Professional Documents
Culture Documents
2018 @Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Riau
ABSTRAK
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui komposisi vegetasi dan keberagaman tumbuhan
penyusun kawasan Kebun Buah Universitas Riau. Praktikum ini dilaksanakan pada Jumat dan
Minggu, 26 & 28 Oktober 2018 di kawasan Kebun Buah Universitas Riau, Jl. Bina Widya Km
12,5 Simpang Baru Panam, Pekanbaru dengan menggunakan metode eksperimen teknik sampling
plot kuadrat dengan jalur/transek sepanjang 100 m. Dengan plot ukur 10x10 m 2 (pohon), 5x5 m2
(pancang) dan 2x2 m2 (semai). Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum adalah tali
rafia, pancang, meteran, gunting, dan alat tulis. Parameter pengukuran meliputi KR (Kerapatan
relatif), FR (Frekuensi relatif), DR (Dominansi relatif), INP (Indeks Nilai Penting), dan H’(Indeks
Keanekaragaman). Hasil pengamatan menunjukkan bahwa vegetasi di kawasan Kebun Buah
Universitas Riau menunjukkan tingkat keanekaragaman yang kurang stabil. Hal tersebut
ditunjukkan dari nilai indeks keanekaragaman pohonnya yang rendah sebesar 0,4 sedangkan
anakan dan tunas dalam keanekaragaman sedang.. Hal tersebut disebabkan kemampuan
penyesuaian dan bertahan hidup yang berbeda-beda. Sehingga vegetasi di dominansi oleh spesies
yang mempunyai kemampuan adaptasi dan bertahan hidup lebih baik pada kawasan dilakukannya
pengamatan.
PENDAHULUAN
Hutan merupakan tempat tinggal bagi spesies tumbuhan dan hewan,
menyediakan lahan untuk pemukiman dan pertanian (Gardner dan Robert, 1999
dalam Tri Cahyanto). Sumberdaya alam khususnya sumberdaya hutan merupakan
salah satu sumberdaya yang sangat penting dan potensial bagi kehidupan manusia
sehingga perlu dijaga keberadaannya sebagai fungsi penyangga sistem kehidupan.
Selain itu hutan mempunyai pengaruh yang sangat luas terhadap keadaan tanah,
sumber air, pemukiman manusia, rekreasi, pelindung marga satwa dan pendidikan
(Andita Pradiastoro, 2004).
Komunitas tumbuhan lazim juga disebut vegetasi, yaitu kumpulan dari
beberapa jenis tumbuhan yang tumbuh bersama-sama pada satu tempat dimana
antara individu-individu penyusunnya terdapat interaksi yang erat, baik diantara
tumbuh-tumbuhan maupun dengan hewan-hewan yang hidup dalam vegetasi dan
lingkungan tersebut. Dengan kata lain, vegetasi tidak hanya kumpulan dari
individu-individu tumbuhan melainkan membentuk suatu kesatuan dimana
individu-individunya saling tergantung satu sama lain, yang disebut sebagai suatu
komunitas tumbuh-tumbuhan (Bakri, 2009).
Kehadiran vegetasi sangat berpengaruh terhadap keseimbangan ekosistem
dalam skala yang lebih luas, diantaranya terkait dengan pengaturan keseimbangan
karbon dioksida dan oksigen dalam udara, perbaikan sifat fisik, kimia dan biologis
1
Ekologi, Semester Ganjil (5) (1-8)
2018 @Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Riau
tanah, dan pengaturan tata air tanah, serta berperan untuk mengurangi laju erosi.
Vegetasi di suatu tempat akan berbeda dengan vegetasi di tempat lain karena
perbedaan faktor lingkungannya.
Analisis vegetasi hutan merupakan studi untuk mengetahui susunan
(komposisi jenis) dan bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-
tumbuhan. Untuk suatu kondisi hutan yang luas, maka kegiatan analisa vegetasi
erat kaitannya dengan sampling, artinya kita cukup menempatkan beberapa petak
contoh untuk mewakili habitat tersebut. Dalam sampling ini ada tiga hal yang
perlu diperhatikan, yaitu jumlah petak contoh, cara peletakan petak contoh dan
teknik analisa vegetasi yang digunakan (Swarnamo,2009). Kegiatan analisis
vegetasi pada dasarnya ada dua macam metode dengan petak dan tanpa petak.
Salah satu metode dengan petak yang banyak digunakan adalah kombinasi antara
metode jalur (untuk risalah pohon) dengan metode garis petak (untuk risalah
permudaan).
Dalam ekologi, biasanya digunakan klasifikasi bentuk tumbuhan yang
terdiri dari pohon, semak, perdu, rumput-rumputan, perambat, pemanjat, pembelit
serta menumpang yang terdiri dari epifit dan parasite. Tumbuhan yang berbentuk
pohon, biasanya dibedakan dalam beberapa fase pertumbuhan, seperti tunas,
anakan, dan pohon.
