Professional Documents
Culture Documents
(K3)
PROGRAM MANAJEMEN K3
DAFTAR ISI
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per Panltla Pembina Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
04/Men/1987 Serta Tata Cara Penunjukkan Ahll Keselamatan Kerja
Peraturan Menteri Perburuhan No. 7tahun Syarat Kesehatan, Kebersihan Serta Penerangan Dalam
1964 Tempat Kerja
Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep-
Unit Penanggulangan Kebakaran Dl Tempat Kerja
186/Men/1999
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.:
Pesawat Angkat Dan Angkut
Perm05/Men/1985
Kep.Menaker No. Kep. 51/Men/1999 Nllal Ambang Batas Faktor Flslka Dl Tempat Kerja
Surat Edaran Dirjen Binawas No. 05/Bw/1997 Penggunaan Alat Pelindung Dirl
SURAT PERNYATAAN
Kami, PT. BINA KARYA BAHAGIA yang bergerak dalam bidang Kontraktor
berkomitmen untuk menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja dengan
cara :
1. Memotivasi dan mendukung usaha pencegahan kecelakaan dan penyakit yang
diakibatkan oleh pekerjaan.
2. Aktif berperan dalam usaha pemenuhan peraturan perundang - undangan dan
persyaratan lain yang berorientasi pada keselamatan dan kesehatan kerja.
3. Mengkomunikasikan dan mensosialisasikan kegiatan keselamatan dan kesehatan kerja
kepada pihak terkait.
4. Menetapkan dan melaksanakan tinjauan secara berkala terhadap sasaran dan program
keselamatan dan kesehatan kerja serta melakukan perbaikan secara berkesinambungan.
ZUL IKRAMIN, NB
Direktur Utama
PROGRAM MANAJEMEN K3
ORGANISASI K3 :
PENANGGUNG JAWAB K3
Nama: .............................
ZUL IKRAMIN, NB
Direktur Utama
PROGRAM MANAJEMEN K3
PENILAIAN RESIKO
URAIAN PERALATAN TENAGA IDENTIFIKASI PENGENDALIAN PENANGGUNG
NO. RESIKO PELUANG AKIBAT
PEKERJAAN KERJA KERJA BAHAYA RESIKO JAWAB
(R) (P) (RP)
PENILAIAN RESIKO
URAIAN PERALATAN TENAGA IDENTIFIKASI PENGENDALIAN PENANGGUNG
NO. RESIKO PELUANG AKIBAT
PEKERJAAN KERJA KERJA BAHAYA RESIKO JAWAB
(R) (P) (RP)
b. APD : Safety
shoes, masker
debu, obat
anti malaria,
PROGRAM MANAJEMEN K3
rompi safety,
jas hujan /
Mantel.
PROGRAM MANAJEMEN K3
KETERANGAN :
D. PERENCANAAN
1. Ruang Lingkup
Bagian ini menerangkan tentang identifikasi bahaya, penilaian resiko dan
pengendalian resiko, persyaratan hukum dan persyaratan lainnya, sasaran dan program
keselamatan dan kesehatan kerja.
2. Referensi
2.1. OHSAS 18001:2007, Clause 4.3.1 : Planning for Hazard Identification, Risk
Assesment and Risk Control
2.2. OHSAS 18001:2007, Clause 4.3.2 : Legal and Other Requirements
2.3. OHSAS 18001:2007, Clause 4.3.3 : Objectives
2.4. OHSAS 18001:2007, Clause 4.3.4 : OH & S Management Program(s)
4. Dokumen Terkait
4.1. PK3. 4.3.1 Prosedur Identifikasi Bahaya Potensial, Penilaian Risiko dan
Pengendalian Risiko.
