You are on page 1of 22

KERAWANAN PANGAN & GIZI

Manajemen Bencana (E)


KELOMPOK 3
1. Puput Nuriy Aini 152110101031
2. Heni Nuraini 152110101070
3. Naurah Nazhifah Fajarini 152110101091
4. M. Arif Hadi Maulana 152110101151
5. Ika Rachmawati 152110101169
6. Eko Prastiko Darmawan 152110101189
7. Jannis Sherly Shauma R. 152110101216
8. Heny Zumrotul Wahidah 162110101052
9. Novia Ruriyanti 162110101124
10.Atiqoh Zummah 162110101163
11. Anggi Garnasi 162110101175
12.Barika Isti’anatil Hidayah 162110101195
PENGERTIAN KERAWANAN
PANGAN & GIZI
• KERAWANAN PANGAN didefinisikan sebagai tidak meratanya
akses pangan secara cukup jumlah dan kualitas dan hal ini
merupakan pelanggaran hak-hak dasar manusia (United
Nations Human Rights & World Health Organization, 2008)
dalam (Hapsari, N. I., & Rudiarto, I, 2017).
• Istilah “RAWAN PANGAN” (food insecurity) merupakan kondisi
kebalikan dari ketahanan pangan (food security). Istilah ini
sering diperhalus dengan istilah “terjadinya penurunan
ketahanan pangan”, meskipun pada dasarnya pengertian sama.
• Rawan Pangan/ Kerawanan pangan: Kondisi
ketidakmampuan suatu rumah tangga/individu
untuk mengakses dan mengkonsumsi pangan
dalam jumlah yang cukup pada kurun waktu
tertentu, baik sebagai akibat dari kegagalan
produksi maupun  masalah daya beli yang bila
terus berlanjut berakibat pada terjadinya kelaparan,
busung lapar atau gizi buruk.
• Secara teknis dari sisi waktu kejadiannya,
kerawanan pangan dibagi menjadi 2 bagian yaitu :
1. Kerawanan Pangan Transien dan
2. Kerawanan Pangan Kronis
PENYEBAB KERAWANAN
PANGAN
• Kerawanan terjadi ketika rumah tangga,
masyarakat atau daerah tertentu mengalami
ketidak cukupan pangan untuk memenuhi
standart kebutuhan fisiologis bagi pertumbuhan
dan kesehatan para individu anggota.
• Ada tiga hal penting yang mempengaruhi
tingkat rawan pangan, yaitu :
1. Kemampuan penyediaan pangan kepada
individu/rumah;
2. Kemampuan individu / rumah tangga
untuk mendapatkan dan pangan;
3. Proses distribusi dan pertukaran pangan
yang tersedia dengan sumber daya yang
dimiliki oleh individu/rumah tangga.
PENYEBAB KERAWANAN
PANGAN DI INDONESIA
Persoalan yang dihadapi pemerintah
dalam mengatasi kerawanan pangan
menyangkut lima aspek (Deptan, 2009):
1) Ketersediaan pangan,
2) Distribusi pangan,
3) Konsumsi pangan,
4) Pemberdayaan masyarakat, dan
5) Manajemen.
1. KETERSEDIAAN PANGAN 2. KONSUMSI PANGAN
• Ketersediaan pangan berhubungan • Merupakan konsumsi pangan setiap
dengan suplai pangan melalui individu yang memenuhi kecukupan gizi
produksi, distribusi, dan pertukaran.
Produksi pangan ditentukan oleh
berbagai jenis faktor, termasuk
kepemilikan dan penggunaannya;
jenis dan manajemen tanah;
pemilihan, pemulihan, dan
manajemen tanaman pertanian;
manajemen tanaman hewan ternak;
dan pemanenan
3. DISTRIBUSI PANGAN
Pada aspek distribusi pangan permasalahan yang muncul secara teknis
meliputi 4 (empat) hal (Deptan, 2009) ialah:
(1) Belum memadainya infrastruktur, prasarana distribusi darat dan antar
pulau yang dapat menjangkau seluruh wilayah konsumen,
(2) belum merata dan memadainya infrastruktur pengumpulan,
penyimpanan dan distribusi pangan, kecuali beras,
(3) sistem distribusi pangan yang belum efisien, dan
(4) bervariasinya kemampuan produksi pangan antar wilayah dan antar
musim menuntut kecermatan dalam mengelola sistim distribusi pangan
agar pangan tersedia sepanjang waktu di seluruh wilayah konsumen
4. PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 5. MANAJEMEN
• Ada dan tidaknya Jika manajemen
pemberdayaan masyarakat di ketersediaan pangan yang
suatu daerah ternyata juga
mempengaruhi kerawanan bergizi kurang tepat akan
pangan. Pemberdayaan menyebabkan wilayah
masyarakat itu seperti tersebut terkena rawan
mengadakan pelatihan pangan.
pengolahan bahan-bahan lokal
menjadi masakan yang bergiz
INDIKATOR KERAWANAN PANGAN
Indikator Proses Indikator Dampak
• Indikator proses • Indikator dampak digunakan
sebagai cerminan konsumsi
menggambarkan situasi pangan yang meliputi dua
pangan yang ditunjukan kategori yaitu secara
langsung (konsumsi dan
oleh ketersediaan dan frekuensi pangan) dan secara
akses pangan. tidak langsung (penyimpanan
pangan dan status gizi).
Gambar 1 :
Peta Kerawanan Pangan dan
Perubahan Iklim Dunia Tahun 2010
Sumber: Crown and United Nations
Wold Food Programme 2010
Gambar 2 :

