You are on page 1of 8

Konsep Dokter Muslim

a. Pengertian
• Seorang dokter muslim adalah seorang muslim yang berprofesi sebagai dokter dan
meneladani Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam, baik akhlak dan adabnya. harus
dapat menyeleksi semua perkembangan tersebut. Perkembangan yang boleh diambil
dan diimplementasikan adalah perkembangan ilmu yang sejalan dengan norma dan
kaidah-kadidah Islam memiliki nilai nilai yang tetap harus dijunjung tinggi walaupun
teknologi dan budaya terus berkembang pesat.
• Secara teologis dokter muslim harus menyadari bahwa soal kematian berada
sepenuhnya di tangan Tuhan dan fungsi dokter hanya sebagai penyelamat kehidupan,
berfungsi mempertahankan dan memelihara sebaik dan semampu mungkin. Di
samping itu, dokter muslim harus dapat menjadi suri tauladan yang baik juga harus
prefesional, dengan tetap pada prinsip ilmiah dan jujur.
• Etika kedokteran Islam terangkum dalam Etika Kedokteran Islam yang disebut
Tibbun Nabawi yang didalamnya dibahas etika dokter terhadap sang Khaliq, terhadap
pasien, dan terhadap teman sejawatnya.

b. Ciri – ciri Dokter Muslim

 Beriman dan Bertakwa

 Penyayang, Penghibur, Murah Senyum

 Sabar, Rendah Hati, Toleran

 Tenang Sekalipun Dalam Keadaan Kritis

 Peduli Terhadap Pasien.

