Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Pil KB yang banyak dipakai umumnya berisi dua jenis hormon, yakni
estrogen dan progesteron. Ada juga yang berisi hanya salah satu hormon saja.
Kedua hormon ini bekerja menghambat terjadinya ovulasi. Oleh karena ovulasi
atau keluarnya sel telur matang tidak terjadi, maka kehamilan pun tidak berbuah.
Angka keberhasilan memakai pil dibilang hampir selalu efektif dalam mencegah
kehamilan. Namun, tidak semua wanita tidak boleh memilih pil, jika mengidap
tumor yang dipengaruhi oleh hormon estrogen, seperti tumor kandungan dan
payudara, mengidap penyakit hati aktif, penyakit pembuluh balik atau varices
thrombophlebitis, pernah serangan stroke dan mengidap penyakit kencing manis.
Mereka mutlak tidak boleh memakai pil, dan harus memilih cara kontrasepsi yang
1
lain. Dalam refarat ini akan dijelaskan mengenai defisini pil KB, jenis-jenis pil
KB, efektivitas dan cara kerja pil KB, serta indikasi dan kontraindikasinya.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
menstabilkan endometrium, yang mencegah terjadinya perdarahan
intermenstrual – juga dikenal dengan breakthrough bleeding.
Efek bersihnya adalah penekanan ovulasi yang sangat efektif,
pencegahan migrasi sperma melalui mukus serviks, dan menciptakan
lingkungan endometrium yang tidak menguntungkan untuk implantasi. Dengan
demikian kontrasepsi ini benar-benar memberikan proteksi absolut terhadap
konsepsi jika digunakan sesuai aturan (Cunningham et al, 2014).
2) Farmakologi
a. Estrogen
Sebagian besar KOK modern mengandung ethyl estradiol (EE). Zat ini
mempengaruhi faktor-faktor pembekuan darah sehingga trombosis
arteri dan vena meningkat. Perubahan-perubahan ini bergantung pada
dosis. Dengan demikian, KOK di Inggris tidak mengandung lebih dari
50 𝜇𝑔 estrogen dan dosis yang lazim adalah dalam rentang 20-35 𝜇𝑔.
b. Progesteron
Progesteron yang saat ini digunakan semuanya merupakan turunan dari
19-nortestosteron dan, berdasarkan konvensi, dibagi menjadi dua
kelompok:
Progesteron generasi kedua: noretisteron (NET); noretisteron
asetat; etinodiol diasetat (keduanya adalah obat pro untuk
noretisteron), dan levonorgestrel (LNG).
Progesteron generasi ketiga: desogestrel (DSG) dan gestoden
(GSD). Norgestimat memiliki kemiripan dengan zat-zat ini
tetapi juga dimetabolisme sebagian menjadi LNG, sehingga sulit
mengkategorisasikannya. Cyproterone acetate (seperti dalam
Dianette) adalah suatu anti-androgen progestogenik, yang
membuat Dianette menjadi produk “estrogenik” yang paling
banyak tersedia. DSG dan GSD berbeda dari progesteron
generasi kedua karena keduanya:
Memiliki afinitas yang lebih tinggi terhadap reseptor
progesteron sehingga meningkatkan efektivitasnya
4
dalam menghambat ovulasi dan dapat mengendalikan
siklus dengan baik pada dosis rendah.
Memiliki afinitas yang lebih rendah terhadap reseptor
androgen.
Tampak kuran “anti-estrogenik” pada tingkat
biokimiawi dan somatik. Secara spesifik, KOK yang
mengandung progesteron generasi ketiga lebih jarang
menimbulkan efek samping pada metabolisme
karbohidrat dan lemak dibandingkan dengan formulasi
sebelumnya. Konsentrasi protein densitas tinggi (HDL-
C) meningkat sedangkan konsentrasi lipoprotein densitas
rendah (LDL-C) dan insulin menurun dibandingkan
dengan KOK yang mengandung progesteron generasi
kedua.
Perbedaan-perbedaan metabolik ini diperkirakan, sebelum
tahun 1995, berkaitan dengan penurunan risiko penyakit dinding
arteri dan hipertensi. Namun, sejauh ini hanya sedikit bukti
epidemiologis mengenai progesteron generasi ketiga yang
memiliki keunggulan klinis tersebut dibandingkan dengan preparat
yang lebih lama dan lebih murah-dan tidak ada manfaat tambahan
untuk risiko infark miokardium akut apabila wanita tidak memiliki
faktor risiko arteri.
3) Dosis
Formulasi KOK dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu:
a. Pil Monofasik
Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon
aktif estrogen/progesteron dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet
tanpa hormon aktif.
