You are on page 1of 15

TUGAS KULIAH

UNIVERSITAS ANDALAS

The Essence of Strategic Leadership : Managing Human and Social Capital

Oleh :

ARDILES
No. BP1720322020

Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Mata Kuliah


Manajemen Pemasara

FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM PASCA SARJANA
MANAJEMEN ADMINISTRASI RUMAH SAKIT
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG, 2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik

dan hidayah-Nya serta nikmat sehat sehingga penyusunan makalah guna memenuhi

tugas telaah artikel “The Essence of Strategic Leadership : Managing Human and

Social Capital” ini dapat selesai tepat pada waktunya. Shalawat serta salam selalu

tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW dan semoga kami selalu berpegang

teguh pada sunnahnya.

Makalah ini semoga dapat memberikan manfaat khususnya untuk para

pembaca dan saya mohon maaf apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat

kesalahan baik dalam pemilihan kosa kata ataupun isi dari keseluruhan makalah ini.

Saya sebagai penyusun sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan

untuk itu kritik dan saran sangat saya harapkan demi kebaikan untuk kedepannya.

Padang, Oktober 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. i


DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii
BAB 1 : PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah ........................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................................ 3
BAB 2 : PEMBAHASAN ............................................................................................ 4
2.1 Kepemimpinan Strategis .................................................................................... 4
BAB 3 : MENGKRITISI JURNAL ............................................................................. 6
BAB 4 : PENUTUP ................................................................................................... 11
4.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB 1 : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada awal lahirnya peradaban , manusia merupakan mahluk pemburu yang
solitair (penyendiri), yang kemudian berkembang menjadi mahkluk pembuat api
(man as a fire making). Dalam perkembangan selanjutnya , manusia kemudian
menjadi mahkluk sosial (homo socious) yang lebih lanjut berkembang menjadi
manusia modern yang dikategorikan sebagai mahkluk organisasi (homo organismus).
Manusia sebagai makhluk sosial tentu tidak mungkin bisa memisahkan hidupnya
dengan manusia lain. Manusia selalu berinteraksi dengan sesama serta dengan
lingkungannya. Oleh karena itu segala bentuk kebudayaan, tatanan hidup, dan sistem
kemasyarakatan terbentuk dari hasil interaksi dan benturan kepentingan antara manusia
yang satu dengan manusia lainnya.
Ukuran modernitas manusia modern adalah keterlibatannya dalam organisasi.
Semakin modern seseorang, dia akan semakin banyak terlibat dalam berbagai bentuk
organisasi. Terlebih lagi pada era revolusi informatika dan komunikasi seperti saat ini.
Pada masyarakat modern seperti sekarang ini, keanggotaan dalam suatu organisasi sudah
bersifat lintas negara, sehingga mengarah sebagai warga dunia (world citizen), yang
terikat pada kewarganegaraan dunia (world citizenship), melalui jaringan internet
(netcitizen).
Esensi manusia sebagai makhluk sosial pada dasarnya adalah kesadaran manusia
tentang status dan posisi dirinya adalah kehidupan bersama, serta bagaimana tanggungjawab
dan kewajibannya di dalam kebersamaan. Hidup dalam kelompok tentulah tidak mudah.
Untuk menciptakan kondisi kehidupan manusia yang harmonis antar anggota kelompok
haruslah saling menghormati dan menghargai. Keteraturan hidup perlu selalu dijaga. Hidup
yang teratur adalah impian setiap insan. Menciptakan dan menjaga kehidupan yang harmonis
adalah tugas manusia.Secara naluriah, pada setiap kelompok akan selalu ada
pemimpinnya, yang muncul secara alamiah maupun melalui proses pengisian yang
modelnya disepakati bersama oleh para anggota kelompok. Untuk itulah dibutuhkan
sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya yang berjiwa pemimpin, paling
tidak untuk memimpin dirinya sendiri.
Dengan berjiwa pemimpin manusia akan dapat mengelola diri, kelompok dan
lingkungan dengan baik. Khususnya dalam penanggulangan masalah yang relatif sulit..
Disinilah dituntut kearifan seorang pemimpin dalam mengambil keputusan agar masalah
dapat terselesaikan dengan baik. Manusia yang memiliki kemampuan lebih baik dari pada