 Memandang Semua Pasien Sama

 Pemberi Nasehat

 Menjaga Kesehatan Sendiri

 Suci Hatinya dan Dapat Dipercaya

 Berilmu Pengetahuan

c. Etika Dokter Muslim

Etika kedokteran Islam terangkum dalam Etika Kedokteran Islam yang disebut Tibbun Nabawi
yang didalamnya dibahas etika dokter terhadap sang Khaliq, terhadap pasien, dan terhadap teman
sejawatnya.
1. Etika Dokter Muslim terhadap Allah SWT
 Seorang dokter tidak akan menyandang gelar ‘dokter’ tersebut tanpa seizin Allah. Allah
memberikan kesempatan yang teramat besar bagi seorang dokter untuk mengabdikan dirinya
kepada Allah dan umat manusia. Maka, haruslah seseorang yang menyandang gelar tersebut
selalu memanjatkan puji syukur kepada Allah atas segala rahmat dan karunianya. Dokter
bukanlah pekerjaan yang mudah, namun dokter merupakan ladang amal yang amat luas untuk
segera diisi. Rasa syukur yang kita ungkapkan atas nikmat tersebut bukanlah hanya sekedar
mengucapkan Alhamdulillah , semua itu harus dibuktikan melaui perbuatan dimana seorang
dokter sejatinya adalah seorang khalifah dalam bidang kesehatan dan kedokteran,
mengerjakan semua tugas dan tanggung jawabnya dengan ikhlas karena Allah SWT.
Mengenai etika terhadap Khalik disebutkan bahwa:
a. Dokter muslim harus meyakini dirinya sebagai khalifah fungsionaris Allah dalam
bidang kesehatan dan kedokteran.
b. Melaksanakan profesinya karena Allah dan buah Allah.
c. Hanya melakukan pengobatan, penyembuhan adalah Allah.
2. Etika Dokter Muslim terhadap pasien
 Pasien merupakan seseorang atau sekelompok orang yang menjadi tanggung jawab dokter
untuk mendapatkan pengobatan dan penyembuhan. Dokter yang mendiami suatu wilayah
harus mengetahui terlebih dahulu bagaimana kebudayaan yang dianut oleh masyarakat di
lingkungan pasien. Hal ini dikarenakan hubungan dokter dengan pasien adalah hubungan
manusia dengan manusia di mana dibutuhkan rasa menghargai dan adaptasi yang baik dari
seorang dokter terhadap keadaan pasien. Dengan mengetahui kebudayaan dan kebiasaan
masyarakat sekitar, pasien akan merasa lebih nyaman dan akan timbul kepercayaan pasien
terhadap dokter. Menurut etika kedokteran terhadap orang sakit anatara lain disebutkan bahwa
seorang dokter Muslim wajib :
a) Memperlihatkan jenis penyakit, sebab musabab timbulnya penyakit, kekuatan tubuh orang
sakit, keadaan resam tubuh yang tidak sewajarnya, umur si sakit dan obat yang cocok dengan
musim itu, negeri si sakit dan keadaan buminya, iklim di mana ia sakit, daya penyembuhan
obat itu.
b) Di samping itu dokter harus memperhatikan mengenai tujuan pengobatan, obat yang dapat
melawan penyakit itu, cara yang mudah dalam mengobati penyakit.
c) Selanjutnya seorang dokter hendaknya membuat campuran obat yang sempurna, mempunyai
pengalaman mengenai penyakit jiwa dan pengobatannya, berlaku lemah lembut,
menggunakan cara keagamaan dan sugesti, tahu tugasnya.
3. Etika Dokter Muslim terhadap teman sejawatnya
 Seluruh dokter di penjuru dunia adalah sama. Sama dalam hal tugas dan tanggung jwabnya
demi kemaslahatan umat manusia. Memiliki bisikan hati untuk selalu menolong dan
mengobati orang sakit. Karena hal tersebut timbul sebuah rasa persaudaraan diantara dokter-
dokter sehingga timbul rasa tolong menolong diantara mereka.
 Etika kedokteran mengenai hubungan dokter dengan sejawatnya menurut Islam adalah
sebagai berikut :
a)Dokter yang baru menetap di suatu tempat, wajib mengunjungi teman sejawatnya yang
telah berada di situ. Jika di kota yang terdapat banyak praktik dokter, cukup dengan
memberitahukan tentang pembukaan praktiknya kepada teman sejawat yang berdekatan.
b) Setiap Dokter menjadi anggota IDI setia dan aktif. Dengan menghadiri pertemuan-
pertemuan yang diadakan.
c)Setiap Dokter mengunjungi pertemuan klinik bila ada kesempatan. Sehingga dapat
dengan mudah mengikuti perkembangan ilmu teknologi kedokteran.
Jadi, profesi dokter sejatinya bukanlah profesi yang mudah. Sebagai dokter muslim
memiliki kompetensi tersendiri yang selalu menjunjung tinggi nilai-nilai Islam sehingga
dapat tetap konsisten walaupun saat ini telah menginjak era globalisasi. Mulai dari sifat
dasar yang harus dimiliki seorang dokter muslim hingga etika dalam berhubungan dengan
sesama manusia menurut kaca mata Islam. Dengan memenuhi kompetensi tersebut,
insyaallah seroang dokter muslim akan selalu dirahmati dan dilindungi oleh Allah SWT.
Abu al-Fadl merinci karakteristik dokter Islam atas tiga hal. Pertama, percaya akan adanya kematian
yang tidak terelakkan seperti banyak ditegaskan dalam al-Quran dan hadits Nabi. Untuk mendukung
prinsip ini ia mengutip pernyataan Ibnu Sina yang menyatakan, yang harus diingat bahwa
pengetahuan mengenai pemeliharaan kesehatan itu tidak bisa mernbantu untuk menghindari
kematian maupun membebaskan diri dari , penderitaan lahir. Ia juga tidak memberikan cara-cara
untuk ' memperpanjang usia agar hidup selamanya. Dengan pemahaman demikian, tidak berarti
dokter muslim menentang teknologi biomedis bila berarti upaya mempertahankan kehidupan dengan
memberikan pasien suatu pernapasan at au alat lain yang sejenis. Sebab, berupaya menyelamatkan
hidup adalah tugas mulia, siapa yang menyelamatkan hidup seorang manusia, seolah dia
menyelamatkan hidup seluruh manusia. Ini sejalan dengan penegasan ayat al-Quran:

Artinya. :

Barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain,
atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh
manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia seluruhnya.
Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah
memelihara kehidupan seorang manusia semuanya. (QS. Al Maidah 5 : 32)

Kedua, menghormati pasien, diantaranya berbicara dengan baik kepada pasien tidak membocorkan
rahasia dan perasaan pasien, dan tidak melakukan pelecehan seksual, itulah sebabnya disarankan
pasien didampingi orang ketiga. Dokter tidak memberati pasien, dan lain-lain.

