You are on page 1of 18

KUALITAS AIR UMPAN BOILER

WIDYA ASHARI AMIN


16TKM129

TEKNIK KIMIA MINERAL


POLITEKNIK ATI MAKASSAR
2018

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ......................................................................................... i


DAFTAR TABEL ................................................................................. ii

BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1
2.1 Rumusan Masalah ...................................................................... 2

BAB II. AIR UMPAN BOLINER


2.1 Pengertian .................................................................................. 3
2.2 Persyaratan Air Umpan Boiler .................................................... 4
2.2.1 Rekomendasi untuk Boiler dan Kualitas Air Umpan ......... 6
2.3 Akibat Air Umpan Boiler yang Tidak Memenuhi Baku Mutu ....... 7
2.4 Pengolahan Air Umpan Boiler .................................................... 9

BAB III. PENUTUP


3.1 Kesimpulan ................................................................................. 15

i
DAFTAR TABEL

2.2.1 Persyaratan Air Umpan Boiler .................................................. 4


2.2.2 Persyaratan Air Umpan Boiler (ABMA) .................................... 5
2.2.3 Persyaratan Air Kondensat ....................................................... 5
2.2.4 Konsentrasi Air Boiler ............................................................... 6
2.2.1.1 Rekomendasi batas air umpan (IS10392, 1982) ......... 6

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam suatu proses produksi dalam industri, air merupakan zat
yang sangat dibutuhkan termasuk pemanfaatanya untuk kebutuhan
energi dan pemanasan. Kebutuhan energi dan panas di industri
sebagian memanfaatkan steam (uap panas) yang dihasilkan oleh
boiler.
Air alam mengandung senyawa-senyawa kimia seperti garam-
garam yang sifatnya dapat merusak bahan-bahan logam. Seperti kita
ketahui bahwa air alam sangat jarang yang murni karena air dalam
siklusnya telah terkontaminasi dengan bahan-bahan kimia yang ada
di permukaan bumi yang sifatnya sebagai polutan, baik itu sebagai
polutan yang ada di tanah maupun diudara atau mungkin di kandung
oleh air sendiri, sehingga sifat kimia air dapat berubah. Air yang
digunakan untuk air umpan boiler dapat diperoleh dari air sungai, air
waduk, sumur bor dan sumber mata air lainnya, yang mana kualitas
air tersebut tidak sama walaupun menggunakan sumber air sejenis,
ini karena dipengaruhi oleh kandungan asam mata air tersebut.
Namun air dari sumber-sumber tersebut harus diolah terlebih dahulu,
karena air umpan boiler yang digunakan untuk menghasilkan steam
ini harus tidak mengandung mineral-mineral atau garam-garam
(biasanya berupa garam bikarbonat, klorida, sulfat, nitrat, kalsium
sulfat, karbonat, dan silikat) yang bisa menyebabkan pengendapan,
korosi, carry over, dan terbentuknya kerak di dalam boiler.
Pengendapan material dapat mengakibatkan menurunnya efektifitas
perpindahan panas sehingga menyebabkan penggunaan bahan
bakar menjadi boros, metal bersuhu tinggi bahkan bisa
mengakibatkan kerusakan. Pengendapan juga merupakan masalah
yang paling serius pada Boiler, bisa juga menyebabkan masalah-
masalah pada sistem sebelum dan sesudah Boiler.
Untuk mengurangi masalah-masalah pada sistem boiler yang dapat
disebabkan oleh air umpan boiler, maka air untuk umpan boiler harus
dilakukan pengolahan “ water treatment” sesuai dengan spesifikasi
atau standar air umpan boiler.

1
2.1 Rumusan Masalah
1. Apa itu air umpan boiler?
2. Apa persyaratan air umpan boiler?
3. Apa akibat jika air umpan boiler tidak memenuhi standa air
umpan boiler?
4. Bagaimana pengolahan air umpan boiler?

