You are on page 1of 3

 Ijmak atau Ijma' (Arab:‫ )إجماع‬adalah kesepakatan para ulama dalam

menetapkan suatu hukum hukum dalam agama berdasarkan Al-Qur'an


dan Hadits dalam suatu perkara yang terjadi
 Nasikh artinya adalah pengganti (yang menghapus), sementara Mansukh
adalah yang diganti (yang dihapus). Bab nasakh merupakan salah satu
pilar penyangga yang paling besar dalam ijtihad, karena untuk memahami
pengertian perintah-perintah amatlah mudah yaitu hanya dengan melalui
makna lahiriah (tersurat) dan berita-berita yang ada, demikian pula untuk
mengetahui bebannya tidaklah sulit pelaksanaannya. Hanya saja yang
menjadi kesulitan itu ialah mengetahui bagaimana caranya mengambil
kesimpulan hukum dari makna-makna yang tersirat di balik nash. Para
imam berkata: Seseorang tidak boleh menafsirkan al-Qur'an sebelum
mengetahui nasikh dan mansukhnya.
 Qiyas menurut bahasa (etimologi) adalah berarti ukuran untuk
mengetahui ukuran sesuatu, membandingkan atau menyamakan sesuatu
dengan yang lain atau sejenisnya
Qiyas menurut istilah (terminologi) adalah terdapat pada dalil sebagai
berikut :
Artinya : Menetapkan padanan hukum yang telah jelas pada hukum yang
belum jelas dengan memadukan antara keduanya.
 Ushul fiqih (bahasa Arab:‫ )الفقه أصول‬adalah ilmu hukum dalam Islam
yang mempelajari kaidah-kaidah, teori-teori dan sumber-sumber secara
terperinci dalam rangka menghasilkan hukum Islam yang diambil dari
sumber-sumber tersebut.
 Mazhab (bahasa Arab: ‫مذهب‬, madzhab) adalah istilah dari bahasa Arab,
yang berarti jalan yang dilalui dan dilewati, sesuatu yang menjadi tujuan
seseorang baik konkrit maupun abstrak. Sesuatu dikatakan mazhab bagi
seseorang jika cara atau jalan tersebut menjadi ciri khasnya.
CONTOH : MAZHAB SYAFI’I, MAZHAB HAMBALI (IMAM)
 Maslahah Mursalah : : cara menetapkan hukum yang berdasarkan atas
pertimbangan kegunaan dan manfaatnya.

Contoh:

1. Mensyaratkan adanya surat kawin sebagai syarat sahnya gugatan dalam


soal perkawinan.
2. Menulis Huruf Al-Quran ke Huruf latin demi kemaslahatan umat yang
belum lancar membaca Arab.
(http://ilmutentangagamaislam.blogspot.co.id/2016/06/pengertian-
maslahah-mursalah-dan-contohnya.html)

 Sududz Dzariah : memutuskan suatu yang mubah makruh atau haram


demi kepentingan umat.

Contoh : mengonsumsi minuman keras yang bisa mengakibatkan mabuk dan


perbuatan zina yang menimbulkan ketidakjelasan asal usul keturunan. Hal ini
diharamkan.( https://racheedus.wordpress.com/makalahku/makalah-nyoba/)

 Istishab : tindakan dalam menetapkan suatu ketetapan sampai ada


alasan yang mengubahnya.

Cantoh :

Misal; seluruh pepohonan dihutan merupakan milik bersama-umat manusia-


dan setiap orang berhak menebang dan memanfaatkan pohon dan hutannya,
sampai ada bukti yang menunjukkan bahwa hutan itu telah menjadi milik
orang. http://syamsulfalah1.blogspot.co.id/2013/11/istishab-dalam-
konteks-sosial.html

 Urf : tindakan dalam menentukan masih bolehkah adat-istiadat dan


kebebasan masyarakat setempat dapat berjalan selama tidak
bertentangan dengan aturan prinsipal Al-Qur'an dan Hadist.

Contoh :
mengadakan tunangan sebelum melangsungkan akad pernikahan. Hal ini
dipandang baik dan telah menjadi kebiasaan di dalam masyarakat dan tidak
bertentangan dengan syara’.

http://wilmafitriana.blogspot.co.id/2014/10/makalah-al-urf-budaya-yang-tak-
tertulis.html

 Istihsan : tindakan dengan meninggalkan satu hukum kepada hukum


lainnya disebabkan adanya suatu dalil syara’ yang mengharuskan untuk
meninggalkannya.

Contoh : Contoh istihsan dengan sunnah Rasulullah adalah dalam kasus orang
yang makan dan minum karena lupa pada waktu ia sedang berpuasa. Menurut
kaidah umum (qiyas), puasa orang ini batal karena telah memasukan sesuatu
kedalam tenggorokannya dan tidak menahan puasanya sampai pada waktu
berbuka. Akan tetapi hukum ini dikecualikan oleh hadits Nabi Saw yang
mengatakan: “Siapa yang makan atau minum karena lupa ia tidak batal
puasanya, karena hal itu merupakan rizki yang diturunkan Allah kepadanya”
(HR. At.Tirmidzi).

Muadz bin Jabal diutus Rasulullah SAW ke Yaman. Kepadanya, beliau bertanya,
“Apa yang engkau lakukan jika ada suatu masalah?”. Muadz menjawab, “Aku
akan memutuskan dengan Al-Qur’an”.

“Jika tak ada hukumnya dalam Al-Qur’an?” tanya Rasul lagi

Muadz menjawab, “Akan aku putuskan dengan Sunnah Rasulullah”.

“Jika tidak ada hukumnya dalam As-Sunnah?” tanya Rasul lagi.

“Akan aku putuskan dengan akal (ijtihad)”, jawab Muadz

You might also like