperglikemi
DO : Terlihat luka
dibagian jempol kaki
klien, gluquidone. Glukosa tidak bisa masuk dalam
sel

Sel kekurangan glukosa untuk


metabolisme

Gangguan metabolisme protein

Pertumbuhan jaringan terhambat

25
Kerusakan integritas kulit

Terjadi perlukaan yang sukar


sembuh

Resiko infeksi

VII. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Nyeri b.d kadar gula dalam darah terlalu tinggi.
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidakcukupan insulin dan penurunan
masukan oral.
3. Kekurangan cairan dalam tubuh b.d diuresis osmotik.
4. Kelelahan b.d penurunan produksi energi metabolik.
5. Keterbatasan aktivitas b.d kelemahan fisik dan infeksi pada kaki.
6. Resiko infeksi b.d tingginya kadar gula darah dan infeksi pada kaki

VIII. INTERVENSI KEPERAWATAN

NO TUJUAN INTERVENSI RASIONAL


DX
1. Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji ttv klien. 1. Untuk melihat
keperawatan selama 2x24 jam 2. Kaji skala nyeri. status kondisi pasien.
diharapkan klien memiliki 3. Ajarkan klien teknik 2. Mengukur rasa
KH : relaksasi. nyeri klien dan dapat
- Nyeri dapat berkurang atau 4. Kolaborasikan pemberian menentukan langkah
hilang. obat jenis analgetik. apa yang akan
- Skala nyeri dapat hilang. dilakukan lagi.
- Klien tampak rileks 3. Memberikan dan
membantu klien
menjadi lebih rileks.

26
4. Mengurangi nyeri.
2. Setelah dilakukan asuhan 1. Mengajukan porsi kecil 1. Dapat
keperawatan selama 2x24 jam namun sering. menstabilkan bb.
diharapkan klien memiliki 2. Berikan makanan dalam 2. Makanan hangat
KH : keadaan hangat. mampu
- BB normal. 3. Bersihkan bagian oral meningkatkan nafsu
- Klien menjadi nafsu makan makan klien.
kembali. 3. Agar bagian oral
klien lebih bersih
sehingga tidak terjadi
infeksi baru.
3. Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji ttv. 1. Kekurangan atau
keperawatan selama 2x24 jam 2. Catat perubahan perpindahan cairan
diharapkan klien memiliki mental,turgol kulit, dehidrasi, meningkatkan
KH : membran mukosa dan frekuensi jantung.
- Cairan dalam tubuh karakter sputum. 2. Penurunan curah
terpenuhi. 3. Hitung masukan jantung
- Klien lebih energik. pengeluaran dan mempengaruhi
keseimbangan cairan. perfusi serebral.
4. Ganti cairan elektrolit 3. Kecenderungan
sesuai indikasi. keseimbangan cairan
negative dapat
menunjukan
terjadinya defrat.
4. Elektrolit
khususnya kalium
dan natrium mungkin
menurun akibat
terapi diuretic.
4. Setelah dilakukan asuhan 1. Diskusikan dengan pasien 1. Pendidikan dapat
keperawatan selama 2x24 jam kebutuhan akan aktivitas. memberikan motivasi
diharapkan klien memiliki 2. Berikan aktivitas alternatif untuk meningkatkan
KH : dengan periode istirahat yang tingkat aktivitas

27
- Klien tampak energik. cukup. meskipun pasien
- Klien mampu melakukan 3. Pantau nadi, frekuensi mungkin sangat
aktifitas dengan baik. pernafasan dan tekanan darah lemah.
sebelum/sesudah melakukan 2. Mencegah
aktivitas. kelelahan yang
4. Tingkatkan partisipasi berlebihan.
pasien dalam melakukan 3. Mengindikasikan
aktivitas sehari-hari sesuai tingkat aktivitas yang
toleransi. dapat ditoleransi
secara fisiologis.
4. Meningkatkan
kepercayaan
diri/harga diri yang
positif sesuai tingkat
aktivitas yang dapat
ditoleransi.
5. Setelah dilakukan asuhan 1. Diskusikan dengan pasien 1. Pendidikan dapat
keperawatan selama 2x24 jam kebutuhan akan aktivitas. memberikan motivasi
diharapkan klien memiliki 2. Berikan aktivitas alternatif untuk meningkatkan
KH : dengan periode istirahat yang tingkat aktivitas
- Klien tampak energik. cukup. meskipun pasien
- Klien mampu melakukan 3. Pantau nadi, frekuensi mungkin sangat
aktifitas dengan baik. pernafasan dan tekanan darah lemah.
sebelum/sesudah melakukan 2. Mencegah
aktivitas. kelelahan yang
4. Tingkatkan partisipasi berlebihan.
pasien dalam melakukan 3. Mengindikasikan
aktivitas sehari-hari sesuai tingkat aktivitas yang
toleransi. dapat ditoleransi
secara fisiologis.
4. Meningkatkan
kepercayaan
diri/harga diri yang

28
positif sesuai tingkat
aktivitas yang dapat
ditoleransi.
6. Setelah dilakukan asuhan 1.Observasi tanda-tanda 1. Pasien mungkin
keperawatan selama 2x24 jam infeksi dan peradangan. masuk dengan infeksi
diharapkan klien memiliki 2. Tingkatkan upaya untuk yang biasanya telah
KH : pencegahan dengan mencetuskan
- Tidak ada tanda-tanda melakukan cuci tangan yang keadaan ketoasidosis
infeksi. baik pada semua orang yang atau dapat
berhubungan dengan pasien mengalami infeksi
termasuk pasiennya sendiri. nosokomial.
3. Pertahankan teknik aseptik 2. Mencegah
pada prosedur invasif. timbulnya infeksi
4. Berikan perawatan kulit silang.
dengan teratur dan sungguh- 3. Kadar glukosa
sungguh. yang tinggi dalam
darah akan menjadi
media terbaik bagi
pertumbuhan kuman.
4. Sirkulasi perifer
bisa terganggu yang
menempatkan pasien
pada peningkatan
resiko terjadinya
kerusakan pada
kulit/iritasi kulit dan
infeksi.

29
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Jadi dapat kami simpulkan bahwa suatu gangguan diabetes memberikan beban besar
sebagai masalah kesehatan dengan melihat bahwa gejala – gejala DM sendiri cukup
banyak dan berat, masing – masing gangguan cukup memeberikan tantangan dalam
mengatasinya. Menghadapi gangguan perasaan lapar saja, misalnya suatu bentuk
gangguan yang cukup berat dihadapi oleh setiap pasien, dimana keinginana untuk
menahan diri untuk makan. Jika DM memasuki tahap komplikasi maka DM dimasuki
semua jalur sistem tubuh manusia. Dia titidak bisa disembuhkan, hanya bisa kendalikan
(diperlambat) atau dicegat. DM merupakan keseharian seumur hidup seorang penderita.

B. SARAN

Mahasiswa sebaiknya mengetahui segala hal yang berkaitan dengan diabetes mellitus
seperti sejarah ditemukannya penyakit ini, hingga perkembangannya sampai sekarang.
Begitu pula dengan gejala, cara pencegahan dan cara mengobatiinya, penting diketahui
mengingat diabetes adalah termasuk sepuluh besar penyakit yang menyebabbkan
kematian. Sehingga mahasiswa diharapkan mampu menyampaikannya kepada
masyarakat luas.

30

You might also like