You are on page 1of 14

LEASING (SEWA GUNA USAHA)

A. PENGERTIAN SEWA GUNA USAHA (LEASING).


Leasing adalah pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang–barang modal dengan
pembayaran secara berkala oleh perusahaan yang menggunakan barang–barang modal tersebut,
dan dapat dibeli atau memperpanjang jangka waktu berdasarkan nilai sisa. Ada pula pengertian
Leasing menurut Prof.R.Subekti, S.H. di dalam bukunya `Aneka Perjanjian` Adalah tidak lain
dari pada perjanjian sewa–menyewa yang telah berkembang di kalangan para pengusaha, dimana
”lessor” menyewakan suatu perangkat alat perusahaan (mesin–mesin) termasuk service,
pemeliharaan dan lain–lain kepada ”lessee” untuk suatu jangka waktu tertentu.
Beberapa pengertian sewa guna usaha atau dikenal dengan istilah Leasing antara lain:
a. The Equipment Leasing Association (ELA-UK)
Leasing adalah suatu kontrak antara lessor dengan lessee untuk penyewaan suatu jenis barang
atau aset tertentu langsung, dari pabrik atau agen penjual oleh lessee. Hak kepemilikan barang itu
tetap berada pada lessor. Lessee memiliki hak pakai atas barang tersebut dengan membayar sewa
dengan jumlah dan jangka waktu yang telah ditetapkan..
b. Anembal and Isom
 Perjanjian antara Lessor dengan pihak lessee.
 Berdasarkan perjanjian lessing, lessor menggalihkan hak penggunaan barang kepada
pihak lesse.
 Lessee membayar kepada lessor uang sewa atas penggunaan barang atau aset.
 Lessee mengembalikan barang atau aset tersebut kepada lessor pada akhir periode yang
ditetapkan lebih dahulu dan jangka waktunya kurang dari umur ekonomis barang
tersebut.
c. Keputusan Menteri Keuangan No. 1169/KMK. 01/1991 tertanggal 21 Nopember 1991
tentang kegiatan lessing atau sewa guna usaha.
Leasing adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara leasing
dengan hak opsi ( Finance Lease) maupun leasing tanpa hak opsi ( Operating Lease) untuk
digunakan oleh lesse selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala.
Yang dimaksud Finance Lease adalah kegiatan leasing di mana lesse pada akhir kontrak
mempunyai hak opsi untuk membeli obyek leasing berdasarkan nilai sisa yang disepakati.
Sedangkan, yang dimaksud dengan operating lease adalah kegitan leasing dengan lesse pada
akhir kontrak tidak mempunyai hak opsi untuk membeli obyek leasing.
Pengertian sewa guna usaha secara umum adalah perjanjian antara lessor (perusahaan
leasing) dengan lessee (nasabah) di mana pihak lessor menyediakan barang dengan hak
penggunaan oleh lessee dengan imbalan pembayaran sewa untuk jangka waktu tertentu.
Pengertian lessor adalah perusahaan yang melakukan kegiatan usaha leasing dengan
menyediakan berbagai macam barang modal, sedangkan lessee adalah nasabah yang
menginginkan barang modal tersebut.

