Professional Documents
Culture Documents
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
TAHUN 2014
BAB I
PENDAHULUAN
Ibu Ani membawa anaknya bernama Ali, berusia 4 bulan ke puskesmas untuk
mendapatkan imunisasi DPT. Sore hari setelah mendapatkan imunisasi DPT, Ali rewel
dan menderita demam. Ibu Ani memiliki termometer suhu badan yang didapatkannya
ketika ia melahirkan di RS dulu. Ibu Ani memeriksa suhu badan Ali, didapatkan
suhunya
39°C. Dokter di puskesmas telah memberikan 6 bungkus puyer penurun panas untuk
Ali. Tiga hari kemudian pada kulit tempat bekas suntikan terlihat bengkak, bernanah,
Jump 1
-
Jump 2
1. Histologi kulit yang berkaitan dengan system imun
2. Imunitas mukosa
4. Komplemen?
5. Inflamasi?
7. Antigen?
8. Immunogen?
9. Hapten?
10. APC?
11. Limfosit T?
14. Limfosit B?
15. Bagaiamana limfosit B bisa menjadi sel plasma dan menghasilkan antibody?
16. Antibody?
18. Imunisasi?
19. Contoh imunisasi pasif buatan, pasif alami, aktif buatan, aktif alami?
20. Macam-macam vaksin?
Jump 3
1. LO
2. LO
3. LO
4. LO
5. LO
6. LO
7. LO
8. LO
9. LO
10. LO
11. LO
12. LO
13. LO
14. LO
15. LO
16. LO
17. LO
18. LO
19. LO
20. LO
21. LO
Jump 5
1. Bagaimana histologi kulit yang berkaitan dengan sistem imun ?
2. Bagaimana mekanisme imunitas mukosa ?
3. Bagaimana tubuh mengenali adanya benda asing yang masuk ?
4. Jelaskan tentang komplemen !
5. Bagaimana proses terjadinya inflamasi ?
6. Apa saja sel yang terlibat dalam sistem imun non-spesifik ?
7. Jelaskan tentang antigen !
8. Jelaskan tentang imunogen !
9. Jelaskan tentang hapten !
10. Apa saja sel-sel yang termasuk dalam APC ?
11. Bagaimana maturasi, aktivasi dan diferensiasi dari sel limfosit T ?
12. Bagaimana histologi organ-organ limfatika ?
13. Bagaimana maturasi, aktivasi dan diferensiasi dari sel limfosit B ?
14. Jelaskan tentang antibodi !
15. Bagaimana bisa terbentuk sel memory?
16. Apakah pengertian dari imunisasi dan apa fungsi dari imunisasi ?
17. Apa pengertian dan contoh dari imunisasi pasif buatan, pasif alami, aktif buatan
dan aktif alami ?
18. Macam-macam vaksin?
19. Mengapa perlu diberikan vaksina
Jump 6
Mengumpulkan informasi untuk menjawab LO
Jump 7
1. Histologi kulit
Komponen sistem imun bawaan maupun adaptif akan diinisiasi oleh respon
inflamasi. Tanda- tanda inflamasi antara lain nyeri (dolor ), panas (calor ),
kemerahan (rubor ), swelling (tumor ), and kehilangan fungsi (functio laesa)
Ketika barrier terluar dari sistem imun non spesifik (kuliat dan lapisan epitel)
telah dirusak patogen maka sebagai feedback sistem imun bawaan ini dapat
menginduksi kaskade kompleks yang dikenal sebagai respon inflamasi.
Inflamasi akut terjadi dalam waktu singkat dan diikuti proses penyembuhan
seperti contoh kerusakan jaringan lokal. Sedangkan inflamasi kronik terjadi
sebagai akibat dari inflamasi akut yang terjadi terlalu lama dan biasanya
membawa kontribusi besar (efek memperberat) pada penaykit arthritis, penyakit
kardiovaskuler, infeksi usus, dan diabetes tipe 2.
