You are on page 1of 11

PENGGUNAAN ALAT PERAGA BAPER(BATANG PERKALIAN) SEBAGAI

SOLUSI DALAM MENYELESAIKAN PERKALIAN BILANGAN CACAH


PADA SISWA KELAS V SDN TONDO

DISUSUN OLEH:

A. SERLI

A 231 15 131

DOSEN PENGAMPUH :

Dr. Muh. Rizal, M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “PENGGUNAAN ALAT PERAGA BAPER(BATANG PERKLIAN)
SEBAGAI SOLUSI DALAM MENYELESAIKAN PERKALIAN BILANGAN
CACAH PADA SISWA KELAS V SDN TONDO”. Hambatan dan permasalahan
yang menimbulkan kesulitan dalam menyelesaikan makalah ini banyak ditemui oleh
penulis, akan tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan-kesulitan
yang timbul tersebut dapat teratasi. Oleh karena itu, dalam kesempatan kali ini
penulis menyampaikan terima kasih kepada Ibu Guru atas segala bentuk bantuannya
yang telah meringankan penyelesaian penulisan makalah ini.

Palu, 27 september 2018

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada hakikatnya kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses komunikasi.
Dalam proses komunikasi, kehadiran media sangatlah penting agar pesan yang
disampaikan oleh komunikator dapat diterima oleh komunikan secara efektif.
Demikian juga dalam pembelajaran, agar tujuan pembelajaran dapat dicapai
secara efektif dan efisien maka diperlukan media pembelajaran yang
memudahkan siswa belajar. Apalagi pada pembelajaran matematika yang
memiliki tingkat kesulitan dan keabstrakan konsep yang lebih tinggi dibanding
dengan mata pelajaran yang lain.

Sejalan dengan hal tersebut, Azhar Arsyad (2003: 15) menyatakan bahwa
dalam suatu proses belajar mengajar, ada dua unsur yang sangat penting, yaitu
metode mengajar, dan media pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan.
Pemilihan metode mengajar tertentu akan mempengaruhi media yang digunakan.
Media pembelajaran merupakan alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi
iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan guru.

Dari hasil wawancara saya bersama salah satu guru di SDN tondo, guru
tersebut mengatakan bahwa masih ada siswa yang masih kurang memahami
masalah perkalian, guru juga mengatakan susah untuk mengajarkan atau
memahamkan materi perkalian, disini maksud dari guru susah mengajarkan itu
karena masih ada siswa yang belum bisa melakukan perkalian. Jadi dari hasil
wawancara saya bersama salah satu guru di SDN Tondo saya mengambil
kesimpulan untuk mengatasi masalah tersebut saya menggunakan alat peraga
untuk mempermudah, dan alat peraga yang saya gunakan adalah BAPER
(Batang perkalian).
B. Rumusan Masalah
Apakah media pembelajaran matematika dengan menggunakan alat peraga
BAPER (batang perkalian) dapat membantu menyelesaikan masalah perkalian
bilangan cacah pada kelas V SDN TONDO?
C. Tujuan Masalah
Media pembelajarann matematika dengan menggunakan alat peraga BAPER
(batang perkalian) dapat membantu menyelesaikan masalah perkalian bilangan
cacah pada kelas V SDN TONDO.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah
artinya perantara atau pengantar. Menurut Sadiman media adalah perantara atau
pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Sedangkan menurut
Djamarah adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur
pesan guna mencapai tujuan pembelajaran.
Media pembelajaran adalah alat bantu pembelajaran yang secara sengaja
dan terencana disiapkan atau disediakan guru untuk mempresentasikan atau
menjelaskan bahan pelajaran, serta digunakan siswa untuk dapat terlibat
langsung dengan pembelajaran matematika
B. Fungsi Media Pembelajaran
Fungsi media pembelajaran, diantaranya sebagai berikut:
1. Fungsi atensi.
Media ini dapat menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk
berkonsentrasi pada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna yang
ditampilkan dalam materi pelajaran.
2. Fungsi afektif.
Fungsi media dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa/ mahasiswa ketika
proses belajar mengajar berlangsung.
3. Fungsi kognitif.
Media dapat mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar
memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi
atau pesan yang terkandung dalam gambar.
4. Fungsi kompensatoris
Media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian konteks untuk memahami
teks, membantu siswa yang lemah dalam membaca, untuk mengorganisasikan
informasi dalam teks dan mengingatnya kembali.
5. Fungsi Psikomotoris
Fungsi ini diberikan dengan maksud untuk menggerakkan siswa melakukan
suatu kegiatan, terutama yang berkenaan dengan hafalan-hafalan.
6. Fungsi Evaluasi
Fungsi evaluasi dimaksudkan agar segala kegiatan belajar mengajar yang
telah dilaksanaka dapat dilakukan penilaian kemampuan siswa dalam
merespon pembelajaran.

