Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh
ROSITA ARVIANA MASRUROH, drh.
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan Umum:
Meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien rumah sakit.
Tujuan Khusus:
1. Memberikan perlindungan kepada pasien dan keluarga pasien agar terhindar
dari infeksi penyakit nosokomial
2. Mengetahui tingkat kepatuhan hand hygiene pasien dan keluarga pasien di
RSI Nashrul Ummah
3. Sebagai tugas individu mata kuliah Organisasi dan manajemen rumah sakit.
1
BAB II
ANALISA SITUASI
2
Tenaga Medis (Dokter Umum, Dokter Gigi dan Dokter Spesialis): 33
orang
Dokter Spesialis : 19 orang
Dokter Umum : 12 orang
Dokter Gigi : 2 orang
Tenaga Paramedis Keperawatan/ Bidan : 99/ 23 orang
Tenaga Paramedis Non Keperawatan: 30 orang
Tenaga Non Medis: 108 orang
3
pasien ke petugas kesehatan, dari pasien ke penunggu atau keluarga pasien
ataupun dari petugas ke pasien (Azwar, 1996).
4
terkontaminasi di tangan yang diperoleh karena kontak dengan pasien
terinfeksi/kolonisasi dan kontak dengan permukaan lingkungan.
Menurut Susianti (2008) dalam Zulpahiyana (2013), tujuan dilakukannya hand
hygiene yaitu;
1. Menekan atau mengurangi jumlah dan pertumbuhan bakteri pada tangan
2. Menurunkan jumlah kuman yang tumbuh dibawah sarung tangan
3. Mengurangi risiko transmisi mikroorganisme ke perawat dan pasien serta
kontaminasi silang kepada pasien lain, anggota keluarga, dan tenaga
kesehatan lain.
4. Memberikan perasaan segar dan bersih.
Menurut Hidayat, et al (2011) dalam Zulpahiyana (2013),
tujuan hand hygiene antara lain:
1. Untuk memutus transmisi mikroba melalui tangan, diantaranya :
a) diantara area perawatan dan zona pasien
b) diantara zona pasien dan area perawatan
c) pada daerah tubuh pasien yang berisiko infeksi (contoh: membran
mukosa, kulit non-intak, alat invasif)
d) dari darah dan cairan tubuh.
2. Untuk mencegah:
a) kolonisasi patogen pada pasien (termasuk yang multiresisten)
b) penyebaran patogen ke area perawatan
c) infeksi yang disebabkan oleh mikroba endogen
d) kolonisasi dan infeksi pada tenaga kesehatan.
5
1. Sebelum: kontak dengan pasien, menggunakan sarung tangan pada
pemasangan CVC, pemasangan kateter urin, atau semua tindakan
invasif lainnya.
2. Setelah: kontak dengan kulit pasien, kontak dengan cairan tubuh,
perawatan luka, dan setelah melepas hand scoon.
WHO (2009), menyatakan bahwa hand hygiene yang efektif melibatkan
kesadaran kesehatan pekerja, indikasi, dan kapan waktu melakukan hand
hygiene. Aksi hand hygiene dapat dilakukan dengan handrubbing dengan produk
berbasis alkohol atau dengan mencuci tangan dengan sabun dan air
(handwashing). Terdapat “5 momen” dimana tenaga kesehatan harus melakukan
hand hygiene yaitu:
1) Sebelum menyentuh pasien
2) Sebelum melakukan prosedur asepsis
3) Setelah terpapar dengan cairan tubuh
4) Setelah bersentuhan dengan pasien
5) Setelah menyentuh lingkungan sekitar pasien.
6
d) Telapak tangan kanan digosokkan kepunggung tangan kiri beserta ruas-
ruas jari, begitu juga sebaliknya
e) Gosok telapak tangan kanan dengan telapak tangan kiri dengan jari-jari
saling terkait
f) Letakkan punggung jari pada telapak satunya dengan jari saling mengunci
g) Jempol kanan digosok memutar oleh telapak tangan kiri, begitu sebaliknya
h) Jari kiri menguncup, gosok memutar kekanan dan kekiri pada telapak
kanan dan sebaliknya
i) Keringkan tangan.
Mencuci tangan memerlukan waktu sekitar 40-60 detik, sedangkan waktu
yang dibutuhkan untuk melakukan langkah c sampai h sekitar 15-30 detik.
