Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Dalam setiap proses pembelajaran di jenjang manapun akan selalu ada proses
penilaian yang tidak lepas dari penggunaan instrumen. Penilaian dalam sistem
dan hasil belajar peserta didik yang dapat mengevaluasi secara menyeluruh terhadap
segi pemahamannya terhadap materi atau bahan pelajaran yang diberikan (aspek
kognitif), maupun dari segi penghayatan (aspek afektif), dan pengamalannya (aspek
psikomotor).
Menurut Hasan dalam Arifin (2012:3) menyatakan bahwa tes adalah alat
pengumpulan data yang dirancang secara khusus karena dapat menilai proses dan
hasil belajar peserta didik, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan
penguasaan bahan sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran. Suatu instrumen
dikatakan baik apabila memenuhi ciri-ciri tes hasil belajar seperti valid, reliabel,
obyektif dan praktis. Jika instrumen penilaian tersebut, dapat dikatakan valid apabila
dapat diartikan dengan tepat, benar, shahih, absah. Jadi dapat dikatakan valid adalah
alat penilaian yang secara tepat, secara benar, secara shahih, atau secara absah dapat
menilai apa yang seharusnya hendak dinilai, seperti halnya dalam tes tertulis
hendaknya memuat soal yang memperhatikan seperti halnya: (1) proporsi tingkat
kesulitan yang berimbang, (2) sesuai dengan indikator dan tujuan pembelajaran, (3)
mampu menilai kemampuan peserta didik, dan (4) sesuai dengan materi yang
diajarkan.
1
1
Dari studi pendahuluan, yang dilakukan oleh peneliti disaat proses wawancara
dengan beberapa pendidik yang mengajar di SMA N 3, SMA N 5 dan SMA N 6 Kota
Jambi serta dengan para dosen pendidikan kimia di Universitas Jambi diperolehlah
informasi bahwa 70% instrumen yang telah digunakan masih memiliki kekurangan
dari segi bahasa dan 20% segi konstruk. Hal inilah yang menyebabkan instrumen
yang digunakan untuk penilaian didalam proses pembelajaran dan penelitian belum
beberapa tim ahli atau pakar dibidangnya. Sehingga instrumen yang digunakan dapat
penilaian yang dikembangkan oleh peneliti yaitu instrumen penilaian berpikir kreatif
berbentuk tes tertulis. Menurut Kunandar (2015:174) menyatakan bahwa tes tertulis
termasuk dalam kelompok tes verbal. Tes verbal adalah tes yang soal dan jawaban
yang diberikan oleh peserta didik berupa bahasa tulisan. Salah satu materi kimia yang
digunakan yaitu materi sistem koloid yang dibuat instrumen penilaian berpikir kreatif
dengan soal tes esai yang diharapkan mampu mengarahkan peserta didik untuk
dan bagaimana gejala-gejala alam yang berkaitan dengan struktur, sifat, dan
perubahannya.
Pokok bahasan sistem koloid memiliki ciri khas yaitu pokok bahasan yang
aplikatif dan erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari, sehingga materinya tidak
mengalami kesulitan didalam memahami materi, hal ini juga berhubungan dengan
2
banyaknya konsep dan contoh-contoh pada materi yang memunculkan ide-ide kreatif
peserta didik, diharapkan dapat tergali dan keterampilan berpikir kreatifnya dapat
beberapa indikator dalam bentuk kisi-kisi soal yang berupa tes tertulis dalam bentuk
tes esai. Kisi-kisi ini digunakan sebagai pedoman pengembangan instrumen penilaian
berpikir kreatif yang sesuai dengan syarat-syarat atau kaidah tertentu yang telah
divalidasi dari segi muka dan isi. Pengembangan instrumen yang dikembangkan
tersebut nantinya diuji melalui uji pakar yang terdiri uji pakar penilaian materi, uji
pakar penilaian konstruk, dan uji pakar penilaian bahasa (La Moma, 2015:37).
untuk melakukan penelitian pengembangan dan validasi tes berpikir kreatif. Adapun
mengenai bentuk instrumen penilaian berpikir kreatif ini digunakan dalam bentuk tes
tertulis dengan tipe soal esai, maka judul dari penelitian pengembangan ini yaitu
instrumen penilaian berpikir kreatif peserta didik pada materi sistem koloid ?
3
dikelas XI SMA/MA.
4. Bagi Sekolah
Dengan adanya penelitian ini, diharapkan pendidik dapat memakai lembar
instrumen berpikir kreatif yang telah valid dan sesuai dengan syarat-syaratnya
tes esai.
3. Produk tes yang dihasilkan berdasarkan aspek-aspek berpikir kreatif mencakup:
berpikir analitis dimulai dari analitis (C4), sintesis (C5), dan evaluative (C6).
5. Produk tes yang dikembangkan berdasarkan kurikulum 2013.
1.6 Ruang Lingkup dan Batasan Pengembangan
sistem koloid yang dibuat peneliti, untuk mengetahui persentase keterbacaan soal
terhadap aspek berpikir kreatif yang telah tim ahli (materi, konstruk, bahasa)
materi sistem koloid menggunakan model yang telah dimodifikasi oleh Supardi
(2014:292).
3. Penilaian tes standar yang dinilai menggunakan karakteristik tingkat kemampuan
berpikir kreatif seseorang peserta didik dengan tingkatan nilai 0-4 menurut
Siswono (2011:551).
4. Peneliti menggunakan dua sekolah sebagai subjek penelitian, yaitu SMA N 3
yaitu, berpikir lancar, berpikir luwes, berpikir orisinal, dan berpikir terperinci.
5. Tes esai adalah suatu alat yang berisi serangkaian tugas yang harus dikerjakan
atau soal-soal yang harus dijawab oleh peserta didik untuk menilai suatu aspek
perilaku tertentu. Dengan demikian, fungsi tes esai adalah sebagai alat untuk
menilai.