You are on page 1of 20

BAB 2 PENGKAJIAN

2.1 Pengumpulan Data


Tahap pengumpulan data manajemen keperawatan di Rumah Sakit Umum
Daerah dr. H.Koesnadi Bondowoso pada Ruang ICCU dilakukan pada tanggal 1-
3 Oktober 2018. Data yang dikaji meliputi ketenagaan, sarana dan prasarana,
metode, sumber keuangan dan pemasaran. Data dianalisis menggunakan analisis
SWOT untuk memperoleh beberapa rumusan masalah, kemudian dipilih satu
sebagai prioritas masalah.

2.2. Analisis Situasi


2.2.1 Ketenagaan (Man /M1)
a. Analisis ketenagaan jumlah tenaga keperawatan dan non -keperawatan
RSUD dr. H. Koesnadi Bondowoso memiliki 3 fasilitas pelayanan
kesehatan utama, antara lain Instalasi Gawat Darurat (IGD), Instalasi
Rawat Jalan (Poli), dan Instalasi Rawat Inap (IRNA). Salah satu ruang
rawat inap yang terdapat di RSUD dr. H. Koesnadi Bondowoso adalah
ruang ICCU yang merupakan ruang rawat inap Khusus yaitu perawatan
khusus pasien dengan masalah kesehatan Jantung . Ruang ICCU
RSUD dr. H. Koesnadi Bondowoso memiliki 18 orang ketenagaan,
yang terdiri dari 1 kepala ruang (Ka Ru), 4 ketua Tim (Ka Tim), dan 11
perawat pelaksana (PP). selain itu ruang melati juga memilki 2 orang
tenaga admistrator.
Gambar 2.1. Jadwal dinas perawat ruang ICCU RSUD dr. H. Koesnadi Bondowoso Bulan September 2018
b. Latar belakang pendidikan, masa kerja, jenis pelatihan yang diikuti
Tabel 2.1. Riwayat ketenagakerjaan karyawan di Ruang Melati

No Nama Pendidikan Masa Jabatan Jenis pelatihan yang


terakhir kerja pernah diikuti
TENAGA KEPERAWATAN
1. Heri S1 Ners 13 Perawat ahli a. ACLS
Siswanto, tahun Muda (Kepala b. CVCU
S.Kep., Ns. ruang) c. BCLS
d. Seminar Jantung

2. Lismawati S1 Ners 12 Perawat ahli a. Perawat ICCU


Muyasroh, tahun muda (Katim) b. BCLS
S.Kep., Ns c. Seminar Jantung
3. Syafiin S1 Ners Perawat a. Katerisasi jantung,
S.Kep Ns penyelia ACLS
b. Seminar Jantung
4. Osiana S1 13 Perawat a. ACLS
Revita Dewi tahun Penyelia b. BCLS
Izmirsa, (Katim) c. Seminar Jantung
S.Kep
5. Farida Sri D3 13 Perawat mahir a. ICCU
Wahyuni Keperawat tahun (Katim) b. ACLS
Amd.Kep. an c. Seminar Jantung
6. Ni Luh D3 13 Perawat Mahir a. ACLS
Olivia J, Keperawat tahun b. BCLS
Amd.Kep. an c. Seminar Jantung
7. Ahmad D3 15 Perawat Mahir a. ACLS
Mahrusi, Keperawat tahun b. BCLS
AMD. Kep an c. Seminar Jantung
8. Bela Yonna D3 9 tahun Perawat Mahir a. BCLS
Faranita Keperawat b. Seminar Jantung
Fitras, AMK an
9. Purana D3 2 tahun Perawat Mahir a. BCLS
Pitrastiwi, Keperawat b. Seminar Jantung
Amd.Kep. an
10. Sonny G. S1 Ners 2 tahun Perawat Ahli a. Asesor Akreditasi
S.Kep Ns. Pertama b. Seminar Jantung

11. Novalia S1 Ners 2 tahun Perawat Ahli a. Katerisasi Jantung


Adistie Pertama b. BCLS
Susanto c. Seminar Jantung
S.Kep., Ns.
12. David D3 2 tahun Perawat a. BCLS
Pradana, Keperawat b. Seminar Jantung
Amd.Kep an
13. Gatot D3 13 Perawat a. BCLS
Pramono Keperawat tahun b. Seminar Jantung
Amd.Kep an
Gesti Panca S1 Ners 2 tahun Perawat a. BCLS
14. Dwi Yuliani b. Seminar Jantung
S.Kep., Ns.
15. Nurisia Dwi D3 2 tahun Perawat a. BCLS
Rina, Keperawat b. Seminar Jantung
Amd.Kep an
16. Akhmat S1 Ners 2 tahun Perawat a. BCLS
Robbi b. Seminar Jantung
Tricahyono
S.Kep., Ns.

