You are on page 1of 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manajemen risiko adalah suatu sistem pengawasan risiko dan

perlindungan harta benda, hak milik dan keuntungan badan usaha atau perorangan

atas kemungkinan timbulnya kerugian karena adanya suatu risiko. Manajemen

risiko perlu dilakukan dalam sebuah perusahaan baik perusahaan jasa,

manufaktur, dagang bahkan home industry.

Proses pengelolaan risiko yang mencakup identifikasi, evaluasi dan

pengendalian risiko yang dapat mengancam kelangsungan usaha atau aktivitas

perusahaan.

Setelah mengidentifikasi risiko, perlu dilakukan evaluasi dan pengendalian

risiko. Semua jenis perusahaan yang mengimplementasikan manajemen risiko

dengan baik kemungkinan besar usahanya akan berhasil dan memperoleh hasil

yang maksimal. Oleh sebab itu, pentingnya menerapkan manajemen risiko akan

dibahas lebih lanjut terutama pada usaha “Kantin Fakultas Ekonomi Stand

Penjualan Warung Bu Wati”.

1.2 Rumusan Masalah

1. Pengertian bisnis usaha ?

2. Profil Usaha “Kantin Fakultas Ekonomi Stand Penjualan Warung Bu Wati”


3. Bagaimana latar belakang usaha “Kantin Fakultas Ekonomi Stand

Penjualan Warung Bu Wati”?

4. Bagaimana identifikasi risiko pada“Kantin Fakultas Ekonomi Stand

Penjualan Warung Bu Wati”?

5. Risiko apa sajakah yang dihadapi “Kantin Fakultas Ekonomi Stand

Penjualan Warung Bu Wati”?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari rumusan masalah di atas adalah

sebagai berikut

1. Untuk membahas mengenai manajemen risiko

2. Untuk mengetahui profil usaha “Kantin Fakultas Ekonomi Stand

Penjualan Warung Bu Wati”

3. Untuk mengetahui latar belakang usaha “Kantin Fakultas Ekonomi Stand

Penjualan Warung Bu Wati”

4. Untuk mendeskripsikan bagaimana cara mengidentifikasi risiko pada

“Kantin Fakultas Ekonomi Stand Penjualan Warung Bu Wati”

5. Untuk menguraikan risiko apa saja yang dihadapi“Kantin Fakultas

Ekonomi Stand Penjualan Warung Bu Wati”.

6. Untuk menggambarkan bagaimana implementasi manajemen risiko pada

“Kantin Fakultas Ekonomi Stand Penjualan Warung Bu Wati”


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Dengan perkembangan zaman dan teknologi maka orang sekarang mulai

berhati-hati dalam memilih dan membeli makanan, karna pada masa kini banyak

makanan yang dibuat dengan menggunakan bahan kimia yang berbahaya.

Sebagian masyarakat kelas bawah, memilih makanan hanya berpedoman pada

rasanya yang enak dan murah. Dua hal inilah yang menjadi prioritas utama

mereka dalam membeli makanan. Mereka tidak begitu memikirkan kandungan

yang terdapat dalam makanan dan minuman tersebut.

Dari uraian diatas maka sangat potensial bila kalangan masyarakat untuk

mengembangkan usaha kue, karna sebagian dari masyarakat sangat menyukai kue

basah karna rasanya yang enak, gurih, dan nikmat. Kue basah ini memiliki

beraneka ragam rasa dan bentuk sehingga konsumen dapat memilih rasa yang

sesuai dengan kesukaan mereka.Selain itu, kue basah ini dapat dinikmati oleh

semua umur. Jadi, siapapun bisa untuk mengkonsumsi kue – kue ini baik orang

yang sudah tua maupun orang muda. Kue - kue ini dapat dinikmati dalam kondisi

apapun, baik malam hari maupun pagi hari. Kue – kue ini akan lebih enak apabila

dimakan sambil minum kopi ataupun teh. Kue – kue ini juga bisa sebagai

pengganjal perut saat lapar.


