Professional Documents
Culture Documents
PROPOSAL
PENGUMPULAN DATA DASAR PERENCANAAN PROGRAM
GIZI
DISUSUN OLEH:
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbagai permasalahan gizi di Indonesia sangat beragam. Dari masalah
gizi pada ibu hamil, balita, sampai dengan permasalahan gizi pada lansia.
Masalah gizi secara garis besar di Indonesia diantaranya adalah KEP (kurang
energy kronis), KVA (kurang vitamin A), GAKI, Anemia.
Masalah kurang gizi lain yang dihadapi anak usia balita adalah
kekurangan zat gizi mikro seperti vitainin A, zat besi, iodium dan sebagainya.
Lebih dan 50% anak balita mengalami defisiensi vitamin A subklinis yang
ditandai dengan serum retinol <20 mcg/dL dan satu diantara dua (48.1%) dari
mereka menderita anemia kurang zat besi . Seperti telah diketahui bahwa
anak-anak yang kurang vitainin A meskipun pada derajat sedang mempunyai
risiko tinggi untuk mengalami gangguan pertumbuhan, menderita beberapa
penyakit infeksi seperti campak, dan diare (Hadi et. al., 2000).
Defisiensi iodium dinyatakan sebagai gangguan akibat kekurangan
iodium (GAKI) yang menunjukan luasnya pengaruh defisiensi iodium
tersebut. Menurut laporang WHO tahun 1990, di negara yang sedang
berkembang hampir 1 miliar penduduk mempunyai resiko mengalami GAKI,
diantaranya dua ratus juta mengalami gondok, lima ratus juta mengalami
kretin dengan keterlambatan mental dan lima belas juta mengalami gangguan
mental yang lebih besar (Almatsier, 2001). Masalah GAKI di Indonesia
menurun dari 27.7% pada tahun 1990 menjadi 9.8% pada tahun 1998
(Aritonang, 2004).
Anemia merupakan masalah kesehatan lain yang paling banyak
ditemukan pada Ibu hamil. Kurang lebih 50% atau 1 diantara 2 ibu hamil di
Indonesia menderita anemia yang sebagian besar karena kekurangan zat besi.
Kontribusi anemia terhadap kematian Ibu di Indonesia diperkirakan lebih
tinggi lagi yaitu mencapai 50% hingga 70%. Dengan kata lain bahwa 50%
hingga 70% kematian ibu di Indonesia sesungguhnya dapat dicegah apabila
3
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui jenis dan besar masalah gizi serta faktor-faktor terkait
terlaksananya kegiatan penanggulangan masalah gizi dan kesehatan di
Desa ..............., Kecamatan ......................
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui masalah KEP balita.
b. Mengetahui masalah gizi buruk balita.
c. Mengetahui masalah stunted pada balita.
d. Mengetahui status KEK WUS (wanita usia subur)
e. Mengetahui status gizi KEK ibu hamil
f. Mengetahui status gizi lansia berdasarkan antropometri.
g. Mengetahui tingkat kecukupan energi pada balita di desa ....
h. Mengetahui tingkat kecukupan protein pada balita di desa X
i. Mengetahui tingkat kecukupan lemak pada balita di desa X
j. Mengetahui tingkat kecukupan energi ibu hamil di desa X
k. Mengetahui tingkat kecukupan protein ibu hamil di desa X
l. Mengetahui tingkat kecukupan lemak ibu hamil di desa X
m. Mengetahui tingkat kecukupan karbohidrat ibu hamil di desa X
n. Mengetahui tingkat kecukupan Fe ibu hamil di desa X
o. Mengetahui tingkat kecukupan energi lansia di desa X
p. Mengetahui tingkat kecukupan protein lansia di desa X
q. Mengetahui tingkat kecukupan lemak lansia di desa X
r. Mengetahui tingkat kecukupan karbohidrat lansia di desa X
s. Mengetahui tingkat kecukupan energi WUS (wanita usia subur) di
desa X
t. Mengetahui tingkat kecukupan protein WUS (wanita usia subur) di
desa X
u. Mengetahui tingkat kecukupan lemak WUS (wanita usia subur) di
desa X
5
C. Manfaat
Pengambilan data di Desa X, Kecamatan Y, Kabupaten Sleman ini
dikumpulkan sebagai bahan untuk menyusun rencana intervensi gizi
6
BAB II
METODE PENGUMPULAN DATA
d. Lansia
7
1) Jumlah posyandu
3) Jumlah PAUD
4) dll
2. Data Primer:
a. Jenis data untuk menjaring masalah gizi pada batita, data yang
dikumpulkan meliputi data :
1) Status gizi balita.
