You are on page 1of 17

BAB / PSL NASKAH KOMENTAR (OK /

KOREKSI)
BAB I NAMA DAN LAMBANG ORGANISASI
1. Pasal 1 1. Nama
2. Pasal 2 Organisasi ini bernama Persatuan Ahli Gizi
Indonesia (Indonesian Nutrition Association)
disingkat PERSAGI.
2. Lambang Organisasi
Lambang organisasi dan artinya terdapat
dalam penjelasan AD/ART.
Tulisan dalam Lambang PERSAGI adalah
Svastha Harena yang berarti Kesehatan
Melalui Gizi.
Pataka Svastha Harena adalah
lambang kehormatan PERSAGI.
Tata cara penggunaan Lambang dan Pataka
Svastha Harena PERSAGI diatur oleh
Keputusan DPP.
BAB II WAKTU PENDIRIAN DAN KEDUDUKAN
3. Pasal 3 3. Waktu pendirian
PERSAGI didirikan di Jakarta pada tanggal
13 Januari 1957, untuk jangka waktu yang
tidak ditentukan.
4. Pasal 4 4. Kedudukan
Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PERSAGI
berkedudukan di ibu kota Negara Kesatuan
Republik Indonesia, Dewan Pimpinan Daerah
(DPD) berkedudukan di ibukota Provinsi dan
Dewan Pimpinan Cabang (DPC)
berkedudukan di ibu kota Kabupaten/Kota.
BAB III AZAS
5. Pasal 5 5. PERSAGI berazaskan Pancasila.
BAB IV TUJUAN, UPAYA, DAN SIFAT PERSAGI
6. Pasal 6 9. Tujuan
a. Membina dan mengembangkan kemampuan
professional anggota.
b. Mengembangkan ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni di bidang gizi pangan serta
bidang lainnya yang terkait.
c. Meningkpatkan status gizi individu dan
7. Pasal 7 kelompok melalui gizi klinik, gizi institusi
dan gizi masyarakat
d. Meningkatkan kesejahteraan anggota.

10. Upaya ,
Ruang lingkup upaya PERSAGI meliputi :
a. Memfasilitasi pengembangan kemampuan
profesional bagi para anggota.
b. Memelihara dan membina penerapan kode
etik ahli gizi dan standar profesi ahli gizi
c. Meningkatkan mutu pendidikan, penelitian,
pelayanan dan pengembangan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni di bidang
gizi pangan serta ilmu-ilmu terkait.
d. Memperjuangkan dan memelihara
kepentingan serta kedudukan ahli gizi sesuai
dengan harkat dan martabat profesi ahli gizi.
e. Melakukan kemitraan dengan pihak-pihak
terkait yang tidak bertentangan dengan kode
etik ahli gizi.
f. Membantu perorangan dan masyarakat dalam
mewujudkan gizi yang baik sesuai daur
8. Pasal 8 kehidupan.
g. Memberi rekomendasi kepada pemerintah
untuk meningkatkan status gizi masyarakat.
11. Sifat
PERSAGI adalah organisasi profesi ahli gizi
yang menghimpun para ahli gizi Indonesia,
bersifat independen, nirlaba, serta dijiwai oleh
kode etik ahli gizi dan standar profesi ahli
gizi.

BAB V STATUS DAN PERAN


12. Pasal 9 14. Status
PERSAGI merupakan organisasi profesi ahli
gizi di Indonesia.
13. Pasal 10 15. Peran
PERSAGI berperan dalam :
a. Pengembangan anggotanya.
b. Peningkatan keadaan mutu gizi perorangan
dan masyarakat berdasarkan pedoman gizi
seimbang.

