You are on page 1of 4

ACARA XIX

CUP SEALER

A. Tujuan
Tujuan dari praktikum Acara XIX Cup Sealer adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui konstruksi dasar alat/mesin untuk Cup Sealer, bagian utama
alat berikut fungsi masing-masing bagian utama
2. Mengetahui cara-cara pengoperasian alat/mesin berikut cara pengaturan
alat sesuai yang dikehendaki
3. Mengetahui penampilan teknis mesin.

B. Latar Belakang
Di zaman sekarang, masyarakat semakin kritis terhadap penilaian
makanan yang akan dikonsumsinya. Pengemasan adalah salah satu unsur
terpenting, karena pertama kali yang dinilai konsumen adalah cara
pengemasannya, kemasan yang terbungkus rapi akan terlihat lebih menarik
karena terlihat rapi dan higenis. Dalam pengemasan juga diperlukan peralatan
mesin pengemasan yang tujuannya untuk mempermudah seseorang dalam
melakukan proses pengemasan bahan pangan, sehingga menghasilkan produk
yang siap dipasarkan, terlihat rapi, hygenis, dan lebih tahan lama.
Sekarang ini, penjual minuman seperti jus semakin menjamur,
biasanya konsumen membeli untuk dibawa pulang dan dinikmati dirumah,
gelas mika dan penutupnya biasanya mudah tumpah, maka perlu adanya gelas
dengan penutup yang rapat dan tidak bisa tumpah sehingga lebih praktis
seperti cup sealer. Mesin Pengemas Cup Sealer adalah mesin penutup gelas
plastik dengan menggunakan sistem pemanas. Selain itu membuat minuman
tidak mudah tumpah karena tutup plastiknya yang rapat, minuman yang
dikemas tertutup juga akan terlihat lebih hygienis.
Sebagai mahasiswa yang berkecimpung dalam pengolahan pasca
panen, tentunya perlu memperhatikan pengemasan agar minuman hygenis dan
praktis. Sehingga dilakukan praktikum cup sealer agar mahasiswa dapat
mengetahui mekanisme kerjanya, sehingga didapatkan kemasan yang praktis
dan diminati konsumen.