2) Data konsumsi makanan balita.
3) Data kesehatan balita.
4) ASI dan pola makan balita.
5) Data demografi balita.
8
I. KUESIONER
9
(terlampir)
K. Pengolahan Data
Tahap tahap pengolahan data meliputi editing, koding, pemasukan data
dan tabulasi data. Pengolahan dan analisi data dilakukan dengan bantuan
komputer.
1. Editing
Dilakukan untuk mengoreksi data yang meliputi kelengkapan
pengisian atau jawaban yang tidak jelas yang dilakukan ditempat
pengumpulan data sehingga dapat dilakukan perbaikan
2. Coding
Merupakan usaha mengklasifikasikan jawaban atau hasil yang ada
menurut macamnya dengan menandai masing-masing jawaban dengan code
10
L. Analisa Data
Analisa dilakukan dengan mengkaji data menggunakan distribusi frekuensi
dan tabel silang.
BAB III
HASIL dan PEMBASAN
A. Gambaran umum Lokasi
b. Agama
g. Kondisi Rumah
h. Hiegene sanitasi lingkungan rumah
i. Sumber Air Bersih
m. Fasilitas BAB
n. Pemanfaatan pekarangan
o. Macam pemanfaatan pekarangan
p. Kepemilikan sawah dan Kebun
q. Kadarzi
r. Status ekonomi
s. Sumber penerangan
t. Bahan Bakar
u. Pengeluaran
2. Keadaan Status Gizi Balita di Desa....
1. Karakteristik Balita
Descriptive Statistics
N Range Minimu Maximu Mean Std.
m m Deviation
Usia Balita (bln) 80 59 1 60 26.76 16.381
Anggota keluarga 62 1 1 2 1.58 .497
lain
Terakhir ASI 49 31 0 31 16.90 9.408
Usia balita diberi 72 9 3 12 6.39 1.379
makanan
Usia balita diberi 60 24 0 24 6.20 4.815
minum selain ASI
Kehadiran di 80 1 1 2 1.24 .428
Posyandu
BB lahir 79 2.6 1.6 4.2 3.105 .4909
12
2. Jenis Kelamin
3. IMD
Frequenc Percent Valid Cumulative
y Percent Percent
Vali Ya 57 71.2 71.2 71.2
tidak 23 28.8 28.8 100.0
d
Total 80 100.0 100.0
Tabel 3. IMD ibu balita
13
Dari tabel 3.0 Inisiasi menyusui dini (IMD) dapat diketahui bahwa ibu
yang melakukan IMD untuk balitanya sebanyak 57 orang atau 71,2% sedangkan
ibu yang tidak melakukan IMD balita sebanyak 23 orang atau 28,8%.
4. Pemberian ASI
5. ASI Eksklusif
Dari gambar 8 Diketahui bahwa sebanyak 25 balita atau 31,2% pertama kali
diberikan makanan bentuk cair, dan 17 balita atau 21,2% diberikan makanan
bentuk saring, sedangkan 38 balita atau 47,5% diberikan makanan bentuk lunak.