2.2 Profil Usaha

Nama usaha : “Kantin Fakultas Ekonomi Stand Penjualan Warung Bu Wati”

Pemilik : Bu Wati

Tahun berdiri : Agustus 2015

Jenis usaha : Home Industry (kue basah dan es teh)

2.3 Latar Belakang Usaha dan Perkembangannya

“Kantin Fakultas Ekonomi Stand Penjualan Warung Bu Wati” berdiri pada

Agustus 2015, dikelola oleh bu Wati asal Banyuwangi. Kantin ini memang

terbilang masih muda daripada kantin-kantin lainnya di Universitas Jember atau

bahkan di Fakultas Ekonomi sendiri. Bu Wati sengaja membuka usaha untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya yang terbilang masih kurang, berawal dari

membuka stand makanan yang berasal dari tahu kemudian merambah mengambil

pesanan kue basah dari tetangganya sendiri. Awal mula bu Wati berjualan stand di

Fakultas Ekonomi atas informasi dari salah satu dosen Ilmu Ekonomi Studi

Pembangunan yakni Bapak Wasito. Stand bu Wati buka pada pukul 7 pagi hingga

pukul 5 sore namun jika fakultas sedang mengadakan UTS atau UAS maka

warung bu Wati akan tutup pukul 4 dikarenakan para mahasiswa kebanyakan

menghabiskan waktunya untuk belajar. Omset yang diperoleh bu Wati per bulan

sekitar 1 juta lebih jika sedang ramai pelanggan, bu Wati juga menyediakan

pesanan bagi mahasiswa yang ingin memesan kue atau tahu goreng. Per bulan bu

Wati harus membayar stand penjualan pada Fakultas Ekonomi sebesar 420 ribu

dan juga menyerahkan 25% dari pendapatan bersih pada Darma Wanita.
2.4 Identifikasi Risiko pada “Kantin Fakultas Ekonomi Bu Wati”

Identifikasi yang kami lakukan adalah dengan mengenali risiko yang

mungkin terjadi dengan cara mengukur banyaknya pelanggan yang memesan

produknya. Semakin banyak pelanggan yang memesan dan membeli produknya,

maka risiko yang dihadapi akan dapat dihindari. “Kantin Fakultas Ekonomi Stand

Penjualan Warung Bu Wati” juga mampu mengenali risiko dari pesaing yang

memproduksi produk serupa. Sering browsing melalui internet juga salah satu

cara “Kantin Fakultas Ekonomi Stand Penjualan Warung Bu Wati” untuk

mengenali risiko yang mungkin terjadi. Tak jarang “Kantin Fakultas Ekonomi

Stand Penjualan Warung Bu Wati” bertanya kepada calon konsumen atau

mahasiswa tentang produk apa yang mereka inginkan pada saat itu. Dengan

demikian produk yang akan diproduksi akan laku terjual.

2.5 Risiko-Risiko yang dihadapi “Kantin Fakultas Ekonomi Stand Penjualan

Warung Bu Wati”

µ Kue basah dan es teh cenderung tidak tahan lama, hanya bisa bertahan selama 1

hari saja

µ Persaingan dari toko kue atau kios minuman terdekat dengan jumlah pilihan

menu lebih banyak

µ Untuk makanan dalam kemasan sangat dipengaruhi oleh kualitas dan desain

kemasan yang digunakan


µ Tenaga kerja masih bergantung kepada keluarga sendiri dalam

memproduksinya sehingga pemilik ikut serta dan mengeluarkan tenaga lebih

banyak untuk mengimbangi banyaknya pesanan

µ Terkadang adanya produk yang gagal atau cacat saat pembuatannya

µ Konsumen akan cenderung bosan dengan menu minuman dan makanan yang

sama

2.6 Implementasi Manajemen Risiko pada “Kantin Fakultas Ekonomi Stand

Penjualan Warung Bu Wati”

1. Waktu

Untuk mengurangi resiko produk tidak laku “Kantin Fakultas Ekonomi

Stand Penjualan Warung Bu Wati” mengatasinya dengan tetap memproduksi tahu

goreng maupun es teh dengan jumlah sedikit atau seminimal mungkin agar tetap

ada laba yang masuk dan mengurangi tingkat resiko kerugian. Selain itu, “Kantin

Fakultas Ekonomi Stand Penjualan Warung Bu Wati” juga siap menerima

masukan atau pesanan bagi para mahasiswa yang menginginkan produk terbaru

agar “Kantin Fakultas Ekonomi Stand Penjualan Warung Bu Wati” bisa

meningkatkan penjualan. Dan untuk mengurangi resiko penjualan Bu Wati

sengaja memesan kue basah pada tetangganya untuk dititipkan di warung agar jika

terjadi produk yang tak laku terjual bisa dikembalikan lagi pada produsen.