Peta Kerawanan Pangan Indonesia


Tahun 2015
Sumber: Dewan Ketahanan Pangan,
Kementerian Pertanian dan WFP
2015
“UPAYA PENANGGULANGAN RAWAN PANGAN &
GIZI”
Karena penyebab terjadinya kerawanan pangan adalah
berbeda-beda, maka cara penanggulangannya juga akan
berbeda-beda pada setiap provinsi dan kabupaten.
Kabupaten dan provinsi harus mengadopsi
rekomendasi berikut ini dalam usaha untuk menangani
situasi rawan pangan.
Meningkatkan Hasil Produksi Pertanian dengan Cara
1.
Berkelanjutan

Terdapat penyuluhan pertanian yang sistematik mengenai cara bertani


yang benar kepada para petani. Tata guna air harus diprioritaskan pada
daerah yang laju erosi permukaan tanah yang tinggi. Cara-cara ini
dilakukan untuk daerah dengan surplus produksi pangannya tinggi
dengan cara membeli pangan secara lokal. Selain itu, dapat membantu
daerah yang rawan pangan.

Meningkatkan Hasil Produksi Pertanian dengan Cara


2.
Berkelanjutan

Pangan harus dikonsumsi dalam kuantitas dan kualitas yang tepat.


Faktor higiene sanitasi dan kesehatan juga perlu diperhatikan untuk
menjamin kecukupan gizi. Penyuluhan dan pendidikan gizi dan
kesehatan merupakan salah satu program yang dapat di
implementasikan.
Mengadopsi Pendekatan Matapencaharian yang
3. Berkelanjutan untuk Memperkuat Penghidupan
Masyarakat
Inti dari pendekatan matapencaharian yang berkelanjutan berasal dari
akarnya pada pengembangan partisipasi pada semua sektor yang
berkontribusi terhadap peningkatan kualitas hidup dalam tatanan
berkelanjutan.

Meningkatkan Hasil Produksi Pertanian dengan Cara


4.
Berkelanjutan

Apabila suatu daerah ketahanan pangannya rendah, maka daerah


tersebut terindikasi daerah miskin. Sehinnga, perlu adanya program
pengentasan kemiskinan dengan cara pelatihan yang tepat, termasuk
kemampuan baca-tulis untuk meningkatkan keahlian masyarakat dan ini
akan menaikkan partisipasi masyarakat dalam berbagai program
penetasan kemiskinan.
Integrasi Isu Bencana ke dalam Kerangka Kerja
5.
Pembangunan