Sebanyak 51 balita atau 75,2% dari responden yang diambil tersebut rutin untuk
memantau kesehatannya di posyandu, sedangkan 19 balita atau 23,8% tidak rutin
ke posyandu. Hal ini dikarenakan adanya kesibukan dari kelaurga atau pengasuh
balita.
b. bulan agustus
Kapsul vit A bln Agustus 2016
Frequenc Percent Valid Cumulative
y Percent Percent
Vali ya 68 85.0 85.0 85.0
tidak 12 15.0 15.0 100.0
d
Total 80 100.0 100.0
Tabel 14.2. Pemberian kaspsul vitamin A bulan agustus
Dari table 13.1 dapat diketahui bahwa sebanyak 78,8% atau 63 balita responden
balita diberikan kapsul vitamin A, sedangkan sisanya sebanyak 20% atau 16 balita
tidak diberikan kapsul vitamin A pada bulan februari. Tidak diberikannya kapsul
vitamin A pada bulan februari ini dikarenakan bahwa pada bulan tersebut balita
belum berusia 6 bulan atau lebih, sehingga belum bisa diberikan kapsul vitamin
Aatau pihak keluarga atau pengasuh lalai untuk memantau kesehatan balita dan
memberikannya kapsul vitamin A di usianya yang seharusnya diberikan kapsul
vitamin A.
18
Sedangkan pada table 14.2 diketahui bahwa balita yang diberikan vitamin A
mengalami peningkatan sebanyak 6,2% dari bulan februari.
b. Protein
d. Asupan Karbohidrat
e. Asupan Vitamin A
Dari hasil analisis data mengenai usia ibu saat hamil dapat diketahui
bahwa sebagian besar ibu yang sedang hamil berusia 21-35 tahun. Hal
tersebut dibuktikan dari 10 sampel ibu hamil yang diambil di desa Y
binangun terdapat 9 ibu hamil yang berusia 21-35 tahun sedangkan 1
orang berusia 38 tahun.
Pada hasil analisis pekerjaan ibu hamil terdapat 10 sampel yang diambil di
desa pakaem binangun, dari ke10 sampel tersebut dapat diketahui ibu
hamil yang bekerja sebagai ibu rumah tangga memiliki persentase terbesar
yaitu 50%, sedangkan ibu hamil yang bekerja sebagi karyawan suasta 30%
dan ibu hamil yang berwirausaha 20%.
d. Trimester
Dari hasil pengolahan Tabel 4.5 mengenai masalah penyakit yang dialami
oleh ibu hamil, terdapat 3 indikator untuk mengetahui kondisi ibu hamil
yaitu hipertensi, gula darah dan tekanan darah. Dari ketiga indicator
tersebut terlihat bahwa dari 10 sampel yang diambil hanya 1 ibu balita
yang memiliki tekanan darah yang tinggi, sedangkan 9 sampel memiliki
gula darah normal, tekanan darah normal serta asam urat normal.
h. Konsumsi Tablet Fe
1) Konsumsi tablet Fe
Berdasrkan Gambar 4.7.1 konsumsi tablet tambah darah pada ibu hamil
dapat diketahui sebagian ibu hamil sudah mengonsumsi tablet tambah
darah dan mengerti arti pentingnya mengkonsumi tablet tambah darah,
hal tersebut dapat dilihat dari 10 sampel ibu hamil 6 diataranya sudah
mengkonsumsi tablet tambah darah, dan 4 laianya belum
mengkonsumsi tablet tambah darah. Hal tersebut dikarenakan ibu hamil
27
j. Pantangan Makan
5) Jamu pahitan
32
\
Gambar 4.11.1 Lingkar Lengan Atas (LILA)
Berdasarkan Gambar 4.11.1 menunjukkan bahwa ukuran LILA
dari 10 ibu hamil terdapat 9 ibu hamil (90%) dengan LILA ≥ 23,5 cm
dan 1 ibu hamil (10%) dengan LILA < 23,5 cm.