Preparat yang mengandung 20-35 𝜇𝑔 EE adalah preparat yang
paling banyak digunakan. Hanya dua preparat yang sekarang
mengandung 50 𝜇𝑔 estrogen. Dari pil-pil yang mengandung 20 𝜇𝑔
5
estrogen, Loestrin 20 kurang memiliki pengendalian siklus yang baik.
Preparat KOK 15 𝜇𝑔 yang mengandung GSD atau LNG dipasarkan di
benua Eropa, namun belum tersedia di Inggris.
b. Pil Bifasik
Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon
aktif estrogen/progesteron dengan dua dosis yang berbeda, dengan 7
tablet tanpa hormon aktif.
Pil-pil ini tidak tersedia secara luas dan saat ini hanya ada satu
preparat yang digunakan. Gracial adalah produk 22-hari yang sudah
tersedia di beberapa negara lain, yang dirancang untuk lebih
“estrogenik” selama 7 hari pertama agar pengendalian siklus menjadi
lebih baik. Setelah tertunda karena penasaran “takut-pil” pada tahun
1995, obat ini dilaporkan akan segera beredar di Inggris. Obat ini
tampaknya merupakan pilihan yang beruna bagi wanita dengan jerawat
juga pada perdarahan di luar siklus (breakthrough bleeding) yang
mengganggu.
c. Pil Trifasik
Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon
aktif estrogen/progesteron dengan tiga dosis yang berbeda, dengan 7
tablet tanpa hormon aktif.
Fase I : 6 tablet @30 𝜇𝑔 EE + 50 𝜇𝑔 LNG
Fase II : 5 tablet @40 𝜇𝑔 EE + 75 𝜇𝑔 LNG
Fase III : 10 tablet @30 𝜇𝑔 EE + 125 𝜇𝑔 LNG
Pil fasik diciptakan untuk mengurangi jumlah progestin total
yang diminum dalam satu kali siklus tanpa mengorbankan efektivitas
kontrasepsi. Penurunan dosis progestin dicapai dengan memberikan
progestin dosis rendah pada awal siklus kontrasepsi dan meningkatkan
dosisnya menjelang akhir siklus. Teorinya, penurunan dosis ini
menguntungkan karena mengurangi beberapa perubahan metabolik
yang disebabkan oleh progestin denga mengingat bahwa efek positif
progestin juga dapat berkurang. Dosis estrogen dapat dijaga konstan
atau dapat ditingkatkan secara temporer pada akhir siklus, tetapi pada
6
semua preparat dosis tersebut dijaga rendah, hanya sebesar 30-40 𝜇𝑔
EE.
Keterangan:
Keterangan Pabrik Obat: Estrogen: Progesteron:
Org : Organon; EE :Ethinyl Estradiol NG : Norgestrel
Sc : Schering; MES :Mestranol LS : Lynestrenol
Har : Harsen; DG : Desogestrel
Tri : Triyasa; LNG : Levonorgestrel
SS : Sunthi Sepuri; EDD : Ethynodiol
KF : Kimia Farma; diasetat
GTD : Gestodene
CA : Cyproterone
acetat
DP :Drosperinone
7
- KOK Bifasik
Keterangan:
Estrogen: Progesteron:
EV: ESTRADIOL VALERATE CA: CYPROTERON ACETATE
EE: ETHYNIL ESTRADIOL NG: NORGESTREL
DG: DESOGESTREL
- KOK Trifasik
8
5) Pemberian
KOK mempunyai 2 kemasan, yaitu:
- Kemasan 21 hari, seluruh pil dalam kemasan ini mengandung
hormon. Interval 7 hari tanpa pil akan menyelesaikan 1 kemasan
(mendahului permulaan kemasan baru) pasien mungkin akan
mengalami haid selama 7 hari tersebut tetapi pasien harus memulai
siklus pil barunya pada hari ke-7 setelah menyelesaikan siklus
sebelumnya walaupun haid datang atau tidak. Jika pasien merasa
mungkin hamil, ia harus memeriksakan diri. Jika pasien yakin ia
minum pil dengan benar, pasien dapat mengulangi pil tersebut sesuai
jadwal walaupun haid tidak terjadi.
- Kemasan 28 hari, 7 pil yang tidak mengandung hormon wanita
digunakan selama seminggu terakhir pada setiap siklus. Sebagai
gantinya adalah zat besi atau zat inert. Pil ini membantu pasien untuk
membiasakan diri minum pil setiap hari.
