You are on page 1of 2

ANAK-ANAK ADALAH MILIK PUSAKA ALLAH

Mazmur 127:3-5

Bapak/ Ibu yang kekasih dalam Tuhan


Kehadiran seorang anak dalam rumah tangga merupakan anugerah Tuhan yang
ditambahkan dalam setiap keluarga. Meskipun hal itu bukanlah tujuan dari sebuah pernikahan
Kristen. Karenanya saat keluarga menerima berkat Tuhan melalui kehadiran seorang anak
dalam keluarga mereka, itu berarti ada tanggung jawab baru yang diberikan Allah kepada
kedua orang tuanya. Tanggung jawab itu tidak lain adalah membawa anak untuk mengerti
rencana dan kehendak Tuhan dalam hidupnya.
Saudara, Penyair kelahiran Lebanon yang bernama Kahlil Gibran pernah menuliskan
sebuah syair yang isinya kurang lebih sebagai berikut: “Anakmu bukan anakmu! Anak adalah
kehidupan, mereka sekedar lahir melaluimu tetapi bukan berasal darimu. Walaupun
bersamamu tetapi bukan milikmu, curahkan kasih sayang tetapi bukan memaksakan
pikiranmu, karena mereka dikaruniai pikirannya sendiri. (…) Bisa saja mereka mirip dirimu,
tetapi jangan pernah menuntut mereka jadi sepertimu. Sebab kehidupan itu menuju ke depan,
dan tidak tenggelam di masa lampau. Kaulah busur, dan anak-anakmulah anak panah yang
meluncur. Sang Pemanah Mahatahu sasaran bidikan keabadian. Ia menentangmu dengan
kekuasaanNya, hingga anak panah itu melesat, jauh serta cepat.”
Saya percaya saudara, jauh sebelum Khalil Gibran menuliskan syairnya ini, Raja
Salomo telah menuliskan kitab Mazmur 127:3-4 ini berdasarkan hikmat Tuhan. Hingga
dikatakan: “anak-anak lelaki adalah milik pusaka dari pada TUHAN, dan buah kandungan
adalah suatu upah. Seperti anak-anak panah di tangan pahlawan, demikianlah anak-anak
pada masa muda.”
Saudara-saudara yang terkasih,
Dikatakan: “Anak-anak adalah milik pusaka dari pada TUHAN,” itu sama artinya
anak-anak adalah harta kesayangan milik Tuhan.
Masalahnya saudara, terkadang sebagai orang tua, kita merasa bahwa anak-anak
adalah milik kita, kita anggap anak-anak merupakan aset yang bakal meneruskan nama
keluarga, berikut segala harta yang kita miliki. Karenanya, kita berani merawat anak-anak
kita dengan dana yang cukup besar, dengan harapan agar di kemudian hari mereka akan
merawat dan memelihara kehidupan kita di hari tua. Saudara, harapan itu tidak keliru, tetapi
harapan itu kurang sesuai dengan rencana Ilahi.
Karena itu, kita perlu mengetahui lebih mendalam, untuk apa Tuhan mengijinkan
anak-anak hadir dalam keluarga kita. Saudara, kelahirannya bukanlah suatu kebetulan atau
sesuatu yang tidak direncanakan sebelumnya. Tetapi melalui hikmat yang ditaruh Allah
dalam benak orangtua, Allah menentukan, dimana ia akan dilahirkan, akan diberi nama apa
kelak anak mereka, dan yang paling mengagumkan adalah Allah menentukan bagaimana
proses kelahirannya akan berlangsung.
Dalam hal ini saudara, tidak ada yang namanya kebetulan bagi kelahiran seorang
anak. Semuanya diatur secara seksama oleh Allah mulai dari dalam kandungan ibunya.
Karenanya Allah memiliki rencana yang besar untuk apa seorang anak dilahirkan dalam
sebuah keluarga, yaitu tidak lain adalah untuk mereka dapat dilatih menjadi orang-orang yang
dewasa dan matang, yang kelak akan mengarahkan hati dan hidupnya untuk hormat dam
kemuliaan nama Tuhan.
Dalam hal ini, bapak/ ibu yang kekasih,