2) Risiko KEK
33
- Tidak konsumsi 30 75
Total 40 100
Total 40 100
Dari tabel 5.8 dapat diketahui bahwa sebanyak 36 WUS atau 90%
tidak mempunyai makanan pantangan. Sedangkan 4 WUS lainnya (10%)
mempunyai makanan pantangaan yang berupa makanan pedas, asam, asin
dan jeroan. Alasan pantangan makan tersebut dikarenakan adanya penyakit
yang diderita seperti maag, dan hipertensi.
5. Lansia di X
1. Karakteristik Lansia
Tabel 6.1 Karakteristik Lansia
No Karakteristik Frekuensi Persentase (%)
1. Berdasarkan Jenis Kelamin
a. Laki-laki 2 12,5
b. Perempuan 14 87,5
Total 16 100
2. Berdasarkan Kelompok Usia
a. Lansia Awal (46-55 tahun) 2 12,5
b. Lansia Akhir (56-65 tahun) 6 37,5
c. Manula (> 65 tahun) 8 50
Total 16 100
3. Berdasarkan Agama
a. Islam 15 93.75
b. Kristen 1 6,25
c. Katolik 0 0
d. Hindu 0 0
e. Budha 0 0
f. Konghuchu 0 0
Total 16 100
4. Berdasarkan Pendidikan
a. Tidak sekolah 2 12,5
b. SD 5 31,25
c. SLTP 3 18,75
d. SLTA 4 25
47
e. PT 2 12,5
Total 16 100
5. Berdasarkan Pekerjaan Terakhir
a. Wiraswasta 2 12,5
b. Swasta 1 6,25
c. Petani 2 12,5
d. Pensiun 4 25
e. Tidak bekerja 0 0
f. Lain-lain 7 43,75
Total 16 100
6. Berdasarkan Pekerjaan Lain
a. Biarawati 1 6,25
b. IRT 6 37,5
Total 7 43,75
6. Aktivitas Lansia
a. Aktivitas Rumah Tangga
e. Aktivitas Keagamaan
g. Aktivitas Olahraga
i. Aktivitas Wiraswasta
9. Konsumsi Suplemen
a. Konsumsi Suplemen dalam Sebulan Terakhir
b. Asupan Protein
64
c. Asupan Lemak
2. Faktor terkait
2.1 Asupan energi dan protein
Asupan energi
Tabel 1.1 Tabel silang asupan energi dengan status gizi BB/U
Stagiz BB/U
ASUPAN ERG 0 10 0 10
Mencukupi 1 14 2 17
Tidak Mencukupi 0 48 5 53
Total 1 72 7 80
Berdasarkan tabel 1.1, dari 7 balita gizi kurang (8,8%) terdapat 5 balita yang
asupan energinya tidak mencukupi (kurang)
67
Tabel 1.2 Tabel silang asupan energi dengan status gizi TB/U
Stagiz TB/U
ASUPAN ERG 1 9 0 0 10
Mencukupi 0 12 4 1 17
Tidak Mencukupi 2 45 5 1 53
Total 3 66 9 2 80
Berdasarkan tabel 1.2, dari 9 balita pendek 5 balita memiliki asupan energi
kurang. Sebanyak dua balita sangat pendek terdapat 1 balita yang asupan
energinya kurang.
Asupan protein
Tabel 1.3 tabel silang asupan protein dengan status gizi BB/U
Stagiz BB/U
0 10 0 10
Mencukupi 1 50 4 55
Tidak Mencukupi 0 12 3 15
Total 1 72 7 80
Berdasarkan tabel 1.3, dari 7 balita gizi kurang (8,8%) terdapat 3 balita yang
asupan proteinnya tidak mencukupi (kurang).
68
Tabel 1.4 tabel silang asupan protein dengan status gizi TB/U
Stagiz TB/U
ASUPAN PRO 1 9 0 0 10
Mencukupi 2 45 7 1 55
Tidak Mencukupi 0 12 2 1 15
Total 3 66 9 2 80
Berdasarkan tabel 1.4, dari 9 balita pendek 2 balita memiliki asupan protein
kurang. Sebanyak dua balita sangat pendek terdapat 1 balita yang asupan
proteinnya kurang.