BAB VI KEANGGOTAAN
16. Pasal 11 17. Anggota PERSAGI terdiri dari : a. Anggota
biasa; b. Anggota luar biasa.
BAB VII STRUKTUR ORGANISASI
18. Pasal 12 21. Kekuasaan
Kekuasaan tertinggi organisasi berada pada
Kongres.
22. Struktur Kepemimpinan
19. Pasal 13 Struktur kepemimpinan organisasi adalah
Dewan Pimpinan Pusat (DPP), Dewan
Pimpinan Daerah (DPD), dan Dewan
Pimpinan Cabang (DPC).
23. Badan Khusus
20. Pasal 14 a. DPP membentuk badan di Pusat yang terdiri
dari : a. Kolegium Ilmu Gizi Indonesia
selanjutnya disingkat KIGI; b. Majelis
Kehormatan Etik Ahli Gizi.
b. DPD dapat membentuk badan khusus
dengan persetujuan DPP.

BAB VIII PERBENDAHARAAN


1. Pasal 15 2. Harta Benda PERSAGI diperoleh dari : a.
Iuran Anggota; b. Sumbangan yang tidak
mengikat dan usaha-usaha lain yang sah serta
tidak bertentangan dengan kode etik ahli gizi
BAB IX PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN
PEMBUBARAN
3. Pasal 16 5. Perubahan Anggaran Dasar
Perubahan anggaran dasar hanya dapat
dilakukan oleh Kongres.
4. Pasal 17 6. Pembubaran Organisasi
Pembubaran organisasi hanya dapat
dilakukan melalui Kongres yang diadakan
khusus untuk maksud tersebut atas usul dari
sekurang-kurangnya setengah ditambah satu
dari jumlah DPD.

BAB X ATURAN TAMBAHAN DAN PENGESAHAN


1. Pasal 18 3. Hal-hal Lain
Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran
Dasar (AD) ini dimuat dalam Anggaran
Rumah Tangga (ART) atau Keputusan DPP.
2. Pasal 19 4. Pengesahan Anggaran Dasar
Pengesahan Anggaran Dasar ditetapkan oleh
Kongres.
ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) PERSATUAN AHLI GIZI
INDONESIA
1. Pasal 1 Keanggotaan
Anggota PERSAGI adalah sebagai berikut :
a. Anggota PERSAGI terdiri dari anggota Biasa
dan Anggota Luar Biasa.
b. Anggota Biasa sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) adalah Ahli Gizi yang terdiri:
Nutrisionis dan Dietisien.
c. Anggota Luar Biasa sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) adalah profesi disiplin ilmu lain
yang terkait gizi dan berminat menjadi
anggota.
d. Tenaga Profesi Gizi Asing yang bekerja di
Indonesia setelah memenuhi persyaratan yang
berlaku di bidang tenaga kerja asing dapat
mengajukan sebagai anggota luar biasa.

2. Pasal 2 Tata Cara Penerimaan Anggota


a. Anggota Biasa dan Anggota Luar Biasa
menyatakan permohonan tertulis kepada
Dewan Pimpinan Cabang.
b. Apabila DPC belum terbentuk, permohonan
tertulis diajukan kepada DPD.
c. Anggota diberikan kartu anggota oleh DPD
atas usulan DPC.
d. DPD Wajib melaporkan data keanggotaan
kepada DPP.

3. Pasal 3 Kewajiban Anggota


Anggota PERSAGI mempunyai kewajiban :
a. Mematuhi AD/ART, dan kode etik Ahli Gizi
serta keputusan- keputusan yang dikeluarkan
oleh PERSAGI.
b. Membayar uang iuran bulanan yang besar dan
proporsinya ditetapkan oleh DPP.
4. Pasal 4 Hak-hak Anggota
1. Anggota Biasa PERSAGI mempunyai hak-
hak: a. Mengemukakan pendapat;
b. Bertanya dan mengusulkan sesuatu
dengan lisan atau tertulis;
c. Membela diri;
d. Memilih dan dipilih dalam pemilihan
Pengurus Dewan Pimpinan Pusat, Dewan
Pimpinan Daerah dan Dewan Pimpinan
Cabang; e. Memiliki kartu anggota dengan
format standar yang dikeluarkan oleh DPP; f.
Mendapat perlindungan hukum dalam
menjalankan tugas- tugas keprofesian; g.
Mengikuti semua kegiatan organisasi.
2. Anggota Luar Biasa mempunyai hak-hak : a.
Mengemukakan pendapat; b. Bertanya dan
mengusulkan sesuatu dengan lisan atau
tertulis; c. Membela diri; d. Memiliki kartu
anggota dengan format standar yang
dikeluarkan oleh DPP; e. Mengikuti semua
kegiatan organisasi.

