You are on page 1of 8

1.

Aplikasi Akuntansi Transaksi Istishna


2. Perlakuan akuntansi istishna dengan cara pembayaran di muka
Guna memulihkan kondisi masyarakat Yogyakarta dan Jawa Tengah pasca musibah gempa bumi yang
mengguncang tahun 2006, salah satu LSM lokal yang berbentuk lembaga zakat bernama Dompet
Dhuafa Republika berencana membangun beberapa rumah bagi warga korban gempa di wilayah
Kabupaten Bantul dengan memilih salah satu lembaga keuangan syariah di Yogyakarta yaitu BPRS Rizki
Ilahi untuk mengkoordinir pembangunan rumah-rumah tersebut. Rencananya akan dibangun sejumlah
500 rumah dengan Tipe 21 dengan harga yang disepakati Rp 20.000.000,- per unit. Inilah perlakuan
akuntansinya sesuai dengan alur transaksi istishna paralel oleh BPRS Rizki Ilahi:
 10 Januari 2008: BPRS Rizki Ilahi menerima dana dari DD Republika sebesar Rp 10.000.000.000,- sebagai
pembayaran keseluruhan pesanan 500 unit rumah

Kas/Bank Indonesia Rp 10.000.000.000,-

Hutang istishna Rp 10.000.000.000,-


 10 Februari 2008: BPRS Rizki Ilahi menyerahkan dana kepada CV. Griya Estetika sebesar Rp 9.500.000.000,-
sebagai pemesanan 500 unit rumah
Aktiva istishna dalam penyelesaian Rp 9.500.000.000,-

Kas/Bank Indonesia Rp 9.500.000.000,-

 1 November 2008: BPRS Rizki Ilahi menerima 300 unit rumah yang dipesan dari CV. Griya Estetika sehingga
nilai persediaan yang diterima adalah Rp 5.700.000.000,- (300 x Rp 19.000.000,- per unit)
Persediaan istishna Rp 5.700.000.000,-
Aktiva istishna dalam penyelesaian Rp 5.700.000.000,-
 11 November 2008: BPRS Rizki Ilahi menyerahkan 300 unit rumah kepada DD Republika sehingga nilai jual
yang diserahkan adalah Rp 6.000.000.000,- (300 x Rp 20.000.000,- per unit)
Hutang istishna Rp 6.000.000.000,-

Persediaan Rp 5.700.000.000,-

Pendapatan bersih istishna Rp 300.000.000,-


 1 Desember 2008: BPRS Rizki Ilahi menerima 200 unit rumah yang dipesan dari CV. Griya Estetika sehingga
nilai persediaan yang diterima adalah Rp 3.800.000.000,- (200 x Rp 19.000.000,- per unit)
Persediaan istishna Rp 3.800.000.000,-
Aktiva istishna dalam penyelesaian Rp 3.800.000.000,-
 21 Desember 2008: BPRS Rizki Ilahi menyerahkan 200 unit rumah kepada DD Republika sehingga nilai jual
yang diserahkan adalah Rp 4.000.000.000,- (200 x Rp 20.000.000,-)
Hutang istishna Rp 4.000.000.000,-
Persediaan Rp 3.800.000.000,-

Pendapatan bersih istishna Rp 200.000.000,-


 Bila DD Republika menolak menerima rumah-rumah yang dipesan karena tidak sesuai spesifikasi yang
disepakati, maka rumah sebagai barang pesanan diukur dengan nilai yang lebih rendah antara nilai wajar dari
harga pokok istishna. Selisih yang terjadi diakui sebagai kerugian pada periode berjalan. Misalnya penurunan
nilai (nilai perolehan < nilai wajar) disebabkan kesalahan spesifikasi sebesar Rp 500.000.000,-
Kerugian aktiva istishna Rp 500.000.000,-
Aktiva istishna dalam penyelesaian Rp 500.000.000,-
 Jika aktiva istishna yang dipesan BPRS Rizki Ilahi kepada sub-kontraktor CV. Griya Estetika tidak sesuai
dengan spesifikasi yang ditentukan (BPRS telah menerima aktiva) oleh pemesan akhir dan BPRS harus
mengeluarkan biaya tambahan untuk memenuhi spesifikasi
1. Saat pengeluaran biaya pemenuhan spesifikasi (misal Rp 100.000.000,-)
Aktiva istishna dalam penyelesaian Rp 100.000.000,-

