You are on page 1of 8

Ekologi, Semester Ganjil (5) (1-8)

2018 @Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Riau

ANALISIS VEGETASI DI KEBUN BUAH LABORATORIUM ALAM


PENDIDIKAN BIOLOGI UNIVERSITAS RIAU

Viola Vinca Valisa


1605111582
Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP
Universitas Riau, Pekanbaru 28293
viola.vdd@gmail.com

ABSTRAK
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui komposisi vegetasi dan keberagaman tumbuhan
penyusun kawasan Kebun Buah Universitas Riau. Praktikum ini dilaksanakan pada Jumat dan
Minggu, 26 & 28 Oktober 2018 di kawasan Kebun Buah Universitas Riau, Jl. Bina Widya Km
12,5 Simpang Baru Panam, Pekanbaru dengan menggunakan metode eksperimen teknik sampling
plot kuadrat dengan jalur/transek sepanjang 100 m. Dengan plot ukur 10x10 m 2 (pohon), 5x5 m2
(pancang) dan 2x2 m2 (semai). Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum adalah tali
rafia, pancang, meteran, gunting, dan alat tulis. Parameter pengukuran meliputi KR (Kerapatan
relatif), FR (Frekuensi relatif), DR (Dominansi relatif), INP (Indeks Nilai Penting), dan H’(Indeks
Keanekaragaman). Hasil pengamatan menunjukkan bahwa vegetasi di kawasan Kebun Buah
Universitas Riau menunjukkan tingkat keanekaragaman yang kurang stabil. Hal tersebut
ditunjukkan dari nilai indeks keanekaragaman pohonnya yang rendah sebesar 0,4 sedangkan
anakan dan tunas dalam keanekaragaman sedang.. Hal tersebut disebabkan kemampuan
penyesuaian dan bertahan hidup yang berbeda-beda. Sehingga vegetasi di dominansi oleh spesies
yang mempunyai kemampuan adaptasi dan bertahan hidup lebih baik pada kawasan dilakukannya
pengamatan.

Kata kunci: Keanekaragaman, Kebun Buah, Vegetasi

PENDAHULUAN
Hutan merupakan tempat tinggal bagi spesies tumbuhan dan hewan,
menyediakan lahan untuk pemukiman dan pertanian (Gardner dan Robert, 1999
dalam Tri Cahyanto). Sumberdaya alam khususnya sumberdaya hutan merupakan
salah satu sumberdaya yang sangat penting dan potensial bagi kehidupan manusia
sehingga perlu dijaga keberadaannya sebagai fungsi penyangga sistem kehidupan.
Selain itu hutan mempunyai pengaruh yang sangat luas terhadap keadaan tanah,
sumber air, pemukiman manusia, rekreasi, pelindung marga satwa dan pendidikan
(Andita Pradiastoro, 2004).
Komunitas tumbuhan lazim juga disebut vegetasi, yaitu kumpulan dari
beberapa jenis tumbuhan yang tumbuh bersama-sama pada satu tempat dimana
antara individu-individu penyusunnya terdapat interaksi yang erat, baik diantara
tumbuh-tumbuhan maupun dengan hewan-hewan yang hidup dalam vegetasi dan
lingkungan tersebut. Dengan kata lain, vegetasi tidak hanya kumpulan dari
individu-individu tumbuhan melainkan membentuk suatu kesatuan dimana
individu-individunya saling tergantung satu sama lain, yang disebut sebagai suatu
komunitas tumbuh-tumbuhan (Bakri, 2009).
Kehadiran vegetasi sangat berpengaruh terhadap keseimbangan ekosistem
dalam skala yang lebih luas, diantaranya terkait dengan pengaturan keseimbangan
karbon dioksida dan oksigen dalam udara, perbaikan sifat fisik, kimia dan biologis