C. Manfaat Media

Menurut Ensiclopedi of Educational Research, nilai atau manfaat media


pendidikan adalah sebagai berikut:
1. Meletakkan dasar-dasar yang kongkret untuk berfikir sehingga mengurangi
verbalitas.
2. Memperbesar perhatian siswa.
3. Meletakkan dasar yang penting untuk perkembangan belajar oleh karena itu
pelajaran lebih mantap.
4. Memberikan pengalaman yang nyata.
5. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinu.
6. Membantu tumbuhnya pengertian dan dengan demikian membantu
perkembangan bahasa.
7. Memberikan pengalaman yang tidak diperoleh dengan cara yang lain.
8. Media pendidikan memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara guru
dan murid.
9. Media pendidikan memberikan pengertian atau konsep yang sebenarnya
secara realita dan teliti.
10. Media pendidikan membangkitkan motivasi dan merangsang kegiatan
belajar.
D. Sejarah BAPER (Batang perkalian)
John Napier adalah seorang ahli matematika Skotlandia yang semasa
hidupnya dari tahun 1550-1670.Dia bekerja selama lebih dari 20 tahun untuk
mengembangkan teori tabel, yang menjadi cukup terkenal, dengan nama Tabel
Logaritma. Menjelang akhir hidupnya, John Napier menemukan set batang, yang
disebut Bones, karena terbuat dari tulang. Tulang-tulang itu digunakan sebagai
digit. Ide pemikirannya adalah mengubah proses yang kompleks perkalian dan
pembagian menjadi penambahan dan pengurangan. Napier’s Bones selanjutnya
dikenal dengan nama batang napier.
Risky dalam(Putra, 2010) mengemukakan bahwa perkalian bilangan dengan
menggunakan batang napier yaitu dengan menerjemahkan persoalan perkalian
menjadi persoalan penjumlahan. Cara mengalikan bilangan dengan batang napier
cukup mudah, yaitu hanya melihat bilangan yang akan dikalikan, kemudian
menjumlahan diagonalnya.
Kelebihan media batang napier menurut (Aristiani, 2013) gambarnya bisa
dipindahkan dengan mudah sehingga siswa bisa lebih antusias untuk ikut aktif
secara fisik dengan cara memindahkan objek angka. Pola mengajarkannya bisa
memudahkan siswa dalam mengalikan anak karena tersusun dalam bentuk kotak
persegi. Membuat anak lebih mudah mengalikan angka yang satu dengan angka
yang lain.
Batang napier ini digunakan untuk perkalian bilangan cacah dengan pengali
(0 – 9) terletak pada batang indek sebanyak 1 buah dan bilangan yang dikalikan
(0 – 9) terletak pada “kepala-kepala batang” minimal sebanyak 10 buah. Di
bawah “kepala kepala batang” terbagi 10 bagian bagian-bagian kecil yang
masing-masing terbagi dua, bagian atas menunjukkan “puluhan” bagian bawah
menunjukkan “satuan”.
Aturan Pengisian Angka dan Metode Pemakaian

1. Batang Perkalian Sistem Desimal

Kita ambil contoh batang 4 dan batang 8. Setiap batang perkalian basis desimal
mempunyai sembilan baris.

a. Baris 1, diisi dengan 1 x 4 = 04


1 x 8 = 08
b. Baris 2, diisi dengan 2 x 4 = 08
2x8=16
c. Baris 3, diisi dengan 3 x 4 = 12
3 x 8 = 24
d. Dan seterusnya sampai baris 9
Baris 9, diisi dengan 9 x 4 = 36
9 x 8 = 72
·
Cara Penggunaan
Tentukan hasil kali dari : 48 x 37 = ...
Langkah-langkahnya:

1. Ambil batang 4 dan batang 8, kemudian tuliskan baris ke-3 dan ke-7
seperti gambar dibawah ini:

2. Kemudian jumlahkan menurut arah diagonal panah dimulai dari kotak


kanan ke kotak paling kiri.

3. Kolom paling kanan 6, kolom berikutnya: 4 + 5 + 8 = 17, maka ditulis 7


dan 1 dituliskan ke kolom berikutnya.
4. Kolom berikutnya 1 + 2 + 2 + 2 = 7
5. Jadi hasil perkalian dari : 48 x 37 = 1776
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk


menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan
kemauan peserta didik untuk belajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses
belajar serta menjadikan tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan mudah.
Semakin konkret media yang digunakan akan semakin memudahkan pemahaman
siswa. Oleh karena itu dalam pembelajaran sangat dianjurkan untuk
menggunakan media pembelajaran. Namun dalam pemilihannya perlu
mempertimbangkan tujuan pembelajaran, isi, karakteristik siswa, waktu, biaya,
ketersediaan, konteks penggunaan dan mutu teknis.

B. Saran
Penggunaan media pembelajaran dalam bidang matematika, masih jarang
dilakukaan oleh para pendidik yang hanya fokus menyampaikan materi
sehinngga membuat beberapa peserta didik merasa bosan dan beranggapan
bahwa mateatika itu hanya angka dan hitung-hitungan. Jadi, sebaiknya unttuk
seluruh pendidik dapat menggunakan media pemelajaran dalam proses belajar
mengajar, agar proses belajar mengajar menjadi lebih baik dan peserta didik juga
merasa nyaman.Namun, tak selamanya media dapat menunjang pembelajaran,
jadi sebaiknya pendidik dapat mengatur penggunaan media dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Azhar Arsyad. (2003). Media pembelajaran. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Ensiclopedi of Educational Reseach, nilai atau manfaat media pendidikan

Aristiani, N. (2013). Penggunaan Media Batang Napier Dalam Meningkatkan


Kemampuan Operasi Perkalian Bagi Anak Kesulitan Balajar Kelas 3 SD 11 Belakang
Tangsi Padang. (U. N. Padang, Penyunt.) Jurnal Ilmiah Pendidikan Khusus , Volume
1 Nomor 1.

Putra, S. N. (2010). Pemanfaatan Alat Peraga Batang Napier dalam Pembelajaran


Operasi Perkalian Bilangan Cacah Sebagai Upaya Peningkatan Aktivitas dan Prestasi
Belajar Siswa. Bali: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Maha
Saraswati Denpasar.

You might also like