Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penderita diabetes mellitus di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya, hal ini
dihubungkan dengan meningkatnya angka kesejahteraan. Persentase penderita diabetes
mellitus lebih besar di kota daripada di desa, 14,7% untuk dikota dan 7,2% di desa. Indonesia
menduduki peringkat keenam di dunia dalam hal jumlah terbanyak penderita diabetes.
Dari penjelasan yang tersebut diatas peranan soerang perawat sangat penting dalam
pemberian asuhan keperawatan untuk menurunkan angka kesakitan dan angka kematian yang
disebabkan karena diabetes mellitus, sehingga diharapkan mahasiswa keperawatan dapat
memahami dan menguasai konsep asuhan keperawatan pada pasien diabetes mellitus.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah pengertian dari Diabetes Melitus?
2. Ada berapakah jenis Diabetes Melitus?
3. Apa etiologi dari Diabetes Melitus?
4. Apa komplikasi dari Diabetes Melitus?
1
5. Bagaimanakah manifestasi klinis dari Diabetes Melitus?
6. Apa saja pemeriksaan penunjang dari Diabetes Melitus?
7. Bagaimanakah asuhan keperawatan dari Diabetes Melitus?
8. Bagaimanakah Patofisiologi dari Diabetes Melitus?
9. Bagaimanakah pathway dari Diabetes Melitus?
C. TUJUAN
D. SISTEMATIKA PENULISAN
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi
B. Etiologi
C. Klasifikasi
D. Patofisiologi
E. Pathway
F. Manifestasi Klinis
2
G. Pemeriksaan Penunjang
H. Penatalaksanaan Medis
I. Komplikasi
J. Konsep Dasar Keperawatan
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. DEFINISI
Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan
kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. (Brunner dan Suddarth, 2002).
Diabetes Melllitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang
disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan
insulin baik absolut maupun relatif (Arjatmo, 2002).
B. ETIOLOGI
a. Diabetes tipe I
1. Faktor genetik
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri; tetapi mewarisi suatu
predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah terjadinya DM tipe I. Kecenderungan
genetik ini ditemukan pada individu yang memiliki tipe antigen HLA.
2. Faktor-faktor imunologi
Adanya respons otoimun yang merupakan respons abnormal dimana antibodi terarah pada
jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya
seolah-olah sebagai jaringan asing. Yaitu otoantibodi terhadap sel-sel pulau Langerhans dan
insulin endogen.
3. Faktor lingkungan
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yang menimbulkan destruksi selbeta.
4
b.Diabetes Tipe II
Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan sekresi
insulin pada diabetes tipe II masih belum diketahui. Faktor genetik memegang peranan dalam
proses terjadinya resistensi insulin.
Faktor-faktor resiko :
C. KLASIFIKASI
1. Tipe 1 : sel – sel beta dari pankreas yang normalnya menghasilkan insulin dihancurkan
oleh proses autoimun,di perlukan suntikan insulin untuk mengontrol kadar gula darah
biasanya mendadak terjadi sebelum usia 30th.
2. Tipe 2 : kondisi ini disebabkan oleh penurunan sensitivitas terhadap insulin atau akibat
penurunan insulin.
3. DM tipe lain : karena kelainan genetik,penyakit pankreas obat,infeksi,antibodi,dan
penyakit yang berhubungan dengan endokrin.
4. Diabetes kehamilan : diabetes yang terjadi pada wanita hamil yang sebelumnya tidak
mengidap DM.
D. PATOFISIOLOGI
Pankreas yang disebut kelenjar ludah perut, adalah kelenjar penghasil insulin yang terletak
di belakang lambung.Di dalamnya terdapat kumpulan sel yang berbentuk pulau yang disebut
pulau langerhans yang berisi sel beta yang mengeluarkan hormon insulin untuk mengatur
kadar glukosa darah.
Insulin yang dikeluarkan di ibaratkan anak kunci untuk membuka pintu masuknya glukosa
dalam sel dan di metabolisasikan menjadi tenaga.Bila insulin tidak ada aka glukosa dalam
darah tidak dapat masuk ke dalam sel.Keadaan inilah yang terjadi pada DM tipe 1.