C. Tinjauan Pustaka
Pengemasan merupakan suatu cara dalam memberikan kondisi
sekeliling yang tepat bagi bahan pangan dan dengan demikian membutuhkan
pemikiran dan perhatian. Faktor penyebab kerusakan pangan dapat dibagi
menjadi dua golongan yaitu yang secara alamiah sudah ada didalam produk
dan tidak dapat dicegah dengan pengemasan saja, dan yang tergantung dari
lingkungan sekitar dan mungkin dapat dikendalikan oleh pengemasan
(Buckle, 1998).
Pengemasan aktif melibatkan suatu bahan yang berinteraksi dengan
lingkungan gas internal untuk memperpanjang umur simpan suatu bahan
pangan. Teknologi ini secara kontinyu memodifikasi lingkungan gas (dan
berinteraksi dengan permukaan bahan pangan) dengan cara menghilangkan
gas dari atau menambah gas ke headspace dalam suatu kemasan
(Hudaya, 2002).
Bungkus atau wadah harus memenuhi syarat syarat sebagai berikut:
1. Memberikan perlindungan terhadap barang yang dibungkus itu.
Perlindungan dalam hal ini harus diartikan luas, misalnya perlindungan
terhadap penguapan, terhadap kerusakan, pencurian/pengambilan,
pengotoran dan lainnya.
2. Dengan bungkus atau wadah maka barang akan mudah dijinjing, dibawa,
dibuka, ditutup kembali.
3. Dengan bungkus itu pihak konsumen menjadi tertarik, baik warna,
gambar, tulisan, tanda, keterangan, dan lainnya yang ada pada
bungkusnya. Barang yang dibungkus menjadi menarik (atraktif).
4. Dengan bungkus tertentu orang akan sekaligus dapat mengenal isinya.
5. Dengan bungkus itu, produsen/pemasar dapat sekaligus menggunakan
sebagai alat advertensi, dengan memberikan tanda, simbol, keterangan,
dan lainnya yang bersifat membujuk, mempengruhi, atau memberikan
informasi kepada calon pembeli (Sigit, 1982).
Mekanisme kerja mesin penutup gelas plastik adalah gelas plastik
diletakkan pada pemegang gelas (jig), kemudian batang pemegang gelas
berputar dengan penggerak motor dan membawa gelas ke bagian pengisian air
untuk diisi dengan volume air tertentu. Sesudah diisi, selanjutnya batang
pemegang gelas berputar lagi dan membawa gelas yang sudah terisi dengan air
tersebut ke bagian pemanasan untuk ditutup dengan menggunakan lembaran
plastik yang sudah disediakan sebagai penutup gelas tersebut. Setelah itu
pemanas turun dan mengepres sekaligus memotong plastik penutup, sesudah
pemanas mengepres dan memotong plastik penutup, pemanas naik kembali
dengan disusulnya batang pemegang gelas yang berputar membawa gelas
yang sudah ditutup ke bagian peletakan gelas (Putro, 2013).
Kemasan suatu produk dapat terdiri dari kemasan primer dan kemasan
sekunder. Kemasan primer langsung bersentuan dengan produk, sedangkan
kemasan sekunder berguna sebagai wadah tempat produk yang telah diberi
kemasan primer. Beberapa jenis kemasan yang biasa digunakan untuk
mengemas selai adalah kantong plastik, gelas, cup, dan botol kaca
(Palupi, 2009).
Pengemasan merupakan salah satu cara memberikan kondisi yang
tepat bagi pangan untuk mempertahankan mutunya dalam jangka waktu yang
diinginkan. Fungsi utama pengemasan, antara lain menjaga produk pangan
akibat kontaminasi, melindungi pangan terhadap kerusakan fisik, dan
menghambat kerusakan mutu. Penggunaan plastik sebagai pengemas untuk
melindungi produk terhadap cahaya, udara atau oksigen, perpindahan panas,
kontaminasi, dan kontak dengan bahan-bahan kimia. Plastik juga dapat
mengurangi kecenderungan bahan pangan kehilangan sejumlah air dan lemak
(Dewandari, 2009).
Plastik yang umum digunakan di dalam pengepakan makanan adalah
selofan, selulosa asetat, poliamida (nilon), karet hidro klorida (polifilm),
poliester, polietilena, polipropilena, polistirena, polifinil bidiena khlorida,dan
finilklorida (Winarno, 1984).
Uji difusi agar (ADT) digunakan untuk menjadi metode yang paling
umum digunakan untuk menilai aktivitas antimikroba sealer endodontik.
Namun, keterbatasan metode ini yang saat ini dikenal. Hasil yang diperoleh
tidak mungkin untuk mencerminkan potensi antimikroba sebenarnya dari
berbagai sealer atau agen desinfektan. Oleh karena itu, ADT tidak lagi
dianjurkan untuk digunakan untuk tujuan ini dalam penelitian endodontik.
Sebuah tes kontak langsung (DCT), yang circumvents banyak masalah dari
ADT, pertama kali diperkenalkan untuk evaluasi efek antimikroba sealer
endodontik dan bahan mengisi akhir akar (Zhang, 2009).
Sanding sealer adalah mantel cair yang segel kayu dan mencegah
permukaan dari menyerap pernis. Ini adalah keras pertama mantel yang segel
tanpa menutupi serat kayu. Ini membantu woodworkers mencapai halus,
bahkan selesai pada mebel kayu. Dengan desain, sanding sealer berfungsi
sebagai sandable sealer, yang berarti dapat dengan mudah diampelas setelah
aplikasi tanpa mempengaruhi efektivitasnya pada kayu (Ugbi, 2013).
Ketebalan sealer adalah sangat tergantung pada teknik obturasi.
Dengan asumsi bahwa ketebalan sealer minimal dan void sedikit adalah
ukuran yang baik dari kemampuan penyegelan jangka panjang, thermafil
menghasilkan hasil yang terbaik. Konsisten, penetrasi sealer luas dalam
tubulus dentin terlihat dan tidak berhubungan dengan teknik obturasi
(Weis, 2004).

You might also like