3.1 Tujuan
Tujuan dibuatnya laporan ini agar mhasiswa :
 Dapat mengerti tentang air umpan boiler
 Dapat mengetahui persyaratan air umpan boiler
 Dapat memahami proses pengolahan air untuk umpan boiler

2
BAB II
AIR UMPAN BOILER

2.1 Pengertian
Air umpan adalah air yang disuplai ke boiler untuk dirubah
menjadi steam. Sedangkan sistem air umpan adalah sistem
penyediaan air secara otomatis untuk boiler sesuai dengan
kebutuhan steam. Ada dua sumber air umpan, yaitu:
 Kondensat : steam yang telah berubah fasa menjadi air
(mengembun)
 Air make up : air baku yang sudah diolah
Boiler adalah bejana tertutup dimana panas pembakaran
dialirkan ke air sampai terbentuk air panas atau steam. Air panas
atau steam pada tekanan tertentu kemudian digunakan untuk
mengalirkan panas ke suatu proses. Air adalah media yang berguna
dan murah untuk mengalirkan panas ke suatu proses. Jika air
dididihkan sampai menjadi steam, volumnya akan meningkat sekitar
1.600 kali, menghasilkan tenaga yang menyerupai bubuk mesiu
yang mudah meledak, sehingga boiler merupakan peralatan yang
harus dikelola dan dijaga dengan sangat baik.
Sistem boiler terdiri dari: sistem air umpan (feed water system),
sistem steam (steam system)dan sistem bahan bakar (fuel system).
1. Sistem air umpan (feed water system) menyediakan air untuk
boiler secara otomatis sesuai dengan kebutuhan steam.Berbagai
kran disediakan untuk keperluan perawatan dan perbaikan.
2. Sistem steam (steam sistem) mengumpulkan dan mengontrol
produksi steam dalam boiler. Steam dialirkan melalui sistem
pemipaan ke titik pengguna. Pada keseluruhan sistem, tekanan
steam diatur menggunakan kran dan dipantau dengan alat
pemantau tekanan.
3. Sistem bahan bakar (fuel sistem) adalah semua peralatan
yang digunakan untuk menyediakan bahan bakar untuk
menghasilkan panas yangdibutuhkan. Peralatan yang diperlukan

3
pada sistem bahan bakar tergantung pada jenis bahanbakar
yang digunakan pada sistem.
Sistem yang lain adalah penggunaan economizer untuk
memanaskan awal air umpan menggunakan limbah panas pada gas
buang, untuk mendapatkan efisiensi boiler yang lebih tinggi.

2.2 Persyaratan Air Umpan Boiler


Secara umum air yang akan digunakan sebagai air umpan
boiler adalah air yang tidak mengandung unsur yang dapat
menyebabkan terjadinya endapan yang dapat membentuk kerak
pada boiler, air yang tidak mengandung unsur yang dapat
menyebabkan korosi terhadap boiler dan sistem penunjangnya dan
juga tidak mengandung unsur yang dapat menyebabkan terjadinya
pembusaan terhadap air boiler. Oleh karena itu untuk dapat
digunakan sebagai air umpan boiler maka air baku dari sumber air
harus dilakukan pengolahan terlebih dahulu, karena harus memenuhi
persyaratan tertentu seperti yang diuraikan dalam tabel dibawah ini:

Tabel 2.2.1 Persyaratan Air Umpan Boiler


Parameter Satuan Pengendalian Batas
Ph Unit 10.5– 11.5
Conductivity µmhos/cm 5000,max
TDS Ppm 3500,max
P– Alkalinity Ppm -
M– Alkalinity Ppm 800,max
O– Alkalinity Ppm 2.5xSiO2,min
T.Hardness Ppm -
Silica Ppm 150,max
Besi Ppm 2,max
Phosphat residual Ppm 20– 50
Sulfite residual Ppm 20– 50
pHcondensate Unit 8.0– 9.0
Reff : PT.Nalco Indonesia

4
Persyaratan kualitasair boiler menurut American Boiler
Manufacturer’s Assosiation (ABMA) dan ASME pada tabel berikut.

Tabel 2.2.2 Persyaratan Kualitas Air Boiler (ABMA)

Tekanan Total Total Suspended Silica Konduktivitas

(psig) Solids alkalinitas solid (ppm) Micro.ohm/cm


0– 300 3.500 700 300 150 7.000
301– 450 3.000 600 250 90 6.000
(ppm) (ppm) (ppm)
451– 600 2.500 500 150 40 5.000
601– 750 2.000 400 100 30 4.000
751– 900 1.500 300 60 20 3.000
901– 1.000 1.250 250 40 8 2.000
1.001–1.500 1.000 200 21 2 150
Sumber:PullmanKellogs(1980)

Air kondensat biasanya dikembalikan lagi ke tangki umpan untuk


menghemat pemakaian air,tetapi kualitas air kondensat tersebut
harus memenuhi persyaratan seperti tabel berikut.