Tabel 1.5 tabel silang pemberian MP ASI dengan status gizi BB/U
Stagiz BB/U
ASUPAN VIT A 0 10 0 10
Mencukupi 1 41 6 48
Tidak Mencukupi 0 21 1 22
Total 1 72 7 80
Berdasarkan tabel 1.5, dari 7 balita gizi kurang (8,8%) terdapat 1 balita yang
asupan vitamin A nya tidak mencukupi (kurang).
69
Tabel 1.6 tabel silang pemberian MP ASI dengan status gizi TB/U
Stagiz TB/U
ASUPAN VIT A 1 9 0 0 10
Mencukupi 1 36 9 2 48
Tidak Mencukupi 1 21 0 0 22
Total 3 66 9 2 80
Berdasarkan tabel 1.6, semua balita pendek dan sangat pendek memiliki asupan
vitamin A yang cukup.
Tabel 1.7 tabel silang pemberian MP ASI dengan status gizi BB/U
Stagiz BB/U
5 0 7 0 7
6 0 51 3 54
7 1 9 1 11
8 0 1 0 1
9 0 1 2 3
10 0 1 0 1
12 0 2 0 2
Total 1 72 7 80
70
Berdasarkan tabel 1.7, dari 7 balita gizi kurang (8,8%) terdapat 1 balita yang
diberikan MP- ASI dibawah 6 bulan, 3 balita di usia 6 bulan, 1 balita di usia 7
bulan, dan 2 balita baru diberikan MP ASI di usia 9 bulan
Tabel 1.8 tabel silang pemberian MP ASI dengan status gizi TB/U
Stagiz TB/U
Sangat
Tinggi Normal Pendek pendek Total
5 0 6 1 0 7
6 1 46 7 0 54
7 2 8 0 1 11
8 0 1 0 0 1
9 0 2 1 0 3
10 0 1 0 0 1
12 0 2 0 0 2
Total 3 66 9 2 80
Berdasarkan tabel 1.8, dari 9 balita pendek 1 balita diberikan MP ASI di bawah 6
bulan, 7 balita saat 6 bulan, dan 1 balita baru diberikan MP ASI saat usia 9 bulan.
Sebanyak 2 balita sangat pendek 1 balita diberi MP ASI di bawah 6 bulan, dan 1
balita di usia 7 bulan.
71
tidak rutin 1 16 2 19
Total 1 72 7 80
Berdasarkan tabel 1.9 terdapat 1 balita gizi lebih tidak rutin ke posyandu, dari 7
balita gizi kurang 2 balita tidak rutin ke posyandu.
Tabel 1.10 tabel silang kehadiran di Posyandu dengan status gizi TB/U
Stagiz TB/U
tidak rutin 1 15 2 1 19
Total 3 66 9 2 80
Berdasarkan tabel 1.10 dari 9 baliat pendek terdapat 2 balita tidak rutin ke
Posyandu dan dari 2 balita sangat pendek 1 balita tidak rutin ke posyandu.
ASI Eksklusif Ya 1 46 4 51
Tidak 0 26 3 29
Total 1 72 7 80
Berdasarkan tabel 1.11 dari 7 balita gizi kurang terdapat 3 balita tidak ASI
eksklusif.
Tabel 1.12 tabel silang ASI eksklusif dengan status gizi TB/U
Stagiz TB/U
ASI Eksklusif Ya 2 42 5 2 51
tidak 1 24 4 0 29
Total 3 66 9 2 80
Beradasarkan tabel 1.12 dari 9 balita pendek terdapat 4 balita pendek tidak ASI
eksklusif.
2. Faktor terkait
2.1 Asupan energi dan protein
73
Resiko LILA
Tidak cukup 1 8 9
Total 1 9 10
Berdasarkan tabel 1.13 ibu hamil yang KEK 1 orang memiliki asupan energi tidak
cukup (kurang).
