You are on page 1of 9

BAB 1

PENDAHULUAN

Kelenjar liur atau kelenjar saliva adalah kelenjar yang menyekresikan cairan saliva, terbagi
menjadi dua golongan, yaitu mayor dan minor. Kelenjar saliva mayor terdapat tiga pasang, yaitu
kelenjar parotis, kelenjar submandibular, dan kelenjar sublingual. Kelenjar saliva minor terutama
tersebar dalam rongga mulut, sinus paranasal, submukosa, trakea, dan lain lain.1

Terletak di lateral wajah, berbadan kelenjar tunggal tetapi sering kali dengan batas nervus
fasialis dibagi menjadi dua lobus, yaitu lobus profunda dan superficial. Lobus superficial lebih
besar, bentuk tak beraturan, terletak di superficial dari bagian posterior otot masseter, ke atas,
hingga ke arkus zigomatik, ke bawah mencapai margo inferior os mandibular. Lobus profunda
lebih kecil, ke atas berbatasan dengan kartilago meatus akustikus eksternal, mengitari
posterior`ramus asendens os mandibular menjulur ke dalam, bersebelahan dengan celah
parafaring.1,2

1
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

1. Embriologi Nervus Facialis

Semua kelenjar liur berkembang sebagai proliferasi padat dari epitel stomodeum selama
minggu ke 5-6 masa gestasi. Stomodeum itu sendiri terdiri dari ektoderm dan endoderm. Tanda
pertama suatu kelenjar adalah munculnya epithelial bud dengan berproliferasi sebagai suatu jalur
sel yang padat kedalam ectomesenchyme dibawahnya. Ectomesenchyme oral mempunyai
peranan esensial dalam differensiasi kelenjar liur, sehingga membentuk jaringan ikat sokongan
seperti kapsul fibrosa dan septa, yang memisahkan kelenjar menjadi lobus dan lobulus serta
mengangkut duktus, pembuluh darah, limfatikus dan nervus.1,2

Gambar 1. Perkembangan Embriologi Kelenjar Saliva

Kelenjar parotis merupakan kelenjar ludah yang pertama kali terbentuk. Epithelial bud
kelenjar parotis muncul sekitar minggu ke 6 gestasi. Kelenjar parotis ini berkembang dari epitel
ektoderm pada permukaan stomodeum yang nantinya akan terspesialisasi menjadi duktus, lumen
dan asini. Kapsul yang membungkus kelenjar parotis dan jaringan ikat berkembang dari
mesenkim sekitarnya. Sedangkan untuk kelenjar submandibular muncul pada akhir minggu ke 6
dan sublingual pada minggu ke 8, keduanya berkembang dari endoderm pada dasar stomodeum,
yang nantinya akan terspesialisasi menjadi duktus, lumen dan asini. Kelenjar ludah minor

2
merupakan yang terakhir terbentuk, yaitu pada 3 bulan masa gestasi dan berasal dari endoderm.
Walaupun asini tidak berdifferensiasi dengan lengkap sebelum kelahiran, fetus sudah
mensekresikan amylase.2,4

Gambar 2. Embriologi Kelenjar Saliva

2. Anatomi Kelenjar Saliva

Kelenjar liur atau kelenjar saliva adalah kelenjar yang menyekresikan cairan saliva, terbagi
menjadi dua golongan, yaitu mayor dan minor. Kelenjar saliva mayor terdapat tiga pasang, yaitu
kelenjar parotis, kelenjar submandibular, dan kelenjar sublingual. Kelenjar saliva minor terutama
tersebar dalam rongga mulut, sinus paranasal, submukosa, trakea, dan lain lain. 2