1
Leasing berasal dari bahasa inggris, yaitu lease yang dalam pengertian umum mengandung
arti menyewakan. Pada hakikatnya leasing bukanlah seperti apa yang dimaksud dengan ren/
rental. Leasing bukanlah merupakan perjajian sewa menyewa biasa. Antara leasing dan sewa
menyewa memiliki kontruksi yang sama. Pihak yang satu yaitu lessee menggunakan barang
kepunyaan lessor yang disertai pembayaran berkala. Leasing menyangkut subjek dan objek dari
perjanjian adalah tertentu. Sedangkan dalam perjanjian sewa menyewa tidak demikian, subjek
dan objeknya tidak ditentukan, sabjek dapat perorangan atau perusahaan. Subjek dalam
perjanjian leasing syarat- syaratnya ditentukan dalam suatu peraturan dan mengenai objeknya
adalah suatu barang modal bagi perusahaan.
Kegiatan utama perusahaan sewa guna usaha adalah bergerak di bidang pembiayaan untuk
keperluan barang- barang modal yang diinginkan oleh nasabah, yang dimaksud pembiayaan
disini adalah seorang nasabah membutuhkan barang- barang modal dengan cara disewa atau
dibeli secara kredit dapat diperoleh di perusahaan leasing. Pihak leasing dapat membiayai
keinginan nasabah sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati kedua belah pihak.
Perusahaan leasing dapat diselenggarakan oleh badan usaha yang berdiri sendiri.
Keterbatasan usaha leasing adalah tidak boleh melakukan kegiatan yang dilakukan oleh bank
seperti memberikan simpanan dan kredit dalam bentuk utang.
Usaha leasing dapat dilakukan oleh :
1. Lembaga keuangan bank.
2. Lembaga keuangan non bank.
3. Perusahaan nasional.
4. Perusahaan campuran.

 Jenis-Jenis Sewa Guna Usaha


Menurut Standar Akuntansi Keuangan Indonesia / PSAK No. 30 jenis-jenis sewa guna usaha
adalah sebagai berikut:
1. Finance lease (sewa-guna-usaha pembiayaan).
Dalam sewa guna usaha ini, perusahaan sewa guna usaha (lessor) adalah pihak yang
membiayai penyediaan barang modal. Penyewa guna usaha (lessee) biasanya memilih barang
modal yang dibutuhkan dan, atas nama perusahaan sewa guna usaha, sebagai pemilik barang
modal tersebut, melakukan pemesanan, pemeriksaan serta pemeliharaan barang modal yang
menjadi objek transaksi sewa guna usaha. Selama masa sewa guna usaha, penyewa guna
usaha melakukan pembayaran sewa guna usaha secara berkala dimana jumlah seluruhnya
ditambah dengan pembayaran nilai sisa (residual value), kalau ada, akan mencakup
pengembalian harga perolehan barang modal yang dibiayai serta bunganya, yang merupakan
pendapatan sewa guna usaha. Dalam finance lease ini, lessor hanya merupakan pemilik
barang secara hukum, sedangkan lessee merupakan pihak yang menikmati keuntungan
ekonomis atas barang tersebut. Sebagai imbalan atas jasa penggunaan barang tersebut maka
lessee akan membayar sejumlah uang yang berupa rental secara berkala kepada lessor.
2. Operating lease (sewa-menyewa biasa).

2
Dalam sewa guna usaha ini, perusahaan sewa guna usaha membeli barang modal dan
selanjutnya disewa guna usahakan kepada penyewa guna usaha. Berbeda dengan finance
lease, jumlah seluruh pembayaran sewa guna usaha berkala dalam operating lease tidak
mencakup jumlah biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh barang modal tersebut berikut
dengan bunganya. Perbedaan ini disebabkan karena perusahaan sewa guna usaha
mengharapkan keuntungan justru dari penjualan barang modal yang disewa guna usahakan,
atau melalui beberapa kontrak sewa guna usaha lainnya. Dalam sewa-guna-usaha jenis ini
dibutuhkan keahlian khusus dari perusahaan sewa-guna-usaha untuk memelihara dan
memasarkan kembali barang modal yang disewa-guna-usahakan, berbeda dengan finance
lease, perusahaan sewa guna usaha dalam operating lease biasanya bertanggung jawab atas
biaya-biaya pelaksanaan sewa guna usaha seperti asuransi, pajak maupun pemeliharaan
barang modal yang bersangkutan.
3. Sales-type lease (sewa-guna-usaha penjualan)
Sewa guna usaha jenis ini merupakan transaksi pembiayaan sewa guna usaha secara langsung
(direct finance lease) dimana dalam jumlah transaksi termasuk laba yang diperhitungkan oleh
pabrikan atau penyalur yang juga merupakan perusahaan sewa guna usaha. Sewa guna usaha
jenis ini seringkali merupakan suatu jalur pemasaran bagi produk perusahaan tertentu.
4. Leverage lease
Transakasi sewa guna usaha jenis ini melibatkan setidaknya tiga pihak, yakni penyewa guna
usaha dan kreditor jangka panjang yang membiayai bagian terbesar dari transaksi sewa-guna-
usaha. Menurut Keputusan Menteri Keuangan No.1169/KMK.01/1991 mengenai
sewa-guna-usaha, transaksi sewa-guna-usaha dibedakan menjadi dua :

