Professional Documents
Culture Documents
Abstrak
Tanah gambut di Indonesia mempunyai tingkat kemasaman tanah yang tinggi. Kondisi tanah
gambut yang sangat masam akan menyebabkan kekurangan unsur hara N, P, K, Ca, Mg, Bo dan Mo,
Cu, Bo dan Zn pada tanah. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pemberian dolomit terhadap
berat kering batang dan daun tanaman Zea mays pada tanah gambut. Penelitian ini dilaksanakan di
Laboratorium Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau semester genap yang
dimulai dari tanggal 10 Maret – 26 April 2017. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap
(RAL) dengan tiga perlakuan serta tiga kali pengulangan. Data diperoleh dengan cara dianalisis
menggunakan tekhnik analisis Rancangan Acak Lengkap ( RAL ). Dan dari hasil penelitian
ditunjukkan bahwa pemberian pupuk dolomit tidak berpengaruh nyata pada pengukuran berat kering
batang dan daun dari tanaman Zea mays. Budidaya jagung manis di lahan gambut Desa Rimbo
panjang memungkinkan untuk tumbuhnya jagung dengan pemberian dolomit dalam dosis tertentu.
Abstract
Indonesia's peatlands have high soil acidity. Extremely acidic peat soil conditions will cause nutrient
deficiencies of N, P, K, Ca, Mg, Bo and Mo, Cu, Bo and Zn on the soil. This study aims to determine
the effect of dolomite on the dry weight of stems and leaves of Zea mays plant on peat soil. This
research was conducted at Natural Laboratory of Faculty of Teacher Training and Education
Universitas Riau Semester which started from 10th March to 26th April 2017. This research used
Completely Randomized Design (RAL) with three treatments and three repetitions. Data were
obtained by analyzed using Complete Random Design (RAL) analysis technique. And from the
results showed that dolomite fertilizer did not significantly affect the dry weight of stems and leaves
from Zea mays plant. Sweet corn cultivation in peatland of Rimbo Panjang Village allows for the
growth of maize with dolomite in certain doses.
Jagung ( Zea mays ) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang penting, selain
gandum dan padi. Untuk memenuhi kebutuhan jagung yang terus meningkat, diperlukan peningkatan
produksi melalui peningkatan produktivitas lahan dan tanaman serta perluasan areal tanam. Produksi
jagung di Riau tahun 2014 adalah 28.651 ton/tahun dengan luas lahan 12.057ha. Tahun 2015 terjadi
penurunan produksi yaitu 25.896ton/tahun dengan luas lahan 10.441 ha. Penurunan produksi jagung
disebabkan karena penurunan luas panen sebesar 1.616 ha (13,4%) (BPS, 2015).
(Dista Riau, 2014) dalam (Mohammad, dkk; 2016) Salah satu upaya untuk meningkatkan
produksi pertanian dilakukan dengan perluasan areal tanam ke lahan gambut. Dari keseluruhan lahan
gambut di Riau yaitu sekitar 4,9 juta hektar, terdapat seluas 1,2 juta hektar diantaranya yang bisa
digunakan sebagai lahan pertanian. Gambut adalah jenis tanah yang terbentuk dari akumulasi sisa-sisa
tetumbuhan yang setengah membusuk; oleh sebab itu, kandungan bahan organiknya tinggi. Pada
umumnya reaksi tanah baik tanah gambut maupun tanah mineral menunjukkan sifat kemasaman atau
alkalinitas tanah yang dinyatakan dengan nilai pH. Tanah gambut di Indonesia pada umunya
mempunyai reaksi kemasaman tanah (pH) yang rendah, yaitu antara 3,0 – 5,0 (Hardjowigeno, 2002).
Kondisi tanah gambut yang sangat masam akan menyebabkan kekahatan hara N, P, K, Ca, Mg, Bo
dan Mo. Unsur hara Cu, Bo dan Zn merupakan unsur mikro yang seringkali sangat kurang.
Bagi tanah - tanah yang bereaksi masam, seringkali tidak atau kurang sesuai bagi
pertumbuhan tanaman. Oleh karena itu pada tanah-tanah demikian sering dilakukankan pengapuran
(liming). Pengapuran adalah suatu teknologi pemberian kapur kedalam tanah, yang dimaksudkan
untuk memperbaiki kesuburan tanah yaitu memperbaiki sifat-sifat kimia, fisika dan biologi dari tanah.
Bahan utama yang lebih dikenal ialah kalsium karbonat (CaCO3), dan dolomit (CaMg(CO3)2. Bahan
kapur yang biasanya diperdagangkan dalam bentuk tepung. Makin halus bahan tersebut makin cepat
daya larut dan reaksinya. Tujuan utama pengapuran adalah menaikkan pH tanah hingga tingkat yang
diinginkan.(Soepardi, 1986) dalam Prabu setiawan (2008).