Ketiga, pasrah kepada Allah sebagai Dzat Penyembuh. Ini tidak berarti membebaskan dokter dari
segala upaya diagnosis dan pengobatan. Dengan kepasrahan demikian, maka akan menghindarkan
perasaan bersalah jika segala upaya yang dilakukannya mendapatkan kegagalan.

Sifat – sifat Dokter Muslim

Etika/ adab yang harus dimiliki oleh dokter muslim menurut Zuhair Ahmad al-Sibai dan. Muhmmad
Ali al-Bar dalam karyanya Al- Thabib , Adabuhu wa Fiqhuh ( Dokter, Etika dan Fikih Kedokteran ),
antara lain dikemukakan bahwa dokter muslim harus berkeyakinan atas kehormatan profesi,
menjernihkan nafsu, lebih mendalami ilmu yang dikuasainya, menggunakan metode ilmiah dalam
berfikir ,kasih sayang, benar dan jujur, rendah hati, bersahaja, dan mawas diri.

Sifat terhadap Allah Sebagai Pencipta

1. Beriman

Sebab tanpa iman segala amal saleh sebagai dokter dan tenaga para medis akan hilang sia-sia di mata
Allah.

Dalilnya Surat Al-‘Ashri: “Demi masa, Sesungguhnya manusia selalu dalam kerugian, Selain mereka
yang beriman, Dan berbuat amal shaleh, Dan nasehat-nasehati dengan kebenaran,Dan naseha-
nasehati dengan kesabaran”
2. Tulus-ikhlas karena Allah.

Dalilnya adalah firman Allah swt : “Mereka hanya diperintahkan untuk mengabdikan diri kepada
Allah dengan ikhlas, lurus mengerjakan agama, karena Dia. (QS. Al Bayyinah : 5)

Sifat terhadap diri sendiri

1. Berkeyakinan atas Kehormatan Profesi.

Bahwa prodesi kedokteran adalah salah satu profesi yang sangat mulia tetapi tergantung dengan dua
syarat , yaitu :

1. Dilkaukan dengan sungguh sungguh dan penuh kaikhlasan .

2. Menjaga akhlak mulia dalam perilaku dan tindakan tindakannya sebagai dokter .

Seorang dokter diberi amanah untuk menjaga kesehatan yang merupakan karunia Tuhan yang paling
berharga bagi manusia , sebagaimana dinyatakan dalam hadist Nabi :

Nabi saw bersabda : Mohonlah kepada Allah kesehatan , sebab tidak ada sesuatupun yang
dianugerahkan kepada hamba-Nya yang lebih utama dari kesehatan . ( HR Ahmad al- Turmudzi ,
dan Ibn Majah ).

Disamping itu dokter selalu menjadi tumpuan pasien , keluarga , masyarakat , bahkan bangsa .
Mengingat kedudukan profesi kedokteran tersebut seharusnya dalam menjalankan profesinya tidak
hanya berfikir tentang materi tetapi lebih kepada pengabdian dan perbaikan umat . Keyakinan akan
kehormatan profesi tersebut merupakan motivasi untuk memelihara akhlak yang baik dalam
hubugannya dengan masyarakat .