1. Kegiatan sewa-guna-usaha dapat dilakukan secara:


 sewa guna usaha dengan hak opsi (finace lease)
 sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating lease)
2. Kegiatan sewa-guna-usaha dengan hak opsi sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 huruf a
pasal ini ditetapkan sebagai lembaga keuangan lainnya.

B. AKUNTANSI LEASING OLEH LESEE


Jika lessee mengkapitalisasi lease maka lessee akan mencatat aktiva dan kewajiban yang
umumnya sama dengan nilai sekarang pembayaran sewa, lessor yang sudah
memindahkan secara substansial seluruh manfaat dan risiko kepemilikan, mengakui
penjualan dengan mengeluarkan aktiva dari neraca dan menggantikannya dengan piutang.
Jurnal yang dibuat oleh lessor dan lessee dengan asumsi peralatan di-lease dan dikapitalisasi
adalah sebagai berikut:
Lessee Lessor
Peralatan yang di-lease Rpxxx Piutang lease (bersih) Rpxxx
Kewajiban lease Rpxxx Peralatan Rpxxx

3
Karena sudah mengkapitalisasi aktiva, lessee akan mencatat penyusutan. Lessor dan
lessee akan memperlakukan pembayaran lease sebagai pembayaran pokok dan bunga. Jika
kontrak lease tidak dikapitalisasi, tidak ada yang dicatat oleh lessee dan tidak ada aktiva
yang dikeluarkan dari pembukuan tersebut. Pada saat pembayaran lease dilakukan,
lessee mencatat beban sewa dan lessor mengakui pendapatan sewa.
Untuk lease yang dicatat sebagai Lease Modal (capital lease), lease harus dianggap
tidak dapat dibatalkan, dan memenuhi satu dari lebih empat kriteria berikut ini:
1. Lease mentransfer kepemilikan properti kepada lessee.
2. Lease memiliki opsi untuk membeli dengan harga khusus (bargain purchase
option).
3. Jangka waktu lease sama dengan atau lebih 75% dari estimasi umur ekonomis
aktiva yang di-lease.
4. Nilai sekarang (present value) dan pembayaran lease minimum (tidak termasuk
biaya executory) sama dengan atau melebihi 90% dari nilai wajar properti yang di-
lease.
Lease yang tidak memenuhi salah satu kriteria di atas diklasifikasikan sebagai Lease
Operasi (operating lease).