1
yang lain akan ditunjuk sebagai orang yang dipercayakan untuk mengatur orang lain.
Manusia yang demikian kemudian disebut dengan pemimpin atau manajer. Dari kata
pemimpin itulah kemudian muncul istilah kepemimpinan.
Kebutuhan manusia dalam berinteraksi dengan kelompoknya diwujudkan dalam
suatu organisasi, yaitu wadah tempat berkumpulnya individu-individu yang secara
bersama-sama bekerja untuk mencapai visi, misi dan tujuan organisasi yang telah
ditetapkan dibawah kepemimpinan seorang pemimpin . Kemampuan pemimpin untuk
mendekati organisasinya dengan gaya kepemimpinan tertentu akan mengarahkan untuk bisa
mencapai visi, misi dan tujuan organisasi. Pemimpin bisa diibaratkan sebagai pemegang
kemudi yang menentukan arah dan tujuan organisasi sekaligus eksistensinya pada masa yang
akan datang.
Masalah kepemimpinan sama tuanya dengan sejarah manusia. Permasalahannya
sekarang adalah bagaimana seorang pemimpin dapat menjalankan tugas dan fungsinya
dengan baik. Untuk memilih seorang pemimpin yang baik dan efektif tentu ada kriteria-
kriteria tertentu. Perkembangan model-model kepemimpinan di masyarakat juga beragam.
Setiap model kepemimpinan memiliki karakteristik yang berbeda. Kepemimpinan
merupakan faktor penggerak organisasi melalui penanganan perubahan dan manajemen
yang dilakukannya sehingga keberadaan pemimpin bukan hanya sebagai simbol yang
ada atau tidakknya tidak menjadi masalah, tetapi keberadaannya memberi dampak positif
bagi perkembangan organisasi.
Seorang pemimpin yang efektif akan selalu mencari cara-cara yang lebih baik.
Seseorang dapat menjadi pemimpin yang berhasil jika percaya pada pertumbuhan yang
berkesinambungan, efesiensi yang meningkat dan keberhasilan yang berkesinambungan
dari organisasi yang dipimpinnya untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Dalam hal
pencapaian suatu tujuan diperlukan suatu perencanaan dan tindakan nyata untuk dapat
mewujudkannya. Secara umum tujuan suatu organisasi dapat dilihat dari visi dan misi.
Tinggal bagaimana seorang pemimpin dapat mengarahkan bawahannya untuk mencapai
visi dan misi tersebut. Visi dan misi dalam suatu organisasi merupakan suatu konsep
perencanaan yang di sertai dengan tindakan sesuai dengan apa yang di rencanakan untuk
mencapai suatu tujuan.

1.2 Perumusan Masalah


1. Membahas Jurnal yang berjudul :The Essence of Strategic Leadership :
Managing Human and Social Capital
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui bagaimana Inti dari Kepemimpinan Strategis dalam Mengelola
Modal Manusia dan Sosial
BAB 2 : PEMBAHASAN

Pemimpin dan kepemimpinan dalam suatu organisasi adalah dua hal yang saling
berkaitan. Tipe kepemimpinan adalah gaya yang dipakai oleh seorang pemimpin tidak hanya
mengendalikan organisasi tetapi juga menginspirasi dan menciptkan kultur organisasi dalam
organisasi yang dipimpinnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, sekaligus menjaga
keberlangsungan organisasi pada masa yang akan datang. Dalam perkembangannya, tantangan
organisasi saat ini begitu kompleks, oleh sebab itu diperlukan pemimpin yang memiliki pola
berpikir dan bertindak strategis.