100 m2
10x10 m
2
Ekologi, Semester Ganjil (5) (1-8)
2018 @Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Riau
KERAPATAN POHON
1000 730
KERAPATAN
81.1 80 9 90 10
0 KERAPATAN
A B C KERAPATAN RELATIF
Jenis
FREKUENSI POHON
2 1
frekuensi
1000 710.06
500 85.57 10.28
0 INP
A B C
Jenis
Dorminansi Pohon
1000 628.37
500 Dorminansi Jenis
0.79 76.45 0.096 84.29 0.11
0 Dorminansi Relatif
Spesies A Spesies B Spesies C
3
Ekologi, Semester Ganjil (5) (1-8)
2018 @Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Riau
KERAPATAN ANAKAN
500 460
400
KERAPATAN
300 KERAPATAN
200 150
120 100
100 48.9 60 40
6.52 4.35 16.3 13.04 10.87
0
A B D Jenis E F G
Grafik 4. Kerapatan jenis dan kerapatan relatif anakan
0.8
FREKUENSI ANAKAN
0.6
0.6
frekuensi
0.4
0.4 0.3 0.3 0.3
0.2 0.2 0.15 0.15 0.2 frekuensi
0.2 0.1 0.1 frekuensi relatif
0
A E B D F G
jenis
Grafik 5. Frekuensi jenis dan frekuensi relative anakan
60
Indeks Nilai Penting Anakan
49.21
Indeks Nilai
Penting
40
16.45 13.19 INP
20 11.06
6.62 4.44
0
A B D E F G
Jenis
4
Ekologi, Semester Ganjil (5) (1-8)
2018 @Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Riau
KERAPATAN TUNAS
400
320
Kerapatan
300
200 190 KERAPATAN
200
KERAPATAN RELATIF
100 50 41.55 25.97
6.5 24.67 101.29
0
C R U V W
Jenis
yang telah dihitung menghasilkan 1,23.
Grafik 7. Kerapatan jenis dan kerapatan relatif tunas
FREKUENSI TUNAS
1 0.7
frekuensi
5
Ekologi, Semester Ganjil (5) (1-8)
2018 @Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Riau
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pada area Kebun Buah
Universitas Riau memiliki tingkat keanekaragaman jenis vegetasi pohon masih
rendah yang dengan nilai 0.41. Tingkat keanekaragaman jenis vegetasi anakan
masih sedang yang dengan nilai 1.47. Tingkat keanekaragaman jenis vegetasi
tunas masih sedang yang dengan nilai 1.23.
2
1.47
1.5 1.29
1
H'
0.4 H'
0.5
0
Pohon Anakan Tunas
jenis
KESIMPULAN
Keanekaragaman organisme di suatu tempat dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Faktor tersebut adalah faktor udara, tanah, organisme, dan beberapa faktor stabil,
yaitu ketinggian, lintang, letak, dan pH. Jumlah spesies dalam komunitas adalah
penting dari segi ekologi karena keanekaragaman spesies akan bertambah bila
habitat, stabil atau sesuai dengan komunitas bersangkutan. Tingkat
keanekaragaman jenis vegetasi pohon masih rendah yang dengan nilai 0.41.
6
Ekologi, Semester Ganjil (5) (1-8)
2018 @Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Riau
Tingkat keanekaragaman jenis vegetasi anakan masih sedang yang dengan nilai
1.47. Tingkat keanekaragaman jenis vegetasi tunas masih sedang yang dengan
nilai 1.23
DAFTAR PUSTAKA
Andita Pradiastoro. 2004. Kajian Tempat Tumbuh Alami Palahlar Gunung
(Dipterocnrpus retusus BI) Di Kawasan Hutan Lindung Gunung Cakrabuana
Kabupaten Sumedang Jawa Barat. [Skripsi]. Institut Pertanian Bogor : Bogor.
(Online). https://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/20641/E04APR.
pdf?sequence=1&isAllowed=y (diakses 9 November 2018)
Bakri. 2009. [Tesis Online]. Analisis Vegetasi Dan Pendugaan Cadangan Karbon
Tersimpan Pada Pohon Di Hutan Taman Wisata Alam Taman Eden Desa
Sionggang Utara Kecamatan Lumban Julu Kabupaten Toba Samosir. Universitas
Sumatera Utara : Medan
Swanarmo, H., dkk. 1996. Pengantar Ilmu Lingkungan. Universitas
Muhammadyah : Malang.
Tri Cahyanto, Destiana Chairunnisa, Tony Sudjarwo. 2014. Analisis Vegetasi Pohon
Hutan Alam Gunung Manglayang Kabupaten Bandung. Jurnal Istek. VIII(2):145-
161 (Online). https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/istek/article/view/225 (diakses
9 November 2018)
7
Ekologi, Semester Ganjil (5) (1-8)
2018 @Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Riau
Lampiran.