Tabel 2.2.3 Persyaratan Air Kondensat

No. Parameter Satuan Nilai


1 Konduktivitas mg/l 10
2 Total Dissolved Solid mg/l 5
3 Total solid Suspended solid mg/l 0.5
4 Total Silika mg/l 0.05
5 Total Besi mg/l 0.1
6 Total Copper mg/l 0.02
7 C02 mg/l 1
8 Chloride mg/l 0.01

5
9 Organic mg/l 0.01
Sumber : PullmanKellogs(1980)

Tabel 2.2.4 Konsentrasi Air Boiler

Konsentrasi Air Boiler Maksimum yang direkomendasikan oleh


Gabungan Produsen Boiler Amerika

Tekanan Steam pada Boiler (ata) Konsentrasi Air Boiler Maksimum


(ppm)

0-20 3500

20-30 3000

30-40 2500

40-50 2000

50-60 1500

60-70 1250

70-100 1000

2.2.1 Rekomendasi untuk Boiler dan Kualitas Air Umpan


Kotoran yang ditemukan dalam boiler tergantung pada kualitas air
umpan yang tidak diolah, proses pengolahan yang digunakan dan
prosedur pengoperasian boiler. Sebagai aturan umum, semakin
tinggi tekanan operasi boiler akan semakin besar sensitifitas
terhadap kotoran.

Tabel 2.2.1.1 Rekomendasi batas air umpan (IS10392, 1982)

REKOMENDASI BATAS AIR UMPAN (IS 10392, 1982)

Hingga 20 21-39 40-59


Faktor kg/cm2 kg/cm2 kg/cm2

6
Total besi (maks.) ppm 0,05 0,02 0,01

Total tembaga (maks.)


ppm 0,01 0,01 0,01

Total silika (maks.) ppm 1 0,3 0,1

Oksigen (maks.) ppm 0,02 0,02 0,01

Residu hidrasin ppm - - -0,06

pH pada 250C 8,8-9,2 8,8-9,2 8,2-9,2

Kesadahan, ppm 1 0,5 -

REKOMENDASI BATAS AIR UMPAN (IS 10392, 1982)

Hingga 20 21-39 40-59


Faktor kg/cm2 kg/cm2 kg/cm2

1500-
TDS, ppm 3000-3500 2500 500-1500

Total padatan besi terlarut


ppm 500 200 150

Konduktivitas listrik spesifik


pada 250C (mho) 1000 400 300

Residu fosfat ppm 20-40 20-40 15-25

pH pada 250C 10-10,5 10-10,5 9,8-10,2

Silika (maks.) ppm 25 15 10

2.3 Akibat Air Umpan Boiler yang Tidak Memenuhi Baku Mutu
Ketidaksesuaian kriteria air umpan boiler akan mempengaruhi
berbagai hal, misalnya :

7
1. Korosi
Peristiwa korosi adalah peristiwa elektrokimia, di mana logam
berubah menjadi bentuk asalnya akibat dari oksidasi yang
disebabkan berikatannya oksigen dengan logam, atau kerugian
logam disebabkan oleh akibat beberapa kimia
Penyebab korosi Boiler:
 Oksigen Terlarut
 Alkalinity ( Korosi pH tinggi pada Boiler tekanan tinggi )
 Karbon dioksida ( korosi asam karbonat pada jalur
kondensat )
 Korosi khelate ( EDTA sebagai pengolahan pencegah kerak)
Akibat dari peristiwa korosi adalah penipisan dinding pada
permukaan boiler sehingga dapat menyebabkan pipa pecah
atau bocor.

2. Kerak
Pengkerakan pada sistem boiler disebabkan oleh :
 Pengendapan hardness feedwater dan mineral lainnya
 Kejenuhan berlebih dari partikel padat terlarut ( TDS )
mengakibatkan tegangan permukaan tinggi dan gelembung
sulit pecah.
 Kerak boiler yang lazim : CaCO3, Ca3 (PO4)2, Mg(OH)2,
MgSiO3, SiO2, Fe2(CO3)3, FePO4

3. Endapan
Pembekuan material non mineral pada boiler, umumnya berasal
dari :
 Oksida besi sebagai produk korosi
 Materi organic ( kotoran – bio, minyak dan getah ), Boiler
bersifat alkalinity jika terkena gliserida maka akan terjadi
reaksi penyabunan.
 Partikel padat tersuspensi dari feedwater ( tanah endapan
dan pasir )
Dari peristiwa – peristiwa ini mengakibatkan terbentuknya
deposit pada pipa superheater, menyebabkan peristiwa
overheating dan pecahnya pipa, terbentuknya deposit pada
sirip turbin, menyebabkan turunnya effisiensi.