No Nama Pendidikan Masa kerja Jabatan Jenis pelatihan


terakhir yang pernah
diikuti
TENAGA NON-KEPERAWATAN
Dedi Pri SMA - Staf a. Sim RS
17. Mulyo Administrasi

Mulyono SMA - Staf a. BHD


18. Administrasi

Sumber: Data Primer, 2018


LATAR BELAKANG KETENAGAAN RUANG MELATI
RSUD DR ABDOER RAHEM SITUBONDO

Gambar 2.2 Diagram ketenagakerjaan menurut latar belakang


pendidikan di ruang ICCU RSU dr. H. Koesnadi
Bondowoso

Berdasarkan tabel diatas jumlah ketenagaan yang terdapat pada


ruang ICCU RSU dr. H. Koesnadi Bondowoso terdapat 16 orang tenaga
perawat yang terbagi dalam 3 latar belakang pendidikan yaitu 7 (38,8%)
orang memiliki latar belakang pendidikan S1Keperawatan Ners, 1 (5,5%)
orang memiliki latar belakang pendidikan S1 Keperawatan dan 8 (44,4%)
orang memiliki latar belakang pendidikan D3 Keperawatan. 2 (11%)
orang sebagai administrasi dengan latar belakang pendidikan SMA.
Sebagian besar tenaga perawat di ruang ICCU RSUD dr. H.
Koesnadi Bondowoso pernah mengikuti dan memiliki sertifikat pelatihan
kekhususan dibidang perawatan penyakit jantung. Pelatihan kekhususan
yang ada diantaranya adalah pelatihan ACLS, Kateterisasi Jantung,
perawatan ICCU, Asesor Akreditasi, dan seluruh tenaga perawat sudah
memiliki sertifikat BCLS. Sedangkan untuk tenaga administrasi sudah
mengikuti pelatihan SIM RS dan BHD.
Pelatihan merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk
mengembangkan kompetensi perawat dimana pelatihan tersebut berguna
untuk meningkatkan kompetensi dalam segi knowledge dan skill perawat
itu sendiri, dan pada dasarnya seorang perawat yang berada di sebuah
instalasi rawat inap masih belum terdapat standart yang baku terkait
pelatihan yang harus pernah diikuti. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat
ditarik kesimpulan bahwa semakin banyak pelatihan yang diikuti oleh
tenaga keperawatan maka semakin baik pula kompetensi yang dapat
dimiliki oleh perawat tersebut, sehingga pelayanan yang diberikan akan
lebih optimal.
Berdasarkan hasil kesepakatan Asosiasi Institusi Pendidikan Ners
Indonesia (AIPNI) dengan kementrian kesehatan RI dalam rapat RTA
AIPNI pada 13 Oktober 2016 yaitu perbandingan perawat profesional dan
perawat vokasional dalam satu ruangan yaitu 40% untuk perawat
profesional dan 60 % untuk vokasional. Perhitungan tenaga perawat ruang
ICCU (tanggal 1 Oktober 2018) berdasarkan hasil kesepakatan tersebut
sebagai berikut:
1. Perawat profesional
Kebutuhan perawat profesional = 40 % dari jumlah tenaga kesehatan
= 40 % x 16
= 6,4 → 6 orang