2. Tenaga kerja

“Kantin Fakultas Ekonomi Stand Penjualan Warung Bu Wati” memang

hanya menggunakan keluarganya sendiri sebagai tenaga kerja dalam


memproduksi tahu goreng. “Kantin Fakultas Ekonomi Stand Penjualan Warung

Bu Wati” masih belum berani merekrut tenaga kerja dari pihak luar karena masih

sanggup mengatasi pesanannya sendiri. Manajemen risiko yang diterapkan oleh

“Kantin Fakultas Ekonomi Stand Penjualan Warung Bu Wati” mengenai tenaga

kerja adalah selalu menjaga kesehatan dan senantiasa memiliki persediaan tenaga

yang cukup untuk mengantisipasi membludaknya penjualan.

3. Produk yang tidak memenuhi standar

Produk yang tidak memenuhi standar biasanya diatasi dengan cara

dihancurkan kemudian ditambah dengan bahan lain seperti susu cair kemudian

dibentuk menjadi bola-bola sehingga menjadi kue dengan bentuk lain yang tidak

kalah menariknya dengan kue sebelumnya yang sudah memenuhi standar. Kue

hasil daur ulang tersebut akan dijual jika ada pembeli yang berminat. Apabila

tidak laku maka kue baru yang telah dibuat akan dikonsumsi sendiri oleh pemilik.

4. Bahan Baku

“Kantin Fakultas Ekonomi Stand Penjualan Warung Bu Wati” mengatasi

risiko kekurangan bahan baku seperti tepung dengan cara membeli dalam jumlah

yang besar di awal sebelum memproduksi kue maupun minuman. Ketika membeli

bahan baku pemilik sangat teliti dalam melihat tanggal kadaluwarsa untuk tetap

menjaga kualitas produk. Hal ini juga berguna untuk meminimalisasi risiko yang

mungkin terjadi dan mencegah produk yang tidak memenuhi standar.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Manajemen risiko adalah suatu sistem pengawasan risiko dan

perlindungan harta benda, hak milik dan keuntungan badan usaha atau perorangan

atas kemungkinan timbulnya kerugian karena adanya suatu risiko. Sebuah

perusahaan baik jasa, manufaktur, dagang maupun home industry selalu

menerapkan manajemen risiko demi keberhasilan usahanya. “Kantin Fakultas

Ekonomi Stand Penjualan Warung Bu Wati” merupakan salah satu contoh home

industry yang menjajakan produknya dikantin mahasiswa dan senantiasa

mengimplementasikan manajemen risiko sehingga usaha yang dijalankannya

cukup berhasil dan semakin berkembang sampai saat ini. Hal ini membuktikan

bahwa manajemen risiko memiliki dampak positif baik bagi perusahaan besar

maupun kecil serta dalam waktu jangka panjang maupun jangka pendek.

3.2 Saran

Sebaiknya manajemen risiko diterapkan di dalam setiap kegiatan usaha.

Manajemen risiko dapat membantu mengurangi kerugian yang mungkin terjadi di

dalam sebuah perusahaan. Selain itu, manajemen risiko dapat membantu

meningkatkan laba perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung.

Untuk home industry seperti“Kantin Fakultas Ekonomi Stand Penjualan Warung

Bu Wati” , manajemen risiko sudah diterapkan dengan cukup baik. Dengan

demikian, “Kantin Fakultas Ekonomi Stand Penjualan Warung Bu Wati” dapat

lebih fokus dalam mengatasi hambatan-hambatan yang dialami seperti modal.

Mungkin “Kantin Fakultas Ekonomi Stand Penjualan Warung Bu Wati” dapat


mencari tambahan modal dengan cara meningkatkan pemasaran yang kemudian

meningkatkan penjualan dan laba.

DAFTAR PUSTAKA

Fahmi, Irham.2011. Manajemen Resiko Teori, Kasus, dan Solusi. Bandung :

ALFABETA, cv.

http://kangnas.blogspot.com/2013/05/pengertian-manajemen-risiko-menurut-para-

ahli.html

You might also like