 Kriteria kapitalisasi
Keempat kriteria kapitalisasi yang berlaku untuk lease bersifat kontroversial dan sulit
diterapkan dalam praktik. Kriteria-kriteria tersebut akan dibahas berikut ini.
1. Pengujian Pengalihan Kepemilikan
Jika lease tersebut mengalihkan kepemilikan aktiva kepada lessee maka lease itu
dianggap sebagai lease modal. Kriteria ini tidak bersifat kontroversial dan mudah
untuk diterapkan.
2. Pengujian Opsi untuk Pembelian dengan Harga Khusus (Bargain Purchase Option)
Opsi pembelian khusus adalah sebuah provisi yang memungkinkan lessee untuk
membeli properti yang di-lease dengan harga yang secara signifikan lebih rendah
dibandingkan nilai wajar properti yang diharapkan pada tanggal opsi itu dapat
digunakan. Pada awal lease, perbedaan antara harga opsi dengan nilai pasar wajar
yang diharapkan harus cukup besar sehingga realisasi dari opsi bisa dipastikan secara
layak.
3. Pengujian Umur Ekonomis (Pengujian 75%)
Jika periode lease sama dengan atau melebihi 75% dari umur ekonomis aktiva, di mana
sebagian besar risiko dan imbalan atas pemilikan barang dialihkan ke lessee maka
perlu dilakukan kapitalisasi. Akan tetapi, penentuan jangka waktu atau masa lease dan
umur ekonomis aktiva dapat menimbulkan masalah.
4. Pengujian Pemulihan Investasi (Pengujian 90%)
Jika nilai sekarang (present value) dari pembayaran lease minimum (minimum lease
payments) sama dengan atau melebihi 90% dari nilai pasar wajar aktiva maka aktiva

4
yang di-lease harus dikapitalisasi. Dasar pemikiran untuk pengujian ini bahwa jika
nilai sekarang pembayaran lease minimum tidak berbeda banyak dengan harga
pasar aktiva maka secara efektif aktiva tersebut dapat dibeli.

 Pencatatan Transaksi Leasing Pada Penyewa (lesse)


a. Operating Lease
Dalam hal sewa guna usaha diperlakukan sebagai operating lease, trasansi leasing oleh
pihak penyewadicatat sebagai transaksi sewa-menyewa biasa. Dengan demikian
pembayaran sewa berkala dicatat debet akun Beban Sewa, dan kredit akun Kas. Apabila
dalam perjanjian sewa guna usaha ditetapkan pembayaran berkala dalam jumlah yang
berbeda, beban sewa untuk setiap periode dihitung dengan menggunakan metode Garis
Lurus (Straight Line Method).

Contoh : PT. SAMUDRA menyewa peralatan pabrik dari PT. SAKURA untuk masa sewa 5
tahun dengan syarat sebagai berikut :

1. Sewa dibayar dimuka tiap tgl 2 Januari. Untuk tahun pertama jatuh pada tanggal 2
Januari 2001.
2. Jumlah sewa tahun pertama dan kedua masing-masing sebesar Rp. 30.000.000,00.
Sementara untuk tahun ketiga , keempat dan kelima masing-masing Rp.
20.000.000,00.

Dari data contoh diatas, jumlah sewa untuk masa 5 tahun adalah 2 X Rp. 30.000.000,00 +
3 X Rp.20.000.000,00. Dengan menggunakan metode garis lurus, jumlah sewa tiap tahun
adalah Rp.120.000.000,00.: 5 = Rp 24.000.000,00

Pembayaran sewa untuk tahun 2001 sebesar Rp. 30.000.000,00. dicatat dengan jurnal
sebagai berikut.

Jan. 2 Beban Sewa Rp. 24.000.000,00 –

Sewa Dibayar Dimuka Rp. 6.000.000,00 -

Kas Rp. 30.000.00,00

Pembayaran sewa untuk tahun 2002 sebesar Rp. 30.000.000,00. dicatat dengan jurnal
sebagai berikut.

Jan. 2 Beban sewa Rp. 24.000.000,00 –

Sewa dibayar Dimuka Rp. 6.000.000,00 -

5
Kas Rp. 30.000.000,00

Pembayaran sewa untuk tahun 2003 (tahun ketiga) sebesar Rp. 20.000.000,00. dicatat
dengan jurnal sebagai berikut:

Jan. 2 Beban sewa Rp. 24.000.000,00 -

Sewa dibayar Dimuka Rp. 4.000.000,00

Kas Rp. 20.000.000,00

Demikian pula untuk pembayaran sewa tahun keempat dan kelima, dicatat dengan jurnal seperti
ada pembayaran sewa tahun ketiga diatas, sehingga akun Sewa Dibayar Dimuka selama masa
sewa guna usaha(secara keseluruhan) akan tampak seperti dibawah ini