Resiko LILA
Tidak cukup 1 6 7
Total 1 9 10
Berdasarkan tabel 1.14 ibu hamil yang KEK 1 orang memiliki asupan protein
tidak cukup (kurang).
Resiko LILA
Pantangan makan Ya 1 2 3
Yidak 0 7 7
Total 1 9 10
Berdasarkan tabel 1.15 ibu hamil yang KEK 1 orang memiliki pantangan makan.
Status Gizi
Kecukupan_E Mencukupi 0 2 2
Tidak Mencukupi 3 35 38
Total 3 37 40
Berdasarkan tabel 1.16 Sebanyak 3 orang WUS yang KEK (7,5%) memiliki
asupan energi tidak mencukupi (kurang).
Status Gizi
Kecukupan_P Mencukupi 1 4 5
Tidak Mencukupi 2 33 35
Total 3 37 40
Berdasarkan tabel 1.17 dari 3 WUS yang KEK, 2 orang memiliki asupan protein
kurang
2. Faktor terkait
2.1 Asupan Energi dan Protein
kurang 2 3 1 3 9
Total 2 8 2 4 16
Berdasarkan tabel 1.18 Lansia yang memiliki status gizi kurus memiliki asupan
energi kurang.
kecukupan kurang
2 8 2 4 16
protein
Total 2 8 2 4 16
Berdasarkan tabel 1.19 Lansia yang memiliki status gizi kurus memiliki asupan
protein kurang.
Aktivitas olahraga Ya 1 3 1 2 7
Tidak 1 5 1 2 9
Total 2 8 2 4 16
Berdasarkan tabel 1.20, terdapat 1 dari 2 orang Lansia yang memiliki status gizi
gemuk tidak melakukan aktivitas olahraga. Terdapat 2 dari 4 orang lansia yang
memiliki sttaus gizi obesitas tidak melakukan aktivitas olahraga.
BAB IV
RENCANA INTERVENSI
A. Masalah
77
1. Masalah Utama
a. Gizi kurang pada balita = 8,8%
b. Gizi lebih pada balita = 1,2%
c. Balita pendek = 13,7%
d. Resiko kekurangan Energi kronis (KEK) ibu hamil = 10%
e. Pantangan makan = 30%
f. Resiko kekurangan Energi kronis (KEK) WUS = 7,5%
g. Gizi kurus pada WUS = 2,5%
h. Gizi obesitas II pada WUS= 37,5%
i. Gizi kurus pada lansia = 12,5%
j. Gizi gemuk pada lansia = 12,5%
k. Gizi obesitas pada lansia =25%
2. Faktor Yang Terkait Dengan Masalah
a. Asupan balita kurang
1) Asupan energy = 66%
2) Asupan protein = 19%
b. Pemberian MP-ASI dibawah 6 bulan = 10%
c. Partisipasi ke Posyandu tidak rutin = 23,8%
d. Tidak ASI eksklusif = 36,3%
e. Balita tidak diberikan vitamin A
1) Bulan Februari = 20%
2) Bulan Agustus = 15%
f. Asupan bumil kurang
1) Asupan energy = 90%
2) Asupan protein = 70%
g. Pantangan makan bumil= 30%
B. Prioritas Masalah
Tabel Rekapitulasi
No MASALAH U S G TOTA PRIORIT
L AS
1. Gizi kurang pada 8 7 7 22 3
balita
2. Gizi lebih pada balita 5 7 4 16 9
3. Balita pendek 8 8 8 24 1
4. KEK ibu hamil 9 8 6 23 2
5. KEK WUS 7 7 7 21 4
6. Gizi kurus pada 7 6 6 19 6
WUS
7. Gizi obesitas II pada 6 4 5 15 10
WUS
8. Gizi gemuk pada 6 6 6 18 7
lansia
9. Gizi kurus pada 6 6 5 17 8
lansia
10. Gizi obesitas pada 7 7 6 20 5
lansia
Dari 10 permasalahan gizi tersebut dilakukan intervensi gizi terhadap lima