8
2.4 Pengolahan Air Umpan Boiler
Untuk mencegah terjadinya masalah-masalah yang timbul pada
boiler,maka air umpan (contohnya air sungai) yang akan digunakan
sebelum masuk ke boiler, harus diolah terlebih dahulu, pengolahan
air ini meliputi :
1. Pengolahan Eksternal
Pengolahan eksternal digunakan untuk membuang
padatan tersuspensi, padatan terlarut (terutama ion kalsium dan
magnesium yang merupakan penyebab utama pembentukan
kerak) dan gas-gas terlarut (oksigen dan karbon dioksida).
Proses perlakuan eksternal yang ada adalah:
 Pertukaran ion
 De-aerasi (mekanis dan kimia)
 Osmosis balik
 Penghilangan mineral atau demineralisasi
Sebelum digunakan cara di atas, perlu membuang padatan
dan warna dari bahan baku air, sebab bahan tersebut dapat
mengotori resin yang digunakan pada bagian pengolahan
berikutnya.
Metode pengolahan awal adalah sedimentasi sederhana
dalam tanki pengendapan atau pengendapan dalam clarifier
dengan bantuan koagulan dan flokulan. Penyaring pasir
bertekanan, dengan aerasi untuk menghilangkan karbon
dioksida dan besi, dapat digunakan untuk menghilangkan
garam-garam logam dari air sungai.
Tahap pertama pengolahan adalah menghilangkan garam
sadah dan garan non-sadah. Penghilangan yang hanya garam
sadah disebut pelunakan, sedangkan penghilangan total garam
dari larutan disebut penghilangan mineral atau demineralisasi.
Proses pengolahan eksternal dijelaskan dibawah ini.

a. Proses Pertukaran Ion (Plant Pelunakan)


Pada proses pertukaran ion, kesadahan dihilangkan
dengan melewatkan air pada bed zeolit alam atau resin
sintetik dan tanpa pembentukan endapan. Jenis paling
sederhana adalah pertukaran basa dimana ion kalsium dan
magnesiun ditukar dengan ion sodium. Setelah jenuh,
dilakukan regenerasi dengan sodium klorida. Garam sodium
mudah larut, tidak membentuk kerak dalam boiler.
9
Dikarenakan penukar basa hanya menggantikan kalsium
dan magnesium dengan sodium, maka tidak mengurangi
kandungan TDS, dan besarnya blowdown. Penukar basa ini
juga tidak menurunkan alkalinitasnya.
Demineralisasi merupakan penghilangan lengkap
seluruh garam. Hal ini dicapai dengan menggunakan resin
kation, yang menukar kation dalam air baku dengan air
hidrogen menghasilkan asam hidroklorida, asam sulfat dan
asam karbonat. Asam karbonat dihilangkan dalam menara
degassing dimana udara dihembuskan melalui air asam.
Berikutnya, air melewati resin anion, yang menukar anion
dengan asam mineral (misalnya asam sulfat) dan
membentuk air. Regenerasi kation dan anion perlu dilakukan
pada jangka waktu tertentu dengan menggunakan asam
mineral dan soda kaustik, supaya kemampuan pertukaran
ion pulih kembali.
Sebelum penggunaan kembali resin yang telah jenuh,
perlu dilakukan pencucian atau pembilasan dengan air lunak
untuk menghilangkan kelebihan NaCl yang tersisa
diunggun resin. Air regenerasi biasanya memerlukan 80 –
160 kg NaCl untuk setiap 1 m3 resin dengan larutan
garam 5 – 20%. Laju air garam yang digunakan
berkisar 40 l/menit.m2. Penghilangan lengkap silika dapat
dicapai dengan pemilihan resin anion yang benar. Proses
pertukaran ion, jika diperlukan dapat digunakan untuk
demineralisasi yang hampir total, seperti untuk boiler
pembangkit tenaga listrik.
Proses pelunakan air dengan resin penukar ion ini lebih
efisien dan praktis dibandingkan dengan proses pelunakan
menggunakan pengendapan kimia karena tidak
menghasilkan lumpur, peralatan sederhana dan mudah
dioperasikan.