4.2. PK3. 4.3.2 Prosedur Identifikasi Perundang-undangan dan Persyaratan Lain.
4.3. PK3. 4.3.3 Prosedur Penetapan Tujuan, Sasaran dan Program K3.
PROGRAM MANAJEMEN K3
SASARAN K3
1. ZERO ACCIDENT
a. Meninggal / Cacat Tetap (0%)
b. Kehilangan Jam Kerja akibat Kecelakaan kerja maksimal 1 %
c. Kehilangan jam kerja akibat sakit maksimal 5 %
2. PEMENUHAN UNDANG - UNDANG DAN PERATURAN SMK3
3. PEMAHAMAN DAN KESADARAN K3 SELURUH KARYAWAN
a. Penggunaan APD 95 %
b. Laporan kerja K3 minimal 1 kali dalam sebulan
PROGRAM K3
2. Ruang Lingkup
Prosedur ini diaplikasikan diseluruh aktivitas baik rutin maupun non rutin (baru
ataupun modifikasi) dalam penyelenggaraan kegiatan jasa dan fasilitas pada semua
bagian termasuk juga kontraktor, sub kontraktor, pengunjung yang berada di
lingkungan kerja PT. BINA KARYA BAHAGIA.
3. Uraian Umum
3.1. Bahaya adalah sesuatu yang memiliki potensi yang dapat menyebabkan cidera atau
sakit (bagi pekerja, kontraktor, pengunjung atau masyarakat sekitar) atau kerusakan
terhadap properti perusahaan.
3.2. Risiko adalah kecenderungan untuk terjadi cidera, sakit atau kerusakan terhadap
properti perusahaan yang timbul akibat paparan bahaya.
3.3. Penilaian risiko adalah proses penilaian terhadap suatu risiko dengan menggunakan
parameter akibat dan peluang dari bahaya yang ada.
3.4. Kecelakaan adalah kejadian yang tidak diinginkan mengakibatkan kepada
kematian, penyakit akibat kerja, cidera, kerusakan atau kehilangan lainnya.
3.5. Insiden adalah keadaan yang menimbulkan kecelakaan atau memiliki potensi untuk
terjadi kecelakaan. Sebuah insiden dimana tidak ada penyakit akibat kerja, cidera,
kerusakan atau kerugian lainnya juga diartikan sebagai sebuah ”hampir celaka
(near-miss)”. Pengertian ”insiden” termasuk juga ”hampir celaka (near-miss)”.
3.6. Hirarki pengendalian tersebut adalah pengendalian risiko yang meliputi :
3.6.1. Eliminasi merupakan metode yang paling effektif untuk menghilangkan sumber
bahaya (menghilangkan proses).
PROGRAM MANAJEMEN K3
3.6.2. Substitusi merupakan metode yang dilakukan apabila bahaya tidak bisa dieliminasi
yaitu dengan penggantian (mengganti motor diesel dengan motor elektrik,
menggunakan gerinda yang bebas debu).
3.6.3. Rekayasa engineering misalnya dengan menambahkan guarding atau penutup,
mengisolasi area kerja yang berbahaya (isolasi area berdebu).
3.6.4. Pengendalian secara administrasi misalnya, IK, pengawasan, pelatihan, rambu-
rambu dan rotasi kerja.
3.6.5. Alat Pelindung Diri/APD (helmet, sepatu safety, sabuk pengaman, pelindung
telinga, sarung tangan, pelindung mata/muka).
3.7. Tim K3 adalah tim penilai risiko yang terdiri dari perwakilan dari masing-masing
unit kerja yang bertugas untuk melakukan identifikasi bahaya, penilaian dan
pengendalian risiko.
4. Prosedur
4.1. Management Representative
4.1.1. Mengkoordinasikan pelaksanaan identifikasi, penilaian awal bahaya dan risiko
di seluruh area PT. BINA KARYA BAHAGIA.
4.1.2. Bersama - sama dengan Tim K3 melakukan evaluasi hasil identifikasi dan
penilaian risiko yang dilakukan.
4.2. Manager Terkait dan/atau Tim K3
4.2.1. Identifikasi Bahaya
4.2.1.1. Pada tahap awal, Tim K3 akan melakukan identifikasi bahaya dengan
mempertimbangkan :
1. Aktivitas rutin dan non rutin.
2. Aktivitas terhadap semua orang yang mempunyai akses ke area kerja baik
kontraktor/pengunjung, termasuk traffic activity dari Kantor Pusat ke Site
atau sebaliknya baik terhadap orang maupun terhadap material.
3. Perilaku manusia, kapabilitas dan faktor manusia lain, seperti tidak tahu,
kurang hati - hati, ceroboh.