Sewa Dibayar Dimuka

Jan. 2, 2001 Rp. 6.000.000,00 Jan. 2, 2003 Rp. 4.000.000,00

Jan. 2, 2002 Rp. 6.000.000,00 Jan. 2, 2004 Rp. 4.000.000,00

Jan. 2, 2005 Rp. 4.000.000,00

Pada akhir masa guna, akun Sewa Diby\ayar Dimuka tidak mempunyai saldo. Ada kalanya sewa
pada tahun-tahun pertama lebih kecil daripada sewa tahun-tahun terahir. Misalnya : dari data
contoh dimuka, sewa pada tahun pertama, kedua dan ketiga masing-masing sebesar
Rp.20.000.000,00. Sementara sewa untuk tahun keempat dan kalimat masing-masing
Rp.30.000.000,00. Dalam hak demikian, pembayaran sewa untuk pertama, kedua dan ketiga,
masing-masing dicatat dalam jurnal berikut :

Jan. 2 Beban sewa Rp. 24.000.000,00 -

Hutang Sewa Rp. 4.000.000,00

Kas Rp. 20.000.000,00

Pembayaran sewa untuk tahun keempat dan kelima, masing-masing dicatat dengan jurnal sebagai
berikut :

6
Jan. 2 Beban sewa Rp. 24.000.000,00 -

Hutang Sewa Rp. 6.000.000,00 -

Kas Rp. 30.000.000,00

Dalam hal jatuh tempo pembayaran sewa pada saat periode akuntansi sedang berjalan, misalnya
dari data pada contoh dimuka, pembayaran sewa untuk tahun 2001 jatuh pada tgl 1 April 2001.
Dalam hal demikian pada ahir periode harus dibuat penyesuaian. Jurnal penyesiaian yang dibuat
31 Desember 2001, sebagai berikut :

Des.31 Sewa Dibayar Dimuka Rp. 6.000.000,00 -

Beban Sewa - Rp. 6.000.000,00

(mencatat sewa bulan Januari, Februari dan Maret 2002 yang telah dibayar tahun 2001)

Sehubungan dengan Pos jurnal penyesuaian di atas, pada awal

Sehubungan dengan Pos jurnal penyesuaian di atas, pada awal periode tahun 2002, dibuat jurnal
pembalik sebagai berikut :

Jan. 2 Beban Sewa Rp. 6.000.000,00 -

Sewa Dibayar Dimuka Rp. 6.000.000,00

b. Lease Modal (Capital Lease)


Sebagai ilustrasi pencatatan sewa guna usaha yang diperlakukan sebagai capital lease
pada pihak penyewa, misalkan PT. GIONI menyewa peralatan dari PT> JAYA SARANA.
Ketentuan sewa guna usaha, sebagai berikut :

1. Masa sewa guna usaha selama 5 tahun, dengan syarat tidak dapat dibatalkan.
2. Sewa tiap tahun Rp. 20.000.000,00. dibayar dimuka tiap tgl 1 Januari. Sewa tahun
pertama jatuh pada tgl 1 januari 2000.
3. Biaya pelaksanaan selam masa sewa (executory Cost) dibayar oleh penyewa.
4. Tidak mada ketentuan yang menyebutkan adanya pengalihan hak milik dan hak bagi
penyewa untuk membeli pada ahir masa sewa.

Data lain sehubungan dengan transaksi leasing di atas adalah sebagai berikut :

7
1. Harga pasar wajar peralatan yang disewa sebesar Rp. 82.000.000,00
2. Usia ekonomis peralatan yang bersangkutan selama 5 tahun.
3. PT. JAYA SARANA memperhitungkan bunga 122% setahun.
4. PT. GIONI menyusutkan aktiva tetap dengan metode Garis Lurus.