Idealnya, seorang wanita memulai penggunaan KOK pada hari
pertama siklus menstruasi, dan tidak diperlukan metode kontraseptif
pengaman. Untuk efisiensi yang maksimal, pil harus diminum pada waktu
yang sama setiap hari. Jika satu dosis terlewat, efek kontrasepsi
kemungkinan tidak berkurang bila menggunakan KOK monofasik dengan
dosis ang lebih tinggi. Melipatgandakan dosis selanjutnya akan mengurangi
breakthrough bleeding dan menjaga jadwal pil. Jika beberapa dosis
terlewat atau digunakan pil yang dosisnya lebih rendah, pil dapat
dihentikan, dan teknik barier efektif digunakan sampai menstruasi.
Kemudian pil tersebut dapat mulai digunakan kembali setelah withdrawal
bleeding. Alternatifnya, pil dengan kemasan baru dapat dimulai segera
setelah pil yang terlewatkan diidentifikasi, dan metode barier digunakan
sebagai metode pengaman selama 1 minggu. Jika tidak terdapat withdrawal
bleeding, wanita tersebut harus melanjutkan pilnya jika tidak terbukti
hamil.
9
6) Efektivitas
Jika KOK dikonsumsi secara benar dan konsisten, diserap secara
normal, dan metabolismenya tidak meningkat oleh interaksi dengan obat lain,
maka kehandalan KOK mendekati 100%. Pada praktiknya, angka kegagalan
adalah 0,2-3 per 100 tahun-wanita, atau lebih, bergantung terutama pada
populasi yang diteliti.
Kesalahan dalam mengkonsumsi tablet lebih sering terjadi daripada
yang dilaporkan, pertanyaan terinci-terutama apakah ada pil yang terlewatkan
atau tidak diserap tepat sebelum, atau segera sesudah, interval bebas pil (IBP)-
hampir selalu megungkapkan penyebab terjadinya kehamilan yang tidak
diinginkan.
Pengajaran yang tidak baik terhadap wanita (dan kadang-kadang
pasangannya), disertai oleh informasi tertulis, merupakan hal penting agar
pemakaian KOK efektif.
7) Indikasi
a. Kontrasepsi
KOK diindikasikana untuk wanita muda yang membutuhkan proteksi
maksimum dari kehamilan, disertai keuntungan menstruasi dan
reversibilitasnya yang segera, dan ingin menggunakan metode yang tidak
bergantung pada hubungan seksual.
KOK sangat bermanfaat dan memiliki risiko sirkulasi paling rendah
dan efek samping merugikan paling sedikit, bagi wanita muda sehat yang
tidak merokok dan memiliki cukup motivasi untuk menggunakannya secara
benar.
b. Keadaan medis
KOK umumnya digunakan dalam penanganan kondisi ginekologis
berikut, dengan atau tanpa memerlukan fungsi kontrasepsi:
Dismenore
Menoragia
Sindrom pramestruasi (pemberian pil monofasik secara trisiklis
sangat bermanfaat)
10
Endometriosis (sekali lagi, regimen kontinu misalnya pemberian
secara trisiklik biasanya dianjurkan).
Untuk mengendalikan nyeri ovulasi yang parah atau kista
ovarium fungsional.
Polycystic Ovarium Syndrome (PCOS) : untuk mengatasi gejala
utama.
Amenore hipo-estrogen pada wanita muda, kontrasepsi sebagai
suatu bentuk penggantian estrogen yang baik sekali
Jerawat/seborea/hirsutisme (dengan menggunakan produk DSG
atau GSD, atau Dianette untuk mengatasi kasus yang berat).
Sebagai terapi sulih hormon pada wanita muda dengan
menopause prematur.
Sebagai pencegahan, misalnya setelah mengalami kehamilan
etopik. KOK juga bermanfaat apabila terdapat predisposisi kuat
dan / atau riwayat keluarga adanya karsinoma ovarium atau
artritis reumatoid (dengan manfaat preventif tampaknya benar-
benar ada)
Catatan:
a. Apabila terapi digunakan terutama untuk
menghilangkan/menekan gehala siklus yang biasa dialami
wanita, seperti pada nomor 1-5 di atas, maka pil monofasik
lebih disarankan untuk menghindari fluktuasi siklus kadar
hormon.
b. Pada semua kasus, manfaat terapeutik tambahan
memungkinkan untuk pemakaian KOK menkipun risiko yang
ditimbulkan dapat melarang pemakaianya dalam situasi
kontrasepsi biasa. Salah satu contohnya adalah pemakaian
Marvelon atai Dianette untuk mengobati PCOS dengan
jerawat yang parah pada seorang wanita dengan IMT lebih
dari 30 dan berusia di atas 35 tahun.