Pada keadaan DM tipe 2 jumlah insulin normal atau lebih banyak tetapi jumlah reseptor
insulin di permukaan sel kurang.Pada keadaan DM tipe 2 jumlah reseptor kurang sehingga
walaupun insulin banyak tetapi reseptor kurang maka glukosa yang masuk akan sedikit
5
sehingga sel kekurangan glukosa dan kadar glukosa dalam darah menigkat.Di samping
penyebab di atas DM juga bisa terjadi akibat gangguan transport glukosa di dalam sel
sehingga gagal digunakan sebagai bahan bakar untuk metabolisme energy.
E. PATHWAY
DM tipe 1 DM tipe 2
Menurun
Defisiensi insulin
Untuk
Defisiensi
metabolisme
pengetahuan
Pelepasan 02
Gangguan metabolisme
Penurunan bb protein
Nyeri
6
Pertumbuhan jaringan
Nutrisi kurang
dari
terhambat
kebutuhan
tubuh
Kerusakan
integritas kulit
Resiko infeksi
F. MANIFESTASI KLINIS
a.Diabetes Tipe I
1. Hiperglikemia berpuasa
2. Glukosuria, diuresis osmotik, poliuria, polidipsia, polifagia
3. Keletihan dan kelemahan
4. Ketoasidosis diabetik (mual, nyeri abdomen, muntah, hiperventilasi, nafas bau buah,
ada perubahan tingkat kesadaran, koma, kematian)
b.Diabetes Tipe II
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Glukosa darah : gula darah puasa
2. Aseton plasma positif secara mencolok.
3. Elektrolit Na dan K mengalami kenaikan penurunan tetapi fospor sering menurun.
7
4. GDA enunjukan PH rendah dan penurunan HCO3.
5. Trombosit darah meningkat
6. Urine : gula dan aseton positif.
H. PENATALAKSANAAN MEDIS
a. Medis
a. Mencegah kegemukan
b. Memperbaiki aliran perifr
c. Meningkatkan kepekaan insulin
d. Menurunkan kolestrol
3. Penyuluhan
4. Obat
a. Tablet OAD
Mekanisme kerja sulfanilurea : obat ini berkerja dengan cara menstimulasi
pelepasan insulin yang tersimpan dan menurunkan ambang sekresi insulin.
Mekanisme kerja biguanida : dapat meningkatkan efektifitas insulin.
b. Insulin
4. Cangkok pankreas
I. KOMPLIKASI
a. Komplikasi Akut
8
Diabetes ketoasidosis = disebapkan oleh tidak adanya insulin yang nyata. Ini
mengakibatkan karna gangguan pada metabolisme karbohidrat, protein dan lemak.
b. Komplikasi Kronik
Komplikasi makrovaskuler
Penyakit areri koroner
Penyakit vaskuler perifer
Penyakit serebrovaskuler
Komplikasi mikrovaskuler
Retinopati diabetik
Nefropati
Neuropati diabetes
J. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
Pengkajian pada klien dengan gangguan sistem endokrin diabetes mellitus dilakukan
mulai dari pengumpulan data yang meliputi : biodata, riwayat kesehatan, keluhan utama, sifat
keluhan, riwayat kesehatan masa lalu, pemeriksaan fisik, pola kegiatan sehari-hari.
b. Sirkulasi
Riwayat hipertensi, penyakit jantung seperti IMA, nyeri, kesemutan pada ekstremitas
bawah, luka yang sukar sembuh, kulit kering, merah, dan bola mata cekung.
c. Eliminasi
d. Nutrisi
9
e. Neurosensori
Sakit kepala, menyatakan seperti mau muntah, kesemutan, lemah otot, disorientasi, letargi,
koma dan bingung.
f. Nyeri
g. Respirasi
h. Keamanan
i. Seksualitas
Adanya peradangan pada daerah vagina, serta orgasme menurun dan terjadi impoten pada
pria.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
DO : Klien tampak
10
lemah,GDS 430 mg/dl,N fleksibilitas darah merah
80x/mnt.
pelepasan 02
hiporista ferifer
Nyeri
2. DS : Klien mengatakan dari 2 Disfisiensi insulin Nutrisi kurang dari
minggu yang lalu mengeluh kebutuhan tubuh.
nausea,anorexia,makan hanya
½ porsi,dan terjadi penurunan Hiperglikemia
bb yg drastis
Penurunan BB
11
3. DS : Klien mengatakan Disfitensi insulin Kekurangan volume
mengalami poliuri dan cairan dalam tubuh.
polidipsi.