2. Perawat Vocasional
Kebutuhan perawat vocasional = 60 % dari jumlah tenaga kesehatan
= 60 % x 16
= 9,6 → 10 orang
Catatan :
Terdapat 1 orang tenaga perawat dengan pendidikan S1 Keperawatan
Berdasarkan hasil pengkajian tenaga keperawatan di ruang ICCU
sudah bagus dikarenakan sudah terdapat perawat profesional dan perawat
vocasional. Jumlah perbandingan perawat profesional dan perawat
vokasional telah memenuhi standart dimana diruangan terdapat 8 orang
perawat profesional dan 8 orang perawat vokasional. Berdasarkan hasil
kesepakatan Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia dengan
kementrian kesehatan RI dalam rapat RTA AIPNI 13 Oktober 2016 ruang
ICCU seharusnya terdapat 6 orang perawat profesional dan 10 orang
perawat vokational. Jadi dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
kebutuhan tenaga perawat profesional di ruang ICCU RSUD dr. H.
Koesnadi Bondowoso sudah sangat baik yang didasarkan standar hasil
kesepakatan Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia dengan
kementrian kesehatan RI dalam rapat RTA AIPNI 13 Oktober 2016.
c. Struktur organisasi
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 1 Oktober 2018 di ruang
ICCU, diketahui bahwa terdapat struktur organisasi dalam ruangan.
Berikut struktur organisasi yang ada ruang ICCU RSUD dr. H. Koesnadi
Bondowoso:
Gambar 2.3 Struktur Organisasi Ruang Paviliun ICCU

DIREKTUR RSU Dr.H.KOESNADI BONDOWOSO


Dr.Suharto, Sp.PD

WADIR MEDIK DAN KEPERAWATAN


Dr. Moch.Jasin, M.Kes

KEPALA BIDANG KEPERAWATAN


Joko Prananto, S.Kep, Ns.M.Kes

KEPALA PAVILIUN ICCU


Heri Siswanto, S.Kep,Ns

KATIM 1 KATIM 2 KATIM 3 KATIM 4


Lismawati Farida Niluh S.Kep Osiana
S.Kep.Ns Amd.Kep S.Kep.Ns

PA PA PA PA
Nurisia Dwi David Pradana, Ahmad Mahrusi Gatot P. Amd.
Rina Amd.Kep Amd.Kep Amd.Kep Kep
Bella Yona Purana pitrastiwi A. Robi Gesti Panca
Faranita Fitras Amd.Kep Tricahyono, S.Kep., Ns.
AMK S.Kep.Ns
Sonny
Gunawan
S.Kep.Ns

Sumber: Data Sekunder, 2018


Gambar 2.3 Struktur Organisasi Ruang Paviliun ICCU
d. Tingkat ketergantungan pasien
Tingkat ketergantungan pasien (3 hari) dikaji di ruang ICCU dengan
mengelompokkan pasien menjadi tiga yaitu perawatan mandiri, parsial
dan total berdasarkan kriteria berikut (Hastuti, 2012):
1) SELF CARE
Pasien bisa mandiri/ hampir tidak memerlukan bantuan
a) Mampu naik- turun tempat tidur
b) Mampu ambulasi dan berjalan sendiri
c) Mampu makan dan minum sendiri
d) Mampu mandi sendiri/ mandi sebagian dengan bantuan
e) Mampu membersihkan mulut (sikat gigi sendiri)
f) Mampu berpakaian dan berdandan dengan sedikit bantuan
g) Status psikologis stabil
h) Pasien dirawat untuk prosedur diagnostik
i) Operasi ringan
2) PARTIAL CARE
Pasien memerlukan bantuan perawat sebagian
a) Membutuhkan batuan 1 orang untuk naik- turun tempat tidur
b) Membutuhkan bantuan untuk ambulasi/ berjalan
c) Membutuhkan bantuan dalam menyiapkan makanan
d) Membutuhkan bantuan untuk makan/ disuap
e) Membutuhkan bantuan untuk kebersihan mulut
f) Membutuhkan bantuan untuk berpakaian dan berdandan
g) Membutuhkan bantuan untuk BAB dan BAK (tempat tidur/ kamar
mandi)
h) Post operasi minor 24 jam
i) Melewati fase akut dari post operasi mayor
j) Fase awal dari penyembuhan
k) Observasi tanda- tanda vital setiap 4 jam
l) Gangguan emosional ringan
3) TOTAL CARE
Pasien memerlukan bantuan perawat sepenuhnya dan memerlukan waktu
perawat yang lebih lama
a) Membutuhkan 2 orang atau lebih untuk mobilisasi dari tempat tidur
ke kereta dorong atau kursi roda
b) Membutuhkan latihan pasif
c) Kebutuhan nutrisi dan cairan dipenuhi melalui terapi intravena
(infus) atau NG tube (sonde)
d) Membutuhkan bantuan untuk kebersihan mulut
e) Membutuhkan bantuan penuh untuk berpakaian dan berdandan
f) Dimandikan perawat
g) Dalam keadaan inkontinensia
h) 24 jam post operasi mayor
i) Pasien tidak sadar
j) Keadaan pasien tidak stabil
k) Observasi TTV setiap kurang dari jam
l) Perawatan luka bakar
m) Perawatan kolostomi
n) Menggunakan alat bantu nafas (ventilator)
o) Menggunakan WSD
p) Irigasi kandung secara terus menerus
q) Menggunakan alat traksi (skeletal traksi)
r) Fraktur dan atau pasca operasi tulang belakang/ leher
s) Gangguan emosional berat, bingung dna disorientasi
Standart waktu pelayanan pasien rawat inap menurut Douglas (1984)
dalam Hastuti 2012 dikategorikan sebagai berikut :
1. Perawatan minimal memerlukan waktu 1-2 jam/hari
2. Perawatan intermediet / partial memerlukan waktu 3-4 jam/hari
3. Perawatan maksimal / total memerlukan waktu 5-6 jam/hari