11
8) Kontraindikasi
Empat kategori WHO yang berkaitan dengan KOK adalah:
WHO 1 adalah suatu kondisi dengan tidak ada pembatasan dalam
pemakaian KOK
WHO 2 adalah apabila keuntungan metode secara umum melebihi
risiko teoritis atau risiko yang sudah terbukti
WHO 3 adalah apabila risiko teoritis atau yang telah terbukti
melebihi keuntungan tetapi metode dapat digunakan dengan hati-
hati sebagai “metode pilhan terakhir”
WHO 4 adalah kondisi yang mewakili risiko kesehatan yang tidak
dapat diterima dan KOK sebaiknya jangan digunakan.
Kontraindikasi Mutlak (WHO 4)
1. Sedang ata pernah mengidap penyakit sirkulasi
2. Penyakit hati
3. Riwayat penyakit serius yang diketahui dipengaruhi oleh steroid seks
atau oleh pemberian KOK sebelumnya
4. Kehamilan
5. Perdarahan saluran genital yang tidak terdiagnosis
6. Neoplasma bergantung-estrogen, misalnya kanker payudara (Wanita
tertentu dalam remisi jangka panjang kadang-kadang dibolehkan
mengkonsumsi KOK, termasuk WHO 3)
7. Apabila ansietas wanita mengenai keamanan KOK tidak dapat diatasi
dengan konseling
12
2. Kanker bergantung-steroid-seks. Harus dimintaka pendapat spesialis.
Riwayat kanker payudarahampir selalu dianggap sebagai
kontraindikasi mutlak. Biopsi payudara yang menunjukkan atipia
epitel pramaligna biasanya dimasukkan ke dalam WHO 4.
3. Amenore atau oligomenore harus diteliti tetapi KOK kemudian dapat
diberikan dan sering memberi manfaat positif (WHO 1)
4. Hiperprolaktinemia sekarang dianggap hanya merupakan
kontraindikasi relatif bagi pasien yang berada dibawah pengawasan
spesialis (WHO 2)
5. Depresi sangat berat (WHO 3)
6. Penyakit sistemik kronik, penyakit chorn termasuk WHO 2
7. Penyakit yang memerlukan terapi obat jangka panjang yang mungkin
berinteraksi dengan KOK (WHO 2)
8. Keadaan yang mengganggu penyerapan KOK.
13
Memperlihatkan kecenderungan ketergantungan pada hormon
seks steroid
3. Kondisi yang ditangani dengan obat-obatan yang mungkin
berinteraksi dengan KOK (WHO 2)
4. Penyakit Sabit, baik penyakit sel sabit maupun KOK secara
independen meningkatkan peningkatan risiko trombosis, yang
mungkin mengalami eksaserbasi selama stasis arteri saat krisis
pembentukan sel sabit.
5. Diabetes Melitus, sudah dipastikan bahwa KOK dapat menurunkan
toleransi terhadap glukosa dan menyebabkan peningkatan kadar
insulin pada wanita sehat bukan pengidap diabetes. Namun, KOK
tiak menyebabkan peningkatan risiko timblnya diabetes klinis.
14
Manfaat lain yang mungkin ada seperti perlindungan terharap
arthritis reumatoid, penyakit tiroid, ulkus duodenum, vaginitis
trikomonas, dan sindrom syok toksis.
b. Kekurangan
Masalah keamanaa terutama berkaitan dengan kandungan EE, karena
estrogen poten dengan waktu paruh yang lama ini jelas bersifat
protrombotik. Lebih dari 95% wanita yang mengkonsumsi pil sekarnag
menggunakan produk yang hanya mengandung 20-25 𝜇𝑔 estrogen dan
dalam waktu yang tidak terlalu lama akan diproduksi pil dengan dosis
15 𝜇𝑔. Dengan meningkatnya pengkajian dan pemantauan, maka hal ini
sebaiknya akan semakin menurunkan angka efeksamping serius yang
memang sudah rendah.
15
1. Memiliki efek kontrasepsi yang efektif
2. Menghasilkan pengendalian siklus yang baik
3. Juga disertai efek samping yang paling sedikit bagi wanita
16
sesuai. Pemakai KOK harus diberitahu terlebih dahulu mengenai tindakan yang
harus dilakukan apabila muncul gejal-gejala berikut:
o Pembengkakan yang nyeri di betis (trombosis)
o Nyeri pleuritik di dada (tromboembolisme vena). Hal ini sering salah
didiagnosa
o Sesak napas atau batuk dengan sputum bebercak darah
(tromboembolisme vena)
o Nyeri abdomen (trombosis, porfiria, batu empedu, adenoma hati)
o Kolaps atau serangan pingsan berat, atau epilepsi fokal (stroke)
o Nyeri kepala yang tidak lazim; gangguan bicara atau lapang pandang,
rasa baal atau lemas di tngkai (transient ischemic attack) segera rujuk
ke neurologi apabila dicurigai atau migrain dan aura fokal.