Pada penelitian ini, dilakukan pengapuran dengan menggunakan dolomit dengan 2 macam
dosis sebagai perlakuan untuk mengetahui respon tanaman.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian dolomit terhadap berat kering
tanaman Zea mays yang ditanam pada media gambut.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Alam PMIPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Riau pada semester genap 2016/2017. Penelitian ini berlangsung selama 7
minggu (10 Maret - 26 April 2017).
Alat yang digunakan dalam penelitian ini ialah polybag, mistar, timbangan analitik, alat tulis,
oven, pisau, kertas label dan ph meter.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah gambut yang diambil dari Desa
Rimbo Panjang Kec. Tambang Kab. Kampar, bibit jagung manis(Zea mays var...), pupuk kimia
dolomit dan air.
Cara kerja
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tiga perlakuan serta
tiga kali pengulangan. Adapun perlakuan yang dilakukan yakni; P0 (kontrol), P1 (dosis dolomite 5gr/
polibag), dan P2 (dosis dolomite 10gr/ polibag). Penempatan unit percobaan dilakukan secara acak
dengan tata letak sebagai berikut:
Keterangan :
P0 : (Kontrol) yaitu tanpa dolomit
P1 : (Konsentrasi pupuk dolomit 5 gr)
P2 : (Konsentrasi pupuk dolomit 10 gr)
Persiapan Media Tanam. Persiapan media tanam dilakukan dengan mengeringkan tanah gambut
serta membersihkan kotoran-kotoran yang terdapat dalam tanah. Media tanam tersebut dimasukkan
kedalam polibag sebanyak 2kg /polibag, setelah itu siram tanah gambut yang telah dimasukkan
kedalam polibag dengan air kemudian beri kode atau label untuk setiap polibag. Masing-masing
polybag diberi kode D0(1), D0(2), D0(3), D1(1), D1(2), D1(3), D2(1), D2(2), dan D2(3), lakukan
pengukuran pH awal sebelum di campurkan dengan dolomit. Tanah yang ada di polybag yang
berlabelkan D1 dicampurkan dengan dolomit 5gr, tanah yang ada pada polybag berlabelkan D2
dicampurkan dengan dolomit sebanyak 10gr sedangkan tanah yang ada pada polybag berlabelkan D0
tidak diberi campuran. Media tanam yang telah disiapkan ditata rapi sesuai dengan denah penelitian
yang sudah diacak dengan Rancangan Acak Lengkap. Seminggu setelah penyiapan media, dilakukan
pengukuran pH gambut setelah diberi dolomit.
Penanaman. Penanaman dilakukan dengan membuat lubang tanam. Setiap polibag terdapat 3 lubang
dengan kedalaman 2-3 cm. setiap lubang tanam diisi satu biji jagung kemudian tutup kembali lubang
tersebut.
Pemeliharaan. Setelah ditanam, dilakukan penyiraman setiap hari. Banyak air yang digunakan untuk
menyiram disesuaikan dengan kondisi tanah. Dua minggu setelah penanaman dilakukan pencabutan
tanaman yang kurang bagus, disisakan satu tanaman dalam satu polibag.
Penentuan Berat Kering. Penentuan berat kering dilakukan pada akhir penelitian dengan
mengeluarkan tanaman dari polybag kemudian memotong bagian akar. Setelah itu batang dan daun
tanaman jagung ditimbang terlebih dahulu sebelum dioven, kemudian dilakukan pengeringan
menggunakan oven selama 3 jam dengan suhu 80oc kemudian timbang tanaman yang telah
dikeringkan menggunakan timbangan analitik. Setelah penimbangan, catat data yang di peroleh
kemudian keringkan kembali tanaman selama 1 jam lalu ditimbang kembali, lakukan hal tersebut
sehingga berat yang dihasilkan selisih 2 angka di belakang koma untuk mendapatkan berat kering
yang konstan. Setelah mendapatkan data hasil pengamatan maka selanjutnya dianalisis .
Pada penelitian pengaruh dolomite terhadap berat kering batang dan daun tanaman jagung
(Zea mays) pada media gambut diperoleh hasil sebagai berikut.
0.4
0.2
0
0 5 10
Berdasarkan gambar 1.1 diatas dapat dilihat bahwa setiap perlakuan yang telah diberikan
tidak memperlihatkan perbedaan yang nyata. Untuk memperkuat hal tersebut maka dilakukan analisis
ANAVA. Berikut merupakan hasil analisis ANAVA yang telah diperoleh.
Dari tabel 1.2 diatas dapat dilihat bahwa nilai F hitung F tabel . Hal ini menunjukkan
bahwa dolomit tidak memberi pengaruh yang nyata secara signifikan terhadap berat kering dari
batang dan daun jagung.
10
5 kontrol
5gr dolomit
0 10 gr dolomit
aquades KCl
Dari gambar 1.2 diatas dapat dilihat pH tertinggi terdapat pada pemberian dolomit 5gr
dengan pH (6,8).
