You are on page 1of 8

BAB IV

SPESIFIKASI ALAT

4.1 Spesifikasi Alat Utama

4.1.1 Raw Mill

Fungsi dari raw mill adalah alat untuk menghancurkan raw material
(lime stone, silika, clay dan iron sand) samapi pada tingkat kehalusan
tertentu. Material yang akan digiling dimasukkan ke dalam silinder (mill)
yang berputar. Dengan adanya putaran ada mill maka akan terjadi tumbukan
dan juga gesekan antara material dan grinding media sehingga material
tersebut akan berukuran lebih kecil dari sebelumnya. Material hasil gilingan
raw mill disebut raw mix. Tipe raw mill yang digunakan yaitu LM41,4
edengan kapasitas 310 ton per jam.

Gambar 4.1 Rawmill Gambar 4.2 Rawmill (tampak


dari luar)

36
4.1.2 Kiln

Kiln berfungsi sebagai tempat pembakaran material (raw mix)

menjadi klinker dengan sumber panas besar dari pembakaran batu bara.

Suhu pembakaran pada prosesini mencapai 1450oC. Kiln yang digunakan di

PT. Semen Padang berdimensi 5,6 x 84 m dengan kapasitas 7800 ton per

jam. Kecepatan 3 rpm.

Gambar 4.3 Kiln Burner Gambar 4.4 Tampak Luar


Kiln

4.1.3 Cement Mill

Fungsi dari cement mill adalah untuk penggilingan klinker dan


gypsum dengan hasil akhir sesuai dengan tingkat kehalusan yang telah
ditentukan. Didalam cement mill terdapat bola-bola besi yang berguna untuk
menghancurkan klinker dan gypsum tadi dengan cara bola-bola besi akan
berbenturan satu sama lain saat cement mill berputar yang akan
menghaluskan klinker dan gypsum tadi. Cement mill yang digunakan yaitu
tipe UMS 5,4 x 14 dengan kapasitas 215 ton per jam.

37
Gambar 4.5 Tampak Luar Cement Mill

4.1.4 Coal Mill

Coal mill berfungsi untuk menghancurkan batu bara yang digunakan


sebagai bahan bakar kiln. Penghalusan batu bara ini dilakukan sesuai dengan
tingkat kehalusan tertentu. Coal mill yang digunakan yaitu tipe LM 26,3
degan asasitas 50 ton per jam. Sebenarnya prinsip kerja peralatan hampir
sama dengan vertical raw mill hanya saja unsur safety lebih diperketat.

Gambar 4.6 Coal mill

38
4.1.5 Cooler

Cooler terletak persis disebelah kiln yang berfungsi untuk


mendinginkan klinker keluaran kiln dengan motode pendinginan mendadak
(quenching). Pendinginan dilakukan dari temperatur 1250o – 100oC.

4.1.6 Dome Silo

Gambar 4.8 Tampak Luar Dome Silo

Klinker yang sudah didinginkan oleh cooler akan ditransportasikan


menuju dome silo. Di dalam Pabrik Semen, dome silo berfungsi sebagai
tempat tempat penyimpanan klinker. Kapasitas dome silo PT. Semen
Padang adalah 80.000 ton.

4.1.7 CF Silo

Sebelum material hasil penggilingan di raw mill dibaka di dalam


kiln, raw mix ditrasportasikan kedalam CF Silo. Hal ini bertujuan untuk
homogenisasi raw mix sebelum dibakar didalam kiln. Kapasitas CF Silo di
PT. Semen Padang 30.000 ton.

39
Gambar 4.9 Tampak Luar CF Silo

4.1.8 Suspension Pre-Heater

Suspension pre heater merupakan alat yang dignakan untuk


pemanasan awal bahan baku (raw mix). Alat ini terletak di sebelah CF silo.

Gambar 4.10 Tampak Luar Suspension Gambar 4.11 Ilustrasi (yang dilingkari )

Preheater Suspension Preheater

40
Alat ini terdiri dari 4 stage suspension preheater. Suspension preheater yang
digunakan terdiri dari dua bagian yaitu Separate Line Calciner (SLC) dan In
Line Calciner (ILC). Material yang masuk melalui ILC akan mengalami kalsinasi,
setelah material sampai ke dalam calsiner ILC, makan material akan ditransfer ke
SLC. Material yang masuk ke dalam SLC hanya akan mengalami satu kali
kalsinasi, setelah material sampai ke dalam calsiner SLC, maka material tersebut
akan langsung masuk ke dalam rotary kiln.

4.2 Spesifikasi Alat Pendukung

4.2.1 Elektrostatic Presipitator (EP)

Dalam proses pembuatan semen mulai dari penggilingan bahan


mentah sampai dengan penggilingan akhir selalu menimbulkan polusi debu,
oleh karena itu digunakan alat elektroostatik presipitator untuk mengurangi
polusi tersebut.

Elektrostatic presipitator merupakan alat pengendali debu terbesar


dan utama yang ada di PT. Semen Padang. Alat ini selalu ada disetiap unit
roses, seperti raw mill, coal mill, cooler dan cement mill. Sampling emisi
dan debu dilakukan pada stack dari EP, sebab udara yang dihasilkan dari EP
berpeluang meluas ke daerah sekitar pabrik.

Gambar 4.12 Elektrostatic Presipitato

41
4.2.2 Lime Stone Storage

Lime stone storage berfungsi sebagai tempat penyimpanan lime stone


yang berasal dari penambangan. Bridge scraper beroperasi dengan dua pile.
Satu pile ditumpuk sewaktu pile yang lainnya ditarik. Material yang memasuki
storage dengan belt conveyor di-discharge dari stacker yang bergerak dengan
kecepatan tersentu sepanjang storage pada relnya. Jaraknya di atas puncak pile
dijaga minimum untuk mengurangi emisi debu.

Keuntungan bridge scraper adalah:

1. Cocok untuk material yang kering sampai tingkat stick sedang


2. Pengumpanan langsung pada free flowing material.
3. Penyetelan dapat dilakukan dengan efisien untuk bahan menta yang
komposisi kimianya bervariasi dalam rentang waktu yang panjang.
4. Kapasitas storage dapat dinaikkan.

Gambar 4.13 bridge scraper

42
4.2.3 Silica Stone Storage

Silica stone storage berfungsi sebagai tempat penyimpanan

silicastone yang berasal dari penambangan. Side Scraper digunakan pada


storage untuk material bulk yang relatif kecil. Stockpile ditempatkan dalam
posisi memanjang. Penarikan pada satu pile dilakukan sementara cone shell
stacking pada pile yang lain. Material memasuki storage dengan belt
conveyor. Titik discharge-nya dijaga dekat dengan puncak pile untuk
mengurangi emisi debu. Alternatif lain untuk stacking adalah dengan
menggunakan tripper car.

Keuntungan side scraper adalah:

1. Cocok untuk material yang sticky.


2. Tipe material yang berbeda dapat ditumpuk (stack) dan ditarik
(reclaim)
dari pile yang terpisah.
3. Penggunaan ruangan yang optimum.
4. Kapasitas storage dapat dengan mudah diperbesar.

Gambar 4.14 side scraper

43

You might also like