Efek pertama kali setelah terjadi inflamasi adalah terjadi vasodilatasi pembuluh
darah. Karena banyak darah yang mengalir di lokasi inilah yang menyebabkan
warna kemerahan (rubor). Permeabilitas kapiler darah juga terjadi peningkatan
dan menyebabkan cairan berkumpul di bawah kulit (edema/swell). Dalam
waktu beberapa jam, leukosit memasuki jaringan. Lalu terjadilah aktivasi sel-
sel inflamasi antara lain makrofag, sel mast dan sel dendritik oleh PAMP untuk
melepaskan sitokin (TNF-γ, IL-1, and IL-6) maupun kemokin dan mediator
inflamasi lain menuju lokasi infeksi/trauma supaya memulai fagositosis.
a. Reaksi inflamasi/peradangan
b. Protein antivirus (interferon) dikeluarkan saat sel terinfeksi virus, dimana
dia berfungsi untuk mengganggu replikasi dari virus, meningkatkan
fagositosis makrofag dan merangsang produksi antibodi.
c. Sel natural killer (NK) merusak sel yang terinfeksi virus dan sel kanker
dengan melisiskan memberan sel pada paparan I. Kerjanya sama seperti sel
T Sitotoksik tetapi lebih cepat, non spesifik dan bekerja sebelum sel T
sitotoksik menjadi lebih banyak dan berfungsi.
d. Sistem komplemen
Jadi sel dalam sistem imun nonspesifik adalah NK (Natural Killer)
Nah NK ini akan teraktivasi apabila pada sel berinti mempunyai MHC Class
I, dimana MHC Class I merupakan inhibisi dalam penghancuran sel tersebut
oleh NK. Apabila terdapat MHC maka NK tidak akan teraktivasi. Tetapi
apabila tidak ada MHC maka NK akan teraktivasi dan sel tersebut akan
dihancurkan oleh NK.
Yang termasuk ke dalam sel mediator adalah sel basofil, sel mast dan
trombosit. Sel mast dan sel basofil dapat membentuk dan menyimpan
heparin.
Maturasi Sel B
Sel limfosit B pertama kali di produksi di dalam embrio. Sebelum lahir yolk
sac, hati dan sumsum tulang janin merupakan tempat pematangan utama sel
B dan setelah lahir pematangan sel B terjadi di sumsum tulang.
(Gambar)
Pro-sel B mengekspresikan transmembran tirosin fosfat (CD45R).
Proliferasi dan diferensiasi pro-B menjadi pre-B memerlukan lingkungan
mikro dari stroma sumsum tulang. Jika tidak pada lingkungan mikro maka
sel-B tidak akan tumbuh menjadi sel yang matang.
Stroma sel sumsum tulang mempunyai peranan penting :
1. Langsung berinteraksi dengan sel pro-B dan pre-B
2. Menghasilkan berbagai jenis sitokin (IL-7) yang mendukung proses
pematangan sel B.
Pro-B sel berinteraksi secara langsung dengan stroma sel yang di bantu oleh
beberapa molekul sel-adhesi, yaitu VLA-4 pada sel pro-B dan VCAM-1 pada
stroma sel.
Setelah adanya ikatan pro-B dan stroma sel, reseptor pada pro-B (c-Kit)
berinteraksi dengan molekul pada permukaam stroma sel (SCF).
Aktivasi c-Kit yang juga distimulasi ooleh CD45R. Pro-B mulai
mengekspresikan reseptor IL-7. IL-7 yang dilepaskan oleh stroma sel
berinteraksi dengan reseptor IL-7, yang menginduksi pro-B menjadi pre-B.
Proliferasi dan diferensiasi akan menghasilkan sel-B matur.
Pre-B sel tidak terlalu lama berinteraksi secara langsung dengan stroma sel,
karena IL-7 udah dihasilkan.
Pada sumsum tulang Pre-B sel berdiferensiasi menjadi immature sel B yang
pada permukaan mebran nya terdapat IgM. Kemudian di perifer immature B
sel berubah menjadi sel B naïf yang hanya masih terdapat IgM pada
permukaan membrane sel.