Berdasarkan hasil observasi langsung kepada pasien selama tiga hari (1


Oktober – 3 Oktober 2018) di ruang instalasi rawat inap ruang ICCU RSU dr.
H. Koesnadi Bondowoso yang disesuaikan berdasarkan kriteria perawatan
pasien adalah sebagai berikut:
Tabel 2.2 Tingkat ketergantungan pasien
No Hari Kategori Perawatan Klien Jumlah
pasien
Total care Partial care Self care
1. Senin, 01-10-2018 5 0 0 5
2. Selasa,02-10-2018 7 0 0 7
3. Rabu, 03-10-2018 7 0 0 7

Dari hasil observasi tentang tingkat ketergantungan pasien berdasarkan


kriteria perawatan pasien selama 3 hari seluruhnya termasuk dalam
kategori Total Care.

b. Kebutuhan tenaga perawat berdasarkan tingkat ketergantungan pasien


1. Berdasarkan tingkat ketergantungan pasien (setiap hari dan kesimpulan
selama 3 hari)
Douglas (1992, dalam Sitorus, 2006) menetapkan jumlah perawat yang
dibutuhkan dalam suatu unit perawatan berdasarkan klasifikasi klien,
dimana masing-masing kategori mempunyai nilai standar per- shiftnya,
yaitu sebagai berikut:
Tabel 2.3 Kebutuhan tenaga perawat berdasarkan tingkat
ketergantungan pasien menurut Douglas

Klasifikasi Pasien
Jumlah
Minimal Parsial Total
pasien
Pagi Sore Malam Pagi Sore Malam Pagi Sore Malam
1 0,17 0,14 0,07 0,27 0,15 0,10 0,36 0,30 0.20
2 0,34 0,28 0,14 0,54 0,30 0,20 0,72 0,60 0,40
3 0,51 0,42 0,21 0,81 0,45 0,30 1,08 0,90 0,60
Dst
Sumber: perencanaan kebutuhan tenaga keperawatan Douglas
Jumlah rata-rata perawat perhari berdasarkan tingkat ketergantungan
pasien dari tanggal 1 Oktober – 3 Oktober 2018 sebagai berikut:
2. Tabel 2.4 Jumlah Tenaga Perawat Berdasarkan Tingkat Ketergantungan Pasien
Hari Klasifikasi Jlh Jumlah Tot Jumlah kebutuhan perawat Total
ke klien Kli perawat al
en tersedia
M P T P S M P S M
1 - - 5 5 Min = 0 x0,17 Min = 0x0,14 Min =0x 0,07 4,3
=0 =0 =0 ↓
Part = 0x0,27 Part = 0x0,15 Part = 0x0,10 4 orang
=0 =0 =0
Tot= 5 x 0,36 Tot= 5x 0,30 Tot= 5 x 0,20
= 1,8 = 1,5 =1
Jumlah = 1,8 Jumlah = 1,5 Jumah = 1
2 - - 7 7 Min = 0 x0,17 Min = 0x0,14 Min =0x 0,07 6,02
=0 =0 =0 ↓
Part = 0x0,27 Part = 0x0,15 Part = 0x0,10 6 orang
=0 =0 =0
Tot= 7 x 0,36 Tot= 7x 0,30 Tot= 7 x 0,20
= 2,52 = 2,1 = 1,4
Jumlah = 2,52 Jumlah = 2,1 Jumah = 1,4
3 - - 7 7 Min = 0x0,17 Min = 0x0,14 Min =0x 0,07 6,02
=0 =0 =0 ↓
Part = 0x0,27 Part = 0x0,15 Part = 0x0,10 6 orang
=0 =0 =0
Tot= 7 x 0,36 Tot= 7x 0,30 Tot= 7x 0,20
= 2,52 = 2,1 = 1,4
Jumlah = 2,52 Jumlah = 2,1 Jumah = 1,4
Sumber: Data Primer Oktober 2018
Berdasarkan tabel 2.4 mengenai jumlah tenaga perawat dan tingkat
ketergantungan pasien di ruang ICUU sesuai dengan perhitungan Douglas
rata – rata jumlah kebutuhan tenaga keperawatan perhari sebanyak 6 orang.
3. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
340/MENKES/PER/III/2010
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
340/MENKES/PER/III/2010. RSU dr. H. Koesnadi Bondowoso
merupakan rumah sakit tipe B, sehingga perbandingan antara jumlah
perawat dengan jumlah tempat tidur (TT) adalah 2 : 3. Ruang ICCU
merupakan ruang perawatan intensif dimana kebutuhan perawat
berdasarkan rumus