3
Gambar 3. Kelenjar Saliva tampak lateral

3. Anatomi Kelenjar Parotis

Terletak di lateral wajah, berbadan kelenjar tunggal tetapi sering kali dengan batas nervus
fasialis dibagi menjadi dua lobus, yaitu lobus profunda dan superficial. Lobus superficial lebih
besar, bentuk tak beraturan, terletak di superficial dari bagian posterior otot masseter, ke atas,
hingga ke arkus zigomatik, ke bawah mencapai margo inferior os mandibular. Lobus profunda
lebih kecil, ke atas berbatasan dengan kartilago meatus akustikus eksternal, mengitari
posterior`ramus asendens os mandibular menjulur ke dalam, bersebelahan dengan celah
parafaring. Duktus primer kelenjar parotis terletak di superficial fasia otot maseter hampir tegak
lurus menuju ke dalam membentuk otot businator dan bermuara di mukosa bukal, dekat gigi
Molar 2 atas dan disebut Stensen’s Duct.1,3

4
Gambar 4. Kelenjar Parotis tampak lateral

Kelenjar parotis bentuknya bervariasi, jika dilihat dari lateral 50% berbentuk segitiga,
30% bagian atas dan bawahnya membulat. Biasanya kelenjar parotis berbentuk seperti piramida
terbalik dengan permukaan-permukaannya sebagai berikut: permukaan superior yang kecil,
superficial, anteromedial, dan posteromedial. Bentuk konkav pada permukaan superior
berhubungan dengan bagian tulang rawan dari meatus akustikus eksternus dan bagian posterior
dari sendi temporomandibular. Disini saraf auriculotemporal mempersarafi kelenjar parotis.
Permukaan superfisialnya ditutup oleh kulit dan fascia superficial yang mengandung cabang
fasial dari saraf aurikuler, nodus limfatikus parotis superficial, dan batas bawah dari platisma.1,4

Bagian anterior kelenjar berbatasan dengan tepi posterior ramus mandibula dan sedikit

melapisi tepi posterior muskulus masseter.Bagian posterior kelenjar dikelilingi oleh telinga,

prosesus mastoideus, dan tepi anterior muskulus sternokleidomastoideus. Bagian dalam yang

merupakan lobus medial meluas ke rongga parafaring, dibatasi oleh prosesus stiloideus dan

ligamentum stilomandibular, muskulus digastrikus, serta selubung karotis. Di bagian anterior

lobus ini terletak bersebelahan dengan bagian medial pterygoideus. Bagian lateral hanya ditutupi

oleh kulit dan jaringan lemak subkutaneus. Jaringan ikat dan jaringan lemak dari fasia leher

dalam membungkus kelenjar ini. Kelenjar parotis berhubungan erat dengan struktur penting di

sekitarnya yaitu vena jugularis interna beserta cabangnya, arteri karotis eksterna beserta

cabangnya, kelenjar limfa, cabang auriculotemporalis dari nervus trigerninus dan nervus

fasialis.3,4,5

4. Vaskularisasi Kelenjar Parotis

5
Gambar 5. Vaskularisasi Kelenjar Parotis

Kelenjar parotis mendapat perdarahan mayoritas dari a. karotis externa, yang bercabang
menjadi dua yaitu a. maksilaris dan a. temporalis superfisial setinggi kondilus mandibula. Arteri
fasialis transverses, cabang dari a. temporalis superfisial memperdarahi kelenjar parotis, duktus
Stensen, dan m. masseter. Arteri ini ditemani oleh vena fasialis transversus dan berjalan di
anteriornya di antara arkus zigoma dan duktus parotis 6