Hasil analisis terhadap data pertumbuhan dan hasil tanaman jagung yang dikumpulkan
menunjukkan bahwa, tidak terdapat pengaruh nyata perlakuan yang diuji terhadap seluruh perubahan
yang diamati. Pemberian dolomite mampu meningkatkan Ph gambut dari kondisi awal serta dapat
menambah unsure hara yang ada pada tanah. Namun pada penelitian ini dolomite tidak dapat
meningkatkan unsur hara, karena pH tanah gambut yang sangat masam sehingga mengakibatkan
terhambatnya kerja dolomit.
KESIMPULAN
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa, pemberian dolomit dengan dosis yang berbeda
tidak memberi pengaruh nyata pada pengukuran berat kering batang dan daun dari tanaman jagung.
Budidaya jagung manis di lahan gambut Desa Rimbo Panjang memungkinkan untuk tumbuhnya
jagung dengan pemberian dolomit dalam dosis tertentu.
Daftar pustaka
Badan Resmi Statistik Provinsi Riau. 2015. Data Produksi Padi, Jagung, Kedelai Provinsi Riau.
(https://riau.bps.go.id/websiteV2/brs_ind/brsInd-20160301133532.pdf ) 10 april 2017
Hardoyo V. 2015. Pengaruh Dosis Dolomit dan Macam Bahan Organik Terhadap Hasil dan Kualitas
Tanaman Kedelai. Fakultas Pertanian UNES
Kasniari dan Supadma. 2007. Pengaruh Pemberian Beberapa Dosis Pupuk (N, P, K ) dan Jenis Pupuk
Alternatif terhadap Hasil Tanaman Padi (Oryza sativa L.) dan Kadar N, P, K Inceptisol
Selemadeg, Tabanan. Jurnal Agritrop. Vol 26(4): 168-176.
Naibaho R. 2003. Pengaruh Pupuk Phonska dan Pengapuran Terhadap Kandungan Unsur Hara NPK
dan pH Beberapa Tanah Hutan. Skripsi. Bogor: Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.
Prabu S. 2008. Pengaruh Pemberian Pupuk Dolomit Terhadap Pemberian Getah Kopal di Gunung
Walat Sukabumi. Skripsi
Salisbury dan Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid Dua Biokimia Tumbuhan Edisi Keempat.
Bandung: ITB.
Sudrajat, D.J dan Nurhasybi. 2007. Pengembangan Standar Pengujian Kadar Air dan
Perkecambahan Benih Beberapa Jenis Tanaman Hutan untuk Menunjang Progam
Penanaman Hutan di Daerah. Bogor : Balai Penelitian Teknologi Perbenihan.
http://rahmatsophyan.blogspot.co.id/2013/08/deskripsi-jagung.html
Diakses pada 9 april 2017
http://mawardisyana.blogspot.co.id/2013/03/percobaan-bergalat-tunggal-rancangan.html
LAMPIRAN:
Tabel Analisis Data Pengamatan RAL
Perlakuan Ulangan Rata-rata
I II III
P0 (0gr) 0,06 gr 0 0 0,2 gr
P1 (5gr) 0,17 gr 0,19 gr 0,48 gr 0,28 gr
P2 (10gr) 0,27 gr 0,14 gr 0,51 gr 0,396 gr
TOTAL 0,5 gr 0,6 gr 0,99 gr
1. Drajat Bebas ( DB )
dbt = ∑n – 1 = 9 – 1 = 8
dbp = t-1 =3–1 =2
dbg = t ( r-1 ) = 3(3-1) = 6
2. Faktor Koreksi ( FK )
2,092 4,3681
FK = Yij2/r.t = 3.3
= 9
= 0,4853
3. Jumlah Kuadrat ( JK )
Jumlah Kuadrat Total ( JKT )
JKT = ∑( Yij2)- FK
= ( 0,062 + 0,172 + 0,192 +0,482 + 0,272 + 0,412 + 0,512 ) – 0,4853
= ( 0,0036 + 0,0289 + 0,0361 + 0,2304 + 0,0729 + 0,1681 + 0,2601 ) – 0,4853
= 0,8001 – 0,4853
= 0,3148
4. Kuadrat Tengah ( KT )
Kuadrat Tengah Perlakuan ( KTP )
KTP = JKP/ dbp
= 0,3419 / 2
= 0,1709
Kuadrat Tengah Galat ( KTG )
KTG = JKG/ dbg
= -0,0271/2
= -0,00451
5. F Hitung ( Fhit )
Fhit = KTP / KTG
= 0,17095 / -0,00451
= -37,9046
Tabel Anava
SK Db JK KT Fhit F.Tabel (0,05)
Perlakuan 2 0,3419 0,17095
Galat 6 -0,0271 -0,00451 -37,9046 5,14
Total 8 0,3148
“ α = 0,05 ” => diambil karena hasil mendekati angka eror dengan tingkat signifikan 95 %.