You are on page 1of 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam setiap proses pembelajaran di jenjang manapun akan selalu ada proses

penilaian yang tidak lepas dari penggunaan instrumen. Penilaian dalam sistem

pembelajaran berfungsi sebagai cara untuk menilai keberhasilan proses pembelajaran

dan hasil belajar peserta didik yang dapat mengevaluasi secara menyeluruh terhadap

segi pemahamannya terhadap materi atau bahan pelajaran yang diberikan (aspek

kognitif), maupun dari segi penghayatan (aspek afektif), dan pengamalannya (aspek

psikomotor).

Menurut Hasan dalam Arifin (2012:3) menyatakan bahwa tes adalah alat

pengumpulan data yang dirancang secara khusus karena dapat menilai proses dan

hasil belajar peserta didik, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan

penguasaan bahan sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran. Suatu instrumen

dikatakan baik apabila memenuhi ciri-ciri tes hasil belajar seperti valid, reliabel,

obyektif dan praktis. Jika instrumen penilaian tersebut, dapat dikatakan valid apabila

dapat diartikan dengan tepat, benar, shahih, absah. Jadi dapat dikatakan valid adalah

alat penilaian yang secara tepat, secara benar, secara shahih, atau secara absah dapat

menilai apa yang seharusnya hendak dinilai, seperti halnya dalam tes tertulis

hendaknya memuat soal yang memperhatikan seperti halnya: (1) proporsi tingkat

kesulitan yang berimbang, (2) sesuai dengan indikator dan tujuan pembelajaran, (3)

mampu menilai kemampuan peserta didik, dan (4) sesuai dengan materi yang

diajarkan.

1
1

Dari studi pendahuluan, yang dilakukan oleh peneliti disaat proses wawancara

dengan beberapa pendidik yang mengajar di SMA N 3, SMA N 5 dan SMA N 6 Kota

Jambi serta dengan para dosen pendidikan kimia di Universitas Jambi diperolehlah

informasi bahwa 70% instrumen yang telah digunakan masih memiliki kekurangan

dari segi bahasa dan 20% segi konstruk. Hal inilah yang menyebabkan instrumen

yang digunakan untuk penilaian didalam proses pembelajaran dan penelitian belum

dapat dioptimalkan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

Oleh karena itu, diperlukanlah suatu instrumen penilaian yang telah

memenuhi beberapa tahap dalam pengembangannya dan telah distandarisasikan oleh

beberapa tim ahli atau pakar dibidangnya. Sehingga instrumen yang digunakan dapat

mengoptimalkan penilaian dalam mengumpulkan data untuk penelitian. Instrumen

penilaian yang dikembangkan oleh peneliti yaitu instrumen penilaian berpikir kreatif

berbentuk tes tertulis. Menurut Kunandar (2015:174) menyatakan bahwa tes tertulis

termasuk dalam kelompok tes verbal. Tes verbal adalah tes yang soal dan jawaban

yang diberikan oleh peserta didik berupa bahasa tulisan. Salah satu materi kimia yang

digunakan yaitu materi sistem koloid yang dibuat instrumen penilaian berpikir kreatif

dengan soal tes esai yang diharapkan mampu mengarahkan peserta didik untuk

memunculkan kemampuan berpikir kreatifnya dalam pemecahan masalah, mampu

menerapkan pemikiran kreatifnya dalam mencari jawaban atas pertanyaan mengapa,

dan bagaimana gejala-gejala alam yang berkaitan dengan struktur, sifat, dan

perubahannya.

Pokok bahasan sistem koloid memiliki ciri khas yaitu pokok bahasan yang

aplikatif dan erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari, sehingga materinya tidak

mengalami kesulitan didalam memahami materi, hal ini juga berhubungan dengan
2

banyaknya konsep dan contoh-contoh pada materi yang memunculkan ide-ide kreatif

peserta didik, diharapkan dapat tergali dan keterampilan berpikir kreatifnya dapat

terukur dari jawaban-jawaban yang peserta didik berikan. Menurut Luthfiyah

Nurlaela dan Euis Ismayati (2015:4) menganggap bahwa “berpikir kreatif”

merupakan sebuah proses yang melibatkan unsur-unsur kelancaran, keluwesan,

orisinalitas dan elaborasi. Komponen berpikir kreatif diatas diuraikan menjadi

beberapa indikator dalam bentuk kisi-kisi soal yang berupa tes tertulis dalam bentuk

tes esai. Kisi-kisi ini digunakan sebagai pedoman pengembangan instrumen penilaian

berpikir kreatif yang sesuai dengan syarat-syarat atau kaidah tertentu yang telah

divalidasi dari segi muka dan isi. Pengembangan instrumen yang dikembangkan

tersebut nantinya diuji melalui uji pakar yang terdiri uji pakar penilaian materi, uji

pakar penilaian konstruk, dan uji pakar penilaian bahasa (La Moma, 2015:37).