6
Gambar 6. Kelenjar parotis dan Nervus Fascialis

Nodul kelenjar limfe ditemukan pada kulit yang berada di atas kelenjar parotis (kelenjar
preaurikuler) dan pada bagian dari kelenjar parotis itu sendiri. Kelenjar parotis adalah satu-
satunya kelenjar liur memiliki dua lapisan nodul limfatikus. Lapisan superfisial terdiri dari 3-20
nodul, berada di antara kelenjar dan kapsulnya. Nodul ini menerima drainase limfatik dari
kelenjar parotis, kanalis akustikus eksternus, pinna, kulit kepala kelopak mata dan kelenjar
lakrimalis. Lapisan kedua berada di dalam kelenjar parotis dan mendrainase limfatik dari
kelenjar parotis, kanalis akustikus ekstenus, telinga tengah, nasofaring, dan palatum mole. Dua
lapisan nodus limfatikus ini mengalirkan cairan limfatikus ke sistem limfe di deep cervical. Ada
10 kelenjar limfatik yang terdapat pada kelenjar parotis, sebagian besar ditemukan pada bagian
superficial dari kelenjar diatas bidang yang berhubungan dengan saraf facialis. Kelenjar limfe
yang berasal dari kelenjar parotis mengalirkan isinya ke nodus limfatikus servikal atas.6,7

Persarafan kelenjar parotis oleh saraf pre ganglionic yang berjalan pada cabang petrosus
dari saraf glossopharyngeus dan bersinaps pada ganglion otikus Serabut post ganglionic
mencapai kelenjar melalui saraf auriculotemporal.4,5

Traktus nervus fasialis keluar dari foramen stilomastoideus, di antara kartilago meatus
akustikus eksternal dan venter posterior otot digastrikus, fasies profunda arteri aurikularis
posterior, 1 cm superior prosesus mastoideus, melintasi bagian superficial radiks prosesus
stiloideus, dari bagian posterior kelenjar parotis memasuki kelenjar parotis. Di dalam parenkim
kelenjar tersebut nervus fasialis bercabang dua menjadi trukus temporofasialis dan trunkus
servikofasialis; trunkus temporofasialis lebih besar, berjalan ke superior; trunkus servikofasialis
lebih halus, berjalan kurang lebih sejajar margo posterior ramus asendens os mandibular, di
posterior, vena fasialis posterior berjalan ke inferior. Dari trunkus tersebut timbul lima
percabangan, yaitu :

1. Cabang temporal ke otot frontalis

2. Cabang zigoma ke otot orbicularis oculi

7
3. Cabang bucal ke otot wajah dan bibir atas

4. Cabang mandibular ke otot bibir bawah dagu

5. Cabang cervical ke otot plastisma

Nervus auticulotemporal yang merupakan cabang dari n. trigeminus bagian mandibularis,


berjalan paralel dengan arteri dan vena temporalis superfisialis. Nervus ini membawa serabut
parasimpatik ke parotis jika cedera akan mengakibatkan terjadinya sindrom Frey’s. nervus
auriculotemporalis ini juga berperan dalam penyebaran tumor parotis ganas ke basis crania dan
intracranial melalui perineuralsheat-nya, terutama untuk jenis adenoid kistik karsinoma. 8,9

DAFTAR PUSTAKA

1. Som PM, Miletich I. Embryology of Salivary Glands: An Update. Neurographics. 2015.


5(4): 167-177
2. Susan, Standring. Dalam: Grays Anatomy: The Anatomical Basis of Clinical Practice.
USA: Elsevier, 2005: 515-518
3. Grays Anatomy:The Anatomical Basis of Clinical Practice. USA: Elsevier, 2005: 515-
518
4. Gregory Masters, Bruce Brockstein. Dalam :Head and Neck Cancer. USA: Kluwer
Academic Publishers,2003: 158-1614. Patel, Alpen A. Facial Nerve Anatomy.
Medscape.Towson Medical Center. 2012
5. Myers EN, Ferris RL, Eds. Salivary Gland Disorders. USA: Springer; 2007.
6. R. Putz and R.Pabst,. The Sobotta Atlas of Human Anatomy. 14th Eds. Germany:
Elsevier GmbH; 2006.

8
7. Muscle of Neck-Lateral View [homepage on the internet]. Available from: http://netter
image.com
8. Biology 911. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Available from: biology
911.wordpress.com
9. Face and Scalp : Parotid Gland and Facial Nerve [homepage on the internet]. Available
from: http://netter image.com

You might also like