Rata-rata jumlah Jumlah jam Jumlah hari minggu dalam satu


× tahun+Cuti+hari besar
pasien/hari perawatan/hari Jumlah
Jumlah hari efektif
+ Jumlah hari kerja efektif
X perawat
dalam satu minggu tersedia

Maka, kebutuhan perawat dalam sehari adalah:

6,33 x 12 = 10,8 + loss day ( 78 x 11) = 11 + 3 = 14 orang


7 286
Tabel 2.5 Perbandingan penghitungan kebutuhan tenaga perawat
Berdasarkan tingkat Berdasarkan Jumlah perawat Jumlah Perawat
ketergantungan klien Permenkes RI No Ruangan (harian) Ruangan (perawat :
(Douglas) 340/MENKES/P TT)
ER/III/2010

6 orang 14 orang Pagi 6 orang : i Pagi 6 : 7


Karu, 2 katim. 3 Sore 2 : 7
perawat pelaksana Malam 3 : 7
Sore 2 orang
Malam 3 orang
Interpretasi:
Saat ini jumlah perawat di ruang ICCU RSU dr. H. Koesnadi Bondowoso
sebanyak 16 perawat, jadi jumlah ketenagaan di ruang ICCU termasuk dalam
kategori memenuhi kebutuhan.
c. Alur masuk pasien
Berdasarkan diagram alur masuk di Ruang ICCU RSU dr. H. Koesnadi
Bondowoso, didapatkan hasil seperti dibawah ini:
Alur masuk pasien

IGD Poli Jantung Rawat Inap Ruang Tindakan

ICCU

Pasien Stabil Sembuh

Rawat Inap KRS

KRS

Gambar 2.2 Alur Masuk Pasien


Pasien datang dibawa keluarga atau penanggungjawab langsung ke IGD
atau pada pasien yang akan berobat ke poli klinik terlebih dahulu
mendaftar ke loket pendaftaran, kemudian pasien didaftarkan dengan
menuliskan data yang sesuai dengan identitas pasien. Apabila saat di poli
klinik pasien disarankan untuk menjalani rawat inap, maka pasien atau
keluarga menandatangai persetujuan rawat inap terlebih dahulu sebelum
pasien dipindah ke ruang ICCU Saat di Ruang ICCU, pasien dilakukan
pengkajian keperawatan untuk menentukan diagnosa keperawatan yang
tepat dan tindakan yang dapat dilakukan pada pasien. Setelah dilakukan
pengkajian, penyusunan diagnosa, dan perencanaan intervensi
keperawatan, kemudian pasien diberikan tindakan keperawatan sesuai
dengan rencana intervensi yang telah disusun.
Alur masuk ruang ICCU jika melalui ruang lain, dimulai dengan
pemeriksaan oleh DPJP . Jika semua prosedur administrasi telah di setujui,
perawat ruangan lain seperti Ruang OK, ruang HD, dan Ruangan lain di
RSU dr. H. Koesnadi Bondowoso akan melakukan pemesanan kamar di
ruang ICCU. Perawat ruang ICCU kemudian akan menyiapkan kamar dan
prosedur perpindahan nya akan sama seperti alur masuk klien dari IGD
maupun poli.