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti memandang perlu dan penting

untuk melakukan penelitian pengembangan dan validasi tes berpikir kreatif. Adapun

mengenai bentuk instrumen penilaian berpikir kreatif ini digunakan dalam bentuk tes

tertulis dengan tipe soal esai, maka judul dari penelitian pengembangan ini yaitu

“Pengembangan Instrumen Penilaian Berpikir Kreatif Peserta Didik Pada Materi

Sistem Koloid di Kelas XI SMA”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah

pada penelitian ini:


1. Bagaimana mengembangkan instrumen penilaian berpikir kreatif peserta didik

pada materi sistem koloid ?


2. Bagaimana respon pendidik dan peserta didik terhadap pengembangan

instrumen penilaian berpikir kreatif peserta didik pada materi sistem koloid ?
3

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian adalah sebagai berikut :
1. Untuk dapat mendeskripsikan cara pengembangan instrumen penilaian berpikir

kreatif peserta didik pada materi sistem koloid dikelas XI SMA/MA.


2. Untuk dapat mengetahui respon pendidik dan peserta didik terhadap

pengembangan instrumen penilaian berpikir kreatif peserta didik pada materi

sistem koloid di kelas XI SMA/MA.

1.4 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat dari penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Bagi Pendidik
Memberikan kemudahan untuk para pendidik dalam menilai berpikir kreatif

pada materi sistem koloid dikelas XI SMA/MA.

2. Bagi Peserta Didik


Diharapkan peserta didik dapat meningkatkan berpikir kreatif dalam

pembelajaran kimia khususnya pada materi sistem koloid.


3. Bagi Peneliti
Dapat menambah pengetahuan peneliti tentang cara mendesain dan

mengembangkan instrumen menilai berpikir kreatif pada materi sistem koloid

dikelas XI SMA/MA.
4. Bagi Sekolah
Dengan adanya penelitian ini, diharapkan pendidik dapat memakai lembar

instrumen berpikir kreatif yang telah valid dan sesuai dengan syarat-syaratnya

agar dapat memudahkan pendidik menilai proses belajar peserta didik.

1.5 Spesifikasi Produk


Spesifikasi produk hasil pengembangan instrumen berpikir kreatif adalah :
1. Materi yang digunakan dalam pengembangan adalah materi koloid.
2. Instrumen penilaian yang dikembangkan merupakan tes tertulis dalam bentuk

tes esai.
3. Produk tes yang dihasilkan berdasarkan aspek-aspek berpikir kreatif mencakup:

berpikir lancar, berpikir luwes, berpikir orisinal, dan berpikir terperinci.


4

4. Produk tes yang dibuat berdasarkan taksonomi Anderson yang disesuaikan

dengan kemampuan berpikir kreatif (kata kerja operasional) yaitu tingkat

berpikir analitis dimulai dari analitis (C4), sintesis (C5), dan evaluative (C6).
5. Produk tes yang dikembangkan berdasarkan kurikulum 2013.
1.6 Ruang Lingkup dan Batasan Pengembangan

Adapun ruang lingkup dan keterbatasan pengembangan dalam pengembangan ini

adalah sebagai berikut:

1. Pengembangan instrumen penilaian berpikir kreatif peserta didik pada materi

sistem koloid yang dibuat peneliti, untuk mengetahui persentase keterbacaan soal

terhadap aspek berpikir kreatif yang telah tim ahli (materi, konstruk, bahasa)

serta tanggapan dari pendidik dan peserta didik.


2. Desain pengembangan instrumen penilaian berpikir kreatif peserta didik pada

materi sistem koloid menggunakan model yang telah dimodifikasi oleh Supardi

(2014:292).
3. Penilaian tes standar yang dinilai menggunakan karakteristik tingkat kemampuan

berpikir kreatif seseorang peserta didik dengan tingkatan nilai 0-4 menurut

Siswono (2011:551).
4. Peneliti menggunakan dua sekolah sebagai subjek penelitian, yaitu SMA N 3

Kota Jambi dan SMA N 6 Kota Jambi.

1.7 Definisi Operasional


Definisi beberapa istilah tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pengembangan secara etimologi berasal dari kata “kembang” yang berarti

menjadi tambah sempurna, pengembangan berarti proses, cara, perbuatan.

Sedangkan menurut istilah pengembangan berarti penyusunan, pelaksanaan,

penilaian dan penyempurnaan dalam suatu kegiatan.


2. Instrumen penilaian mempunyai peranan yang penting dalam mengetahui sejauh

mana kemampuan peserta didik dalam memahami materi.


3. Berpikir kreatif adalah kemampuan umum untuk menciptakan sesuatu yang

baru, memberikan gagasan-gagasan baru yang dapat diterapkan dalam


5

pemecahan masalah, atau sebagai kemampuan untuk melihat hubungan-

hubungan baru antara unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya.


4. Kriteria penilaian berpikir kreatif berkaitan dengan aspek-aspek berpikir kreatif

yaitu, berpikir lancar, berpikir luwes, berpikir orisinal, dan berpikir terperinci.
5. Tes esai adalah suatu alat yang berisi serangkaian tugas yang harus dikerjakan

atau soal-soal yang harus dijawab oleh peserta didik untuk menilai suatu aspek

perilaku tertentu. Dengan demikian, fungsi tes esai adalah sebagai alat untuk

menilai.

You might also like