5. Pasal 5 Pemberhentian Anggota


Tata cara pemberhentian anggota :
a. Pemberhentian anggota atas permintaan
sendiri hanya dapat dilakukan dengan
pemberitahuan secara tertulis kepada Dewan
Pimpinan Cabang.
b. Seseorang anggota dapat dikenakan
pemberhentian sementara oleh Dewan
Pimpinan Cabang apabila melanggar
ketentuan organisasi. Paling lama 6 bulan
sesudah pemberhentian sementara Dewan
Pimpinan Cabang dapat merehabilitasi atau
mengusulkan pemberhentian kepada Dewan
Pimpinan Pusat untuk dikukuhkan melalui
DPD.
c. Dalam hal-hal luar biasa, Dewan Pimpinan
Pusat dapat melakukan pemberhentian
langsung, dan memberitahukannya kepada
Dewan Pimpinan Daerah.
6. Pasal 6 Dewan Pimpinan Pusat
a. Status : a. Dewan Pimpinan Pusat adalah
Badan tertinggi PERSAGI. b. Dewan
Pimpinan Pusat terdiri dari: Dewan Pembina,
Ketua Umum, Sekretaris Jenderal, Bendahara,
beberapa Wakil Ketua Bidang dan Sekretaris
Bidang. c. Masa jabatan Dewan Pimpinan
Pusat adalah 5 (lima) tahun. d. Ketua Umum
DPP dapat dipilih kembali pada periode
berikutnya paling lama 2 (dua) periode
berturut-turut. e. Ketua umum dipilih dan
dilantik dalam kongres. f. Apabila Ketua
Umum DPP berhalangan tetap maka jabatan
Ketua Umum terpilih dilanjutkan oleh
Sekretaris Jenderal sampai masa jabatannya
berakhir.
b. Wewenang : a. Melaksanakan Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta
semua keputusan yang telah ditetapkan dalam
Kongres. b. Mengumumkan kepada seluruh
DPD yang menyangkut pengambilan
keputusan organisasi ataupun perubahan
keputusan Kongres dalam situasi mendesak,
kemudian mempertanggung jawabkan kepada
Kongres berikutnya. c. Melakukan dan
membina hubungan yang baik dengan
Pemerintah, organisasi profesi lain, swasta di
dalam maupun luar negeri. d.
Menyelenggarakan Kongres. e. Memberikan
penghargaan PERSAGI kepada tokoh-tokoh
yang berjasa dalam bidang gizi yang
ketentuannya diatur lebih lanjut.
c. Tata Cara Pengelolaan :
1) Ketua Umum dikukuhkan oleh Kongres.
2) Dewan Pimpinan Pusat yang baru
menjalankan tugasnya segera setelah
dilakukan serah terima dengan Dewan
Pimpinan Pusat yang lama.
3) Serah terima kepengurusan dilakukan
paling lambat dalam kurun waktu 30 hari
setelah Kongres.
4) DPP menjabarkan program kerja yang
diamanatkan oleh kongres selama 5 (lima)
tahun kepengurusannya dan disampaikan
kepada DPD.
5) Untuk menyelenggarakan kegiatannya
Dewan Pimpinan Pusat harus
mengadakan rapat-rapat berupa Rapat
Pleno, Rapat Pleno diperluas, Rapat Pleno
Terbatas serta Rapat Pengurus Harian
Tetap. f.
6) Rapat Pleno dihadiri oleh segenap
anggota Dewan Pimpinan Pusat dan
diadakan sekali dalam enam bulan.
7) Rapat Pleno Diperluas dihadiri oleh
Dewan Pimpinan Pusat, Dewan Pimpinan
Daerah dan Dewan Pembina,
dilaksanakan sekurang-kurangnya satu
kali dalam satu periode kepengurusan.
8) Rapat Pleno Terbatas dihadiri oleh
anggota Dewan Pimpinan Pusat, dan
diadakan sekurang-kurangnya sekali
dalam enam bulan
9) Rapat Pengurus harian dihadiri sekurang-
kurangnya oleh Ketua, Sekretaris
Jenderal, dan Bendahara dan diadakan
setiap kali diperlukan
10) Hal-hal yang belum tercantum dalam tata
cara pengelolaan ini diatur dalam suatu
peraturan tersendiri oleh DPP sepanjang