2. Berusaha Menjernihkan Jiwa

Kejernihan jiwa akan menentukan kualitas perbuatan manusia secara keseluruhan , jika seseorang
termasuk dokter hatinya jernih maka perbuatannya akan selalu positif . Hal ini sejalan dengan
penegasan Rasulullah :

Artinya : Ingatlah bahwa tubuh manusia ada segumpal darah yang apabila baik maka seluruh tubuh
menjadi baik , dan apabila buruk maka seluruh tubuh menjadi buruk ,ingatlah atau adalah hati . (
HR Al Bukhari , Muslim , Ahmad , al Darimi , dan Ibn Majah ).

3. Lebih Mendalam Ilmu yang Dikuasainya

Dalam hadist Nabi disebutkan bahwa mencari ilmu merupakan kewajiban sepanjang hidup.
Sebagimana diketahui bahwa ilmu pengetahuan itu dari hari kehari selalu mengalami perkembagan .
Karena itu , agar setipa dokter tidak ketinggalan infromasi dan ilmu pengetahuan dan lebih mendalami
bidang profesinya , maka dituntut untuk selalu belajar . dalam ajaran Islam sangat ditekankan dalam
mengamalkan segala sesuatu agar dilakukan secara professional dan penuh ketelitian .
Nabi bersabda : Sesungguhnya Allah menyukai bila seseorang diantara kalian mengerjakan
pekerjaannya dengan teliti .( HR . al- Baihaqi )

4. Menggunakan Metode Ilmiah dalam Berfikir

Bagi dokter muslim diharuskan dalam berfikir menggunakan metode ilmiah sesuai dengan kaidah
logika ilmiah sebagaimana terjabar dalam disiplin ilmu kedokteran modern . Ajaran Islam sangat
menekankan agarberfikir atau merenung terhadap berbagai sebab , tujuannya agar mendapatkan
keyakinan yang benar . Diantara anjuran berfikir dengan metode ilmiah , antara lain tersurat dalam
firman Allah :

Artinya : Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi , silih bergantinya malam dan siang ,
bahtera yang berlayar dilaut membawa apa yang berguna bagi manusia ,dan apa yang Allah
turunkan dari langit berupa air ,lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati ( kering ) nya
dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan , dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan
antara langit dan bumi ; Sungguh ( terdapat ) tanda tanda ( keesaan dan kebesaran Allah ) bagi
kaum yang memikirkan . ( QS. Al – Baqarah : 164 )

5. Mawas Diri

Meningat tugas dokter melayani masyarakat dan tanggung jawab menyangkut nyawa dan keselamatan
seseorang. Mereka sering menjadi sasaran tuduhan, itu disebabkan adanya anggapan masyarakat yang
menganggap mereka adalah orang yang paling mengetahui rahasia kehidupan dan kematian. Dengan
senantiasa mawas diri, seorang dokter muslim akan sadar atas segala kekurangannya sehingga di masa
mendatang akan memperbaikinya, juga akan terhindar dari berbagai sifat tercela lain seperti sombong,
riya, angkuh, dan lainnya.

Di sanping sifat-sifat di atas, sesuai dengan tuntunan dalam akhlak islami, khususnya yang
berhubungan dengan profesi kedokteran, dokter muslim harus tulus ikhlas karena Allah SWT,
penyantun, peramah, sabar, teliti, tegas, patuh pada peraturan, penyimpan rahasia, dan bertanggung
jawab, dan lain-lain.

6. Ikhlas, penyantun, ramah, sabar, dan tenang.

Dokter muslim juga harus ikhlas dalam menjalankan pekerjaannya, semua dilakukan sebagai ibadah
untuk mencari ridha Allah SWT. Berbuat ikhlas sangat dituntut dalam Islam sebagaimana dinyatakan
dalam Al-Qur’an, dalam ayat berikut:

Artinya : Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah SWT dengan memurnikan
keta’atan kepada Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus (QS. Al Bayyinat ; 5)

Dokter muslim juga di tuntut penyantun, ikut merasakan penderitaan orang lain sehingga
berkeinginan menolongnya. Dokter muslim juga di tuntut ramah, bergaul dengan luwes dan
menyenangkan. Juga di tuntut bersikap sabar, tidak emosional dan lekas marah, tenang, penyantun,
ramah, sebagaiaman dianjurkan dalam ayat Al-Qur’an :
Artinya : Maka disebabkan rahmat dari Allah SWT lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka.
Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.
(QS.Ali ‘Imran : 159)