Hiperglikemia
DO : Dehidrasi, GDS 260
mg/dl
Poliuria
pertumbuhan jaringan
terhambat
12
Kerusakan integritas kulit
5. DS: Klien mengatakan lemah Defisiensi insulin Kelelahan
Kelelahan
6. DS: Klien menyaakan jika Defisiensi insulin Defisiensi
merasakan sakit, ia pengetahuan.
mengkomsumsi oba warung
namun tidak ada efeknya Penggunaan obat oral
Defisiensi pengeahuan
7. DS: Klien mengatakan defisiensi insulin Resiko infeksi.
memiliki luka di bagian
tubuhnya
hiperglikemia
DO: Luka klien tampak lebar
13
dan mengeluarkan cairan
glukosa tidak bisa masuk
dalam sel
pertumbuhan jaringan
terhambat
Resiko infeksi
4. INTERVENSI KEPERAWATAN
14
- nyeri dapat berkurang atau 4. Kolaborasikan pemberian menentukan langkah
hilang. obat jenis analgetik apa yang akan
1. Skala nyeri dapat hilang. dilakukan lagi.
2. Klien tampak rileks 3. Memberikan dan
membantu klien
menjadi lebih rileks.
4. Mengurangi nyeri.
2 Setelah dilakukan asuhan 1. Mengajukan porsi kecil 1. Dapat
keperawatan selama 2x24 jam namun sering. menstabilkan bb.
diharapkan klien memiliki KH 2. Berikan makanan dalam 2. Makanan hangat
: keadaan hangat. mampu
1. Bb normal. 3. Bersihkan bagian oral meningkatkan nafsu
2. Klien menjadi nafsu makan makan klien.
kembali. 3. Agar bagian oral
klien lebih bersih
sehingga tidak terjadi
infeksi baru.
3 Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji ttv. 1. Kekurangan atau
keperawatan selama 2x24 jam 2. Catat perubahan perpindahan cairan
diharapkan klien memiliki KH mental,turgol meningkatkan
: kulit,dehidrasi,membran frekuensi jantung.
1. Cairan dalam tubuh mukosa dan karakter 2. Penurunan curah
terpenuhi. sputum. jantung
2. Klien lebih energik. 3. Hitung masukan mempengaruhi
pengeluaran dan perfusi serebral.
keseimbangan cairan. 3. Kecenderungan
4. Ganti cairan elektrolit keseimbangan cairan
sesuai indikasi. negative dapat
menunjukan
terjadinya defrat.
4. Elektrolit
khususnya kalium
dan natrium mungkin
15
menurun akibat
terapi diuretic.
4 Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji luas dan keadaan 1. Pengkajian yang
keperawatan selama 2x24 jam luka serta proses tepat terhadap luka
diharapkan klien memiliki KH penyembuhan. dan proses
: 2. Rawat luka dengan baik penyembuhan akan
1. Berkurangnya oedema dan benar : membersihkan membantu dalam
sekitar luka. luka secara abseptik menentukan tindakan
2. Pus dan jaringan berkurang menggunakan larutan yang selanjutnya.
3. Adanya jaringan granulasi. tidak iritatif, angkat sisa 2. Merawat luka
balutan yang menempel dengan teknik
pada luka dan nekrotomi aseptik, dapat
jaringan yang mati. menjaga kontaminasi
3. Kolaborasi dengan dokter luka dan larutan yang
untuk pemberian insulin, iritatif akan merusak
pemeriksaan kultur pus jaringan granulasi
pemeriksaan gula darah tyang timbul, sisa
pemberian anti biotik. balutan jaringan
nekrosis dapat
menghambat proses
granulasi.
3. Insulin akan
menurunkan kadar
gula darah,
pemeriksaan kultur
pus untuk
mengetahui jenis
kuman dan anti
biotik yang tepat
untuk pengobatan,
pemeriksaan kadar
gula darahuntuk
mengetahui
16
perkembangan
penyakit.