tidak bertentangan dengan tata cara
pengelolaan ini.
7. Pasal 7 Kolegium Ilmu Gizi Indonesia (KIGI)
a. KIGI dibentuk melalui rapat pleno DPP
PERSAGI dan ditetapkan oleh Ketua Umum
DPP PERSAGI.
b. KIGI dalam menjalankan tugas
bertanggungjawab kepada Ketua Umum DPP
PERSAGI.
c. Tugas Pokok KIGI adalah mengembangkan
keilmuan bidang pendidikan, penelitian,
pengembangan dan pengabdian di bidang
gizi.
d. Keanggotaan KIGI terdiri dari komponen
Institusi Pendidikan Ilmu Gizi (D3, D4, S1
dan Pasca Sarjana), Pengguna, dan Pakar Gizi
yang jumlah dan susunan dan tatalaksananya
ditentukan oleh Ketua Umum DPP, atas
usulan peer group.
e. Masa jabatan KIGI sesuai dengan masa
jabatan DPP.
f. Administrasi dan pembiayaan untuk
pelaksanaan kegiatan KIGI difasilitasi DPP
PERSAGI.
8. Pasal 8 Majelis Kehormatan Etik Ahli Gizi
a. Majelis Kehormatan Etik Ahli Gizi dibentuk
melalui rapat pleno DPP PERSAGI dan
ditetapkan oleh Ketua Umum DPP PERSAGI.
b. Majelis Kehormatan Etik Ahli Gizi dalam
menjalankan tugas bertanggungjawab kepada
Ketua Umum DPP PERSAGI.
c. Tugas pokok Majelis Kehormatan Etik Ahli
Gizi adalah: melakukan pengawasan
pelaksanaan kode etik ahli gizi, mewakili
DPP pada pembelaan kepada anggota dalam
masalah hukum yang berkaitan dengan
pelaksanaan kode etik, memberikan
pertimbangan kepada ketua umum DPP
terhadap pelanggaran kode etik ahli gizi.
d. Susunan dan tata laksana Majelis Kehormatan
Etik Ahli Gizi ditentukan oleh DPP
PERSAGI.
e. Masa jabatan Majelis Kehormatan Etik Ahli
Gizi sesuai dengan masa jabatan DPP
PERSAGI.
f. Administrasi dan pembiayaan untuk
pelaksanaan kegiatan Majelis Kehormatan
Etik Ahli Gizi difasilitasi DPP PERSAGI.
9. Pasal 9 Dewan Pimpinan Daerah
a. Status :
1) Di tingkat Provinsi yang mempunyai
lebih dari 1 (satu) cabang dapat dibentuk
Dewan Pimpinan Daerah atas usul
cabang-cabang yang bersangkutan serta
disetujui Dewan Pimpinan Pusat.
2) Masa jabatan Dewan Pimpinan Daerah
sama dengan Dewan Pimpinan Pusat.
3) Ketua DPD dapat dipilih kembali pada
periode berikutnya paling banyak dua
periode berturut-turut.
4) Dewan Pimpinan Daerah sekurang-
kurangnya terdiri dari seorang Ketua,
Sekretaris, dan Bendahara.
5) Dewan Pimpinan Daerah adalah
koordinator dari Dewan Pimpinan
Cabang-cabang.
b. Wewenang :
1) Mewakili Dewan Pimpinan Pusat pada
tingkat Provinsi.
2) Mengkoordinasikan Dewan Pimpinan
Cabang.
3) Membina hubungan dengan Instansi
terkait dan pemangku kepentingan (stake
holder) pada tingkat Propinsi.
c. Tata Cara Pengelolaan :
1) Dewan Pimpinan Daerah dipilih oleh
Dewan Pimpinan Cabang melalui
musyawarah daerah dan disahkan oleh
Dewan Pimpinan Pusat.
2) Ketentuan tentang rapat pembentukan
Dewan Pimpinan Daerah diatur dalam
peraturan sendiri.
3) Dewan Pimpinan Daerah berkedudukan di
Ibukota Propinsi.
4) Untuk menyelenggarakan kegiatan,
Dewan Pimpinan Daerah harus
melaksanakan rapat koordinasi dengan
Dewan Pimpinan Cabang dan diadakan
sekurang- kurangnya sekali dalam 6
bulan.
5) Pengurus Dewan Pimpinan Daerah
adalah anggota biasa PERSAGI.
6) Hal-hal yang belum tercantum dalam tata
cara pengelolaan ini diatur dalam suatu
peraturan tersendiri sepanjang tidak
bertentangan dengan tata cara pengelolaan
ini oleh DPD PERSAGI.