4. Bahaya - bahaya yang berasal dari luar area kerja yang dapat memberikan
pengaruh merugikan terhadap keselamatan dan kesehatan kerja seperti
adanya sabotase.
5. Bahaya disekitar area kerja yang terkait dengan pekerjaan baik fisika
(bising, getaran, suhu, tekanan, listrik), kimia (bersifat meledak, cairan
yang mudah terbakar, bahan beracun, gas dan partikel di udara), biologi
PROGRAM MANAJEMEN K3
(virus, bakteri, jamur, serangga dan keracunan), ergonomi (tata letak yang
tidak baik, desain peralatan yang tidak sesuai, radiasi (paparan sinar X atau
sinar UV) dan psikologis (stress).
6. Infrastruktur, peralatan/material yang berada di dalam area kerja. Bahaya
ini dapat ditentukan dengan melihat apa saja yang dapat mencelakai
personil atau menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
7. Identifikasi bahaya juga dilakukan terhadap perubahan/pengembangan
yang ada di PT. BINA KARYA BAHAGIA baik terhadap aktivitas
maupun terhadap alat/mesin/material, segala perubahan yang terjadi
dikendalikan melalui dokumen terdokumentasi.
8. Modifikasi terhadap sistem manajemen K3 termasuk perubahan yang
bersifat sementara dan dampaknya terhadap proses dan aktivitas.
9. Bahaya dan risiko yang timbul dari peraturan baru atau perubahan
peraturan yang terkait dengan lingkup sistem manajemen K3, dimasukkan
dalam identifikasi bahaya dengan memasukkan peraturan perundangan ke
dalam HIRAC.
10. Perancangan area kerja, proses, instalasi, permesinan/peralatan, prosedur
operasi dan pekerjaan dalam organisasi termasuk penyesuaian terhadap
manusia .
11. Dalam melakukan identifikasi bahaya didokumentasikan dengan
menggunakan formulir Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko dan
Pengendalian Risiko.
4.2.2. Penilaian Risiko
4.2.2.1. Setelah semua bahaya dapat diidentifikasi selanjutnya dilakukan assesment risiko
yang dapat timbul dari tiap bahaya itu dengan memperhatikan keparahan risiko,
kemungkinan terjadi, pengendalian risiko dan kesadaran risiko.
4.2.2.2. Penilaian resiko dilakukan berdasarkan kriteria penilaian risiko.
4.2.2.3. Apabila pengendalian bahaya hasil penilaian resiko tersebut membutuhkan
investasi yang cukup besar maka pelaksanaan pengendalian tersebut dimasukkan
dalam objective, tujuan dan program (OTP) diajukan oleh Tim K3 dan disetujui
oleh Direktur.
4.2.2.4. Bila ada aturan yang mengatur, maka bahaya akan di kendalikan sesuai dengan
aturan tersebut.
4.2.2.5. Penyampaian hasil identifikasi bahaya, penilaian risiko dan pengendalian risiko
kepada Ketua Tim K3 untuk mendapatkan persetujuan.
PROGRAM MANAJEMEN K3
5. Lampiran
5.1. Kriteria Pembobotan Risiko.
5.2. Formulir Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko dan Pengendalian Risiko.
5.3. Formulir Rencana Tindakan Pengendalian Risiko.
PROGRAM MANAJEMEN K3
3.2 PROSEDUR IDENTIFIKASI PERUNDANG - UNDANGAN DAN PERSYARATAN
LAIN
1. Tujuan
Prosedur ini memberikan pedoman dalam identifikasi perundang-undangan dan
persyaratan lain tentang keselamatan dan kesehatan kerja.
2. Ruang Lingkup
Prosedur ini berlaku bagi pelaksanaan identifikasi perundang-undangan dan persyaratan
yang relevan untuk dijadikan sebagai acuan dalam penerapan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja.
3. Uraian Umum
3.1. Perundang - undangan dan persyaratan lain yang dimaksud di sini mencakup :
3.1.1. Peraturan Pemerintah.
3.1.2. Persyaratan Pelanggan.
3.1.3. Persyaratan Lainnya.
3.2. Hasil identifikasi perundang - undangan dan persyaratan lain dijadikan sebagai acuan
dalam menyusun tujuan dan program keselamatan dan kesehatan kerja.