permasalahan gizi terbesar menurut analisis USG dengan urutan sebagai berikut:
1. Balita pendek
2. KEK ibu hamil
79
No. Kegiatan Tujuan Sasaran Waktu Pelaksana Biaya Tempat Metode Tolak ukur
1. Musyawarah Memusyawahkan Ibu PKK 17 April Mahasiswa Rumah kepala Ceramah dan Ibu PKK
Masyarakat kegiatan yang akan 2017 dusun tanya jawab mengetahui
Desa dilakukan oleh duwetsari kegiatan-kegiatan
mahasiswa yang akan
dilakukan oleh
mahasiswa
2. Pemantauan 1. Monitoring status Balita Waktu Mahasiswa 1. Duwetsari Pengukuran Ibu balita
2. Sukunan
status gizi gizi pendek dan yang Posyandu antropometri mengetahui
3. Purwodadi
TB/U sangat pendek datang ke (menyesua 4. Y Gede makanan sehat
5. Kertodadi
posyandu ikan untuk balita dan ibu
6. Y tegal
dusun) 7. Sempu menyusui
8. Paraksari
19, 20, 21
April 2017
3. Penyuluhan 1. Menambah Ibu balita Menyesuaii Mahasiswa 1. Duwetsari Ceramah dan Ibu balita
2. Sukunan
MP ASI dan pengetahuan kan tanya jawab mengetahui
3. Purwodad
ASI eksklusif mengenai MP ASI posyandu 4. Y Gede pemberian MP ASI
2. Menambah 5. Kertodadi
19, 20, 21 meliputi : usia saat
6. Y tegal
pengetahuan
80
81
81
82
6. Penyuluhan 1. Meningkatkan Ibu hamil 26 April Mahasiswa Posyandu Ceramah dan Ibu hamil
pembuatan pengetahuan 2017 dusun tanya jawab mengetahui gizi
makanan gizi tentang gizi Gambiran seimbang ibu hamil
seimbang ibu seimbang ibu
hamil dan hamil
2. Meningkatkan
demonstrasi
kemampuan ibu
mengenai
dalam menyusun
penyusunan
menu seimbang
menu
ibu hamil
seimbang ibu
hamil
7. Home visit 1. Untuk Balita Gizi 24 April Mahasiswa Rumah balita Kunjungan Balita menerima
pada balita meningkatkan Kurang 2017 gizi kurang rumah PMT gizi kurang,
82
83
8. Pemanfaatan 1. Memberikan Balita gizi 24 April Mahasiswa Rumah balita Kunjungan Keluarga balita gizi
pekarangan pengetahuan kurang 2017 gizi kurang rumah kurang dapat
dan tentang memanfaatkan
pemberian pemanfaatan halaman
bibit tanaman pekarangan pekarangan yang
2. Memberikan
pangan dimiliki
tanaman pangan
untuk pemanfaatan
pekarangan
9. Penyuluhan 1. Memberikan WUS usia 27 April Mahasiswa Posyandu di Ceramah dan WUS mengetahui
gizi pengetahuan 17- 25 2017 dusun tanya jawab gizi seimbang pada
seimbang tentang gizi tahun Kertodadi wanita usia subur
untuk WUS seimbang pada
83
84
WUS
10. Senam untuk 1. Membiasakan Lansia 1 Mei Mahasiswa Halaman Senam Lansia melakukan
lansia lansia untuk 2017 posyandu aktivitas olahraga
berolahraga lansia
duwetsari
11. Penyuluhan 1. Menambah Lansia 1 Mei Mahasiswa Posyandu Ceramah dan Lansia mengetahui
gizi pengetahuan 2017 lansia tanya jawab gizi seimbang
seimbang tentang gizi duwetsari lansia
lansia seimbang lansia Lansia mampu me
84
85
85