SISTEM KARDIOVASKULAR
Sekitar 1% pemakaii KOK memperlihatkan hipertensi klinis
setelah menggunakan formulasi modern. Insidensi penyakit ini meningkat
seiring dengan usia dan lama pemakaian. Faktor predisposisi timbulnya
hipertensi yang dipicu oleh KOK adalah riwayat keluarga yang kuat dan
obesitas. Hipertensi yang dipicu oleh kehamilan bukan merupakan
predisposisi timbulnya hipertensi selama pemakaian KOK walaupun
berkaitan dengan risiko IM di masa medatang.
Penatalaksanaannya adalah dengan pemeriksaan berulang TD yang
memperlihatkan sistolik di atas 160 mmHg atau diastolik di atas 100
17
mmHg (atau di Inggris, >95 mmHg) merupakan alasan untuk
menghentikan KOK.
SISTEM PERNAPASAN
Pemakai KOK memiliki kemungkinan dua kali lebih besar untuk
mengalami pleuritis daripada bukan pemakai. Apabila terjadi nyeri dada
pleuritis atau dispnea pada pemakai KOK, maka emboli paru harus
dikeluarkan.
18
produk monofasik, serta pengurangan jumlah IBP. Walaupun jarang,
frekuensi kejang dapat malah meingkat pada pemberian KOK. Terapi anti-
epilepsi dengan obat penginduksi enzim adalah salah satu dari sedikit
indikasi pemberian KOK berdosis relatif tinggi.
Retensi air dapat menyebabkan edema kornea ringan, dan
menimbulkan rasa tidak nyaman atau kerusakan kornea pada mereka yang
mengguakan lensa kontak. Dengan lensa lunak modrn dan KOK dosis
rendah, masalah ini sekarang jarnag dijumpai. Penatalaksanaannya apabila
terjadi gangguan penglihatan akut, maka KOK harus segera dihentikan
saat menunggu pemeriksaan lebih lanjut.
SISTEM PENCERNAAN
- Mual dan muntah
- Penambahan berat badan
- Ikterus
- Batu empedu
- Tumor hati
- Penyakit Crohn
SISTEM PERKEMIHAN
Beberapa studi memperlihatkan bahwa infeksi saluran kemih lebih
sering terjadi pada pemakaian KOK daripada kelompok kontrol.
Walaupun wanita yang menggunakan KOK mungkin lebih sering
melakukan hubungan intim, yang mempredisposisi cystitis “bulan madu”,
namun bukti adanya peningkatan insidensi bakteriuria asimtomatik pada
pemakaian KOK memang menunjukkan adanya hubugnan sebab-akibat.
SISTEM GENITAL
- Perdarahan di luar siklus/bercak darah (spotting)
- Tidak adanya withdrawal bleeding
- Rabas vagina
- Fibroid
19
- Karsinoma serviks
- Koriokarsinoma
PAYUDARA
Dari meta-analisis yang luas, pemakai KOK dapat diyakinkan bahwa:
o Pemakaian KOK oleh wanita muda tidak banyak meningkatkan
risiko kanker payudara karena insidensi penyakit ini pada wanita
muda sangat rendah
o Kanker yang didiagnosis pada wanita yang sedang atau pernah
menggunakan KOK secara klinis lebih ringan dibandingkan dengan
yang belum pernah menggunakan KOK, dan lebih kecil
kemungkinannya menyebar ke luar payudara.
SISTEM MUSKULOSKELETAL
- Carpal Tunnel Syndrome
- Nyeri dan kram tungkai
SISTEM KUTANEUS
Kloasma/melasma. “Topeng kehamilan” dapat timbul pada wanita
yang memakai KOK, setelah pajanan sinar matahari yang berlebihan ,
tanpa bergatung pada apakah kelaianan ini pernah terjadi pada kehamilan
sebelumnya. Tampak estrogen dan progesteron ikut berperan
menimbulkan pigmentasi ini. Setelah KOK dihentikan, pigmentasi ini
mungkin menghilang secara perlahan. Penatalaksanaan kloasma, jika
kloasma ringan dapat ditutupi dengan kosmetik yang dioleskan secara
cermat. Apabila kloasma tersebut menyebabkan distres, maka dapat dicoba
KOK yang lain tetapi biasanya perubahan ini tidak memberi manfaat. PP
mungkin bermanfaat bagi sebagian wanita walaupun banyak yang
akhirnya mengehntikan semua kontrasepsi hormon. Bahkan kemudian
pigmentasi ini tetap lambat menghilangnya. Krim dan losion
depigemantasi sebagiknya dihindari.