Sel B naïf berdiferensiasi menjadi sel B mature yang pada permukaan
membrane sudah terdapat IgM dan IgG.
TI-1 adalah activator poliklonal sel-B (mitogen), yang bisa mengaktifkan sel-
B yang spesifik terhadap antigennya. Kadar TI-1 yang tinggi, akan
menstimulasi proliferasi dan sekresi antibodi dari sel-B. Kadar yang rendah,
hanya sel-B yang mempunyai epitop spesifik terhadap antigen itu saja yang
aktif.
LPS merupakan komponen penting pada dinding sel bakteri gram-negatif .
Kadar LPS rendah akan menstimulasi antibody spesifik terhadap LPS. Kadar
yang tinggi sebagai activator poliklonal sel-B.
Ada dua jenis kekebalan yang bekerja pada tubuh bayi atau anak (imunisasi) :
a. Imunisasi aktif (active immunization)
Imunisasi aktif adalah kekebalan yang dibuat sendiri oleh tubuh untuk
menolak terhadap suatu penyakit tertentu.
1. Imunisasi aktif alamiah: adalah dimana kekebalan akan dibuat
sendiri oleh tubuh setelah mengalami atau sembuh dari suatu
penyakit, misalnya campak, jika pernah sakit campak, maka tidak
akan terserang kembali.
2. Imunisasi aktif buatan: adalah dimana kekebalan dibuat oleh tubuh
setelah mendapat vaksin yaitu hepatitis B, BCG, DPT/Hep B
kombo, dan polio.
b. Imunisasi pasif (passive immunization)
Imunisasi pasif adalah tubuh anak tidak membuat zat antibody sendiri
tetapi kekebalan tersebut diperoleh dari luar setelah memperoleh zat
penolakan, sehingga prosesnya cepat tetapi tidak bertahan lama karena
akan di metabolisme oleh tubuh
Imunisasi pasif dibagi menjadi dua macam:
1. Imunisasi pasif alamiah atau bawaan, yaitu terdapat pada bayi baru
lahir sampai berumur 5 bulan. Bayi mendapatkan zat antibody dari ibu
sewaktu didalam kandungan, yaitu melalui jalan darah menembus
plasenta, yaitu campak
2. Imunisasi pasif buatan, yaitu dimana kekebalan ini diperoleh setelah
mendapatkan suntikan zat penolakan, misalnya ATS.
18. Jenis-jenis vaksin
a. Vaksin live attenuated (bakteri atau virus hidup yang dilemahkan)
Vaksin live attenuated diproduksi dengan cara melakukan modifikasi
virus atau bakteri penyebab penyakit di laboratorium. Mikroorganisme
vaksin yang dihasilkan masih memiliki kemampuan untuk tumbuh
(replikasi) dan menimbulkan kekebalan tetapi tidak menyebabkan
penyakit. Vaksin live attenuated bersifat labil dan dapat mengalami
kerusakan bila kena panas dan sinar, maka harus dilakukan pegelolaan
dan penyimpanan dengan baik dan hati-hati.
Vaksin live attenuated yang tersedia saat ini adalah :
1. Vaksin yang berasal dari virus hidup. Contoh : vaksin campak,
gondong, rubella, polio OPV (Oral Pholio Vaksin), demam
kuning.
2. Vaksin yang berasal dari bakteri. Contoh : BCG dan demam tifoid
oral.
b. Vaksin inactivated
Vaksin inactivated dihasilkan dengan cara membiakkan bakteri atau
virus dalam media pembiakan, kemudian dibuat tidak aktif (inactivated)
dengan pemanasan atau bahan kimia (biasanya formalin).
Karena vaksin inactivated tidak hidup dan tidak dapat reflikasi maka
seluruh dosis antigen yang dibutuhkan dimasukkan dalam suntikan.
