You are on page 1of 2

PEMERINTAH KABUPATEN KEDIRI

DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEDIRI


UPTD RSUD SIMPANG LIMA GUMUL
Desa Tuguredjo – Kecamatan Ngasem- Kabupaten Kediri

NOTULENSI HASIL RAPAT

TANGGAL 20 AGUSTUS 2018

I. DASAR TEORI PEMILIHAN WARNA SERAGAM

Pada 1950 dan 1960, banyak rumah sakit yang mulai meninggalkan baju putih untuk
keperluan operasi, dan mulai menggunakan baju berwarna hijau dan biru terang. Hal itu
dikarenakan, kombinasi antara baju putih dengan pencahayaan yang terang di ruang operasi,
membuat mata menjadi tegang untuk para ahli bedah dan staff. Selain itu, ada juga sebuah
penelitian yang menyatakan bahwa warna punya dampak tertentu pada kesehatan. Sebagai
contoh, warna orange bisa merangsang nafsu makan.
Desainer, psikolog, ahli feng shui, dan pemasang iklan setuju bahwa biru dan hijau
memberikan rasa yang menenangkan, seimbang, dan menghindari emosi berlebihan. Desain
interior juga mengungkapkan bahwa warna biru dan hijau memiliki kesan lebih santai dan
harmonis. Studi terbaru juga menunjukkan, bahwa ketika terpapar kertas berwarna hijau atau
ditempatkan di ruangan berwarna hijau, denyut jantung seseorang bisa menjadi turun, begitu
juga dengan tekanan darah, dan otot menjadi lebih rileks.
Dalam dunia medis, seragam yang dikenakan para Profesional Pemberi Asuhan
(PPA), seperti dokter, perawat, ahli gizi, apoteker, tenaga rehabilitasi medik dan lainnya,
dapat menjadi satu media yang secara tidak langsung dapat mentransmisikan penyebaran
infeksi nosokomial, yang sejak 2011 berubah nama menjadi Healthcare-Associated Infections
yang disingkat HAIs. Infeksi HAIs tidak terjadi hanya di rumah sakit (RS), tapi juga di semua
fasilitas kesehatan. Peningkatan angka HAIs ini masih menjadi sorotan dunia. Apalagi
kontaminasi dapat terjadi secara langsung dan tidak langsung.
Transmisi langsung terjadi ketika mikroba patogen langsung masuk ke badan penjamu
melalui sentuhan, gigitan, droplet nuclei saat bersin, batuk, berbicara atau saat transfusi darah
yang terkontaminasi mikroba pathogen. Sedangkan pada transmisi tidak langsung, penularan
mikroba patogen memerlukan media perantara baik berupa barang/bahan, air, udara,
makanan, minuman maupun vektor. Satu media yang menjadi transmisi tidak langsung
adalah penggunaan seragam PPA di pelayanan kesehatan. PPA yang dimaksud adalah tenaga
kesehatan yang memberi asuhan, terdiri dari dokter, perawat, ahli gizi, apoteker, tenaga
rehabilitasi medik dan tenaga lainnya.
Secara mikrobiologi, pada saat PPA memberikan asuhan rutin telah membuka peluang
mikroorganisme berpindah dari individu ke individu lainnya melalui sentuhan tubuh, cairan
tubuh dan lingkungan pasien ke PPA, bahkan ke area lainnya. Kontaminasi maksimum
terbesar terjadi dari kontak tangan ke area lainnya, terlebih lagi bila terdapat perilaku negatif
PPA yang belum mencuci tangan langsung menyentuh seragam, merogoh kantong, tentu
kontaminasi di seragam mereka tak dapat dihindari. Bahkan kantong, manset dan daerah
apron yang telah terkontaminasi berpotensi menyebabkan re-kontaminasi meskipun sudah
dilakukan pencucian tangan.
Ketidakdisiplinan dalam memakai seragam ini dapat menyebabkan berpindahnya
mikrorganisme yang menempel pada seragam PPA ke pasien serta berisiko terhadap
penyebaran HAIs ke masyarakat ketika PPA tampil di tempat umum dengan menggunakan
seragam kliniknya. Ini dikarenakan mikroorganisme tersebut dapat bertahan hidup pada
tekstil dalam hitungan minggu sampai bulan, dan bertransmisi sekunder dari pakaian ke
tangan serta permukaan lainnya.
Program PPI merupakan upaya yang dilakukan RS mengatasi penyebaran HAIs yang
salah satunya menggalakkan program kebersihan tangan (hand hygiene). Namun pelaksanaan
cuci tangan saja belum menjamin petugas bebas dari HAIs, karena kontaminasi pada seragam
klinik telah terjadi pada PPA.

II. KESIMPULAN PEMILIHAN WARNA SERAGAM


1. Warna yang dipilih untuk seragam sesuai logo RSUD Simpang Lima Gumul yakni
biru, hijau, dan orange sudah sesuai dengan makna filosofi warna
2. Warna bawahan tidak menggunakan warna hitam selama seminggu penuh
dikarenakan :
a. Warna hitam jika terkena percikan darah tidak terlihat, sehingga menurunkan
awareness tenaga kesehatan terhadap kebersihan pakaian
b. Jika ada ketidakdisiplinan dalam memakai baju seragam oleh tenaga kesehatan
(misalnya tidak sering berganti seragam terutama bawahan) maka rentan terjadi
Healthcare-Associated Infections ( HAIs )

You might also like