20
INFEKSI DAN INFLAMASI
Beberapa studi menunjukkan bahwa pemakai KOK lebih besar
kemungkinannya terjangkit infeksi, misalnya cacar air, flu lambung“,
infeksi saluran napas dan kemih, dan juga peradangan misalnya
tenosinovitis dan suatu bentuk poliartritis. Efek pada penyakit Crohn dan
efek yang tampaknya menguntungkan memodifikasi mekanisme imun.
21
Metode progesteron semua diperkenalkan untuk menghindari efek
samping estrogen dan untuk menurunkan pajanan total ke steroid.metode
progesteron sudah sejak lama menjadi kontrasepsi yang menjanjikan tetapi baru
mencapai potensi penuh dalam 15 tahun terakhir.
Dalam masyarakat yang terbiasa minum pil, pil ini memiliki keunggulan
karena familiaritas serta fleksibilitas untuk berhenti atau mulai kapan saja sesuai
keinginan wanita yang akan menggunakannya. Fleksibilitas yang tinggi ini juga
merupakan kekurangan utamanya, karena dosis PP yang rendah sama artinya
dengan kecilnya batasan keamanan untuk penundaan minum pil. Pada sebagian
wanita, efek pada mukus serviks sudah hilang dalam 24 jam.
1) Mekanisme Kerja
Progesteron memiliki banyak efek pada sistem reproduksi manusia.
Seberapa penting setiap efek mungkin bergantung pada dosis dan tipe
progesteron. Efek yang dianggap lebih penting adalah:
a) Efek lokal pada ovarium
Penekanan pertumbuhan folikel
Inhibisi ovulasi
Penekanan aktivitas luteal
b) Modifikasi mukus serviks yang menghambat penetrasi sperma
c) Modifikasi endometrium yang mencegah implantasi
d) Efek pada hipotalamus dan hipofisis untuk menghambat pelepasan
siklis FSH dan LH sehingga ikut menekan perkembangan folikel
dan ovulasi
e) Efek pada fungsi tuba falopii dan pembuahan mungkin relatif
kurang penting
2) Pemberian
Regimen PP harus dijelaskan dengan teliti. Lembar petunjuk pasien
tidak selalu jelas, dan tidak dapat menggantikan instruksi langsung orang-
ke-orang yang cermat. Harus ditekankan pentingnya perhatian yang cermat
terhadap waktu minum pil setiap hari. Pil dikemas dalam paket
22
bergelembung dengan nama hari dan arah tanda panah yang tercantum jelas.
Jumlah pil per paket mungkin bervariasi.
Permulaan. Kapan pil pertama diminum tergantung pada keadaan
yaitu:
a) Pil pertama sebaiknya diminum:
Saat pertama kali mulai: pada hari pertama menstruasi
berikutnya
Saat mengganti dari pil kombinasi: pada hari setelah pil aktif
terakhir di dalam paket KOK
Setelah hamil: umumnya 3 sampai 4 minggu setelah
persalinan. Sebaiknya laktasi sudah berjalan lancar karena
sebagian wanita mungkin merasa mengalami perubahan
jumlah ASI pada minggu-minggu pertama. PP kadang
menyebabkan perdarahan pascapartum apabila diberikan
sebelum 3 minggu. Wanita tidak perlu menunggu sampai
menstruasi datang.
b) Pil-pil selanjutnya diminum setiap hari tanpa putus.
23
3) Preparat yang tersedia
Merek Obat Progesteron Dosis Jumlah pil
Femulen Etinodiol diasetat 500 𝜇𝑔 28
Noriday Noretisteron 350 𝜇𝑔 28
Micronor Noretisteron 350 𝜇𝑔 28
Neogest Levonorgestrel 37,5 𝜇𝑔 35
Microval Levonorgestrel 30 𝜇𝑔 35
Norgeston Levonorgestrel 30 𝜇𝑔 35
4) Efektivitas
Efektivitas maksimum bergantung pada kecermatan minum pil dan
motivasi masing-masing wanita. Efektivitas jelas berkaitan dengan usia
dengan angka kegagalan sekitar 3 per 100 tahun- wanita pada populasi
berusia 25-29 tahun dengan motivasi, tetapi hanya 0,3 per 100 tahun-wanita
pada wanita berusia 40 tahun atau lebih. Angka kegagalan meningkat
apabila minum pil tidak sesuai aturan, dan pada beberapa penelitian dapat
sebesar 10 per 100 tahun-wanita. Efektivitas sangat tinggi pada wanita
menyusui.