Vaksin ini tidak dapat menyebabkan penyakit (walaupun pada orang
dengan defisiensi imun) dan tidak dapat mengalami mutasi menjadi
bentuk patogenik.
Vaksin inactivated yang tersedia saat ini berasal dari :
1. Seluruh sel virus inactivated, contoh : influenza, polio IPV
(Injectable/inactivated Polio Vaksin), rabies, hepatitis A.
2. Seluruh bakteri inactivated, contoh : pertusis, tifoid, kolera.
3. Vaksin fraksional yang masuk sub unit, contoh : hepatitis B,
influenza, pertusis aceluler, tifoid vi.
4. Toksoid, contoh : difteri, tetanus
5. Polisakarida murni, contoh: pnemokokus, meningokokus,
haemophilus influenza tipe B.
6. Gabungan polisakarida (haemophilus influenza tipe B dan
pnemokokus).
c. Rekombinan (rekayasa genetika) : hepatitis B.
Vaksin hepatitis B rekombinan adalah vaksin virus recombinant yang
telah diinaktivasikan dan bersifat non-infeksius, berasal dari HbsAg
yang dihasilkan dalam sel ragi (hansenula olymorpha) menggunakan
teknologi DNA recombinan.
19. Vaksinasi adalah imunisasi aktif secara buatan, yaitu memberikan paparan
antigen dari suatu patogen yang akan menstimulasi system imun dan
menimbulkan kekebalan sehingga nantinya orang yang sudah divaksinasi, tidak
akan sakit bila terkena antigen serupa.
BAB III
KESIMPULAN
Tubuh memiliki sistem pertahanan terh adap cedera atau infeksi. Pertahanan tersebut
dimulai dari kulit/mukosa sampai ke sel-sel memberikan respon imun terhadap benda
asing yang masuk. Respon imun terbagi 2, yaitu nonspesifik/innate dan
spesifik/adaptive. Ketika terjadi kerusakan jaringan akan ada stimulasi/pengaktifan sel
dan zat yang bertugas dalam proses inflamasi, selanjutnya jika infeksi maka akan terjadi
opsonisasi, fagositosis, penghancuran/penetralisasian dari benda asing yang masuk.
Secara garis besar, innate imunity diperankan oleh sel fagosit, APC, dan sebagainya,
sedangkan adaptive immunity diperankan oleh limfosit B (humoral) dan limfosit T
(seluler). Adaptive immunity akan memberikan memori terhadap kekebalan sehingga
menjadi dasar dari imunisasi. Imunisasi ada yang aktif (memacu tubuh memproduksi
antibodi dan memori kekebalan) dan pasif (tubuh menerima antibodi secara langsung
dari luar). Vaksinasi merupakan salah satu metode imunisasi aktif yang buatan. Dalam
prosesnya vaksinasi harus memperhatikan jenis vaksin, cara pemberian, indikasi,
kontraindikasi, efek samping, dan penatalaksanaan jika terjadi kejadian ikutan pasca
imunisasi (KIPI).
BAB IV
SARAN
Saran untuk diskusi adalah diharapkan diskusi berjalan lebih baik dengan partisipasi
aktif semua anggota diskusi dan dapat menentukan prioritas permasalahan yang harus
dibahas lebih detail.
Saran untuk kelompok adalah agar lebih banyak membaca dasar imunologi dari
referensi yang berbeda-beda sehingga menambah luas wawasan dan tidak hanya
terpaku pada satu fokus. Selain itu, diharapkan dapat mempelajari suatu ilmu dengan
detail, tidak hanya secara superfisial.
Saran untuk tutor, tutor telah bertindak sebagai fasilitator yang baik dan sangat
memahami dasar imunologi serta memahami hal-hal mana saja yang perlu dibahas
dalam tutorial sehingga LO tercapai dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Owen, Judith A. (2013). Kuby Immunology 7th Edition. W.H Freeman and
Company (E-book version)
Rabson Arthur, Roitt Ivan M, Delves Peter J (2005). Really Essential Immunology.
Blacwell Publishing (E-book version)