Professional Documents
Culture Documents
TENTANG
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Ditetapkan di : Tangerang
Pada Tanggal : 4 Januari 2010
1. Pelayanan medis di Instalasi Gawat Darurat (IGD) dilakukan oleh dokter umum
sebagai dokter jaga onsite dengan pengaturan dinas 2 shift dan dokter spesialis
sebagai dokter jaga konsulen oncall dengan pengaturan dinas setiap hari;
2. Pelayanan keperawatan di Instalasi Gawat Darurat (IGD) dilakukan oleh
perawat jaga onsite dengan pengaturan dinas 3 shift;
3. Pasien yang datang ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit dilayani
selama 24 jam dengan pola pelayanan sesuai kebutuhan penanganan
kegawatannya, yang ditentukan melalui proses triase;
4. Pasien Instalasi Gawat Darurat (IGD) yang berdasarkan proses triase ternyata
bukan merupakan kasus gawat darurat, dikirim ke poliklinik rawat jalan. Apabila
poliklinik rawat jalan sudah tutup atau pada hari libur, maka pasien dapat
dilayani di IGD dengan prioritas kedua setelah pasien gawat darurat;
5. Fasilitas radiologi di Instalasi Gawat Darurat (IGD) disediakan untuk pelayanan
bagi pasien-pasien gawat darurat, dan pasien rawat inap yang memerlukan
pemeriksaan radiologi segera;
6. Pelayanan laboratorium untuk pasien-pasien gawat darurat, dan pasien rawat
inap yang memerlukan pemeriksaan laboratorium segera dibuat prosedur
tetapnya oleh Instalasi Patologi Klinik;
7. Semua petugas jaga di Instalasi Gawat Darurat (IGD) harus dibuat jadwal dinas
bulanan oleh pejabat yang berwenang serta disahkan oleh direktur. Jadwal
petugas yang dimaksud adalah petugas di IGD, Instalasi penunjang medik dan
non medik serta petugas administrasi umum. Jadwal dinas bulanan tersebut
dikumpulkan di IGD;
8. Daftar harian semua petugas jaga yang berdinas setiap harinya dibuat oleh
Kepala Instalasi Gawat Darurat (IGD), dipasang dipapan pengumuman agar
dapat dibaca oleh semua orang yang berkepentingan. Semua peralatan medis
Instalasi Gawat Darurat (IGD) termasuk peralatan kesehatan yang ada di dalam
mobil ambulans harus dilakukan pemeliharaan secara berkala, dan peralatan
yang menggunakan ukuran harus dilakukan kalibrasi setiap tahun untuk
menjaga akurasinya;
9. Semua peralatan medis yang digunakan di Instalasi Gawat Darurat (IGD) harus
dibuat Prosedur Tetap penggunaannya;
10. Semua tindakan medis, tindakan keperawatan dan tindakan penunjang harus
dibuat Prosedur Tetapnya;
11. Semua penggunaan obat, alat habis pakai dan linen harus dibuat Prosedur
Tetap pelaksanaannya;
12. Pengadaan obat dan alat medis di Instalasi Gawat Darurat (IGD) harus dibuat
Prosedur Tetapnya;
13. Penggunaan alat komunikasi dan tata cara komunikasi di IGD ditetapkan
dengan Prosedur Tetap sistim komunikasi;
14. Tata cara pelayanan ambulans di Instalasi Gawat Darurat (IGD) ditetapkan
dengan Prosedur Tetap;
15. Tata cara merujuk pasien dari Instalasi Gawat Darurat (IGD) ditetapkan dengan
Prosedur Tetap;
16. Penggunaan alat dan obat life saving di Instalasi Gawat Darurat (IGD)
ditetapkan dengan Prosedur Tetap;
17. Penanganan bencana dan KLB harus mengacu kepada buku pedoman
penanggulangan bencana dan KLB rumah sakit. Perlu dibuat Prosedur Tetap
agar semua petugas dapat bekerja secara sinergi dan koordinatif;
18. Semua pegawai baru yang akan bekerja di IGD harus mengikuti program
orientasi dan bimbingan;
19. Semua petugas Instalasi Gawat Darurat (IGD) harus harus ditingkatkan
keterampilannya melalui program diklat;
20. Keterampilan dalam penanggulangan kegawat darutan sederhana (BLS) juga
diberikan pada seluruh pegawai rumah sakit;
21. Syarat jabatan bagi dokter yang bertugas di Instalasi Gawat Darurat (IGD)
adalah memiliki sertifikat ATLS/PPGD/GELS;
22. Syarat jabatan bagi perawat yang bertugas di Instalasi Gawat Darurat (IGD)
adalah memiliki sertifikat BTCLS/PPGD;
23. Informasi kepada masyarakat pada keadaan rutin dan bencana diberikan oleh
Instalasi Hukum Publikasi Informasi (HPI), mekanisme pemberian informasi
dilakukan sesuai prosedur tetapnya.