3.3. Identifikasi perundang - undangan dan persyaratan lain dievaluasi dan di up-date sekurang-
kurangnya satu tahun sekali, kecuali yang ditentukan oleh pelanggan.
3.4. Setiap perubahan perundang - undangan dan persyaratan lain dikendalikan sesuai dengan
revisi yang terbaru.
3.5. Sumber - sumber untuk identifikasi perundang - undangan dan persyaratan lain antara
lain :
a) Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
b) Departemen Kesehatan.
c) Pelanggan.
d) Persyaratan lain yang relevan.
PROGRAM MANAJEMEN K3
4. Prosedur
4.4. Management Representative
4.4.1. Memilih dan menetapkan perundang-undangan dan persyaratan lain yang relevan untuk
dijadikan acuan dalam pelaksanaan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja.
Bila diperlukan dapat berkoordinasi dengan Manager Terkait.
4.4.2. Mendistribusikan hasil penetapan perundang-undangan dan persyaratan lain beserta
lampirannya ke bagian terkait berdasarkan ketentuan pada prosedur pengendalian
dokumen (PK3. 4.4.5).
4.4.3. Menjelaskan keterkaitan dan hubungan perundang-undangan dan persyaratan lain yang
telah diidentifikasi dengan bahaya dengan menggunakan formulir Identifikasi Perundang-
Undangan dan Persyaratan Lainnya (PK3. 4.3.2/L1).
4.4.4. Mengendalikan perundang-undangan dan persyaratan lain yang berlaku.
4.4.5. Melakukan evaluasi terhadap hasil identifikasi perundang-undangan dan persyaratan lain
yang telah ditetapkan minimal setiap 1 (satu) tahun sekali atau setiap waktu bila
diperlukan.
4.4.6. Memperbaharui perundang-undangan dan persyaratan lain, jika terdapat perubahan,
perkembangan/penambahan berdasarkan hasil update.
5. Lampiran
PK3. 4.3.2/L1 Formulir Identifikasi Perundang - Undangan dan Persyaratan Lain.
PROGRAM MANAJEMEN K3
3.3 PROSEDUR PENETAPAN TUJUAN, SASARAN DAN PROGRAM
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
1. Tujuan
Prosedur ini memberikan pedoman dalam penetapan tujuan, sasaran dan program
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja.
2. Ruang Lingkup
Prosedur ini berlaku bagi penetapan tujuan, sasaran dan penyusunan program manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja PT. BINA KARYA BAHAGIA yang akan dicapai sejalan
dengan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja.
3. Uraian Umum
3.6. Input dalam menetapkan sasaran keselamatan dan kesehatan kerja adalah:
3.6.1. Kebijakan K3, mencakup komitmen untuk melakukan perbaikan berkelanjutan.
3.6.2. Hasil dari identifikasi bahaya potensial, penilaian resiko dan pengendalian resiko.
3.6.3. Persyaratan hukum dan perundang-perundangan.
3.6.4. Pilihan teknologi.
3.6.5. Persyaratan keuangan, operasional dan bisnis.
3.6.6. Pandangan dari pekerja dan pihak terkait.
3.6.7. Analisis kinerja yang dicapai terhadap sasaran yang ditetapkan sebelumnya.
3.6.8. Rekaman-rekaman terdahulu terhadap ketidaksesuaian K3, kecelakaan, insiden dan
kerusakan fasilitas/sarana kerja.
3.6.9. Hasil dari tinjauan manajemen.
3.6.10. Komunikasi bersama antara pihak manajemen dengan karyawan.
3.7. Dalam menetapkan sasaran keselamatan dan kesehatan kerja sebaiknya memiliki nilai -
nlai SMART, yaitu :
4. Prosedur
4.1 Direktur Utama
Menetapkan dan menyetujui tujuan, sasaran dan program manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja perusahaan menggunakan formulir PK3. 4.3.3/L1.