Isu bencana harus ditinjau dalam kerangka kerja pembangunan


sehingga masyarakat dapat dipersiapkan lebih baik untuk
menghadapi segala bentuk bencana. Kesiapan yang lebih baik
dalam menghadapi bencana dengan membangun lumbung-
lumbung pangan dan benih, struktur pengolahan air hujan,
pengembangan rencana kontingensi bencana masyarakat dsb,
harus diadopsi pada titik-titik rawan bencana.
KEDARURATAN GIZI (NUTRITION
EMERGENCY)
• Suatu kondisi di mana populasi mengalami
pengurangan akses terhadap makanan sehingga
meningkatkan resio/ancaman kesakitan dan
kematian
• Ketidakmampuan sebagian besar populasi untuk
mempertahankan keseimbangan antara
kebutuhan dan bahan makanan yang dapat
dimakan
JENIS KERAWANAN PANGAN
KERAWANAN PANGAN TRANSIEN/TRANSISTORI
• penurunan akses terhadap
KERAWANAN PANGAN KRONIS pangan yang dibutuhkan rumah
tangga secara kontemporer. Hal
• ketidak cukupan pangan secara ini disebabkan adanya bencana
menetap akibat alam, kerusuhan, konflik, musim,
ketidakmampuan rumah tangga perpecahan, kerushuhan, yang
untuk memperoleh pangan yang mana keadaan tersebut
dibutuhkan melalui pembelian ketidakstabilan harga pada
di pasar atau melalui produksi pangan, produksi, atau
sendiri. Kondisi ini berakar pada pendapatan lainnya
kemiskinan
DAMPAK KERAWANAN PANGAN
(Haryana, 2015)

Penurunan status gizi dan kesehatan


masyarakat

Terganggunya ketersediaan pangan dan


berkurangnya daya beli masyarakat

Peralihan konsumsi pangan

Menimbulkan kemiskinan struktural,


sehingga dengan usaha apapun
pendapatannya tidak dapat mencukupi
kebutuhan keluarganya
Hubungan Kerawanan Pangan
dengan Nutritional Emergency
• Kerawanan pangan dan nutritional emergency adanya hubungan sebab
akibat. Dalam keadaan darurat seperti bencana, populasi akan
mengalami pengurangan atau penurunan ketersediaan pangan,
pengurangan akses terhadap pangan, dan tidak adanya pemanfaatan
pangan yang optimal. Hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya
kerawanan pangan.
• Bencana alam secara langsung dapat mempengaruhi ketersediaan
pangan akibat rusaknya tanaman seperti pertanian dan perkebunan,
terbunuhnya ternak dan hewan domestik dan hancurnya bahan pangan
mentah maupun bahan pangan simpanan.
• Mungkin memang terdapat persedian bahan pangan yang terdapat di
toko, gudang atau koperasi simpanan, namun bencana juga dapat
menghancurkan sistem transportasi, komunikasi, dan rutinitas sosial
ekonomi. Sehingga akses untuk mendapatkan pangan terhenti.
STUDI KASUS
DAFTAR PUSTAKA
• Hapsari, N. I., & Rudiarto, I. (2017). Faktor-faktor yang mempengaruhi kerawanan dan ketahanan pangan dan
implikasi kebijakannya di Kabupaten Rembang. Jurnal Wilayah dan Lingkungan, 5(2), 125-140. doi:
10.14710/jwl.5.2.125-140
• Anonim. Ketersediaan Pangan http://www.deptan.go.id/pesantren/bkp/PSP/index.htm
• Adminbkkp2. 2015. Sekilas Tentang Rawan Pangan. http://bkpp.nttprov.go.id/component/content/
article/37-artikel/167-sekilas-tentang-rawan-pangan- [Diakses 2 Oktober 2018].
• Dewan Ketahanan Pangan, Departemen Pertanian, World Food Programme. (2005). Peta Kerawanan
Pangan Indonesia AFood Insecurity Atlas of indonesia. Jakarta: Dewan Ketahanan Pangan, Departemen
Pertanian, World Food Programme.
• Dewan Ketahanan Pangan, Departemen Pertanian, World Food Programme. (2015). Peta Ketahanan dan
Kerentanan Pangan Indonesia 2015: Versi Rangkuman. Jakarta: Dewan Ketahanan Pangan, Departemen
Pertanian, World Food Programme.
• Met Office Hedley Centre and World Food Programme. (2010). Food Insecurity and Climate Change. Dipetik
Oktober 2, 2018, dari https://documents.wfp.org/stellent/groups/public/documents/newsroom/
wfp229182.pdf?_ga=2.144184437.1110150829.1538462136-1095181910.1537339962.
• Haryana, A. 2015. Konsep Implementasi Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan : Upaya Mendorong
Terpenuhinya Hak Rakyat Atas Pangan. Bappenas , 1-7.
• Maxwell Dan Frankenberger. 1992. Konsep Ketahanan Pangan Rumah Tangga (http://damandiri.or.id./file/
wahidipbtinjauan.pdf) 02 Oktober 2018

You might also like