5 Setelah dilakukan asuhan 1. Diskusikan dengan pasien 1. Pendidikan dapat
keperawatan selama 2x24 jam kebutuhan akan aktivitas. memberikan motivasi
diharapkan klien memiliki KH 2. Berikan aktivitas untuk meningkatkan
: alternatif dengan periode tingkat aktivitas
1. Klien tampak energik. istirahat yang cukup. meskipun pasien
2. Klien mampu melakukan 3. Pantau nadi, frekuensi mungkin sangat
aktifitas dengan baik. pernafasan dan tekanan lemah.
darah sebelum/sesudah 2. Mencegah
melakukan aktivitas. kelelahan yang
4. Tingkatkan partisipasi berlebihan.
pasien dalam melakukan 3. Mengindikasikan
aktivitas sehari-hari sesuai tingkat aktivitas yang
toleransi. dapat ditoleransi
secara fisiologis.
4. Meningkatkan
kepercayaan
diri/harga diri yang
positif sesuai tingkat
aktivitas yang dapat
ditoleransi.
6 Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji dan identifikasi 1. Untuk mengetahui
keperawatan selama 2x24 jam tingkat kekuatan otot pada derajat kekuatan
diharapkan klien memiliki KH kaki pasien. otot-otot kaki pasien.
: 2. Beri penjelasan tentang 2. Pasien mengerti
1. Pergerakan paien bertambah pentingnya melakukan pentingnya aktivitas
luas aktivitas untuk menjaga sehingga dapat
2. Pasien dapat melaksanakan kadar gula darah dalam kooperatif dalam
aktivitas sesuai dengan keadaan normal. tindakan
kemampuan ( duduk, berdiri, 3. Anjurkan pasien untuk keperawatan.
berjalan ). menggerakkan/mengangkat 3. Untuk melatih otot
3. Rasa nyeri berkurang. ekstrimitas bawah sesui – otot kaki sehingg
17
4. Pasien dapat memenuhi kemampuan. berfungsi dengan
kebutuhan sendiri secara 4. Kerja sama dengan tim baik.
bertahap sesuai dengan kesehatan lain : dokter ( 4. Analgesik dapat
kemampuan. pemberian analgesik ) dan membantu
tenaga fisioterapi. mengurangi rasa
nyeri, fisioterapi
untuk melatih pasien
melakukan aktivitas
secara bertahap dan
benar.
7 Setelah dilakukan asuhan 1. Observasi tanda-tanda 1. Pasien mungkin
keperawatan selama 2x24 jam infeksi dan peradangan. masuk dengan infeksi
diharapkan klien memiliki KH 2. Tingkatkan upaya untuk yang biasanya telah
: pencegahan dengan mencetuskan
1. Tidak ada tanda-tanda melakukan cuci tangan yang keadaan ketoasidosis
infeksi. baik pada semua orang yang atau dapat
berhubungan dengan pasien mengalami infeksi
termasuk pasiennya sendiri. nosokomial.
3. Pertahankan teknik 2. Mencegah
aseptik pada prosedur timbulnya infeksi
invasif. silang.
4. Berikan perawatan kulit 3. Kadar glukosa
dengan teratur dan sungguh- yang tinggi dalam
sungguh. darah akan menjadi
media terbaik bagi
pertumbuhan kuman.
4. Sirkulasi perifer
bisa terganggu yang
menempatkan pasien
pada peningkatan
resiko terjadinya
kerusakan pada
kulit/iritasi kulit dan
18
infeksi.
K. DAFTAR PUSTAKA
1. www.ningharmanto.com . Diabetes Melitus: Gejala Penderita Diabetes Melitus.
2. www.oketips.com. Tips kesehatan : Mengulas sejarah Penyakit Diabetes
Mellitus
3. Bustan. 2007. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
19
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. PENGKAJIAN
Ruang perawatan :
No MR/CM :
Tgl masuk RS :
Tgl pengkajian :
Pukul :
1. Biodata
a. Nama pasien : Ny B
Agama :
Alamat :
b. Riwayat penyakit sekarang : Klien mengeluh sakit kepala, kelelahan, mata berkunang-
kunang sejak 2 hari yang lalu, kemudian klien minum obat warung tetapi tidak juga
membaik. Klien mengatakan tadi pagi saat bangun dari tempat tidur terasa sangant pusing
berkunang-kunang dan lemas seperti mau pingsan. Klien juga mengatakan dari 2 minggu
20
yang lalu mengeluh mual,tidak ingin makan,makan hanya ½ porsi,sering BAK,sering
haus,sering lapar,dan terjadi penurunan bb yang drastis.
a) Pengkajian psikologis
- Cara berkomunikasi : pasien sangat kooperatif.