4.2. Management Representative
4.2.1. Meninjau dan menetapkan tujuan, sasaran dan program manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja setelah berkoordinasi dengan Tim K3, dengan menggunakan formulir
PK3. 4.3.3/L1.
4.2.2. Menyerahkan sasaran dan program manajemen keselamatan dan kesehatan kerja ke
Direktur Utama untuk mendapatkan persetujuan.
4.3 Manager / Tim K3
4.3.1. Membuat tujuan, sasaran dan program manajemen keselamatan dan kesehatan kerja dari
masing-masing bagian dengan menggunakan formulir Penetapan Tujuan, Sasaran dan
Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja menggunakan formulir formulir PK3.
4.3.3/L1.
4.3.2. Menyerahkan tujuan, sasaran dan program manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
ke Management Representative.
4..4. Manager / Tim K3 / Management Representative
4.4.1. Mengkoordinir pelaksanaan program manajemen keselamatan dan kesehatan kerja sesuai
dengan jangka waktu yang telah ditetapkan.
4.4.2. Memonitor pelaksanaan program manajemen keselamatan dan kesehatan kerja.
4.4.3. Melaporkan hasil perkembangan program manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
kepada Direktur Utama, dengan menggunakan formulir PK3. 4.3.3/L2 beserta lampiran
lainnya (jika ada).
4.4.4. Mengevaluasi hasil pelaksanaan program manajemen keselamatan dan kesehatan kerja.
4.4.5. Mendokumentasikan hasil pelaksanaan program manajemen keselamatan dan kesehatan
kerja.
PROGRAM MANAJEMEN K3
5. Lampiran
5.1. PK3. 4.3.3/L1 Formulir Penetapan Tujuan, Sasaran dan Program Manajemen K3.
5.2. PK3. 4.3.3/L2 Formuir Laporan Perkembangan Penetapan Tujuan, Sasaran dan
Program Manajemen K3.
PROGRAM MANAJEMEN K3
4. PENGUKURAN
PROGRAM MANAJEMEN K3
PROGRAM MANAJEMEN K3
2. Ruang Lingkup
Prosedur ini berlaku bagi pelaksanaan kesiagaan dan ketanggapan darurat penanganan
kebakaran, penanganan kecelakaan kerja atau darurat medis (PPPK).
3. Uraian Umum
3.1. Keadaan darurat adalah suatu kondisi dimana terjadi kebakaran, kecelakaan kerja,
darurat medis dan kejadian lain yang memerlukan penanganan segera dan terpadu.
3.2. Kebakaran adalah kobaran api yang membesar yang tidak terkendali yang dapat
menimbulkan kerugian pada manusia, barang dan lingkungan.
3.3. Darurat medis adalah situasi yang mengancam jiwa seseorang dan perlu penanganan
yang serius. Pada umumnya keadaan ini disebabkan karena keletihan, pingsan, sakit,
keracunan dan lain-lain.
3.4. Emergency plan harus disiapkan untuk kondisi darurat yang mungkin terjadi dan
mencakup :
3.4.1. Identifikasi potensial kecelakaan dan kejadian darurat.
3.4.2. Identifikasi personel yang melakukan penanggulangan selama kejadian darurat.
3.4.3. Kewajiban semua personel selama kejadian darurat.
3.4.4. Tanggung jawab, wewenang dan tugas-tugas personel dengan tanggung jawab
khusus selama kejadian darurat (seperti pemadaman kebakaran, P3K dan
sebagainya).
3.4.5. Proses evakuasi.
3.4.6. Identifikasi dan lokasi material berbahaya dan tindakan darurat yang
dipersyaratkan.
3.4.7. Hubungan dengan jasa pihak eksternal terkait dengan kejadian darurat.
3.4.8. Komunikasi dengan badan pemerintah.
3.4.9. Komunikasi dengan publik.
3.4.10. Pengamanan catatan dan perlatan penting.
PROGRAM MANAJEMEN K3
3.4.11. Informasi yang dibutuhkan selama kejadian darurat seperti denah lokasi
perusahaan/proyek, data material berbahaya, instruksi kerja dan nomor telepon
penting.