2.1 Kepemimpinan Strategis

Kepemimpinan merupakan proses mengarahkan, membimbing, mempengaruhi, atau


mengawasi pikiran, perasaan atau tindakan dan tingkah laku orang. Kepemimpinan juga dapat
didefinisikan sebagai tindakan atau perbuatan di antara perseorangan dan kelompok yang
menyebabkan baik orang maupun kelompok bergerak ke arah tujuan tertentu (Nawawi.
1997:97). Kepemimpinan merupakan hubungan di mana satu orang yakni pemimpin
mempengaruhi pihak lain untuk dapat bekerja sama dalam upaya mencapai tujuan (Marno.
2007:37).
Kepemimpinan strategis merupakan kepemimpinan yang bertanggung jawab untuk
menciptakan harmoni antara tuntutan lingkungan ekstrenal organisasi dengan visi, misi, strategi
dan implementasi organisasi. Selain itu kepemimpinan strategis merupakan kepemimpinan yang
diperlukan pada kondisi yang kompleks dalam suatu organisasi. Kepemimpinan strategis
mempunyai dua peran yaitu sebagai manager dan sekaligus sebagai leader.Secara garis besar
kepemimpinan strategik dibutuhkan mengingat tantangan mengenai fokus organisasi kini telah
berubah.Tantangan organisasi dewasa ini begitu kompleks, maka diperlukan pemimpin yang
memiliki pola berpikir dan bertindak strategis dan visioner, sehingga setiap keputusan yang
dikeluarkan tepat.
Strategi menyediakan arah yang menterjemahkan visi menjadi aksi dan merupakan dasar
bagi pengembangan mekanisme spesifik untuk menolong organisasi mencapai tujuannya. Strategi
adalah niat (intention), implementasi melalui struktur, sistem, budaya dan iklim, sistem insentif,
menjamin terwujudnya visi di masa depan. Pemimpin yang banyak melakukan tindakan strategis,
tetapi tidak mempunyai visi yang jelas, sering dikatakan sebagai pemimpin pekerja yang harus
mampu mengerjakan hal-hal yang rutin. Dengan demikian pemimpin yang unggul adalah
pemimpin yang memiliki visi ke depan serta dibarengi dengan tindakan strategis yang tinggi.
Hal ini akan melahirkan pemimpin yang visioner dan efektif. Pemimpin jenis ini memiliki
ambisi, impian, dan cita-cita yang tinggi untuk dicapai oleh suatu organisasi.
Karakteristik pemimpin stretegis diantaranya adalah:
1) visioner
2) memiliki animo yang besar
3) memiliki integritas
4) dapat dipercaya dan jujur
5) terbuka dan menghargai orang lain
6) berani mengambil resiko
7) inovatif dan kreatif
8) belajar dari pengalaman dan kekeliruan
Sedangkan peran seorang pemimpin strategis antara lain sebagai motivator,
fasilitator, dinamisator, konselor, dan evaluator.
BAB 3 : MENGKRITISI JURNAL

1. Judul yang Lengkap

Judul Penelitian : The Essence of Strategic Leadership : Managing Human and Social Capital

Judul kurang lengkap, karena artikel ini membahas tentang Managing Human and Social Capital
yaitu Inti dari Kepemimpinan Strategis yang tidak dijelaskan tempatnya dimana hanya dibahas
berdasarkan teori kepemimpinan strategis

2. Tujuan Jelas
Tujuan : The strategic leadership needed in 21st century firms is involved with building
company resources and capabilities with an emphasis on intangible human capital and
social capital.

Tujuan Jelas, karena artikel ini membahas Modal manusia adalah tempat penyimpanan
pengetahuan dan keterampilan yang berharga sedangkan modal sosial menyediakan akses
ke sumber daya penting. Keduanya merupakan kontributor signifikan untuk pencapaian
keunggulan kompetitif. Pemimpin harus secara efektif mengelola sumber daya penting ini
untuk perusahaan

3. Alternatif
Dalam artikel ini tidak terdapat alternatif lain, Karena yang diukur bagaimana
kepemimpinan yang strategis berdasarkan modal manusia dan modal social.

4. Perspektif
“A new type of strategic leadership is required to help firms successfully navigate the
dynamic and uncertain environment in which they compete today”.
Jadi:
Pengelolaan sumber daya ini melibatkan evaluasi stok sumber daya saat ini dan membuat
perubahan seperti menambahkan (misalnya, mengembangkan atau memperoleh secara
eksternal) dan menghapus (misalnya, PHK) sumber daya manusia dan hubungan eksternal.
Untuk menciptakan nilai, sumber daya harus dikonfigurasi untuk mengembangkan
kemampuan yang dapat dimanfaatkan untuk menciptakan keunggulan kompetitif.
5. Pendekatan
Pendekatan baru terhadap kepemimpinan ini memiliki implikasi penting bagi sarjana dan
praktisi manajemen kedepannya, jadi ini sangat berguna sekali sebagai patokan dalam
menilai kepemimpinan yang strategis itu bagaimana.