10. Pasal 10 Dewan Pimpinan Cabang


a. Status :
1) Dewan Pimpinan Cabang merupakan
kesatuan organisasi yang dibentuk di
kabupaten/kota. Ahli Gizi yang bertempat
tinggal di daerah yang belum mempunyai
Dewan Pimpinan Cabang dapat menjadi
anggota dari Dewan Pimpinan Cabang
yang terdekat.
2) Susunan kepengurusan Dewan Pimpinan
Cabang sekurang-kurangnya terdiri
Ketua, Sekretaris dan Bendahara. d.
3) Masa jabatan Dewan Pimpinan Cabang
berlangsung 5 (lima) tahun.
4) Ketua DPC dapat dipilih kembali pada
periode berikutnya paling banyak 2 (dua)
periode berturut-turut.
b. Wewenang :
1) Melaksanakan keputusan-keputusan
Kongres dan Rapat Anggota.
2) Memberi laporan kepada Dewan
Pimpinan Daerah tentang hasil kerja yang
dilakukan minimal satu kali enam bulan.
3) Membina hubungan dengan Instansi
terkait (stake holder) pada tingkat
kabupaten/kota. d. Bertanggung jawab
kepada rapat anggota.
c. Tata Cara Pengelolaan :
1) Ketua Dewan Pimpinan Cabang terpilih
harus dapat menyusun kepengurusan dan
program kerja paling lambat 30 (tiga
puluh) hari selesainya rapat anggota.
2) Susunan kepengurusan Dewan Pimpinan
Cabang berasal dari anggota biasa.
3) Serah terima kepengurusan telah
dilakukan paling lambat dalam waktu 40
(empat puluh) hari setelah selesai rapat.
4) Untuk menyelenggarakan kegiatannya
Pengurus Dewan Pimpinan Cabang harus
mengadakan rapat-rapat berupa Rapat
Pleno Diperluas dan Rapat Pleno
Terbatas.
5) Rapat pengurus dihadiri oleh segenap
pengurus Dewan Pimpinan Cabang dan
diadakan sekurang-kurangnya sekali
dalam 3 bulan.
6) Hal-hal yang belum tercantum dalam tata
cara pengelolaan ini diatur dalam suatu
peraturan tersendiri oleh Dewan
Pimpinan Cabang.
11. Pasal 11 Bidang
a. Dewan Pimpinan Pusat, Dewan Pimpinan
Daerah dan Dewan Pimpinan Cabang dapat
membentuk bidang sesuai kebutuhan
organisasi.
b. Ketua Bidang bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan program kerja sesuai bidangnya.