Kas Rp 100.000.000,-

1. Saat penyelesaian proses pemenuhan spesifikasi


Persediaan istishna Rp 100.000.000,-
Aktiva istishna dalam penyelesaian Rp 100.000.000,-
Akuntansi Istishna
Contoh kasus: untuk membangun sebuah bagunan
Transaksi istishna pertama: antara nasabah dengan bank
Harga bangunan: Rp. 150.000.000
Termin pembayaran: 5 termin sebesar @ 30.000.000

Transaksi istishna kedua: antara bank dengan pemasok (kontraktor)


Harga bangunan: Rp. 130.000.000
Termin pembayaran: 3 termin sebesar: 20%= 26.000.000 dan 30%= 39.000.000
dan 50%= 65.000.000

1. Untuk keperluan survey bank telah mengeluarkan sejumlah dana, hal yang
demikian di kemudian hari akan diakui sebagai biaya overhead sebagai penambah
jumlah harga perolehan barang istishna
Beban pra akad yang ditangguhkan Rp. 2 jt
Kas Rp.2 jt

2. Saat penandatangan akad sebagai bentuk jadinya akad diteruskan


Biaya istishna Rp. 2 jt
Beban praakad yang ditangguhka Rp. 2 jt

3. Saat menerima barang dari pemasok, karena pemasok telah menyelesaikan


20% pembangunan, dan diakui dengan hutang
Asset istisna dalam penyelesaian Rp. 26 juta
Utang Rp. 26 juta

Pembayaran barang kepada pemasok


Utang istishna Rp. 26 juta
Kas Rp. 26 juta

Pengakuan pendapatan istishna


Asset istishna dalam penyelesaian Rp. 4 juta
Harga pokok istishna Rp. 26 juta
Pendapatan margin istishna Rp. 30 juta

4. Saat menerima barang dari pemasok, karena pemasok telah menyelesaikan


30% pembangunan, dan diakui dengan hutang
Asset istisna dalam penyelesaian Rp. 39 juta
Utang istishna Rp. 39 juta

Pembayaran barang kepada pemasok


Utang istishna Rp. 39 juta
Kas Rp. 39 juta

Pengakuan pendapatan istishna


Asset istishna dalam penyelesaian Rp. 6 juta
Harga pokok istishna Rp. 39 juta
Pendapatan margin istishna Rp. 45 juta

5. Saat menerima barang dari pemasok, karena pemasok telah menyelesaikan


50% pembangunan, dan diakui dengan hutang
Asset istisna dalam penyelesaian Rp. 65 juta
Utang istishna Rp. 65 juta

Pembayaran barang kepada pemasok


Utang istishna Rp. 65 juta
Kas Rp. 65 juta

Pengakuan pendapatan istishna


Asset istishna dalam penyelesaian Rp. 10 juta
Harga pokok istishna Rp. 65 juta
Pendapatan margin istishna Rp. 75 juta

6. penagihan piutang istishna dan menerima pembayaran piutang istishna dari


pembeli (nasabah) selama 5 kali termin, maka sebenarnya jurnal ini dibut sebanyak
5 kali sesuai tanggal terminnya, namun disini dilakukan penyingkatan menjadi
Satu

Penjual
Piutang istishna Rp. 30.000.000
Termin istishna Rp. 30.000.000

Termin istishna Rp. 30 juta


Asset istishna dalam penyelesaian Rp. 30 juta

Pembeli
Asset Rp. 30.000.000
Utang istishna Rp. 30.000.000

Penjual

Menerima pembayaran termin istishna dari pembeli (5 kali jurnal sesuai termin)
Kas Rp. 30 juta
Piutang istishna Rp. 30 juta