2) Teknik hand hygiene dengan handrubbing menggunakan bahan berbasis
alkohol
a) Berikan alkohol secukupnya pada tangan
b) Ratakan alkohol keseluruh permukaan tangan
c) Gosok telapak tangan kiri dengan telapak tangan kanan
d) Telapak tangan kanan digosokkan kepunggung tangan kiri beserta ruas-
ruas jari, begitu juga sebaliknya
e) Gosok telapak tangan kanan dengan telapak tangan kiri dengan jari-jari
saling terkait
f) Letakkan punggung jari pada telapak satunya dengan jari saling mengunci
g) Jempol kanan digosok memutar oleh telapak tangan kiri, begitu sebaliknya
h) Jari kiri menguncup, gosok memutar kekanan dan kekiri pada telapak
kanan dan sebaliknya
i) Keringkan tangan.
Waktu yang diperlukan yaitu sekitar 20-30 detik.
BAB III
LANGKAH-LANGKAH ANALISA KEBIJAKAN
7
Kebijakan yang akan dianalisa adalah kebijakan tentang pelayanan
pencegahan dan pengendalian infeksi di RSI Nashrul Ummah. Pada Kebijakan
tersebut salah satunya berisi mengenai program kewaspadaan isolasi yaitu hand
hygiene.
1. Kebijakan mengenai hand hygiene yang bertujuan untuk pencegahan dan
pengendalian infeksi merupakan salah satu kebijakan yang mendukung
standar akreditasi rumah sakit mengenai proses disclosure
(pemberitahuan) ke rumah sakit.
2. Adanya fasilitas hand hygiene (handwashing dan handrubbing).
Handwashing disediakan di setiap ruangan RS, handrub disetiap pintu
masuk ruang rawat, lorong RS atau disisi tempat tidur pasien.
3. Adanya pemasangan poster prosedur cara mencuci tangan dengan air
sabun atau dengan alkohol handrub di setiap ruangan.
4. Adanya penyuluhan petugas tentang pentingnya hand hygiene, kapan
dan cara melakukan dengan benar.
5. Belum adanya monitoring dan evaluasi khususnya untuk tingkat
kepatuhan hand hygiene pada pasien, penunggu atau keluarga pasien.
8
melakukan pencegahan lebih lanjut terjadinya infeksi nosocomial di RSI Nashhrul
Ummah.
3.5 Evaluasi
Monitoring dan evaluasi secara berkala minimal triwulan sekali mengenai
tingkat kepatuhan pelaksanaan hand hygiene pada pasien maupun keluarga
pasien perlu dilakukan. Begitu juga dengan penyuluhan petugas tentang
pentingnya hand hygiene, kapan dan cara melakukan dengan benar perlu
dilakukan lebih teratur setiap harinya untuk memberikan edukasi lebih kepada
9
pasien dan keluarga pasien. Tindakan evaluasi terhadap strategi untuk
meningkatkan pelaksanaan tingkat kepatuhan yang telah dilakukan pihak RS
seharusnya juga di lakukan evaluasi minimal setahun sekali.
BAB IV
PENUTUP
10
4.1 Kesimpulan
Kebijakan mengenai pelayanan pencegahan dan pengendalian infeksi
memang layak dan harus ditetapkan, penerapan kebijakan terkait hand
haygiene sendiri sudah benar pelaksanaanya walaupun belum bisa berjalan
baik dan disiplin bagi pasien dan penunggu/ keluarga pasien. Namun,
evaluasi dan monitoring tingkat kepatuhan pelaksanaan hand hygiene
khususnya pada pasien dan penunggu/keluarga pasien belum dilakukan.
11
d. Meningkatkan kelengkapan fasilitas hand hygiene seperti wastafel,
sabun cair antiseptik, tisu, lotion, dan tempat sampah non infeksius di
setiap ruangan karena kelengkapan fasilitas dapat meningkatkan praktik
hand hygiene.
DAFTAR PUSTAKA
12
1. Azwar, A. Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan : Aplikasi Prinsip Lingkaran
Pemecahan Masalah. Jakarta: Sinar Harapan; 1996.
2. Darmadi. Infeksi Nosokomial. Problematika dan Pengendalian. Jakarta:
Salemba Medika; 2013.
3. James, J., Baker, HS. Prinsipprinsip Sains untuk Keperawatan. Jakarta:
Erlangga; 2002.
4. Saragih R., Rumapea N. Hubungan Karakteristik Perawat Dengan Tingkat
Kepatuhan Perawat Melakukan Cuci Tangan di Rumah Sakit Columbia Asia
Medan. E-Journal Universitas Darma Agung Medan. 2010. Available from:
http://uda.ac.id/jurnal/files/7.pdf
13
LAMPIRAN
14