1
Ekologi, Semester Ganjil (5) (1-8)
2018 @Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Riau

tanah, dan pengaturan tata air tanah, serta berperan untuk mengurangi laju erosi.
Vegetasi di suatu tempat akan berbeda dengan vegetasi di tempat lain karena
perbedaan faktor lingkungannya.
Analisis vegetasi hutan merupakan studi untuk mengetahui susunan
(komposisi jenis) dan bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-
tumbuhan. Untuk suatu kondisi hutan yang luas, maka kegiatan analisa vegetasi
erat kaitannya dengan sampling, artinya kita cukup menempatkan beberapa petak
contoh untuk mewakili habitat tersebut. Dalam sampling ini ada tiga hal yang
perlu diperhatikan, yaitu jumlah petak contoh, cara peletakan petak contoh dan
teknik analisa vegetasi yang digunakan (Swarnamo,2009). Kegiatan analisis
vegetasi pada dasarnya ada dua macam metode dengan petak dan tanpa petak.
Salah satu metode dengan petak yang banyak digunakan adalah kombinasi antara
metode jalur (untuk risalah pohon) dengan metode garis petak (untuk risalah
permudaan).
Dalam ekologi, biasanya digunakan klasifikasi bentuk tumbuhan yang
terdiri dari pohon, semak, perdu, rumput-rumputan, perambat, pemanjat, pembelit
serta menumpang yang terdiri dari epifit dan parasite. Tumbuhan yang berbentuk
pohon, biasanya dibedakan dalam beberapa fase pertumbuhan, seperti tunas,
anakan, dan pohon.

BAHAN DAN METODE


Praktikum ini dilaksanakan di Kebun Buah Universitas Riau, 26 & 28
Oktober 2018. Alat dan Bahan yang digunakan antara lain: tali rafia, pancang,
meteran, gunting, dan alat tulis.
Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah menggunakan metode
eksperimen teknik sampling plot kuadrat. Cara kerjanya yaitu: (1) Membuat garis
transek/jalur sepanjang 100 m dan membuat garis yang membujur Utara-Selatan
atau Barat-Timur. Kemudian garis dibagi menjadi lima bagian sama panjang,
yaitu 10 x 10. Selanjutnya diberikan nomor 1, 2, 3, 4, 5, sampai 20 secara
berurutan. (3) Membuat sebuah plot berukuran 10 x 10 m pada bagian nomor 1, 3,
5 (dan nomor ganjil selanjutnya) secara selang-seling. (4) Pada masing-masing
plot dibuat 2 subplot yang masing-masing berukuran 5 x 5 m dan 1 x 1 m dengan
menggunakan tali rafia dan pancang untuk dijadikan batas. (5) Dilakukan
pengamatan dan pencatatan terhadap: (Pohon) semua pohon yang terdapat
didalam plot, keliling batang setinggi dada sekitar >31,4 cm dan jumlahnya.
(Anakan dan tunas) semua tumbuhan terdapat didalam plot dan jumlahnya.
Parameter pengukuran meliputi KR (Kerapatan Relatif), FR (Frekuensi
Relatif), DR (Dominansi Relatif), INP (Indeks Nilai Penting), dan H’(Indeks
Keanekaragaman).
5x5 m 1x1 m

100 m2
10x10 m

2
Ekologi, Semester Ganjil (5) (1-8)
2018 @Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Riau

HASIL DAN PEMBAHASAN


Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Kebun Buah Universitas
Riau pada plot 10x10 m yang diamati adalah vegetasi pohon diperoleh 3 jenis
pohon dengan jumlah populasi 90 pohon. Kerapatan jenis dan kerapatan relatif
pohon tertinggi pada spesies A dengan kerapatan 730 dan kerapatan relatif 81,1.
Frekuensi jenis dan frekuensi relatif pohon tertinggi pada spesies A dengan
frekuensi jenis 1 dan frekuensi relatif 0,17. Pohon yang memiliki INP tertinggi
terdapat pada spesies A dengan INP 710,06. Dorminansi jenis dan dorminansi
relatif tertinggi pada spesies A dengan dorminansi jenis 628,376 dan dorminansi
relatif 76,45. Keanekaragaman jenis vegetasi pohon yang telah dihitung
menghasilkan 0,41.

KERAPATAN POHON
1000 730
KERAPATAN

81.1 80 9 90 10
0 KERAPATAN
A B C KERAPATAN RELATIF
Jenis

Grafik 1. Kerapatan jenis dan kerapatan relatif pohon

FREKUENSI POHON
2 1
frekuensi

0.58 0.4 0.23 0.3 0.17


0 frekuensi
A B C frekuensi relatif
Jenis

Grafik 2. Frekuensi jenis dan frekuensi relatif pohon

Indeks Nilai Penting Pohon


Indeks Nilai
Penting

1000 710.06
500 85.57 10.28
0 INP
A B C
Jenis

Grafik 3. Indeks Nilai Penting pohon

Dorminansi Pohon
1000 628.37
500 Dorminansi Jenis
0.79 76.45 0.096 84.29 0.11
0 Dorminansi Relatif
Spesies A Spesies B Spesies C