5) Indikasi
Pemakaian saat laktasi merupakan indikasi paling populer utuk PP
di sebagian besar negara.
Apabila diinginkan preparat oral tetapi estrogen
dikontraindikasikan,
Sebagai alternatif dari KOK sebelum bedah mayor elektif
Bagi wanita dengan penyakit tertentu misalnya diabetes melitus,
migren, atau hipertensi ringan dan kurang menyukai KOK
6) Kontraindikasi
Wanita yang tidak dapat diandalkan atau kurang motivasi dalam
minum pil.
Obat-obatan yang dapat berinteraksi
24
Riwayat kisa ovarium fungsional berulanag
PP sebaiknya dihindari pemakaiannya pada remaja yang gaya
hdupnya kurang mendukung karena dibutuhkan kepatuhan yang
ketat.
PP sebaiknya dihindari pada obesitas berat karena efektivitasnya
berkurang.
25
8) Efek Samping
Ketidakteraturan menstruasi yang biasanya mencakup siklus yang
singkat atau lama yang tidak dapat diduga disertai perdarahan
dan/bercak darah dengan durasi bervariasi; kadang-kadang terjadi
amenore. Gangguan menstruasi pada PP cenderung lebih ringan dari
pada sebagian besar metode progesteron kerja lama lainnya.
Kista folikel atau folikel ovarium menetap
Walaupun jarang, dapat memperparah penyakit yang sebelumnya
ada misalnya hipertensi berat, kolestasis obstetrik, sirosis, atau mola
hidatidosa.
1. Metode
a) Pil KB Kombinasi
Metode Yuzpe
Metode ini menggunakan pil KB yang mengandung 50 mg EE dan 0,5
mg Norgestrel atau 0,25 mg Levonorgestrel
Kontrasepsi darurat harus diberikan dalam dalam 3x24 jam
pertama pascasenggama. Berikan 2 pil kontrasepsi (100 mg EE
dan 1 mg Norgestrel) (0,5 mg Levonorgestrel) sebagai dosis
awal. Dosis ulangan (2 pil) harus diberikan 12 jam setelah dosis
awal diberikan.
Bila hanya tersedia pil KB yang mengandung 30 mg EE dan
0,3 mg Norgestrel (0,15 Levonorgestrel), maka dapat diberikan
26
dengan dosis: Berikan 4 pil (120 mg EE dan 0,12 mg
Norgestrel) (0,6 mg Levonorgestrel) sebagai dosis awal,
kemudian berikan dosis ulangan (4 pil) 12 jam setelah dosis
awal diberikan.
b) Mini Pill/ Levonorgestrel (Postinor)
Bila tersedia pil yang mengandung 0,75 mg Levonorgestrel. Maka
pemakaiannya sebagai kondar adalah: dalam 3x24 jam pascasenggama
tak aman, berikan 1 pil (0,75 mg Levonorgestrel) sebagai dosis awal,
kemudian beri dosis ulangan (1 pil), 12 jam setelah dosis awal
diberikan. Kemanjuran tablet ini (2 dosis 0,75 mg yang diberikan
dengan jarak 12 jam) telah diujikan dengan membandingkannya
dengan sediaan Yuzpe, memakai desain penelitian teracak prspektif.
Sediaan Levonorgestrel ditemukan sama efektifnya seperti Yuzpe,
akan tetapi memiliki efek samping seperti mual muntah dan kelelahan
yang secara signifikan lebih rendah.
2. Mekanisme Kerja
Cara kerja pasti dari regimen hormon tidak diketahui. Terdapat banak
bukti bahwa regimen Yuzpe menghambat atau menunda ovulasi. Setelah
pemberian regimen Yuzpe, digambarkan terjadi perubahan biokimiawi dan
histologis di endometrium tetapi temuan ini tidak konsisten dan banyak pakar
sependapat bahwa perubahan-perubahan tersebut kurang memadai untuk
menghambat implantasi. Pengamatan pada studi awal bahwa estrogen dosis
tinggi menimbulkan peningkatan risiko kehamilan ektopik mengakibatkan
timbulnya pemikiran mugkin terjadi gangguan motilitas tuba, tetapi hal ini
tidak ditunjang oleh bukti eksperimental.