Untuk menentukan nilai sewa guna uasah harus dihitung dulu nilai tunai untuk tingkat bunga
12%, masa sewa 5 tahun dengan pembayaran dimuka yaitu 4,03733. Dengan deimkian nilai tunai
sewa terendah dari data contoh diatas adalah 4,03733 X Rp. 20.000.000,00 = Rp.80.746.600,00.
Jumlah tersebut lebih besar dbanding 90% X Rp. 82.000.000,00 (harga pasar wajar aktiva yang
bersangkutan)

Hasil perhitungan diatas dijadikan dasar untuk memberlakukan sewa guna usaha pada contoh
diatas sebagai capital lease. Dengan nilai Rp. 80.746.600,00. Jumlah ini dicatat debet pada akun
Peralatan Sewa dari Lease Modal. Selanjutnya setiap ahir periode disusutkamn (didepresiasi)
dengan metode garis lurus.

C. AKUNTANSI LEASING OLEH LESSOR


Keunggulan leasing bagi lessor adalah sebagai berikut.
1. Pendapatan bunga. Leasing adalah salah satu bentuk pembiayaan. Oleh karena itu,
lembaga keuangan dan perusahaan leasing menganggap leasing sangat menarik
karena menyediakan marjin bunga yang kompetitif
2. Insentif Pajak. Dalam banyak kasus, perusahaan yang me-lease tidak dapat
menggunakan manfaat pajak, tetapi leasing memberikan mereka peluang untuk
mengalihkan manfaat pajak semacam itu kepada pihak lain (lessee) berupa
pengembalian atas tarif sewa yang lebih rendah dari aktiva yang di-lease.
3. Nilai Residu yang Tinggi. Keunggulan lain bagi lessor adalah pengembalian
properti pada akhir masa lease. Nilai residu dapat menghasilkan laba yang sangat
besar.
Dari sudut pandang lessor, semua lease dapat diklasifikasikan untuk tujuan akuntansi
sebagai berikut :
1. Lease operasi.
2. Lease pembiayaan langsung.

D. PENYAJIAN DAN ANALISIS TRANSAKSI LEASING


Klasifikasi Leasing dapat di bedakan menjadi dua, yaitu berikut :

1. Operating Lease
Pada operating lease, lessor membeli barang dan kemudian menyewakan kepada lessee
untuk jangka waktu tertentu. Dalam prakteknya, lessee membayar rental yang besarnya

8
secara keseluruhan tidak meliputi harga barang serta biaya yang telah dikeluarkan oleh
lessor.Di dalam menentukan besarnya pembayaran lease, lessor tidak memperhitungkan
biaya-biaya tersebut karena setelah masa lease berakhir diharapkan harga barang tersebut
masih cukup tinggi. Di sini jelas tidak ditentukan adanya nilai sisa serta hak opsi bagi lessee.

Operating lease dapat juga disebut dengan leasing biasa yaitu suatu perjanjian kontrak antara
lessor dengan lessee, dengan catatan bahwa:
1. Lessor sebagai pemilik objek leasing menyerahkannya kepada pihak lessee untuk
digunakan dengan jangka waktu relative lebih pendek dari umur ekonomis
barang modal tersebut
2. Lessee atas penggunaan modal tersebut, membayar sejumlah sewa secara kepada lessor
yang jumlahnya tidak meliputi jumlah keseluruhan biaya perolehan barang tersebut
beserta bunganya.Hal ini disebut nonfull pay out lease.
3. Lessor menanggung segal risiko ekonomis dan pemeliharaan atas barang-barang
tersebut pada akhir kontrak harus mengembalikan objek leasing pada lessor
4. Lessee dapat membatalkan perjanjian kontrak leasing sewaktu-waktu
(cancelable).
2. Capital Lease
Perusahaan leasing pada jenis ini berlaku sebagai suatu Lembaga Keuangan. Lessee yang
akan membutuhkan suatu barang modal menentukan sendiri jenis serta spesifikasi dari
barang yang dibutuhkan. Lessee juga mengadakan negoisasi langsung dengan supplier
mengenai harga, syarat-syarat perawatan serta hal-hal lain yang berhubungan dengan
pengoperasian barang tersebut.Lessor akan mengeluarkan dananya untuk membayar barang
tersebut kepada supplier dan kemudian barang tersebut diserahkan kepada lessee. Sebagai
imbalan atas jasa penggunaan barang tersebut lessee akan membayar secara berkala kepada
lessor sejumlah uang yang berupa rental untuk jangka waktu tertentu yang telah disepakati
bersama.