3
Ekologi, Semester Ganjil (5) (1-8)
2018 @Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Riau

Grafik 4. Dorminansi jenis dan dorminansi relatif pohon

Tabel 1. Keanekaragaman Vegetasi Pohon


Keanekaragaman
No Nama Spesies Jumlah pi In pi
(-Ʃpi In pi)
1 A 73 -0.11157
2 B 8 -0.23812 0.40534
3 C 9 -0.05565
TOTAL 90

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Kebun Buah Universitas


Riau pada plot 5x5 m yang diamati adalah vegetasi anakan diperoleh 6 jenis
anakan dengan jumlah populasi 92 anakan. Kerapatan jenis dan kerapatan relatif
anakan tertinggi pada spesies A dengan kerapatan 460 dan kerapatan relatif 48,9.
Frekuensi jenis dan frekuensi relatif anakan tertinggi pada spesies A dengan
frekuensi jenis 0,6 dan frekuensi relatif 0,3. Anakan yang memiliki INP tertinggi
terdapat pada spesies A dengan INP 49,21. Keanekaragaman jenis vegetasi
anakan yang telah dihitung menghasilkan 1,47.

KERAPATAN ANAKAN
500 460

400
KERAPATAN

300 KERAPATAN

200 150
120 100
100 48.9 60 40
6.52 4.35 16.3 13.04 10.87
0
A B D Jenis E F G
Grafik 4. Kerapatan jenis dan kerapatan relatif anakan

0.8
FREKUENSI ANAKAN
0.6
0.6
frekuensi

0.4
0.4 0.3 0.3 0.3
0.2 0.2 0.15 0.15 0.2 frekuensi
0.2 0.1 0.1 frekuensi relatif
0
A E B D F G
jenis
Grafik 5. Frekuensi jenis dan frekuensi relative anakan

60
Indeks Nilai Penting Anakan
49.21
Indeks Nilai
Penting

40
16.45 13.19 INP
20 11.06
6.62 4.44
0
A B D E F G
Jenis

4
Ekologi, Semester Ganjil (5) (1-8)
2018 @Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Riau

Grafik 6. Indeks Nilai Penting pohon

Tabel 2. Keanekaragaman Vegetasi Anakan


Keanekaragaman
No Nama Spesies Jumlah pi In pi
(-Ʃpi In pi)
1 A 45 -0.35032
2 B 6 -0.17864
3 D 4 -0.13752
1.47029
4 E 15 -0.29561
5 F 12 -0.26588
6 G 10 -0.24232
TOTAL 92

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Kebun Buah Universitas


Riau pada plot 1x1 m yang diamati adalah vegetasi tunas diperoleh 5 jenis tunas
dengan jumlah populasi 77 tunas. Kerapatan jenis dan kerapatan relatif tunas
tertinggi pada spesies R dengan kerapatan 320 dan kerapatan relatif 41,55.
Frekuensi jenis dan frekuensi relatif tunas tertinggi pada spesies V dengan
frekuensi jenis 0,7 dan frekuensi relatif 0,37. Tunas yang memiliki INP tertinggi
terdapat pada spesies A dengan INP 41,76. Keanekaragaman jenis vegetasi tunas

KERAPATAN TUNAS
400
320
Kerapatan

300
200 190 KERAPATAN
200
KERAPATAN RELATIF
100 50 41.55 25.97
6.5 24.67 101.29
0
C R U V W
Jenis
yang telah dihitung menghasilkan 1,23.
Grafik 7. Kerapatan jenis dan kerapatan relatif tunas

FREKUENSI TUNAS
1 0.7
frekuensi

0.4 0.4 0.30.16 0.37


0.5 0.21 0.21 0.10.05
frekuensi
0
C R U V W frekuensi relatif
jenis

Grafik 8. Frekuensi jenis dan frekuensi relatif tunas

5
Ekologi, Semester Ganjil (5) (1-8)
2018 @Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Riau

Indeks Nilai Penting Tunas


60
Indeks Nilai Penting 41.76
40 26.13 25.04
20 6.7
0.35 INP
0
C R U V W
Jenis

Grafik 9. Indeks Nilai Penting pohon

Tabel 3. Keanekaragaman Vegetasi Tunas


Keanekaragaman
No Nama Spesies Jumlah pi In pi
(-Ʃpi In pi)
1 C 5 -0.18004
2 R 32 -0.36515
3 U 20 -0.3498 1.29849
4 V 19 -0.34578
5 W 1 -0.057722
TOTAL 77

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pada area Kebun Buah
Universitas Riau memiliki tingkat keanekaragaman jenis vegetasi pohon masih
rendah yang dengan nilai 0.41. Tingkat keanekaragaman jenis vegetasi anakan
masih sedang yang dengan nilai 1.47. Tingkat keanekaragaman jenis vegetasi
tunas masih sedang yang dengan nilai 1.23.