Pembeli
Utang Istishna 30jt
Kas 30jt

Istishna Dengan Pembayaran Tangguh


Apabila pembeli (nasabah) meminta agar pembayarannya dilakukan secara
tangguh (nyicil) selama 3 tahun, maka bank mengenakan kesepakatan dengan
pembayaran selama 3 tahun tersebut sebesar 190.000.000, dan bukan lagi
150.000.000 sebagaimana kasus sebelumnya. Maka jurnalnya adalah sebagai
berikut:
1. Saat pengakuan pengeluaran untuk memperoleh istishna
Asset istishna dalam penyelesaian Rp. 130 juta
Kas Rp. 130 juta
2. Jurnal saat pengakuan pendapatan
Asset istisna dalam penyelesaian Rp. 20 juta
Harga pokok istishna Rp. 130 juta
Pendapatan istishna Rp. 150 juta
3. Jurnal saat penagihan dan penyerahan asset istishna kepada pembeli
Piutang istishna Rp. 150 juta
Termin Istishna Rp. 150 juta
Pembeli
Asset 150 jt
Utang istisnha 150 jt

Piutang istishna Rp. 40 juta


Pendapatan istishna yang ditangguhkan Rp. 40 juta
pembeli
beban istishna ngguh 40jt
utang istishna 40 jt

Termin istishna Rp. 150 juta


Asset istishna dalam penyelesaian Rp. 150 juta
4. Pembayaran bulanan
190.00.0 3 tahun = 5.277.778 /bulan
190.01.0 Pendapatan /bulan = 40.000.000 : 3 tahun = 1.111.111
5. Jurnal saat pembayaran oleh pembeli
Kas Rp. 5.277.778
Piutang istishna Rp. 5.277.778
Pembeli
Utang istishna 5.277.778
Kas 5.277.778

penjual
Pendapatan istishna yang ditangguhkan Rp. 1.111.111
Pendapatan istisna Rp. 1.111.111

Pembeli
Beban ishtishna 1.111.111
Beban ishtisna tangguh 1.111.111

6. Pemberian potongan saat pembeli melunasi lebih awal, saat sisa piutang berjumlah
Rp. 63.333.333, yaitu dengan potongan sebesar 10.000.000
cara I :
kas Rp. 53.333.333
potongan istishna Rp. 10 juta
piutang istishna Rp. 63.333.333
cara II:
kas Rp. 63.333.333
piutang Istishna Rp. 63.333.333
pendapatan istishna tangguh Rp. 13 juta
kas Rp. 10 juta
pendapatan istishna Rp. 3.333.333

Contoh Akuntansi Transaksi Istishna:


PT Amanah membutuhkan rumah tipe 120/216 dengan spesifikasi khusus untuk kantor. Harga rumah Rp.200
juta, dana yang dibayarkan PT Amanah untuk uang muka Rp.50 juta. Perusahaan mengajukan pembiayaan
kepada bank syariah. Setelah akad ditandatangani antara PT Amanah dan Bank Syariah dengan nilai akad Rp.
200 juta, bank syariah memesan kepada pengembang, dan pengembang akan menyelesaikan pemesanannya
selama 9 bulan. Bank membayar biaya pra akad sebesar Rp.1 juta, dan akad ditandatangani antara bank dan PT
Amanah pada 1 juli 2011. PT Amanah menyerahkan uang muka sbs Rp.50 juta. Di samping itu bank juga
menandatangani akad pembelian/pesanan kepada pengembang pada 1 juli 2011, dengan harga beli Rp.170 juta.
Berikut ini data dan tagihan yang dilakukan oleh pengembang sampai dengan selesai per 1 Maret 2012:

2 Juli 2011:Bank menerima uang muka dari pembeli


1 Agt 2011:pengembang menagih untuk pembangunan aktiva istishna Rp.30 juta
1 Nov 2011:Pengembang menagih untuk pembangunan aktiva istishna Rp.50 juta
1 Feb 2011:Pengembang menagih untuk pembangunan aktiva istishna Rp.90 juta
1 Mar 2011:Pengembang menyerahkan aktiva istishna yg telah selesai kpd Bank Syariah
1 Mar 2011:Pengembang menyerahkan aktiva istishna yg telah selesai kpd
PT Amanah. PT Amanah mengangsur pembayaran rumah selama 2 tahun. Bank Syariah mengenakan
keuntungan istishna 10% dari pembiayaan.
Perhitungan:
Pemesan akan melunasi rumah pesanannya pada saat rumah selesai dibangun dan diserahkan bank syariah
kepada PT Amanah, dengan harrga kontrak 200 juta. Harga pokok rumah=Rp.170 juta. Jadi laba bank
syariah=Rp200 juta – Rp.171 juta=Rp.29 juta. Harga jual bila diangsur 2 tahun= Rp.200 juta + 10% (Rp.200
juta)=Rp.220 juta. Angsuran/bulan= Rp.220 juta/24=Rp.9.166.667;- sedang margin/bulan = Rp. 20
juta/24=Rp.833.333;-
Jurnal yang dibuat oleh bank syariah:
1. Pada saat bank syariah menerima uang muka dari PT Amanah:1 Juli 2011
Dr. Kas Rp.50.000.000
Cr. Uang Muka Istishna Rp.50.000.000
2. Pada saat bank syariah mencatat biaya pra akad Rp.1.000.000
Dr. Beban pra-akad yg tangguhan Rp.1.000.000
Cr. Kas Rp.1.000.000
3. Pada saat ada kepastian akad istishna dengan nasabah PT Amanah
Dr. Aset istishna dalam penyelesaian Rp.1.000.000
Cr. Beban pra akad tangguhan Rp.1.000.000
4. Pada saat bank menerima tagihan dari pengembang dan membayarnya tanggal 1 Agt 2011 sbs Rp.30 juta
Dr. Aset Istishna dalam penyelesaian Rp.30.000.000
Cr. Hutang Istishna Rp.30.000.000
5. Pada saat bank syariah membayar hutang istishna
Dr. Hutang Istishna Rp.30.000.000
Cr. Kas Rp.30.000.000
6. Tanggal 1 Nov 2011 sbs Rp.50 juta
Dr. Aset Istishna dalam penyelesaian Rp.50.000.000
Cr. Hutang Istishna Rp.50.000.000
7. Pada saat bank syariah membayar hutang istishna
Dr. Hutang Istishna Rp.50.000.000
Cr.Kas Rp.50.000.000
8. Tanggal 1 Feb 2012 sbs Rp.90 juta
Dr. Aset Istishna dalam penyelesaian Rp.90.000.000
Cr. Hutang Istishna Rp.90.000.000
9. Pada saat bank syariah membayar hutang istishna
Dr. Hutang Istishna Rp.90.000.000
Cr.Kas Rp.90.000.000
10. Pada saat bank menerima barang pesanan dari pengembang yang sudah selesai 100%, bank akan membuat
jurnal sbb:
Dr. Aset Istishna Rp.171.000.000
Cr. Aset Istishna dalam penyelesaian Rp171.000.000
11. Pada saat bank menyerahkan rumah kpd nasabah PT Amanah
Dr. Piutang Istishna Rp.220.000.000
Cr. Persediaan barang istishna Rp171.000.000
Cr. Pendapatan margin istishna Rp 29.000.000
Cr. Margin istishna tangguhan Rp 20.000.000
Dr. Uang muka istishna Rp.50.000.000
Cr. Piutang Istishna Rp 50.000.000
12. Pada saat bank syariah menerima angsuran per bulan PT Amanah
Dr. Ka/Rek PT Amanah Rp.9.166.667
Cr. Piutang Istishna Rp 9.166.667
13. Mengakui pendapatan margin istishna
Dr. Margin istishna tangguhan Rp. 833.333
Cr. Pendapatan Margin Istishna Rp 833.333

You might also like