3.5. Peralatan darurat untuk penanggulangan jika terjadi kondisi darurat yang harus ada
dilokasi kerja (bila dapat diterapkan) harus disesuaikan dengan aktivitas potensi
kondisi darurat, diuji kelayakannya dalam waktu yang terancana diantaranya :
3.5.1. Sistem alarm
3.5.2. Lampu dan tenaga listrik darurat
3.5.3. Peralatan pemadam kebakaran
3.5.4. Fasilitas komunikasi
3.5.5. Tempat perlindungan
3.5.6. Hydrant
3.5.7. Stasiun pencuci mata
3.5.8. Alat perlolongan pertama pada kecelakaan (P3K)
3.6. Setiap lokasi kegiatan kerja perusahaan harus menentukan tempat yang aman
(assembly point) yang berfungsi sebagai tempat berkumpul selama kegiatan
evakuasi. Khusus untuk area project, disesuaikan dengan customer dan kondisi
lapangan.
PROGRAM MANAJEMEN K3
3. Langkah kerja :
a. Pastikan sebelum melakukan kegiatan
pekerjaan pergunakan alat pelindung diri
(APD) sesuai dengan aspek lingkungan
yang terjadi di area pekerjaan.
b. Pakaialah secara benar alat pelindung diri
(APD) tersebut, sehingga dalam upaya
pencegahan gangguan kesehatan dapat
secara efektif.
c. Laporkan segera apabila alat pelindung
diri (APD) rusak atau tidak berfungsi
dengan baik ke bagian terkait untuk
dimintakan penggan-tian.
d. Selesai.
PROGRAM MANAJEMEN K3
SLOGAN K3
WAJIB BACA
KESIMPULAN
Keselamatan dan kesehatan kerja atau K3 merupakan hal yang tidak terpisahkan dalam sistem
ketenagakerjaan dan sumber daya manusia. Keselamatan dan kesehatan kerja tidak saja sangat
penting dalam meningkatkan jaminan sosial dan kesejahteraan para pekerjanya akan tetapi jauh
dari itu keselamatan dan kesehatan kerja berdampak positif atas keberlanjutan produktivitas
kerjanya. Oleh sebab itu isu keselamatan dan kesehatan kerja pada saat ini bukan sekedar
kewajiban yang harus diperhatikan oleh para pekerja, akan tetapi juga harus dipenuhi oleh
sebuah sistem pekerjaan. Dengan kata lain pada saat ini keselamatan dan kesehatan kerja bukan
semata sebagai kewajiban, akan tetapi sudah menjadi kebutuhan bagi setiap para pekerja dan
bagi setiap bentuk kegiatan pekerjaan. Pra rencana K3 Kontrak (Pra‐RK3K) ini sebagai acuan
bagi penyelenggaraan sistem manajemen K3 Konstruksi bidang Pekerjaan Umum yang dapat
dilaksanakan secara sistematis, terencana, terpadu dan terkoordinasi (agar semua pemangku
kepentingan mengetahui dan memahami tugas dan kewajibannya dalam penyelenggaraan sistem
manajemen K3 Konstruksi bidang Pekerjaan Umum khususnya untuk pekerjaan ini sehingga
dapat mencegah terjadinya kecelakaan kerja konstruksi dan penyakit akibat kerja konstruksi serta
menciptakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman, yang pada akhirnya akan meningkatkan
produktivitas kerja.
PROGRAM MANAJEMEN K3
PENUTUP
Demikian PRA RK3K ini dibuat secara umum dan garis besarnya saja, sedangkan RK3K yang
lebih detail akan dibuat pada saat awal pelaksanaan nanti dan akan diajukan kepada Pengguna
Jasa.
Diharapkan pada perencanaan RK3K nanti dapat lebih jelas dan mendetail dan dapat mencakup
seluruh pencapaian sasaran dan program K3.
ZUL IKRAMIN, NB
Direktur Utama
PROGRAM MANAJEMEN K3
DAFTAR PUSTAKA
Surat Edaran No. Seso1/Men/1997
Nllal Ambang Batas Faktor Klmla Dl Udara
Lingkungan
UUD 1945 Undang‐undang dasar Kerja
Uu No. 14/1969 Ketentuan Pokok Mengenai Surat Edaran Dirjen Binawas No. 05/Bw/1997
Tenaga Kerja Penggunaan Alat Pelindung Dirl
Uu No. 1/1970 Tentang Keselamatan Kerja Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.