Dokter muslim di tuntut memiliki kesabaran dalam menghadapi segala masalah, tidak emosional dan
tidak cepat marah. Sikap sabar sangat dituntut dalam Islam, antara lain disebutkan dalam Al-Qur’an :

Artinya : Tetapi orang yang bersabar dan memaafkan sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu
termasuk hal-hal yang diutamakan. (QS. Al- Syura : 43)

Dokter muslim juga dituntut bersikap tenang, tidak gugup dalam menghadapi segawat apapun. Nabi
barsabda : Bersikap tenang kamu sekalian (HR al-Thabrani da al-Baihaqi).

Dalam menjalankan profesinya, dokter muslim juga dituntut melakukannya dengan teliti, bersifat hati-
hati, cermat dan rapi.

Nabi bersabda : Sesungguhnya Allah SWT menyukai bila seseorang di antara kalian mengerjakan
pekerjannya dengan teliti (HR. al-Baihaqi)

Sikap tegas, tidak ragu-ragu dalam menentukan sikap juga dituntut kepada dokter muslim. Nabi
bersabda : Nabi bersabda : Jika ada keraguan dalam hatimu, tinggalkanlah itu.”(HR.Ahmad).

Banyak peraturan yang mesti ditegakkan oleh dokter muslim, baik yang berhubungan dengan profesi
kedokteran, berbangsa dan bernegara, lebih-lebih dalam beragama. Tunduk patuh pada peraturan
sangat dianjurkan dalam islam, sebagaimana anjuran Nabi : Dari Anas bin Malik, dari Nabi SAW
bersabda : Dengarkanlah dan patuhilah walaupun dijadikan kepala atasmu seorang Habasyi…(HR.
Bukhari)

Dalam menjalankan pekerjaannya, jika seorang dokter muslim mendapatkan sesuatu yang tidak baik
pada pasiennya maka dituntut agar merahasiakannya. Nabi bersabda : barang siapa menutupi aurat
seorang muslim di dunia maka Allah SWT akan menutupi auratnya di dunia dan akhirat (HR.
Ahmad).

Dokter muslim juga mesti bertanggung jawab atas segala resiko dan konsekwensi dari profesinya.
Allah SWT berfirman : Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan
tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, smuanya itu akan diminta pertanggung
jawabnya. (QS. al –Isra : 36)

Nabi juga bersabda : Setiap kalian adalah penggembla, dan setiap kalian bertanggung jawab atas
gembalanya itu (HR Bukhari dan Ahmad).

Sifat tehadap pasien

1.Memiliki Rasa Cinta Kasih

Rasa cinta kasih adalah cahaya yang timbul dari hati yang terdalam , dia akan dapat menyinari orang
lain , alam semesta dan segala sesuatu . Cahaya itu kemudian memantul kepada dirinya dan limpahan
kepadanya kejernihan , kerelaan dan kemantapan . Ajaran Islam sangat menekankan menyintai
sesama ,

2. Keharusan Bersikap Benar dan Jujur

Benar dan jujur bagi seorang dokter yang selalu berkomunikasi dengan masyarakat merupakan
keharusan agar mendapat kepercayaan dari pasien dan masyarakat. Yang di maksud dengan benar dan
jujur di sini adalah sifat yang komprehensif mempunyai banyak makna, termasuk menepati janji dan
menunaikan amanah. Al-Qur’an sangat menekankan bersikap benar dan jujur, di antaranya terdapat
dalam firman Allah SWT :

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah SWT, dan hendaklah kamu
bersama orang-orang yang benar. (QS. AL-Taubat : 119)