2
1.47
1.5 1.29

1
H'

0.4 H'
0.5

0
Pohon Anakan Tunas
jenis

Grafik 10. Indeks Keanekaragaman

KESIMPULAN
Keanekaragaman organisme di suatu tempat dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Faktor tersebut adalah faktor udara, tanah, organisme, dan beberapa faktor stabil,
yaitu ketinggian, lintang, letak, dan pH. Jumlah spesies dalam komunitas adalah
penting dari segi ekologi karena keanekaragaman spesies akan bertambah bila
habitat, stabil atau sesuai dengan komunitas bersangkutan. Tingkat
keanekaragaman jenis vegetasi pohon masih rendah yang dengan nilai 0.41.

6
Ekologi, Semester Ganjil (5) (1-8)
2018 @Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Riau

Tingkat keanekaragaman jenis vegetasi anakan masih sedang yang dengan nilai
1.47. Tingkat keanekaragaman jenis vegetasi tunas masih sedang yang dengan
nilai 1.23

DAFTAR PUSTAKA
Andita Pradiastoro. 2004. Kajian Tempat Tumbuh Alami Palahlar Gunung
(Dipterocnrpus retusus BI) Di Kawasan Hutan Lindung Gunung Cakrabuana
Kabupaten Sumedang Jawa Barat. [Skripsi]. Institut Pertanian Bogor : Bogor.
(Online). https://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/20641/E04APR.
pdf?sequence=1&isAllowed=y (diakses 9 November 2018)
Bakri. 2009. [Tesis Online]. Analisis Vegetasi Dan Pendugaan Cadangan Karbon
Tersimpan Pada Pohon Di Hutan Taman Wisata Alam Taman Eden Desa
Sionggang Utara Kecamatan Lumban Julu Kabupaten Toba Samosir. Universitas
Sumatera Utara : Medan
Swanarmo, H., dkk. 1996. Pengantar Ilmu Lingkungan. Universitas
Muhammadyah : Malang.
Tri Cahyanto, Destiana Chairunnisa, Tony Sudjarwo. 2014. Analisis Vegetasi Pohon
Hutan Alam Gunung Manglayang Kabupaten Bandung. Jurnal Istek. VIII(2):145-
161 (Online). https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/istek/article/view/225 (diakses
9 November 2018)

7
Ekologi, Semester Ganjil (5) (1-8)
2018 @Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Riau

Lampiran.

No Spesies Jumlah Plot ∑BA K KR F FR D DR INP


1 A 73 10 6283.65 730 81.11111 1 0.588235 628.365 0.796303 710.0643
2 B 8 4 764.4952 80 8.888889 0.4 0.235294 76.44952 0.096882 85.57371
3 C 9 3 842.8854 90 10 0.3 0.176471 84.28854 0.106816 10.28329
Jumlah 90 7891.03 900 100 1.7 1 789.103 1 805.9213

Tabel 2. Analisis Vegetasi Anakan


No Spesies Jumlah Plot K KR F FR
1 A 45 6 450 48.91304 0.6 0.3
2 B 6 2 60 6.521739 0.2 0.1
3 D 4 2 40 4.347826 0.2 0.1
4 E 15 3 150 16.30435 0.3 0.15
5 F 12 3 120 13.04348 0.3 0.15
6 G 10 4 100 10.86957 0.4 0.2
Jumlah 92 920 100 2 1

Tabel 3. Analisis Vegetasi Tunas


No Spesies Jumlah Plot K KR F FR
1 C 5 4 50 6.493506 0.4 0.210526
2 R 32 4 320 41.55844 0.4 0.210526
3 U 20 3 200 25.97403 0.3 0.157895
4 V 19 7 190 24.67532 0.7 0.368421
5 W 1 1 10 1.298701 0.1 0.052632
Jumlah 77 770 100 1.9 1

You might also like