d. Analisis masalah pada bagian ketenagaan


Analisis terkait kekuatan dan kelemahan untuk pengembangan ruang
Melati yaitu:
1) Latar belakang perawat di ruang ICCU RSU dr. H. Koesnadi
Bondowoso adalah lulusan S1 keperawatan, S1 Ners, dan D3
Keperawatan.
2) Terdapat program pelatihan dari rumah sakit yang dapat diikuti
oleh perawat ruangan, namun dalam pelaksanaannya pelatihan
tersebut tidak rutin.
3) Sebagian besar tenaga keperawatan di ruang ICCU RSU dr. H.
Koesnadi Bondowoso telah mengikuti dan memiliki sertifikat
pelatihan, jenis pelatihan yang ada diantaranya adalah BCLS, ACLS,
perawatan ICCU, Kateterisasi Jantung, dan asesor Akreditasi
4) Ketenagaan di ruang ICCU RSU dr. H. Koesnadi Bondowoso yaitu
terdapat 8 orang perawat profesional dan 8 orang perawat vokasional,
hal tersebut sesuai dengan standart jumlah perbandingan perawat
profesional dan perawat vokasional berdasarkan pada hasil
kesepakatan Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia (AIPNI)
dengan kementrian kesehatan RI dalam rapat RTA AIPNI pada 13
Oktober 2016
5) Banyaknya keluarga pasien yang mengikuti perkembangan teknologi
informasi merupakan hal yang perlu diperhatikan perawat, Adanya
tindakan yang tidak sesuai dengan harapan pasien akan dengan mudah
disebarluaskan sehingga mempengaruhi citra rumah sakit
6) Adanya kesempatan bagi perawat diruangan untuk mengikuti
pelatihan diluar rumah sakit.
7) Perawat ruang ICCU RSU dr. H. Koesnadi Bondowoso diberikan
kebebasan untuk melanjutkan jenjang pendidikan dengan catatan
melalui prosedur yang telah ditetapkan oleh rumah sakit

Analisis Swot M1

UNSUR MANAJEMEN BOBOT RATING BOBOT X RATING

Internal factor (IFAS)

1. Strength S–W=
a. Seluruh tenaga 4-2,6= 1,4
keperawatan diruang
ICCU telah mengikuti
pelatihan BCLS dan 7
orang sudah mengikuti 0,50 4 2
pelatihan kekhususan
diantaranya pelatihan
ACLS, perawatan ICCU,
dan Kateterisasi Jantung
b. Ketenagaan di ruang ICCU
yaitu terdapat 8 orang
perawat profesional dan 8
orang perawat vokasional,
hal tersebut sesuai dengan 0,50 4 2
standart jumlah
perbandingan perawat
profesional dan perawat
vokasional

TOTAL STRENGTH 1 8 4
2. WEAKNESS
a. Tidak semua tenaga
keperawatan di ruang ICCU
mengikuti pelatihan
kekhususan ruang ICCU

TOTAL WEAKNESS

JUMLAH TOTAL IFAS

UNSUR MANAJEMEN BOBOT RATING BOBOT X RATING

Eksternal factor (EFAS)

3. Opurtunity O–T=
Adanya kesempatan bagi
perawat diruangan untuk
mengikuti pelatihan diluar
rumah sakit secara berkala.
Perawat ruang ICCU
diberikan kebebasan untuk
melanjutkan jenjang
pendidikan dengan catatan
melalui prosedur yang
telah ditetapkan oleh
rumah sakit

TOTAL OPURTUNITY

4. Threats
Banyaknya keluarga
pasien yang mengikuti
perkembangan teknologi
informasi merupakan hal
yang perlu diperhatikan
perawat, Adanya tindakan
yang tidak sesuai dengan
harapan pasien akan
dengan mudah
disebarluaskan sehingga
mempengaruhi citra
rumah sakit
TOTAL THREATS

JUMLAH TOTAL EFAS

Diagram Layang
Analisis SWOT yang di dapat pada tabel diatas didapat nilai total skor
sebagai berikut:
a. Strength :
b. Weakness :
c. Oppurtunity :
d. Threats :
Maka diketahui nilai Strength diatas nilai Weakness, dengan selisih dan nilai
Opportunity diatas nilai Threats dengan selisih . Dari hasil identifikasi faktor-
faktor tersebut maka dapat digambarkan dalam diagram dibawah ini :
Opportunity

I. Agresif
III. Turn Around

Weakness Strength

IV. Defensif II. Defersifikasi

Threats (-3)

You might also like