12. Pasal 12 Pedoman Organisasi dan Tata Laksana


Pedoman organisasi dan tata laksana
PERSAGI disusun oleh DPP selambat-
lambatnya 3 bulan setelah dilantik.
13. Pasal 13 Perhimpunan
a. Perhimpunan seperti Asosiasi Dietisien
Indonesia (AsDI) dibentuk dan dilantik oleh
PERSAGI sesuai dengan tingkat wilayah.
b. Dalam menjalankan tugasnya tunduk pada
AD/ART PERSAGI.
14. Pasal 14 Pembinaan dan Pengembangan Profesi
a. Dalam rangka meningkatkan profesionalisme
ahli gizi maka dilakukan pembinaan dan
pengembangan profesi secara berkala dan
berjenjang.
b. Pelaksanaan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diatas diatur oleh keputusan DPP.
15. Pasal 15 Kekayaan
a. Iuran bulanan anggota yang besar dan
proporsinya ditetapkan oleh Dewan Pimpinan
Pusat.
b. Usaha-usaha yang dilaksanakan oleh Dewan
Pimpinan Pusat/Dewan Pimpinan
Daerah/Dewan Pimpinan Cabang seperti
kegiatan seminar dan/atau sejenis harus
membayar untuk memperoleh Satuan Kredit
Partisipasi (SKP) kepada PERSAGI, untuk
tingkat nasional oleh DPP dan tingkat daerah
oleh DPD yang besarnya diatur dengan
ketentuan DPP PERSAGI.
c. Usaha-usaha lain yang sah.
16. Pasal 16 Kemitraan
a. PERSAGI boleh menjalankan kemitraan
dengan pihak lain diatur dengan nota
kesepahaman sepanjang tidak bertentangan
dengan Kode Etik Profesi.
b. Pada tingkat nasional atau lebih dari satu
provinsi nota kesepahaman ditandatangani
oleh Ketua Umum DPP PERSAGI.
c. Di tingkat daerah nota kesepahaman
ditandatangani oleh Ketua DPD dan wajib
melaporkan kepada DPP PERSAGI.
17. Pasal 17 Kongres
a. Kongres adalah forum pengambilan
keputusan tertinggi PERSAGI yang dihadiri
lebih dari atau sama dengan 2 / 3 DPD.
b. Sebelum Kongres perlu dilakukan Pra
Kongres sesuai kebutuhan.
c. Keterwakilan DPD pada kongres sebanyak-
banyaknya 3 (tiga) orang dan mempunyai
satu suara.
d. Kongres diadakan sekali dalam kurun waktu
5 (lima) tahun.
18. Pasal 18 Musyawarah Daerah
a. Musyawarah daerah adalah forum
pengambilan keputusan tertinggi tingkat
daerah yang dihadiri lebih dari atau sama
dengan 2/3 DPC.
b. Sebelum Musyawarah daerah dapat dilakukan
Pra Musda sesuai kebutuhan.
c. Keterwakilan DPC pada Musyawarah daerah
sebanyak- banyaknya 3 (tiga) orang dan
mempunyai 1 (satu) suara.
d. Musyawarah daerah diadakan sekali dalam
kurun waktu 5 (lima) tahun.
19. Pasal 19 Rapat Anggota Cabang
a. Rapat anggota cabang adalah forum
pengambilan keputusan tertinggi tingkat
kabupaten/kota yang dihadiri lebih dari 2/3
anggota.
b. Rapat anggota cabang diadakan sekali dalam
kurun waktu 5 (lima) tahun.
20. Pasal 20 Pengambilan Keputusan
a. Pengambilan keputusan dalam kongres,
musyawarah daerah dan rapat anggota cabang
dilaksanakan secara musyawarah mufakat.
b. Bila musyawarah mufakat tidak tercapai,
keputusan diambil dengan suara terbanyak.
21. Pasal 21 Pembubaran Organisasi
a. Alasan-alasan pembubaran organisasi
dinyatakan dalam surat undangan Kongres
yang khusus diadakan untuk maksud tersebut,
sekurang-kurangnya tiga bulan sebelumnya.
b. Jika organisasi dibubarkan, harta bendanya
diatur oleh suatu panitia yang dibentuk oleh
Kongres.
22. Pasal 22 Perubahan Anggaran Rumah Tangga Anggaran
Rumah Tangga (ART) hanya dapat diubah oleh
Kongres.
23. Pasal 23 Penutup
Hal-hal yang belum termaktub dalam ART
akan diatur kemudian oleh DPP PERSAGI.

You might also like