Teknik budidaya apel sebagai berikut (Susila, 2006) : a. Persiapan Lahan Pencangkulan tanah dilakukan hingga kedalaman 40 cm atau lebih, kemudian dibiarkan terkena sinar matahari langsung. Pupuk kandang ditambahkan sebanyak 1,5 kg/m2. Membuat bedengan dengan tinggi sekitar 15 cm, lebar 100 cm, panjang 10 cm, dan jarak antar bedengan sekitar 40 cm. Pada bedengan dibuat parit dengan lebar 15 cm dan kedalaman 25 cm, serta jarak 40 cm. b. Penanaman Membuat garis memanjang pada barisan yang telah diberi pupuk kandang. Menaburkan biji yang telah dicampur pupuk kandang pada alur tersebut. Menutup kembali biji pada alur dengan pukan setebal 1 cm, dan tutup dengan jerami atau daun pisang. Pupuk pertama pada saat tanam diaplikasikan dengan cara ditabur pada alur. c. Pemeliharaan Penyiraman dikakukan secara terus – menerus hingga biji berkecambah. Penjarangan dilakukan untuk tanaman yang tumbuh rapat, sehingga diperkirakan jarak tanamnya 5 cm. Melakukan penyiangan gulma agar tidak terjadi kompetisi. Pembumbunan pangkal ubi yang muncul ke permukaan tanah. Pupuk kedia diaplikasikan pada saat tanaman berumur 1 – 1,5 bulan. Pupuk terdiri dari urea 50 kg/ha dan KCl 20 kg/ha. d. Pengendalian Hama dan Penyakit Pengendalian hama dan penyakit dilakukan bila diperlukan, yaitu bila terjadi gejala adanya serangan hama atau penyakit. Untuk tindakan preventif, pestisida disemprotkan setiap minggu setelah tanam dengan dosis sesuai anjuran. e. Panen Panen pada umumnya dilakukan sekitar umur 3 – 4 bulan, tergantuk varietas wortel yang dibudidayakan. Saat panen yang tepat adalah umbi tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda. Pemanenan dilakukan secara hati – hati. Sebaiknya tanah digemburkan terlebih dahulu, kemudian umbi dicabut atau dapat juga dengan bantuan garpu.
Susila, Anas D. 2006. Panduan Budidaya Tanaman Sayuran. Bogor : Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian IPB.