Data mengenai cara kerja LNG bahkan lebih sedikit, walaupun saat
ini sedang dilakukan studi. LNG mungkin menghambat ovulasi dan mungkin
memiliki lebih dari satu efek pada daya penerimaan endometrium
dibandingkan dengan regimen Yuzpe. LNG juga mungkin mengubah
karakteristik mukus serviks, mengganggu transportasi sperma, dan mencegah
27
pembuahan sel telur yang mengalami ovulasi dalam beberapa hari setelah
penatalaksanaan.
4. Efektivitas
Untuk menital efektivitas kondar medasarkan perkiraan angka
kehamilan yang diharapkan pada data yang dikumpulkan dari wanita yang
secara aktif mencoba untuk hamil dan yang membuat catatan mengenai
menstruasi dan hubungan intim mereka.
Dengan demikian, angka efektivitas hanyalah perkiraan karena belum
pernah ada uji kontrol plasebo. Berdasarkan penjelasan tersebut, diperkirakan
bahwa regimen Yuzpe akan mencegah sekitar 75% kehamilan, LNG sekitar
85%.
28
5. Manfaat
Mencegah kehamilan yang tidak diinginkan
Mendukung hak perempuan untuk mengatur reproduksinya sendiri
Mendukung kesehatan reproduksi perempuan : Memberi waktu
pemulihan yang sempurna bagi organ reproduksi, frekuensi
kehamilan dapat diatur sesuai kondisii kesehatan fisik dan
Psikososial, Risiko aborsi dapat di hindarkan
Bukan sebagai pil penggugur kandungan
Cara kerja Kondar adalah “fisiologis”, sehingga tidak mempengarugh
kesuburan dan siklus haid yang akan datang
Efek samping ringan dan berlangsung singkat
Tidak ada pengaruh buruk dikemudian hari pada organ system
reproduksi dan organ tubuh lainnya.
6. Indikasi
Indikasi kondar adalah untuk mencegah kehamilan yang tidak
dikendaki karena:
Kesalahan dalam pemakaian kontrasepsi
Kondom bocor, lepas atau salah menggunakannya
Diagragma pecah, robek atau diangkat terlalu cepat
Kegagalan senggama terputus (mis. Ejakulasi di vagina atau pada
genitalia eksterna)
Salah hitung masa subur
AKDR ekspulsi
Lupa minum pil KB lebih dari 2 tablet
Terlambat lebih dari 1 minggu untuk suntik KB yang setiap bulan
Terlambat lebih dari 2 minggu untuk suntik KB yang 3 bulan
Perkosaan
Tidak menggunakan kontrasepsi
7. Kontraindikasi
Kehamilan
29
Pajanan berulang
Kontraindikasi untuk terapi estrogen (hanya regimen Yuzpe)
Riwayat kehamilan ektopik tidak dianggap sebagai kontraindikasi
untuk kondar hormon.
Penyakit radang panggul
8. Efek Samping
Mual muntah. Efek ini terjadi pada keduametode hormon, tetapi jauh
lebih sering pada regimen Yuzpe. Apabila tersedia, LNG mungkin
merupakan pengobatan pilihan pertama karena risiko mual dan muntah
jauh lebih rendah.
Nyeri payudara
Gangguan menstruasi. Wanita sering mengeluh bahwa menstruasi
berikutnya menjadi lebih banyak dan kadang-kadang lebih nyeri
daripada normal. Menstruasi juga mungkin datang lebih awal atau
terlambat tetapi wanita yang menggunakan kondar sebaiknya
diberitahu bahwa menstruasi kemungkinan besar datang pada waktu
yang diperkirakan.
Pusing, rasa lelah, dan nyeri kepala
30
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pil KB adalah alat kontrasepsi pencegah kehamilan atau pencegah
konsepsi yang digunakan dengan cara per-oral/kontrasepsi oral. Pil KB
merupakan salah satu jenis kontrasepsi yang banyak digunakan. Pil KB disukai
karena relatif mudah didapat dan digunakan, serta harganya murah. . Pil oral akan
menekan hormon ovarium selama siklus haid yang normal, sehingga juga
menekan releasing-factors di otak dan akhirnya mencegah ovulasi. Pemberian pil
oral bukan hanya untuk mecegah ovulasi, tetapi menimbulkan gejala-gejala
pseudo pregnancy (kehamilan palsu) seperti mual, muntah, payudara membesar,
dan terasa nyeri.
Ada empat jenis pil KB oral yaitu pil kontrasepsi oral kombinasi (KOK),
pil sekuestrasi, mini pil, dan morning after pill atau kontrasepsi darurat. Keempat
jenis pil KB tersebut memiliki cara kerja, dosis, cara pemakaian, indikasi,
kontraidikasi, efektivitas, dan efek samping yang berbeda-beda.
31
DAFTAR PUSTAKA
32