Sementara untuk kriteria lease menurut Kieso, Weygandt dan Warfield, leasing
dikelompokkan sebagai lease modal, lease harus dianggap tidak dapat dibatalkan, dan
memenuhi satu atau lebih dari empat kriteria berikut ini :

a. Lease mentransfer kepemilikan properti kepada lessee.


b. Lease memiliki opsi untuk membeli dengan harga khusus (bargain purchase
option).
c. Jangka wa ktu lease sama dengan atau lebih 75% dari estimasi umur ekonomi
aktiva yang dilease.
d. Nilai sekarang dari pembayaran lease minimum (tidak termasuk bagian yang
mewakili biaya-biaya pelaksanaan pada awal masa lease) sama dengan atau
melebihi 90% dari nilai wajar properti yang dilease.

9
Pencatatan Akuntansi untuk operating lease
Pembayaran sewa guna usaha selama tahun berjalan merupakan biaya sewa yang diakui
dan dicatat berdasarkan metode garis lurus selama masa sewa guna usaha, meskipun
pembayaran sewa guna usaha dilakukan dalam jumlah yang tidak sama setiap periode.
Sebagai contoh misalkan sewa guna usaha untuk peralatan adalah $40.000 setahun dengan
dasar tahunan. Ayat jurnal untuk mencatat pembayaran sewa tersebut adalah sebagai berikut:

* Beban sewa $40.000

Kas $40.000

Pencatatan Akuntansi untuk capital lease (finance lease)


Contoh penerapan metode capital lease adalah sebagai berikut: Lessor company dan
Lessee Company menandatangani sebuah perjanjian lease tertanggal 1 Januari 2000 yang
menetapkan bahwa Lessor Company menyewakan peralatan kepada Lessee Company dengan
ketentuan sebagai berikut :

1. Masa lease adalah lima tahun dan perjanjian tidak dapat dibatalkan dengan
mengharuskan pembayaran sewa sebesar Rp 25.981
2. Peralatan tersebut mempunyai nilai wajar sebesar Rp. 100.000 estimasi umur ekonomis
lima tahun dan tidak ada nilai residu
3. Lessee Company membayar semua biaya pelaksanaan langsung kepada pihak ketiga
kecuali pajak harta sebesar Rp 2000 per tahun yang termasuk dalam pembayaran
tahunan kepada lessor Lease tersebut tidak memuat hak opsi pembaharuan dan
peralatan akan kembali pada lessor company pada saat selesainya lease.
4. Tingkat bunga pinjaman tambahan (incremental borrowing rate) Lessee Company
adalah sebesar 11% tahun. Apabila tingkat bunga tidak diketahui maka tingkat bunga
yang digunakan harus ditentukan oleh lessee.
5. Lessee Company menyusutkan peralatan yang disewa dengan menggunakan metode
garis lurus.
6. Lessor Company menetapkan sewa tahunan untuk memperoleh tingkat hasil
pengembalian atas investasinya sebesar 10% per tahun, fakta ini diketahui oleh Lessee
Company.
7. Dalam hal adanya ketentuan lain yang dipersyaratkan oleh
Lessor Company maka lessee harus menerapkannya.