- Pola interaksi : pasien sangat kooperatif.
b) Pengkajian sosial
- Pola hidup : Klien memiliki kebiasaan mengkonsumsi minuman dan makanan
yang manis setiap hari dan memakan makanan siap saji.
- Keluarga : Keluarga klien sangat memperhatikan kondisi klien terutama
anaknya.
c) Support System : Keluarga klien sangat memperhatikan kondisi klien terutama
anaknya.
II. ACTIVITY DAILY LIVING (ADL)
21
warung tetapi kondisinya tidak
membaik.
V. TERAPI MEDIS
1. RL 20 tetes/mnt
2. Glucophage 1x500 mg (malam)
3. Gliquidone 1x30 mg
VI. ANALISA DATA
22
berkunang-kunang,
terasa sangat pusing Hiperglikemi
seperti mau jatuh.
Pelepasan o2
Hipoksia perifer
Nyeri
2. DS : Klien mengatakan Defisiensi insulin Nutrisi kurang dari
dari 2 minggu yg lalu kebutuhan tubuh
mengeluh mual,
kehilangan nafsu makan, Hiperglikemi
makan hanya ½ porsi,
sering lapar, dan
penurunan bb yg drastis. Glukosa tidak bisa masuk dalam
sel
DO : GDS 260 mg/dl,
BB = 60kg, TB =
155cm, glucophage Sel kekurangan glukosa untuk
setiap malam , dan metabolisme
gluquidone
Penurunan bb
23
Nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh
3. DS : Klien mengatakan Defisiensi insulin Kekurangan cairan
lemas, klien mengatakan dalam tubuh
sering BAK, dan sering Hiperglikemi
haus.
Kelelahan
5. DS : Klien mengatakan Defisiensi insulin Keterbatasan
sakit kepala dan sangat aktivitas
pusing, klien
mengatakan kakinya Hiperglikemi
sering kesemutan, klien
24
tampak lemas.
Fleksibilitas darah merah
DO : Terdapat luka
dibagian jempol kaki
klien. Pelepasan o2
Hipoksia perifer
Nyeri
Keterbatasan aktivitas
6. DS : Klien mengatakan Defisiensi insulin Resiko infeksi
kakinya sering
kesemutan.
Hiperglikemi
DO : Terlihat luka
dibagian jempol kaki
klien, gluquidone. Glukosa tidak bisa masuk dalam
sel
25
Kerusakan integritas kulit
Resiko infeksi
26
4. Mengurangi nyeri.
2. Setelah dilakukan asuhan 1. Mengajukan porsi kecil 1. Dapat
keperawatan selama 2x24 jam namun sering. menstabilkan bb.
diharapkan klien memiliki 2. Berikan makanan dalam 2. Makanan hangat
KH : keadaan hangat. mampu
- BB normal. 3. Bersihkan bagian oral meningkatkan nafsu
- Klien menjadi nafsu makan makan klien.
kembali. 3. Agar bagian oral
klien lebih bersih
sehingga tidak terjadi
infeksi baru.
3. Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji ttv. 1. Kekurangan atau
keperawatan selama 2x24 jam 2. Catat perubahan perpindahan cairan
diharapkan klien memiliki mental,turgol kulit, dehidrasi, meningkatkan
KH : membran mukosa dan frekuensi jantung.
- Cairan dalam tubuh karakter sputum. 2. Penurunan curah
terpenuhi. 3. Hitung masukan jantung
- Klien lebih energik. pengeluaran dan mempengaruhi
keseimbangan cairan. perfusi serebral.
4. Ganti cairan elektrolit 3. Kecenderungan
sesuai indikasi. keseimbangan cairan
negative dapat
menunjukan
terjadinya defrat.
4. Elektrolit
khususnya kalium
dan natrium mungkin
menurun akibat
terapi diuretic.