Uu No. 23/1992 Tentang Kesehatan 02/Men/1982
Uu No. 3/1992 Tentang Jaminan Sosisal Tenaga Kualifikasi Juru Las
Kerja Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.
Uu No. 18/1999 Tentang Jasa Konstruksi 01/Men/1980
Uu No. 13/2003 Tentang Ketenagakerjaan K 3 Pada Konstruksi Bangunan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.
Transmigrasi No. Per.O2/Men/L980 04/Men/1980
Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja Dalam Syarat‐Syarat Pemasangan Dan Pemeliharaan Aiat
Penyelenggaraan Keselamatan Kerja Pemadam Api Ringan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan
Transmigrasi No. Per.Ol/Men/1981 Ashfal, R.C. (1999). Industrial Safety and Health
Kewajiban Melapor Penyakit Akibat Kerja Management. Fourth Edition. New Jersey :
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Prentice-Hall,Inc.
03/Men/1998 Chamidah, N. (2004). Pengukuran Tingkat
Tata Cara Pelaporan Dan Pemeriksaan Kecelakaan Implementasi Program K-3 (Keselamatan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan dan Kesehatan Kerja) serta Perangkingan
Transmigrasi No. Per.Ol/Men/1989 Hazards dengan Pendekatan Risk
Kualifikasi Dan Syarat‐Syarat Operator Keran Assessment. Tugas Akhir S1, Teknik Industri
Angkat Institut Teknologi Sepuluh Nopember,
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per Surabaya.
04/Men/1987 Jawa Pos (Surabaya). 2009. 19 Januari.
Panltla Pembina Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Krejcie, R.V., dan Morgan, D.W. (1970).
Serta Tata Cara Penunjukkan Ahll Keselamatan Ditermining
Kerja Sample Size for Research Activities,
Peraturan Menteri Perburuhan No. 7tahun Educational and Psychological
1964 Measurement. Vol. 30.
Syarat Kesehatan, Kebersihan Serta Penerangan Larasati, A.D. (2008). Evaluasi dan Perancangan
Dalam Solusi
Tempat Kerja Perbaikan Sistem Manajemen Keselamatan
Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep‐ dan Kesehatan Kerja (SMK3) Dalam Upaya
186/Men/1999 Perbaikan Safety Behavior Pekerja. Tugas
Unit Penanggulangan Kebakaran Dl Tempat Kerja Akhir S1, Teknik Industri Institut Teknologi
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.: Sepuluh Nopember, Surabaya.
Perm05/Men/1985 Latief, A. (1993). Peraturan Menteri Tenaga
Pesawat Angkat Dan Angkut Kerja
Kep.Menaker No. Kep. 51/Men/1999 Nllal Ambang Tentang Pemutusan Tenaga Kerja.
Batas Faktor Flslka Dl Tempat Kerja <URL:http://www.asiamaya.com/undangundang/
PROGRAM MANAJEMEN K3
kepmen_phk/kepmen_phk_babI.htm, diakses
pada tanggal 26 Desember 2008.
Latief, A. (1996). Peraturan Menteri Tenaga
Kerja
Tentang Sistem Manajemen K-3.
<URL:http://www.digilib.petra.ac.id/viewer.phpF
jiunkpe1_hilipslighting_appendices.pdf&submit.y
=18, diakses pada tanggal 4 Maret 2009.
Olishifski, J.B. (1985). Fundamentals of
Industrial
Hygiene. National safety concil, Chicago.
Santosa, B. (2003). Manajemen Proyek. Guna
Widya,
Surabaya.
Santoso, G. (2004). Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja. Prestasi Pustaka, Surabaya.
Suara Merdeka (Semarang). 2008. 16 Desember.
Suma’mur. (1986). Keselamatan Kerja dan
Pencegahan
Kecelakaan. Depnaker, Surabaya.
Sulaksmono, M. (1997). Manajemen Keselamatan
Kerja. Prestasi Pustaka, Surabaya.
PROGRAM MANAJEMEN K3
DAFTAR FASILITAS K3