b. De-aerasi
Dalam de-aerasi, gas terlarut seperti oksigen dan
karbon dioksida, dibuang dengan pemanasan air umpan
sbelum masuk ke boiler. Seluruh air alam mengandung gas
terlarut dalam larutannya. Gas-gas tertentu seperti karbon
dioksida dan oksigen, sangat meningkatkan korosi. Bila
10
dipanaskan dalam sistem boiler, karbon dioksida ( ) dan
oksigen ( ) dilepaskan sebagai gas dan bergabung dengan
air ( O) membentuk asam karbonat ( ).
Penghilangan oksigen, karbon dioksida dan gas lain
yang tidak dapat terembunkan dari air umpan boiler sangat
penting bagi umur peralatan boiler dan juga keamanan
operasi. Asam karbonat mengkorosi logam menurunkan
umur pemipaan dan peralatan.
Asam ini juga melarutkan besi (Fe) yang jika kembali ke
boiler akan mengalami pengendapan dan menyebabkan
terjadinya pembentukan kerak pada boiler dan pipa. Kerak
ini tidak hanya berperan dalam penurunan umur peralatan
tapi juga meningkatkan jumlah energi yang diperlukan untuk
mencapai perpindahan panas.
De-aerasi dapat dilakukan dengan de-aerasi mekanis,
de-aerasi kimiawi, atau dua-duanya. De-aerasi mekanis
untuk penghilangan gas terlarut digunakan sebelum
penambahan bahan kimia untuk oksigen. De-aerasi mekanis
didasarkan pada hukum fisika Charles dan Henry. Secara
ringkas hukum tersebut menyatakan bahwa penghilangan
oksigen dan karbon dioksida dapat disempurnakan dengan
pemanasan air umpan boiler, yang akan menurunkan
konsentrasi oksigen dan karbon dioksida di sekitar atmosfer
air umpan. De-aerasi mekanis dapat menjadi yang paling
ekonomis, beropasi pada titik didih air pada tekanan dalam
de-aerator. De-aerasi mekanis dapat berjenis vakum atau
bertekanan. De-aerator berjenis vakum beroperasi dibawah
tekanan atmosfer, pada suhu sekitar C, dan dapat
menurunkan kandungan oksigen dalam air hingga kurang
dari 0,02 mg/liter. Pompa vakum atau steam ejector
diperlukan untuk mencapai kondisi vakum. De-aerator jenis
bertekanan beroperasi dengan membiarkan steam menuju
air umpan melalui klep pengendali tekanan untuk mencapai
tekanan operasi yang dikehendaki, dan dengan suhu
minimum C. Steam menaikkan suhu air menyebabkan
pelepasan gas dan yang dikeluarkan dari sistem. Jenis
ini dapat mengurangi kadar oksigen hingga 0,005 mg/liter.
Bila terdapat kelebihan steam tekanan rendah, tekanan
operasi dapat dipilih untuk menggunakan steam ini sehingga
11
akan meningkatkan ekonomi bahan bakar. Dalam sistem
boiler, steam lebih disukai untuk de-aerasi sebab:
o Steam pada dasarnya bebas dari dan
o Steam tersedian dengan mudah
o Steam menambah panas yang diperlukan untuk
melengkapi reaksi
Sementara de-aerator mekanis yang paling efisien
menurunkan oksigen hingga ke tingkat yang sangat rendah
(0,005 mg/liter), namun jumlah oksigen yang sangat kecil
sekalipun dapat menyebabkan bahaya korosi terhadap
sistem. Sebagai akibatnya, praktek pengoperasian yang
baik memerlukan penghilangan oksigen yang sangat sedikit
tersebut dengan bahan kimia pereaksi oksigen seperti
sodium sulfat yang akan meningkatkan TDS dalam air boiler
dan meningkatkan blowdown dan kualitas air make-up.
Hydrasin bereaksi dengan oksigen membentuk nitrogen dan
air. Senyawa tersebut selalu digunakan dalam boiler
tekanan tinggi bila diperlukan air boiler dengan padatan
yang rendah, karena senyawa tersebut tidak meningkatkan
TDS air boiler.
c. Osmosis Balik
Osmosis balik menggunakan kenyataan bahwa jika
larutan dengan konsentrasi yang berbeda-beda dipisahkan
dengan sebuah membran semi-permeable, air dari larutan
yang berkonsentrasi lebih kecil akan melewati membran
untuk mengencerkan cairan yang berkonsentrasi tinggi. Jika
cairan yang berkonsentrasi tinggi tersebut diberi tekanan,
prosesnya akan dibalik dan air dari larutan yang
berkonsentrasi tinggi mengalir kelarutan yang lebih lemah.
Hal ini dikenal dengan osmosis balik.
Kualitas air yang dihasilkan tergantung pada
konsentrasi larutan pada sisi tekanan tinggi dan perbedaan
tekanan yang melintasi membran.