6. Tipe Penelitian
Apakah tipe penelitian ditetapkan? tidak!

Karena Tipe penelitian yang digunakan hanya membahas berdasarkan sudut pandang dari
para ahli

7. Apakah bisa diekstrapolasikan dalam populasi yang lebih luas?


TIDAK! Karena penelitian ini terbatas hanya membahas tentang membangun sumber daya
dan kapabilitas perusahaan dengan penekanan pada modal manusia dan modal sosial yang
tidak berwujud dimana masing-masing daerah berbeda kepemimpinan dan modak social
yang dimiliki.

8. Kesimpulan
A new type of strategic leadership is required to help firms successfully navigate the
dynamic and uncertain environment in which they compete today. The strategic leadership needed
in 21st century firms is involved with building company resources and capabilities with an
emphasis on intangible human capital and social capital. Human capital is the firm's repository of
valuable knowledge and skills; social capital provides access to critical resources. Both are
significant contributors to achievement of a competitive advantage. Leaders must effectively
manage these important resources for the firm. Management of these resources involves
evaluating current resource stocks and making changes such as adding (e.g., developing or
acquiring externally) and deleting (e.g., layoffs) human resources and external relationships. To
create value, the resources must be configured to develop capabilities that can be leveraged in
ways to create competitive advantages. The dimension of strategic leadership we describe here is
called effectuation. This new type of approach to leadership has important implications for
management scholars and practitioners.
Pemimpin memiliki peran yang sangat strategis di dalam suatu organisasi atau
perusahaan. Peran strategis pemimpin harus diimbangi dengan kompetensi yang sepadan.
Seorang pemimpin visioner harus dapat mengantisipasi keadaan atau lingkungan akan datang
yang bersifat lintas sektor. Selain itu pemimpin visioner diharapkan dapat memahami resiko
yang dihadapi dan mancari solusi bagaimana cara mengatasinya, memberikan arah dan
dukungan pada pelaksana, memberikan kesatuan pandang merupkan alternatif terbaik untuk
mencapai tujuan dan sasaran organisasi.
Kepemimpinan yang memiliki visi kuat adalah tonggak penentu organisasi.
Kepemimpinan visioner memiliki beberapa faktor integral, seperti kemampuan antisipasi,
kecepatan, kecerdikan dan persepsi. Seluruh faktor tersebut dirangkum dalam sebuah ikatan
gaya kepemimpinan yang komunikatif, coaching, terbuka, menjadi fasilitator, dan penumbuh
motivasi. Faktor terakhir merupakan prasyarat bagi kepemimpinan visioner dalam mengajak
seluruh anggota organisasi meraih visi organisasi. Tanpa kemampuan tinggi dalam
menumbuhkan semangat dan motivasi melalui kesadaran kolektif, pencapaian visi dan
keberlangsungan organisasi dipertaruhkan

9. Pembahasan Penulis
Kepemimpinan strategis adalah kompleks, kompetensi multifaset yang memiliki banyak
nuansa dan seluk-beluk, sehingga sulit untuk dimodifikasikan. secara khusus untuk mengelola
perusahaan sumber daya, banyak tindakan yang mereka gambarkan memerlukan pengelolaan
sumber daya yang ada di dalam kontrol atau jangkauan pemimpin strategis. Secara khusus, mereka
menekankan perlunya untuk mengembangkan dan memobilisasi modal manusia. Mereka juga
menjelaskan pentingnya membangun tim-tim hebat (disebut grup besar oleh Bennis, 1997) dan
komunitas di organisasi. Modal manusia adalah firma yang kritis dan sumber daya, mungkin yang
paling penting. Menggunakan tim untuk menyelesaikan tugas dan membangun komunitas dalam
organisasi mewakili internal modal sosial, sumber daya penting lain untuk organisasi (Hitt, Keats
& Yucel, 2003). Sosial modal juga memiliki dimensi eksternal. Faktanya, pemimpin yang strategis
mendapatkan akses yang tegas ke sumber daya untuk membentuk aliansi dengan perusahaan
mitra dan membangun modal sosial (Irlandia, Hitt & Vaidyanath, 2002).
Dalam kepemimpinan modal itu terdapat 2 pimpinan modal yaitu:

1. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia dianggap sangat penting dalam berkontribusi untuk meningkatkan
pendapatan, kepuasan hidup dan kohesi sosial dalam ekonomi individu. Jadi, modal manusia dapat
menjadi penentu pertumbuhan ekonomi untuk negara serta perusahaan individu. Salah satu alasan
bahwa modal manusia adalah sumber daya yang signifikan dalam hal membentuk dan
menggunakan keunggulan kompetitif adalah seringnya itu milik perusahaan sumber daya paling
unik. argumennya adalah bahwa modal manusia adalah sesuatu yang unik. sumber daya yang tak
berwujud yang mungkin secara sosial atau kompleks.

2. Modal Sosial

Modal sosial melibatkan hubungan antara individu dan organisasi itu memfasilitasi aksi
dan menciptakan nilai. Seorang Pemimpin yang strategis harus peduli dengan modal sosial di
dalam mereka unit dan organisasi serta dengan sosial modal yang berada di luar perusahaan
mereka di tempat lain. Kami menyebut konsep-konsep ini sebagai sosial internal modal dan modal
sosial eksternal.
Inti dari kepemimpinan strategis adalah pengaruh modal manusia dan modal sosial di
dalam perusahaan. Pemimpin strategis, dengan demikian, mengkonfigurasi dan memanfaatkan
modal manusia dan sosial untuk menciptakan nilai bagi perusahaan. Namun, untuk melakukannya,
mereka harus terlebih dahulu memastikan bahwa mereka memiliki modal manusia dan sosial yang
sesuai untuk dikonfigurasi dan dimanfaatkan. Ini mengharuskan mereka dengan hati-hati
mengevaluasi stok modal manusia dan sosial saat ini, menambah dan menghapus sumber daya
manusia dan hubungan yang diperlukan. Karena sifat tak berwujud dari sumber daya ini, tindakan
pemimpin yang tepat sulit diidentifikasi dengan pasti. Namun, jenis kepemimpinan ini sangat
penting untuk kelangsungan hidup dan kesuksesan perusahaan.
Lanskap kompetitif yang dinamis dan kompleks menciptakan ketidakpastian bagi
perusahaan . Namun, kondisi ketidakpastian juga menghadirkan peluang Untuk mengidentifikasi
dan memanfaatkan peluang-peluang ini, perusahaan harus secara strategis atau fleksibel.
Fleksibilitas strategis didasarkan pada sumber daya perusahaan. Meskipun sumber daya keuangan
berkontribusi pada fleksibilitas strategis, yang lebih penting adalah pengetahuan dan kemampuan
perusahaan. Pengetahuan dan kemampuan seorang terutama didasarkan pada sumber daya
manusia dan sosialnya. Karena pentingnya, para pemimpin strategis harus terus mengevaluasi,
mengubah, mengkonfigurasi dan memanfaatkan modal manusia dan modal sosial.
Kemampuan kepemimpinan yang diperlukan untuk melakukannya sangat penting bagi
kesehatan perusahaan. Agar efektif, pemimpin strategis harus memiliki keterampilan interpersonal
yang cerdik dan kompetensi relasional. Di luar kemampuan ini, bagaimanapun, para pemimpin ini
harus dapat mengidentifikasi pengetahuan tacit yang diperlukan, mengevaluasi dan
mengembangkan kemampuan diam-diam pada orang, dan membangun dan memelihara
kepercayaan dan kerjasama dalam organisasi. Mereka juga perlu membangun hubungan eksternal
dan mengekstrak sumber daya yang dibutuhkan dari mereka. Ini bukan kemampuan sederhana dan
mereka melampaui pelatihan dan pengembangan yang disediakan di sebagian besar program
kepemimpinan. Tentu saja, membangun kompetensi relasional dan mengembangkan sosial modal
merupakan kemampuan yang baru-baru ini diakui sebagai hal penting untuk dicapai keunggulan
dibandingkan pesaing.
Beberapa menggambarkan pemimpin yang efektif sebagai modem manusia yang ahli