Orang yang tidak amanah dan tidak menepati janji sangat dikecam dalam hadist Nabi : Tidak ada
iman bagi orang yang tidak memelihara amanah, dan tidak ada agama bagi orang yang tidak
menunaikan janjinya. (HR. Ahmad)

3. Berendah hati (Tawadlu)

Setiap orang, terutama orang yang melayani kepentingan umum termasuk dolter dituntut bersifat
rendah hati. Sifat yang sering menyebabkan seseorang dijauhi dalam pergaulan biasanya karena
kesombongan dan keangkuhan. Kesombongan dan keangkuhan biasanya lahir karena ada perasaan,
ilmu, atau pengaruhnya. Ajaran Islam sangan mengecam perbuatan angkuh dan sombong. Allah SWT
berfirman : Sesungguhnya Allah SWT tidak menyukai orang-orang yang sombong. “(QS. Al-Nahl :
23 )

Di sisi lain dijelaskan Allah SWT akan mengangkat derajat orang yang merendahkan diri (tawadlu).
Nabi bersabda : Rasulullah SAW bersabda : Barang siapa merendahkan diri karena Allah SWT satu
derajat maka Allah SWT mengangkatnya satu derajat sehingga menjadikannya dalam kelompok
‘iliyyin (surga yang tinggi), dan barang siapa takabur atas Allah SWT satu derajat, menjadikannya
dalam kelompok kaum yang rendah (neraka) (HR Ahmad).

4.Keadilan dan keseimbangan

Dokter termasuk orang yang paling banyak berurusan dengan masalah manusia dan kemanusiaan.
Kehidupan seseorang, termasuk dokter sangat ditentukan oleh kualitas hubungan dengan masyarakat
itu. Ajaran Islam sangat menekankan berlaku adil dan berkeseimbangan dalam berbagai urusan, tidak
berlebihan atau over acting, dalam gaya hidup, khususnya dalam masalah tarip praktek dan bayaran
sehingga mengurangi dan menodai prinsip-prinsip yang mesti dijunjung tinggi sebagai pelayan
masyarakat

Allah SWT berfirman : Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) umat yang
adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad)
menjadi saksi atas (perbuatan) kamu ….(QS. Al –Baqarah : 142)

1. Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :

1. Bahwa seluruh poin butir isi karakteristik dokter muslim, baik yang terdapat dalam Islamic
Code Of Medical Ethics atau yang disampaikan oleh tokoh lain secara individual, pada
intinya ada kesepakatan, bahwa karakteristik dokter muslim, disamping professional,
menguasai ilmu kedokteran dan mengembangkan pengetahuannya itu, juga berakhlak mulia,
sebagaimana dijabarkan butir-butirnya dalam kajian akhak mulia secara umum, baik dalam
hubungannya dengan Allah, sesama manusia dan dengan profesi, yang secara khusus dapat
diterapkan pada profesi kedokteran dalam berhubungan dengan profesinya, pasien, sesama
dokter, juga kepada Tuhan.
2. Secara definitif istilah dokter muslim termasuk term yang baru di dunia islam. Istilah ini lahir,
nampaknya sebagai respon telah mulai adanya dikotomi yang sangat tajam dalam bidang ilmu
pengetahuan dan profesi, antara ilmu pengetahuan agama di satu sisi dan umum di sisi lain,
sisi ibadah di satu sisi dan dunia kerja di sisi yang lain. Disamping ingin menjadikan akhlak
sebagai tuntunan profesi kedokteran, istilah dokter muslim juga dirumuskan berangkat dari
adanya keinginan menjadikan seluruh aspek kehidupan dilakukan untuk islam.

3. Terlepas dari rumusan tentang dokter muslim yang telah dirumuskan oleh para praktisi
maupun pemerhati tentang dokter muslim, ada atau tidak ada rumusan tentang dokter muslim,
tamatan sekolah yang menggunakan label dokter muslim atau tidak, asal setiap dokter yang
beragama islam itu menegakkan akhlak islami, khususnya yang berkaitan dengan praktek
kedokteran, otomatis dia adalah dokter muslim sejati.

You might also like