Pengujian atas klasifikasi lease berdasarkan perjanjian lease diatas


adalah:

10
Masa lease lima tahun, sama dengan estimasi umur ekonomis peralatan yang lamanya lima
tahun, memenuhi pengujian 75%. Nilai sekarang pembayaran lease minimum Rp 100.000
melebihi 90% dari nilai wajar harta (Rp 100.000)

Nilai yang dikapitalisasi : (25.981 – 2.000) x Nilai pembayaran sekarang anuitas selama 5
periode pada tingkat diskonto 10% :

Rp 25.981 x 4,16986 = Rp 100.000

Pencatatan akuntansi Capital Lease oleh Lessee Company


Jurnal untuk mencatat peralatan yang disewa guna usaha pada awal sewa guna usaha

Peralatan Sewa Guna Usaha Rp 100.000

Kewajiban Sewa Guna Usaha Rp 100.000

Bila terdapat hak opsi dalam bentuk simpanan jaminan atau kas untuk membeli peralatan
yang disewa pada akhir masalease adalah

Simpanan jaminan xx

Kas xx

11
Ayat jurnal untuk mencatat pembayaran lease pertama tanggal 1 Januari
2000 adalah
Beban pajak Rp 2.000

Kewajiban Sewa Guna Usaha Rp 23.981

Kas Rp 25.981

Tanggal 31 Desember 2000 jurnal untuk mencatat beban bunga adalah Beban Bunga
Rp 7.602

Berikut disajikan skedul pembayaran sewa guna usaha Leesee Company selama lima
tahun dengan tingkat bunga 10%

Pembayaran Penurunan
Biaya Kewajiban
Tanggal lease Biaya Bunga kewajiban
pajak lease
tahunan lease
1/1/2000 - - - - 100,000
1/1/2000 25,981 2,000 23,981 76,019
1/1/2001 25,981 2,000 7,602 16,379 59,640
1/1/2002 25,981 2,000 5,964 18,017 41,623
1/1/2003 25,981 2,000 4,162 19,819 21,801
1/1/2004 25,981 2,000 2,180 2,180 -
Jumlah 129,905 10,000 19,908 100,000 -

Ayat jurnal untuk mencatat pembayaran sewa guna usaha tangal 1


Januari 2001 adalah
Beban pajak Rp 2.000

Beban Bunga Rp 7.602

Kewajiban Sewa Guna Usaha Rp 16.379

Kas Rp 25.981

12
Ayat jurnal untuk mencatat penyusutan peralatan sewa guna usaha
selama lima tahun dengan metode garis lurus tanggal 31 Desember 2000
adalah
Beban penyusutan aktiva SGU Rp 20.000

Akm.penyusutan aktiva SGU Rp20.000

Ayat jurnal untuk mencatat berakhirnya masa lease apabila terdapat hak
opsi adalah:
Peralatan xx

Akm.Penyusutan Peralatan xx

Peralatan Sewa Guna Usaha xx

(Peralatan sewa guna usaha yang dibeli pada akhir masa sewa guna usaha harus dicatat oleh
perusahaan sebesar nilai buku)

13
REFERENSI

Rahman, Ipma “Pengertian Leasing”. Diakses pada 28 November 2017.


https://www.academia.edu/7312815/LEASING

Ayues. “Akuntansi leasing oleh lessee”. Diakses pada 28 November 2017


http://ayuetikas.blogspot.co.id/2014/11/akuntansi-leasing.html

Anonim. “Pencatatan Akuntansi Leasing”. Diakses pada 28 November


2017.http://akuntansi86.blogspot.co.id/

Negara, Aditya. “Penyajian dan Analisis Leasing”. Diakses Pada 28 November 2017.
https://www.academia.edu/23716645/AKUNTANSI_LEASING_OLEH_LESSOR_DAN_PENY
AJIAN_SERTA_ANALISIS_TRANSAKSI_LEASING

14

You might also like