dalam mengembangkan hubungan yang produktif. Dengan kompetensi relasional, pemimpin dapat
mengelola hubungan sehingga semua pihak dalam hubungan tersebut mendapat manfaat dari
partisipasi mereka di dalamnya (Hakim, 2000). Sementara Jack Welch memulai karirnya sebagai
CEO GE yang disebut sebagai & dquo; neutron Jack, & dquo; dia mengakhirinya dengan
penekanan kuat pada pentingnya orang. Bahkan, Welch menyatakan bahwa: & dquo; Kami datang
dengan beberapa konsep manajemen yang dapat membangkitkan energi orang-orang dan
memungkinkan mereka untuk bermimpi dan berani serta mencapai dan meregangkan dan
melakukan hal-hal yang tidak pernah mereka pikirkan. Pemimpin strategis yang disinggung oleh
Welch sering menempatkan orang sebelum strategi (atau setidaknya dalam posisi yang setara
pentingnya dengan strategi perusahaan) dan yang secara bersamaan menunjukkan kerendahan hati
pribadi yang ekstrem dengan kehendak pribadi yang intens untuk modal manusia dan perusahaan
untuk berhasil (Collins , 2001).
Kami menyimpulkan pekerjaan ini dengan panggilan untuk para akademisi dan praktisi
untuk menguji kembali kemampuan kepemimpinan yang diperlukan untuk sukses di lanskap
kompetitif abad 21. Jelas, kami telah memasuki usia yang berbeda dengan kondisi yang
menciptakan persyaratan baru untuk kepemimpinan strategis yang efektif. Karena hubungan
pusatnya dengan kinerja perusahaan, kami percaya bahwa penelitian tambahan pada paradigma
kepemimpinan strategis baru dan program baru untuk mengembangkan dan mempertahankan
kemampuan kepemimpinan untuk menciptakan & quot pemenang dalam lingkungan bisnis baru &
dquo; (Amit, Lucier, Hitt & Nixon, 2002) diperlukan. Di antara beberapa, bidang penyelidikan
yang sangat menarik adalah memeriksa sejauh mana integrasi modal manusia dan modal sosial
secara positif memengaruhi kemampuan perusahaan untuk secara efektif mengeksploitasi
keunggulan kompetitif saat ini sambil berhasil menjelajahi sarana untuk mengungguli pesaing di
masa depan.
BAB 4 : PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Pemimpin memiliki peran yang sangat strategis di dalam suatu organisasi atau
perusahaan. Peran strategis pemimpin harus diimbangi dengan kompetensi yang sepadan.
Seorang pemimpin visioner harus dapat mengantisipasi keadaan atau lingkungan akan datang
yang bersifat lintas sektor. Selain itu pemimpin visioner diharapkan dapat memahami resiko
yang dihadapi dan mancari solusi bagaimana cara mengatasinya, memberikan arah dan
dukungan pada pelaksana, memberikan kesatuan pandang merupkan alternatif terbaik untuk
mencapai tujuan dan sasaran organisasi.
Kepemimpinan yang memiliki visi kuat adalah tonggak penentu organisasi.
Kepemimpinan visioner memiliki beberapa faktor integral, seperti kemampuan antisipasi,
kecepatan, kecerdikan dan persepsi. Seluruh faktor tersebut dirangkum dalam sebuah ikatan
gaya kepemimpinan yang komunikatif, coaching, terbuka, menjadi fasilitator, dan penumbuh
motivasi. Faktor terakhir merupakan prasyarat bagi kepemimpinan visioner dalam mengajak
seluruh anggota organisasi meraih visi organisasi. Tanpa kemampuan tinggi dalam
menumbuhkan semangat dan motivasi melalui kesadaran kolektif, pencapaian visi dan
keberlangsungan organisasi dipertaruhkan
DAFTAR PUSTAKA

Hitt, Michael A., and R. Duane. "The essence of strategic leadership: Managing human

and social capital." Journal of Leadership & Organizational Studies 9.1 (2002): 3-14.

You might also like