2. Pengolahan Internal
Pengoahan Internal (Internal Treatment) adalah
pengkondisian Air boiler dengan bahan kimia treatment &
pengaturan lainnya dengan tujuan agar Korosi,
Pengerakan dapat dihindari dan kemurnian uap terjaga baik.
12
Pengolahan ini dengan cara pemberian bahan kimia langsung
kedalam boiler bersama-sama dengan air pengisi boiler. Reaksi
yang terjadi menyebabkan naiknya kandungan zat padat
/ endapan yang dapat menyebabkan pembusaan / primming dan
carry over. Jumlah zat padat dapat ditekan dengan pengaturan
blowdown, sehingga permasalahn yang terjadi dapat diatasi.
Tujuan pengolahan ini untuk mengatur atau mengontrol zat-
zat padat, alkalinitas,kelebihan fosfat, gas-gas korosif,
menghindarkan timbulnya endapan- endapan yang dapat
melekat dan mengeras pada dinding atau pipa-pipa boiler dan
membuat lapisan boiler lebih tahan terhadap korosi. Beberapa
mekanisme yang terjadi dalam Internal Treatment, antara lain:
1. Mereaksikan kesadahan dengan bahan kimia, agar kerak
calcium carbonate yang keras berubah
menjadi endapan yang lunak berlumpur sehingga bisa
dibuang melalui blow-down.
2. Mengkondisikan pH/Alkalinity air boiler untuk menghindarkan
pengerakan silica.
3. Penggunaan anti-busa (anti foam) untuk mencegah potensi
pembusaan yang akan mengakibatkan terjadinya carry-over
dan menurunkan kemurnian uap.

Beberapa jenis bahan kimia yang umum dipergunakan dalam


Internal treatment adalah sbb:
 Fosfat (jenis ortho ataupun polyfosfat): bereaksi kesadahan
calcium untuk menetralisir kesadahan air dengan
membentuk hydrat tricalcium fosfat yang berbentuk lumpur
dan dapat dibuang melalui blow down secara terus-menerus
atau secara berkala melalui bawah ketel.
 Natural and synthetic dispersants (Dispersant):
meningkatkan sifat dispersif Air Boiler.
Beberapa contoh Polymeric Dispersant adalah:
o Polimer Alam : lignosulphonates, tannin
o Polimer sintetik : polyacrylates, maleat acrylate
copolymer, maleat styrene copolymer,dsb.
 Sequestering agents (anti scale) seperti phoshate
organic (phosphonates), Polymaleic acid (PMA), Sulfonated
co-polymer, dsb.

13
 Oxygen scavengers (Pemakan Oksigen):seperti natrium
sulfit, tannis, hidrazin, hidroquinon/progallol berbasis
derivatif, hydroxylamine derivatif, asam askorbat derivatif,
dll. Oxygen Scavengers ini, dikatalisasi ataupun tidak, akan
mengurangi kadar oksigen terlarut dalam feed-
water. Beberapa jenis dari oxygen scavenger ini juga
berfungsi sebagai passivator untuk mem-passivasi
permukaan logam seperti Hydrazine, Hydroxylamine deriv
ate,dll. Pilihan produk dan dosis yang diperlukan akan
tergantung pada jenis alat mekanis yang digunakan
(Deaeator atau Heating Tank)
 Anti-foaming or anti-priming agents : campuran bahan aktif
permukaan yang mengubah tegangan
permukaan cairan, menghilangkan busa dan mencegah
terbawa air halus partikel.

14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Air umpan adalah air yang disuplai ke boiler untuk dirubah
menjadi steam.
2. Dua sumber air umpan boiler adalah:
 Kondensat atau steam yang mengembun yang kembali dari
proses
 Air makeup (air baku yang sudah diolah) yang harus
diumpankan dari luar ruang boiler dan plant proses.
3. Ada dua jenis pengolahan air umpan untuk boiler yaitu :
 Pengolahan ekstrnal
 Pengolahan internal
4. Secara umum persyaratan air umpan boiler adalah :
 Air tidak boleh membentuk kerak / endapan yang
membahayakan.
 Air tidak boleh korosif terhadap dinding atau pipa – pipa
boiler
 Air tidak boleh mengakibatkan terjadinya “carry over”

15

You might also like