4. Setelah dilakukan asuhan 1. Diskusikan dengan pasien 1. Pendidikan dapat
keperawatan selama 2x24 jam kebutuhan akan aktivitas. memberikan motivasi
diharapkan klien memiliki 2. Berikan aktivitas alternatif untuk meningkatkan
KH : dengan periode istirahat yang tingkat aktivitas
27
- Klien tampak energik. cukup. meskipun pasien
- Klien mampu melakukan 3. Pantau nadi, frekuensi mungkin sangat
aktifitas dengan baik. pernafasan dan tekanan darah lemah.
sebelum/sesudah melakukan 2. Mencegah
aktivitas. kelelahan yang
4. Tingkatkan partisipasi berlebihan.
pasien dalam melakukan 3. Mengindikasikan
aktivitas sehari-hari sesuai tingkat aktivitas yang
toleransi. dapat ditoleransi
secara fisiologis.
4. Meningkatkan
kepercayaan
diri/harga diri yang
positif sesuai tingkat
aktivitas yang dapat
ditoleransi.
5. Setelah dilakukan asuhan 1. Diskusikan dengan pasien 1. Pendidikan dapat
keperawatan selama 2x24 jam kebutuhan akan aktivitas. memberikan motivasi
diharapkan klien memiliki 2. Berikan aktivitas alternatif untuk meningkatkan
KH : dengan periode istirahat yang tingkat aktivitas
- Klien tampak energik. cukup. meskipun pasien
- Klien mampu melakukan 3. Pantau nadi, frekuensi mungkin sangat
aktifitas dengan baik. pernafasan dan tekanan darah lemah.
sebelum/sesudah melakukan 2. Mencegah
aktivitas. kelelahan yang
4. Tingkatkan partisipasi berlebihan.
pasien dalam melakukan 3. Mengindikasikan
aktivitas sehari-hari sesuai tingkat aktivitas yang
toleransi. dapat ditoleransi
secara fisiologis.
4. Meningkatkan
kepercayaan
diri/harga diri yang
28
positif sesuai tingkat
aktivitas yang dapat
ditoleransi.
6. Setelah dilakukan asuhan 1.Observasi tanda-tanda 1. Pasien mungkin
keperawatan selama 2x24 jam infeksi dan peradangan. masuk dengan infeksi
diharapkan klien memiliki 2. Tingkatkan upaya untuk yang biasanya telah
KH : pencegahan dengan mencetuskan
- Tidak ada tanda-tanda melakukan cuci tangan yang keadaan ketoasidosis
infeksi. baik pada semua orang yang atau dapat
berhubungan dengan pasien mengalami infeksi
termasuk pasiennya sendiri. nosokomial.
3. Pertahankan teknik aseptik 2. Mencegah
pada prosedur invasif. timbulnya infeksi
4. Berikan perawatan kulit silang.
dengan teratur dan sungguh- 3. Kadar glukosa
sungguh. yang tinggi dalam
darah akan menjadi
media terbaik bagi
pertumbuhan kuman.
4. Sirkulasi perifer
bisa terganggu yang
menempatkan pasien
pada peningkatan
resiko terjadinya
kerusakan pada
kulit/iritasi kulit dan
infeksi.
29
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Jadi dapat kami simpulkan bahwa suatu gangguan diabetes memberikan beban besar
sebagai masalah kesehatan dengan melihat bahwa gejala – gejala DM sendiri cukup
banyak dan berat, masing – masing gangguan cukup memeberikan tantangan dalam
mengatasinya. Menghadapi gangguan perasaan lapar saja, misalnya suatu bentuk
gangguan yang cukup berat dihadapi oleh setiap pasien, dimana keinginana untuk
menahan diri untuk makan. Jika DM memasuki tahap komplikasi maka DM dimasuki
semua jalur sistem tubuh manusia. Dia titidak bisa disembuhkan, hanya bisa kendalikan
(diperlambat) atau dicegat. DM merupakan keseharian seumur hidup seorang penderita.
B. SARAN
Mahasiswa sebaiknya mengetahui segala hal yang berkaitan dengan diabetes mellitus
seperti sejarah ditemukannya penyakit ini, hingga perkembangannya sampai sekarang.
Begitu pula dengan gejala, cara pencegahan dan cara mengobatiinya, penting diketahui
mengingat diabetes adalah termasuk sepuluh besar penyakit yang menyebabbkan
kematian. Sehingga mahasiswa diharapkan mampu menyampaikannya kepada
masyarakat luas.
30