Bagaimana seorang anak menuju masa depannya yang sesuai harapan Tuhan,
sebenarnya tergantung daripada orangtuanya. Allah mengibaratkan anak-anak seperti sebuah
anak panah yang berada di tangan Pahlawan. Saudara, pastinya kita tahu, bagaimana
pahlawan menembakkan anak panahnya tepat menuju sasaran yang dikehendaki. Ia tidak
pernah membiarkan sebuah anak panah melesat dengan sia-sia. Tetapi ia akan membidik
baik-baik dengan perhitungannya yang matang, agar anak panahnya dapat tepat mengenai
sasaran. Saudara, seperti itulah pentingnya mengarahkan anak-anak sejak masa kecil mereka
agar mereka tampil menjadi orang-orang yang baik dan benar ketika mereka dewasa kelak.
Saudara, Orangtua adalah pahlawan kepercayaan Tuhan, melalui orangtualah Allah
menitipkan peran tanggung jawab itu untuk pertama kalinya bagi anak-anak untuk menjalani
proses pembentukan ilahi di dalam kehidupan ini.
Begitu pentingnya peran orangtua hingga Allah mensejajarkan peran orangtua seperti
seorang pahlawan bagi anak-anaknya. Artinya, jika orang tua malas mengurus anak, tidak
memperhatikan atau mempedulikan mereka dan lebih suka memberikan anak-anaknya ke
tangan orang lain untuk mengurus, itu berarti mereka tidak bertindak sebagai pahlawan di
mata Tuhan.
Dengan kata lain, saudara, sebagai orang tua, kita adalah perpanjangan tangan Tuhan
untuk menjadi guru, teladan, mentor, fasilitator yang pertama dan terutama, di samping
berbagai pihak lainnya (termasuk sekolah dan gereja).
Setiap orangtua bertanggung jawab sepenuhnya kepada Tuhan untuk mendidik anak-
anak dengan kasih yang murni dan tegas. Terlebih dari semuanya itu, anak-anak perlu
dibimbing untuk mengenal Tuhan dan belajar takut Tuhan.
Jadi saudara, anak-anak perlu ditegur dan dinasihati bilamana mereka bersalah, tetapi
perlu dipuji dan diperkuat perilakunya jika mereka melakukan tindakan yang benar. Jangan
segan-segan menyatakan hal-hal baik yang sudah dilakukan anak-anak, tetapi juga mampu
menunjukkan hal-hal keliru yang harus diperbaikinya.
Ketika anak-anak mengalami kegagalan akibat ketidaktaatannya pada orangtua,
ijinkan dia menjalani pendisiplinan yang baik sebagai bagian dari konsekuensi perilakunya.
Berikan contoh melalui perkataan dan perbuatan kita, sehingga anak tidak sekadar
mengetahui suatu hal secara teoritis saja. Dengan demikian saudara, hati nuraninya akan
bertumbuh, moralnya akan menguat, dan perilakunya konsisten di dalam perjalanan
hidupnya. Terlebih lagi dia akan tahu apa yang Tuhan inginkan dalam kehidupan mereka.
Hari ini, bapak/ ibu yang kekasih,
Kita merayakan ulang tahun adik Faith Victoria Horas yang pertama. Kita berdoa,
kiranya kedua orangtua dapat menjadi seorang pahlawan yang perkasa yang mampu
membawa adik kita mencapai pertumbuhan yang dikehendaki oleh Tuhan. Sehingga Faith
bukan saja dapat bertumbuh dengan baik secara jasmani, tetapi ia juga memiliki pertumbuhan
rohani yang baik.
Seperti Samuel yang dikenal “semakin besar dan semakin disukai, baik di hadapan
Tuhan maupun di hadapan manusia,” (1 Samuel 2:26). Demikianlah kita juga berharap adik
Faith menjadi anak yang semakin besar dan disukai oleh Tuhan dan manusia. Kiranya Tuhan
memberkati. Amin.
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
Related Posts:

You might also like